Minggu, 19 Januari 2014

Dream Catcher [CHAPTER 4]




☆*:.。. o)o .。.:*☆
           
Baekhyun menunggu Chen dan Chanyeol, kedua mahluk itu tak kunjung datang seperti janji mereka, Ia menunggu dengan tak sabar, menggerakkan kakinya berkali-kali saat ia bosan. Ia membuka lebar matanya saat mendengar suara langkah kaki. Chanyeol dan Chen berlari seperti dikejar hantu, mereka terhenti saat melihat sosok Baekhyun "BAEKHYUNNNN-AAAH" dengan cepat Chanyeol memeluk teman baiknya ini "Selamatkan nyawaku"
"He? Selamatkan dari apa?" Tanya Baekhyun bingung "Maaf tapi aku sedang ada urusan.. hohoho.. lain kali saja kita main lagi" ujarnya berniat meninggalkan kedua orang itu. Sreeeeeettttttt Chen menarik bagian belakang kerah baju Baekhyun "YA! bebek jelek.. kau tidak setia kawan sekali, ini hal yang penting, masa seenaknya kau mau pergi" Chen seenaknya berlari kembali sambil menarik Baekhyun dan Chanyeol.
"Aaahhh.. apa-apaan ini.. lumba-lumba sialll.. lepaskan aku" teriak Baekhyun yang mau tak mau akhirnya mengikuti Chen dan Chanyeol.

Sabtu, 18 Januari 2014

Dream Catcher [CHAPTER 3]



☆*:.. o)o ..:*☆

POV: Author
08.00 PM
           
Miyoung menghentikan mobilnya tepat didepan gerbang perkebunan bunga, ia merapikan tatanan rambut juga pakaian yang dikenakannya, sedikit memoles wajahnya kembali. Ia berjalan tenang memasuki perkebunan bunga. Senyum Miyoung terkembang, mood nya mendadak naik "KRRRIISSSSS~~"
"Ah.. Yo" Jawab Kris enteng, ia sibuk merapihkan ruangan kecil tempat karyawan perkebunan bunga, beberapa karyawan yang bekerja disana sudah pulang, ia sendiri di ruangan sana.
"Ya~~ kau tidak bahagia melihat ku?" Tanya Miyoung sebal.
"Haha" Tawa Kris 2 detik, lalu kembali ke ekspresi nya semula.
Miyoung mengerutkan wajahnya, ia menarik kursi lalu duduk di kursi tersebut, menatap sebal Kris yang hanya mengacuhkannya. "Padahal aku sudah susah payah datang kesini huhh~~" Eluhnya sendiri.
"Sekretaris ayah mu sudah mengatakannya tadi.. Kau dihukum lagi" Seru Kris.
"Ayah ku memang keterlaluan" Gerutu Miyoung. Kris tersenyum kecil "Bukankah sebaliknya? haha".
"Ya~.. Aku sedang stress, aku hanya perlu refreshing saja" Jawab Miyoung. "Lagipula aku menggunakan uang ku sendiri, bukan uang appa"
"Uang mu juga pemberian appa mu"
"Kau mau berdebat dengan ku lagi..huh"
"Haha.. Ini Laporan hari ini, gara-gara kau sering tidak datang.. Aku jadi mengerjakan ini terus, kau harus menggaji ku lebih"

☆*:.。. o)o .。.:*☆



Chanyeol tersenyum penuh arti, ia cukup berdebar bertemu dengan yeoja dihadapannya "Eung.. Eumh... aa.. Eung.. Sepertinya aku pernah bertemu dengan mu, tapi aku tak ingat dimana" Ujarnya basa basi, padahal Chanyeol sangat mengingat siapa yeoja itu.
"Ne.. Sepertinya begitu" Tak ubahnya seperti Chanyeol, SongHee juga sangat mengingat wajah Chanyeol dengan baik. SongHee tak berhenti bicara dalam hatinya "Apa aku bermimpi? Aku bertemu dengan namja ini lagi? Atau jangan-jangan kami sungguh berjodoh, ya Tuhan, detak jantung ku cepat sekali.. Kurasa saat ini wajah ku sudah memerah, ia semakin tampan, lebih tampan dari saat aku bertemu dengan nya pertama kali"
"Apa yang.. Eung kau lakukan disini, apakah kau.. Kekasih Suho hyung?" Tanya Chanyeol berharap SongHee tak menjawab 'iya`.
"Mwo! Tentu saja bukan.. Aku hanya datang untuk meminta bantuan padanya, tapi sepertinya ia sibuk" Songhee menghela nafas "Atau pura-pura sibuk.. Mengesalkan sekali JoonMyeon oppa itu" eluhnya.
"Mau minta bantuan apa?" Tanya Chanyeol "A.. Mian jika kau tak mau memberi tahu juga tak apa.. " Chanyeol segera merubah pernyataannya, ia takut dianggap terlalu ingin tahu oleh Songhee.
"Gwenchana.. bukan hal besar yang perlu disembunyikan, hanya.. eonnie ku menurunkan ku disini, lalu ia pergi ke perkebunan bunga miliknya, dan tas ku tertinggal di dalam mobil, aku tidak tau bagaimana harus pulang, jika menelpon orang rumah, kami berdua sudah pasti akan kena marah.."
"Dimana perkebunan bunga eonnie mu? eum.. Aku tidak bisa mengantar mu dengan mobil.. Aku tak memiliki mobil juga haha.. tapi.. Aku hafal rute bus sekitar sini, aku bisa mengantar mu ke sana" Ujar Chanyeol menawarkan.
SongHee berfikir untuk menerima ajakan Chanyeol, tapi ia juga takut akan menyusahkan Chanyeol nanti "Aku.. tidak bermaksud menolak, tapi tas ku tertinggal di mobil eonnie, aku tak ada uang untuk membayar bus, ahh.. atau apa kau tidak keberatan jika aku mengganti uang mu nanti setelah sampai disana?". Chanyeol tersenyum "Jangan pikirkan itu, kau tak mengganti pun tak masalah bagiku, lagipula uang yang ku keluarkan juga tak seberapa, aku hanya memikirkan bagaimana cara kau bisa sampai ke sana dengan selamat.. Kau kan yeoja, kasihan kalau kau harus pergi sendiri". Wajah Songhee memerah seketika "Omoo.. Bukan hanya tampan, tapi ternyata ia juga baik hati.. ahhhh.." puji songhee dalam hati.
"Bagaimana?" Tanya Chanyeol memperjelas.
"Ne.. Baiklah, kuharap aku tidak merepotkan"
"Ahh.. Tentu saja tidak.. Silahkan" Chanyeol mempersilahkan SongHee berjalan lebih dahulu.
"Kamsahamnida"
Chanyeol dan Songhee memasuki Bus yang akan membawa mereka menuju perkebunan bunga, keduanya duduk bersebelahan didalam sana. Baik songhee ataupun Chanyeol sama sekali tak bicara, mereka hanya melirik-lirik kecil satu sama lain, dan setiap kali pandangan mereka bertemu, mereka hanya tersenyum lalu mengalihkan pandangan karena tak mampu saling menatap lama-lama. Chanyeol tak tau harus bagaimana, ia terlalu tegang berada disebelah seorang yeoja yang sudah beberapa bulan terakhir ia harapkan akan bertemu, semua ini seperti mimpi baginya.

POST »» PARK CHANYEOL
Inside the bus... And I Lost My Mind @o@  <3 <3 <3
           
Bagaikan pengintai, Kurang dari satu menit notification penanda ada reply pada account SNS Chanyeol berbunyi.

REPLY » Kim JongDae
Wae???? Apa yang terjadi.. Sepertinya kau bahagia sekali, cepat beri tahu aku

REPLY » Huang Zi Tao
MWORAGO?????? HYUNG KAU HILANG INGATAN DIDALAM BUS!!"

REPLY » Park Chanyeol
Aku sedang berada di alam mimpi ku Jongdae-a


REPLY» Huang Zi Tao
HEEEE????? Chanyeol hyung kau naik bus apa? Aku akan segera menyelamatkan mu.

SongHee melirik Chanyeol yang sedang terkekeh sambil memainkan handphone milik nya "Ada yang lucu?"
"Eo.. Ne.. Teman-teman ku, mereka sama-sama tinggal di rumah Suho hyung bersama dengan ku" Jawab Chanyeol segera menyimpan handphone, ia tak mau Songhee merasa diacuhkan akibat ia bermain sendiri saat sedang bersama dengan SongHee.
"Jadi kau tinggal di rumah JoonMyeon Oppa?",Chanyeol mengangguk sambil tersenyum.
"Sejak kapan?"
"Eumm.. Sekitar 1 1/2 tahun" Jawab Chanyeol. Songhee berfikir lagi, ia melamun sambil terus memikirkan kebodohannya "Aisshh.. Mengapa aku sampai tak tau dia tinggal di rumah JoonMyeon Oppa, aku sering datang tapi hanya menunggu di luar, seandainya saja aku masuk, pasti aku akan bertemu dengannya, mulai sekarang kalau aku datang ke rumah JoonMyeon oppa lagi, aku harus pastikan aku bisa bertemu dengannya hihihi"
☆*:.。. o)o .。.:*☆

Sungchan dan Luhan menyusuri jalan dari rumah mereka hingga sudah hampir sampai ke perkebunan bunga dimana Kris bekerja, tangan keduanya saling menggenggam satu sama lain. Luhan masih diam saja, meski ia sudah mulai tersenyum dan terkekeh setiap menatap wajah Sungchan.
"Besok kita masuk pre class bukan? Kau sudah siapkan yang harus dibawa besok?" Tanya Luhan.
"Memangnya apa yang harus dibawa besok?" Tanya Sungchan.
"Bukankah kau akan upgrade class? Kau harus siap kan beberapa surat yang dibutuhkan untuk mengurus upgrade class mu saat pre class bukan?.. Surat rekomendasi, surat pengajuan upgrade class, bukti cetak nilai, bukti cetak peringkat" Ujar Luhan merinci setiap hal yang harus dibawa, disisi lain ia jadi mengingat kembali masalahnya. 3 hari lalu, Micha begitu bersemangat memberi tahu Luhan apa saja yang harus dibawa saat semester baru mulai, namun sekarang ia sendiri yang memutuskan untuk tak jadi meng-upgrade class. "Aku belum mempersiapkan apa-apa, apa Micha noona sudah mempersiapkan semua nya?" Tanya Sungchan, ia menyadari ekspresi Luhan kembali kelabu(?), ia hanya bisa menghela nafas dan mempererat genggaman tangannya.
"Yi Jie tidak akan upgrade class" Jawab Luhan. Sungchan mencoba menanggapi enteng ucapan Luhan. "Gwenchana.. noona tau yang terbaik untuk dirinya, pasti akan sulit baginya jika ia memilih untuk upgrade class". Secara natural tanpa sedikitpun paksaan Luhan akhirnya mengungkapkan sendiri masalahnya "Aku.. Seharusnya berusaha lebih keras untuk masuk 25 besar"
"Permainan tidak akan seru kalau berakhir terlalu cepat, kalau kau lulus tahun ini, kau tak akan pernah tau rasanya masih bisa berpegangan tangan dengan yeojachingu mu meski berada didalam kelas". Tiba-tiba saja Mood Luhan berubah setelah mendengar ucapan Sungchan, ia cekikikan (?) bahagia "Jadi aku boleh menggenggam tangan mu saat pelajaran berlangsung? Benarkah bisa seperti itu"
"Tidak... Karena aku tidak akan duduk disamping mu" Jawab Sungchan menekankan kata-kata tidak. Luhan justru tersenyum semakin lebar, matanya menatap genit Sungchan. Wajah Sungchan memerah "Ya! Jangan berfikir macam-macam.. Jangan memperlihatkan wajah tengil seperti itu..  Kuperingatkan kau" ujarnya ketus untuk menutupi perasaannya.
"Aku yakin kau tidak akan duduk jauh dariku"
"Mungkin saja, karena aku memang tidak akan duduk didekat mu" Seru Sungchan.
"Mustahil.. Kau kan selalu merindukan ku, mana mungkin jauh dariku"
"Ah.. Jincha... Kau besar kepala sekali, aku sungguh menyesal, aku lebih baik tidur tadi.. Sungguh" Ujar Sungchan, Luhan sendiri hanya tertawa mendengar itu.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

08.15 PM

Suho menunggu begitu lama didalam kamar, tak ada sedikitpun tanda-tanda Songhee menghampiri kamarnya untuk memohon-mohon seperti apa yang Suho rencanakan. Ia pun keluar dari kamarnya, mencari Songhee, melihat dari lantai atas ke arah tangga, tak seorangpun disana. Ia lalu menuruni tangga dan bertanya pada salah satu pelayan "Ajuma.. dimana Songhee?"
"Sepertinya tadi ia keluar tuan muda.. Mungkin ia sudah pulang" Jawab Pelayan itu "Saya permisi" lanjutnya. Planning suho yang failed ini membuatnya khawatir, Miyoung mengirimkan pesan pada Suho, memberitahu Suho bahwa tas Songhee tertinggal di mobilnya, namun Songhee masih membawa Handphone. Ia tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada Songhee karena kesalahannya, ia pun menguhubungi Songhee. Tuutttt... tuttttt... Songhee tidak mengangkat sama sekali "Aiisshh Lee Songhee, dimana anak itu" Suho pun memutuskan untuk mengirim pesan pada Songhee.

Suho's text :
SongHee-a kau dimana? Kau baik-baik saja? jangan pergi sendiri, aku akan mengantar mu pulang.

Songhee's reply:
Kurasa... Aku sudah berada di surga saat ini
           
"Di surga? Apa maksudnya ia.. Ya Tuhan, jangan-jangan Songhee mengalami kecelakaan, dan dia dalam keadaan koma.. Hampir mati" Suho panik, ia segera naik ke atas, memasuki kamarnya dengan terburu-buru, mengambil jaket, dompet juga kunci mobil, lalu keluar dan kembali menuruni tangga. Ia berjalan cepat menuju pintu. Saat tangan Suho sudah berada pada handle pintu, lalu menarik pintu tersebut, pintu tersebut terdorong kedalam disaat yang bersamaan. Seseorang diluar, yang mendorong pintu dari luar tertarik ke dalam dan Brrrrukkkkk.. Ia meniban Suho. "HUANG ZI TAOO.. !!!!!!" Teriak Suho kesal.

Tao menutup mulut Suho yang sedang berteriak "Hyung gawat, Chanyeol Hyung hilang ingatan di dalam bus, ia tak ingat jalan pulang.. Hyung.. Kita harus segera menyelamatkan Chanyeol hyung sebelum ada orang yang menyakitinya hiksss" Tao menangis sungguhan karena ia menghawatirkan keadaan Chanyeol, ia bangkit dan terduduk dilantai sambil terus menangis.
"Apa maksud mu? Dimana Chanyeol, berapa nomor bus nya? Bus menuju kemana? Tenangkan dirimu dulu Tao-ya.. Jelaskan padaku" Tanya Suho tak kalah panik. Chen menggeleng-geleng tak henti akibat kebodohan dan perbuatan lebay(?) Suho dan Tao "Mereka pasti sudah tak waras" Dengan santai ia melangkahi Suho dan Tao, berjalan santai menaiki tangga untuk segera beristirahat dikamarnya.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

08.30 PM
           
Baekhyun memasuki sebuah kamar yang gelap, 1 jam lalu kamar ini begitu ramai dengan aktivitas para dokter dan perawat yang sedang berusaha menyembuhkan sang kakak. Sekarang kamar tersebut sudah sepi... Sunyi, dan senyap, hanya suara alat-alat penopang kehidupan sang kakak yang terdengar. Langkah baekhyun terhenti didepan tempat tidur dimana sang kakak bebaring saat ini "Aku tidak menangis hyung.. Aku kan menjadi seorang namja yang tegar seperti apa yang hyung pernah sampaikan pada ku" Ujarnya. Baekhyun menggengam selembar kertas ditangannya "Aku ingin memberi tahu mu tentang ini, tapi orang-orang tadi membuat ku tak bisa menemui hyung" Serunya lirih seolah sang kakak masih dapat mendengarnya. "No.1 hyung.. Aku meraih peringkat pertama, aku bukan anak malas yang hyung selalu paksa untuk belajar lagi"

Baekhyun duduk di kursi belajar sang kakak, Minhyun. Ia membuka sebuah buku yang bisanya selalu digunakan untuk catatan harian bersama ia dan kakak nya tersebut, 2 tahun terakhir hanya Baekhyun saja yang menulis disana. Ia menuliskan beberapa hal lagi disana. "Semester ini mungkin aku akan dapat tugas membuat sebuah lagu hyung, kau akan membantu ku kan? Hyung kan suka membaca buku, pasti hyung banyak menemukan kata-kata yang manis untuk lyric lagunya nanti". Selesai menulis pada buku tersebut, Baekhyun kembali berjalan kehadapan tempat tidur sang kakak "Selamat malam hyung, selamat tidur"

***
Baekhyun kembali ke kamarnya, mengecek lagi handphonenya yang tadi ia tinggalkan, ia lagi-lagi berhasil dibuat terkekeh "Mwoya.. Tao sungguh XD" ia membaca beberapa post yang dibuat tempat merusuh terutama oleh Jongdae, ia ingin mereplay juga, namun nampaknya mereka sudah berhenti bermain, mungkin sebagian sudah tidur. Baekhyun mengecek post yang masuk untuknya, dan ia menemukan sebuah post disana. "Dia ber-acting mellow lagi" Call.. Tombol tersebut ditekan oleh Baekhyun. Tuttt... Beberapa kali terdengar nada tersambung, namun cukup lama masih belum ada yang mengangkat.
"Yoboseyo" terdengar suara seorang yeoja menjawab. Entah atas dasar apa, Baekhyun pura-pura menangis "Huaaa hikss..hiksss"
"Ba..Baekhyun-ah gwenchana.. Wae?" Suara yeoja itu panik. Senyum jahil Baekhyun terkembang lebar, namun ia tetap berakting sedih "Aku.. Hikss.. Aku.. Hiksss.."
"Wae?"
"Aku.. Hiksss.." Baekhyun menghentikan kata-katanya, karena ia sungguh tak tahan ingin tertawa "Aku.. Ketiduran"
"YAAA!!!"
"Hahahahaha"
"Kau pikir ini lucu huh! kau keterlaluan sekali"
"Hahaha.. Araseo, mian.. Hahaha.. ya~ Shimshimi, besok apa yang harus ku bawa saat pre class?". Suara diujung sambungan telpon sana sudah terdengar malas, "Bawa diri saja"
"Ara, tapi aku tidak bertanya apa yang kau butuhkan, aku bertanya apa yang sonsaengnim butuhkan untuk berkas upgrade class ku besok.. Hahaha"
"YA!! NEO JINCHA..". Baekhyun tertawa lepas, melepas segala kegelisahannya sejak tadi, ia sengaja menelpon untuk mencari hiburan setelah apa yang terjadi padanya. "Hahaha"
"Aku juga sedikit lupa, nanti ku kirim pesan pada mu"
"Ok" Jawab Baekhyun.
"Eo.."
"Eumh.. Ne"
"Ya! Tutup telponnya"
"Eo.. Hahaha, seharusnya kau berterima kasih karena aku mengizinkan mu mendengarka suara ku, kau pasti tidak bisa tidur sepanjang malam kalau kau belum mendengar suara ku kan shimshimi.. Kau pasti terus bertanya 'Apa yang terjadi pada baekhyun, apa dia baik-baik saja' hahaha, lagipula kalau memang mau tutup ya tutup saja, tidak usah menunggu aku menutup"
"Eum.. Katakan apapun yang membuat mu bahagia.. Sampai kau puas"

Baekhyun tidak menjawab, nada bicara yeoja diujung sambungan telpon sana mulai terdengar mellow "Aku baik-baik saja.. Chanyeol juga sepertinya baik-baik saja"
"Eo, kurasa Tao yang sedang tak baik hahaha"
"Kurasa hidup Tao memang tak pernah baik"
"Ne.. Eumm apa kau dan yang lain serius akan masuk kelasku? Kuharap tidak"
"Aniya.. Aniya tenang saja, kami sudah berniat akan masuk 3-1 dari awal, tadi hanya bercanda.. tapi kau jangan kecewa tidak sekelas dengan kami haha"
"Gurae.. gwenchana.. " . Baekhyun dapat membaca kekecewaan dari jawaban tersebut "Sudah ku bilang jangan kecewa begitu hahahah" Candanya "Masih ada Lay hyung dikelas mu, lagipula meski teman-teman baik mu sudah upgrade class, setidaknya kau masih berada dikelas mu, dan orang-orang disana masih kau kenal"
"Aku tidak kecewa! Aku bersyukur tidak sekelas dengan kalian"
"Terus saja membantah.. Hahahaha.. baiklah malam simshimi.. Mimpi indah, Annyeong"
"Kau juga.. Sampai jumpa besok"
"Yakin sekali besok kita akan bertemu"
"Jangan mulai lagi, kau bilang mau tutup.."
"Araseo.. araseo ahaha, see u" Baekhyun menutup sambungan telphone.
           
☆*:.。. o)o .。.:*☆
08.00 PM

Ting tong.. Suara bell rumah Inkyung berbunyi, Inkyung yang sedang sibuk dengan Lay mengacuhkan bunyi bell tersebut, alhasil Sehun segera turun dari lantai atas, ia mendengus kesal karena Inkyung tak mau membuka pintu "Telinga mu tuli ya" Sindir Sehun pada Inkyung didepan Lay.
"Gwenchana?" Tanya Lay tak enak pada Sehun.
"Biar saja, biasanya juga temannya sendiri yang datang" Jawab Inkyung "Ah.. Kembali lagi pada pembicaraan kita tadi, jadi kau tidak akan upgrade class?"
Lay mengangguk "Ne.. Aku sudah membicarakan pada orang tua ku, mereka bilang tak masalah lulus normal tanpa menggunakan upgrade class tahun ini"
Inkyung memeluk Lay tanpa basa basi "Kau.. Memang namjachingu yang paling pengertian, saranghae" Ujar Inkyung. Lay tak enak jika ada melihat mereka sedang seperti itu, ia ingin mengatakannya pada Inkyung tapi nampaknya nanti inkyung malah berfikir ia melarang Inkyung, dan pasti Inkyung akan marah lagi, Lay pun akhirnya hanya diam.

***
           


"Kai? Ada apa malam-malam kesini?" Tanya Sehun setelah membukakan pintu.
"Wae? Kenapa kaget begitu, aku hanya ingin main, ada hal aneh yang baru saja kualami, aku ingin menceritakannya pada mu" Jelas Kai, ia heran karena Sehun masih berdiri didepan pintu tanpa mempersilahkannya masuk.
"Eumm.. Baiklah, tapi bagaimana kalau kita main diluar saja, aku ingin makan sesuatu, khaja" Ujar Sehun. Kai menelisik memandang Sehun "Kau menyembunyikan sesuatu dari ku? Apa yang sedang kau lakukan, pasti hal yang buruk kan, kau pasti membawa anak wanita masuk ke dalam kamar mu, karena itu kau tak membiarkan ku masuk"
"Ya! Kotor sekali pikiran mu" Sergah Sehun.
"Kalau begitu kita main didalam saja hahaha" Kai dengan santai mendorong Sehun lalu memasuki rumah Sehun. Orang tua sehun belum pulang, Kai mengetahui itu, karena itu ia santai menerobos masuk.
"Ya! Chamkam..Aiisshh.."

***
Apa yang Sehun coba hindari untuk Kai lihat sudah tak dapat terhindarkan lagi saat ini, Kai mematung didepan ruang keluarga Inkyung, dimana Inkyung sedang memeluk erat namjachingu nya Lay. Sehun bersandar pada dinding "Jangan salahkan aku, aku sudah melarang mu masuk tadi" ujarnya. Kai tidak menjawab apapun, ia masih mematung menyaksikan hal itu. Sehun menghela nafasnya, tak dapat ia elakkan lagi, sahabatnya Kai menyimpan rasa pada kakaknya, Inkyung. Sekalipun Sehun sudah memperingatkannya berulang kali.

☆*:.。. o)o .。.:*☆
8.45 PM

Songhee dan Chanyeol sampai pada perkebunan bunga, mereka berdua masuk ke dalam dan bertemu dengan Miyoung. Songhee ingin sekali balas dendam pada Miyoung, at least berteriak atau memukul kakaknya tesebut, ia mengurungkan niat nya itu demi menciptakan image baik dihadpan Chanyeol.
"Eonnie, tas ku" Pinta Songhee pelan.
"Mana JoonMyeon? Kau kesini dengan" Miyoung mengarahkan pandangannya pada Chanyeol, ia teperangah melihat Chanyeol, ia menarik Songhee, lalu berbisik "Songhee-a kau memungut anak tampan itu dimana? Lucu sekali wajahnya"
Songhee balik berbisik pada Miyoung "Eonnie, namja ini adalah namja yang pernah kuceritakan pada eonnie.. Namja yang waktu itu kukatakan melemparkan batu ke danau bersamaan dengan ku, aku tak sengaja bertemu dengannya, ternyata ia tinggal di rumah Suho"
Kris baru selesai membereskan beberapa hal, ia tersenyum kecil saat melihat Chanyeol "Hai sepupu" Seru Kris menyapa tenang Chanyeol. Songhee dan Miyoung sama-sama terkaget-kaget saat mendengar sapaan Kris "SEPUPU??????????"
"Kenapa kaget begitu, namja yang memiliki ketampanan diatas rata-rata sudah pasti anggota keluarga ku" Ujar Kris.
"Yoooo.. Tentu saja" Chanyeol mengangkat tangannya. Kris menyambut tangan Chanyeol, mereka melakukan high five "Tapi aku tetap yang paling tampan"
"Psh.. Semua orang tau aku lebih tampan hyung" ujar Chanyeol tak mau kalah.
"Jangan fitnah begitu, adik sepupu". Miyoung dan Songhee sama-sama mengerutkan dahi "Baiklah, mereka serupa =_="
***

"Terima kasih sudah mengantar adikku kesini" Ujar Miyoung "Kau mau aku mengantar mu kembali ke rumah Suho?"
"Gwenchana noona, aku akan pulang naik Bus saja" tolak Chanyeol halus.
"Tidak bisa begitu, kau pasti menolak kalau aku mengganti uang bus tadi, karena itu jangan menolak diantar pulang juga, lagi pula kami memang lewat sana kalau pulang" Paksa Songhee.
"Sudah jangan menolak, daripada kau hilang di jalan" Ujar Kris. Chanyeol pun akhirnya menerima tawaran Miyoung dan Songhee untuk diantarkan kembali sampai rumah Suho.
***
Ketika mereka keluar, keempatnya bertemu dengan Luhan dan Sungchan. "Tidak usah susah susah menjemput ku" Ujar Kris pada Luhan dan Sungchan. Miyoung menghela nafas, ia iri dengan Sungchan yang saat itu sedang bergandengan tangan dengan Luhan, dulu ia sempat menyimpan rasa pada Luhan, namun ia menyerah saat sepertinya Luhan dan Sungchan sulit dipisahkan, toh ia tidak bisa melakukan apapun. "Kami tidak berniat menjemput mu, tadi hanya kebetulan lewat" Jawab Luhan menjelaskan.
"=_= Tidak perlu dijelaskan, Kris hanya bicara asal" Ujar Sungchan.
"Begitu rupanya ahhaha" Jawab Luhan, ia menemukan sosok Chanyeol yang sebelumnya tak ia sadari "Chanyeol-a kau kah itu?"
"Annyeonghaeseyo Sunbaenim" Ujar Chanyeol, ia berpura-pura tak melihat Sungchan "Sepertinya ini sudah malam, noona sebaiknya kita pulang secepatnya" seru Chanyeol terburu-buru.
"Wae? Apa Joonmyeon akan memarahi mu jika kau pulang terlambat?" Tanya Miyoung "Padahal kebetulan bertemu begini.. Aku baru saja berinisiatif untuk mengajak kalian makan"
"Gurae.. Gwenchana noona, tapi kurasa aku harus cepat pulang" Jawab Chanyeol.
"Chanyeol-aaaaa~~" Teriak Lay berlari kearah mereka semua "Annyeonghaseyo" sapa Lay pada yang lain.
"Hyung kenapa berada disini?" Tanya Chanyeol.
"Aku baru dari rumah Inkyung, kau mau pulang?" Tanya Lay.
"Ne.. Hyung juga? Kita pulang bersama saja" Ajak Chanyeol "noona, Aku akan pulang dengan Lay hyung saja".

Miyoung jadi gemas mendengar penolakan Chanyeol, karena ia tahu adiknya ingin sekali pulang dengan Chanyeol, ia menarik tangan Chanyeol "Aku tidak akan memakan mu, khaja" juga menarik tangan Lay "Kau ikut juga, aku kan mengantarkan kalian berdua pulang, Songhee khaja". Songhee tersenyum senang, biarpun ia dan Miyoung sering berkelahi, tapi ternyata Miyoung begitu memerhatikannya. "Ne eonnie.. Kris Oppa annyeongg, Oppa dan eonnie juga annyeong" pamit Songhee meski ia tak begitu mengenal Luhan dan Sungchan. Tinggal lah Kris, Luhan dan Sungchan disana. Luhan dan Sungchan menatap Kris dengan iba(?) "Aku tak perlu belas kasihan, aku bisa pulang sendiri, jangan tak enak pada ku begitu, selamat bersenang-senang" Kris menyusuri jalan untuk kembali ke rumahnya.
"Gwenchana?" Tanya Luhan pada Sungchan yang sejak tadi terdiam. Sungchan justru bertanya balik "Eum.. Wae?"
"Ani.. ^^" Luhan merangkul Sungchan, lalu melanjutkan langkah mereka.

☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Minseok
02.30 AM

Aku terbangun sebelum matahari datang, berjalan menyusuri jalan sunyi tanpa terik sinarnya, hanya cahaya-cahaya lampu jalan yang dapat kulihat. Tak ada aktivitas dari mahluk-mahluk egois yang disebut manusia, mereka tertidur saat ini. Begitupun dengan diri ku, aku.. bagian dari mereka juga bukan. Eum.. Tentu saja. Langkah kecilku terhenti didepan sebuah rumah yang tak asing bagiku, kurasa aku memiliki kekuatan gaib, entah apa. Aku selalu bermimpi setiap kali aku tertidur, dan setiap mimpiku bagai sebuah film yang terus bersambung, hal ini sungguh tak sedikitpun kumengerti, tapi.. aku menikmatinya. Menikmati mimpi ku lebih dari aku menikmati kehidupan nyata ku. Jika aku harus memilih, maka aku akan memilih hidup ditempat ini untuk selamanya, di alam mimpi ku.

Seringai kecil terpancar dari sudut bibirku, inilah yang kusuka dari sebuah mimpi... karena dunia ini ciptaan alam pikiran ku, maka aku dapat melakukan apapun yang aku inginkan. Kaki ku memasuki pekarangan rumah dihadapan ku, tak perlu basa basi, tujuan ku adalah kamar dilantai 2 sana. Tangga yang kemarin ku gunakan masih terdapat dibagian kiri rumah ini. Dalam waktu kurang dari 1 menit aku berhasil masuk ke beranda kamar sang pemilik rumah. Tirai pintu geser tak tertutup sempurna, begitupun mata sang pemilik kamar. Kasihan dia.. kali ini ia sungguh terlihat... berbeda. Berbeda karena ia tak tertidur seperti kebanyakan orang normal.

Takk.. Tak.. Takk.. Kupukul-pukul pelan pintu geser kamar Lee Eunhee, yeoja yang baru saja ku kenal itu sepertinya melihat kearah ku, ia mengawasi sekitarnya. Hal pertama yang ia lakukan setelah itu adalah memastikan pintu kamarnya terkunci, setelah ia yakin, ia berlari kearah pintu geser dimana aku berada diluar sini. SREEKKK.. Penghalang ini terbuka "Annyeong" sapa ku. Eunhee segera menarik ku masuk, menutup pintu geser kamarnya dengan cepat. Ia panik, dan lagi-lagi aku tak mengerti arti dari tingkah paniknya itu. Ia berlari lagi menuju lemari pada sudut kiri dari kamar tersebut, ia mencari-cari sesuatu didalam sana. Ku kembangkan sedikit senyumku. Benar, aku lah satu-satunya yang tak normal, pikirku. Eunhee mengambil selimut tebal dari lemari nya, segera menutup tubuh ku dengan selimut tebal itu, betapa bodohnya aku. Alasan kepanikan Yeoja ini adalah aku, karena aku berada diluar. Udara diluar sana sedang benar-benar menusuk sampai ketulang. "Gomawo" Ujar ku tenang. Eunhee mengalihkan pandangannya dari ku. Ia perlahan melangkah meninggalkan ku, ditatapnya lemari tempat ia mencari selimut tadi, sedikit berantakan akibat ia terburu-buru mengambil selimut. Tangan kurusnya melipat satu perasatu pakaian yang tadi berserakan. Aku menghampirinya, mencoba membantunya.

Lantai kamar ini juga ternyata cukup dingin, aku merasakannya saat duduk sambil melipat pakaian. Kuminta Eunhee berdiri sebentar, ia menurut. Kuletakkan  sebagian dari selimut ditubuh ku ke lantai, lalu sebagian lagi kubiarkan menutupi tubuh ku, juga kubagi untuk menutupi tubuhnya "Begini lebih hangat kan?" Ujar ku. Eunhee mengangguk tanpa menatap ku, ia tetap terfokus pada pakaiannya. Tangan itu menggenggam sisi sebuah seragam sekolah, dan tangan lemah seperti tak bertenaga itu merapakan seragam tersebut pada pelukannya.
"Itu seragam sekolah mu?" Tanya ku. Mengapa aku merasa tak asing dengan seragam tersebut? Ini aneh. "Bisa aku melihatnya?" pinta ku. Eunhee mengangguk, lalu menyerahkan seragam itu padaku. Hampir tak percaya, kurasa saat ini mulut ku menganga. Seragam ini milik Hong Music & Art Academy. Tempat ku melanjutkan pelajaran setara tingkat universitas. "Kau melanjutkan masa setelah HighScool mu di academy ini?" tanya ku penasaran. Sekali lagi ku terima sebuah anggukan darinya. Eunhee lalu berdiri, kali ini ia berjalan lagi ke laci disamping tempat tidurnya, mengambil sebuah album foto besar, lalu kembali duduk disamping ku.

Halaman pertama album foto tersebut terbuka, kalau aku tak salah liat, terdapat 3 orang yeoja disana, ia.. mungkin, dan 2 orang yeoja lainnya. Yeoja lainnya.. Chakam.. sepertinya aku mengenal yeoja didalam foto bersama Eunhee itu.
"Bukankah itu Lee SongHee dan Lee Miyoung? Kau mengenal mereka?"
Eunhee menatap ku, ia sepertinya heran mengapa aku mengenal Songhee dan Miyoung, ia mencoba bertanya pada ku, mungkin. Karena ia tak mengucapkan apapun, aku tak tau pasti mengapa ia menatap ku. "Mereka" Telunjuk tangan ku mengarah pada Songhee dan Miyoung "Anak... " Aku mengehentikan ucapan ku, mustahil aku mengatakan anak rekan bisnis Appa, aku bahkan sudah tak memiliki Appa. Sementara Eunhee begitu sabar menunggu jawaban keluar dari mulut ku "Anak dari.... eum... rekan bisnis dari pemilik perusahaan tempat almarhum ayah ku bekerja". Eunhee tak terlalu menanggapi, ia hanya melempar pandangan pada album fotonya kembali setelah mendapat jawaban dariku, tanpa mau tau betapa sulitnya aku mencoba menjelaskan tadi T.T.

Lembar berikutnya dari album foto tersebut terbuka. Terlihat 2 foto yeoja lainnya. Aku bersyukur karena kali ini aku tak mengenal kedua yeoja tersebut. Ini mimpi ku, tak lucu kalau aku harus bertemu dengan banyak orang yang ku kenal. "Siapa yeoja ini.. Dan yang ini juga siapa?" Tanya ku terus menerus, aku terlalu penasaran dengan kehidupan Eunhee. Eunhee mengeluarkan kedua foto tersebut dari album foto, ia membalik kedua foto tersebut. Ah.. Ia meminta ku membaca sendiri. Aku gagal memancingnya bicara. Selembar foto bertuliskan Xi Yi Jie dan selembar lagi bertuliskan Kim Eunkyo pada bagian belakang masing-masing foto. "Mereka teman baik mu?". Eunhee mengambil pelan kedua foto tersebut dari tangan ku, ia tak menjawab ku, bahkan dengan anggukan pun tidak. Ia memandangi foto 2 orang yeoja tersebut. Semakin lama semakin lekat. Terbaca sebuah kerinduan dari sana, ia sepertinya begitu ingin bertemu kedua yeoja tersebut. Perlahan isak terasa, air matanya pun mulai menetes.





Foto terakhir yang kulihat adalah foto Eunhee bersama dengan Kris di perkebunan bunga, mereka memakai seragam kerja yang sama. Kesimpulan ku adalah sebelum mengalami hal ini, Eunhee bekerja di perkebunan bunga bersama Kris.
"Haruskah kita temui mereka?". Pancingan ku berhasil, Eunhee tertarik dengan ajakan ku, ia menarik-narik tangan ku sambil berkali-kali menunjuk pada foto-foto ditangannya, jika bisa kuterjemahkan sedikit, ia.. Mungkin bertanya padaku apakah kami sungguh bisa bertemu dengan mereka semua?
"Eum.. Kau harus sembuh" Seru ku to the point, ia terdiam. "Kau tidak gila, kau sehat" Kuberikan doktrin pada pikirannya, berharap mindset nya bisa berubah "Kau normal, karena itu kau juga harus bertindak normal. Jangan dengarkan ucapan semua orang yang mengatakan kau tidak normal, aku percaya kau gadis normal.
Hanya saja.. Pertama.. kau harus menggunakan pakaian yang bagus, tak membiarkan rambut mu berantakan. Kau cantik.. sama dengan yeoja-yeoja lainnya" kuberikan senyum ku untuknya "Tunggu sebentar" Pinta ku. Ku ambil sebuah sisir pada meja rias nya, lalu kembali kesamping nya. Dengan senyuman tangan ku bergerak pelan menyisir rambutnya, rambutnya panjang, dan halus. "Rambut mu bagus ^^ mengapa kau membiarkannya berantakan hihihi". Eunhee menatap ku, tak sedetikpun pandangannya lepas dari wajah ku, karena itu aku terus tersenyum agar ia merasa tenang berada didekat ku. Untuk saat ini aku tak bisa mengartikan pandangannya, bahkan bakat sok tahu ku sedang tak bekerja dengan baik. "Jha.. Kau sudah cantik, tapi kau harus begini setiap saat". Eunhee menyentuh rambutnya sendiri, merapihkannya dengan tangan.
"Anak pintar ^^" Puji ku padanya "Yang kedua.. Eumm ini sedikit sulit untuk kujelaskan. Kalau begitu aku akan bertanya. Apakah kau takut akan sesuatu?".

Ia mengangguk takut, memeluk dirinya sendiri hanya karena pertanyaan ku. Kuletakkan kedua tangan ku pada bahunya "Gwenchana.. selama aku bersama mu, maka tak akan ada yang menyakiti mu, kau tak perlu takut. Katakan padaku apa yang kau takutkan" pintaku pelan. Tangan Eunhee gemetar menunjuk sebuah foto yang terpajang di meja atas laci tempat tidurnya, foto itu adalah foto JongIn, adik Eunhee "Kau takut pada Jongin?". Eunhee menggeleng cepat, ia mulai panik kembali, ia mencoba memberitahuku sesuatu, tapi tak satupun dari tindakannya yang kumengerti, ini sulit sekali, ia meremas lengan ku, memukul-mukul pelan selimut, sambil sesekali menujuk foto Jongin. "Aku tidak mengerti" Ujar ku padanya. Eunhee nampak ingin menangis, ia sudah mencoba menyampaikan sebisanya, namun ini terlalu sulit bagiku, mungkin ia sedih karenanya. Dengan sedikit keberanian, kugenggam tangannya "Gwenchana.. pelan-pelan saja, kau harus menengakan diri mu.. belajar melawan rasa takut mu, kau tak perlu panik dan takut apapun yang terjadi, dengan begitu.. Kau bisa memberitakuhu apa yang membuat mu takut, dan aku...berjanji pada mu akan, membantu mu."

Tangan Eunhee masih sangat gemetar "Lihat.. Tangan mu selalu gemetar begini, ini tidak baik, sekalipun kau tidak bisa bicara padaku, tapi kalau tangan mu berhenti gemetar seperti ini, kau...mungkin bisa menuliskan sesuatu untuk kau sampaikan padaku, tanpa kau harus bicara". Eunhee memandangi telapak tangannya yang saat ini berada dalam genggaman ku, dapat kurasakan ia seperti berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Karena gemetar pada tangannya pelahan tak secepat sebelumnya.
"Tak usah dipaksakan, kita masih memiliki banyak waktu ^^" Ujar ku "Sekarang kau harus tidur, yeoja normal akan tidur pada jam segini.. ^^ Kau bagian dari mereka bukan? Jadi kau juga harus tidur, besok aku akan datang ke academy untuk mengecek keadaan disana, akan kupastikan juga untuk bertemu teman-teman mu nanti". Eunhee terus mengikuti ucapan ku, ia segera berbaring pada ranjang nya, meminta ku duduk disamping nya, memaksakan matanya agar terpejam. Dia lucu sekali.

☆*:.。. o)o .。.:*☆



POV: Author
HONG MUSIC& ART ACADEMY
07.00 AM

Belum banyak siswa memenuhi academy, kegiatan dimulai pulul 08.30 AM nanti. Micha menyusuri lorong sendiri, ia berangkat lebih pagi untuk menghindari Luhan. Ia sering tak enak karena selalu mengganggu Luhan dan Sungchan. Kakinya terhenti pada papan pengumuman dimana terdapat catatan peringkat 1-200 dari tingkat 1-4 pada semester ganjil "Sigh.." hanya itu yang bisa ia ungkapkan. Dreeetttt.. Dreeett.. Handphone Micha bergetar. Lagi-lagi ia menerima notification dari account SNS nya.

POST» Xi Yi Jie
MORNINGGGGGG... ~~

REPLY » Kim JongDae
Pagi noonaaaaa..~~~

"Psh.. Jongdae" Micha melihat timeline dari account SNS nya, disana penuh oleh posting dari Account SNS milik Chen, Micha tekekeh tak henti melihatnya.

POST » Kim Jongdae
Huaaaaaaaaa aku masih mengantuk.

POST » Kim Jongdae
HUANG ZI TAO MENGGUNAKAN KAMAR MANDI DI KAMAR KU.

POST » Kim Jongdae.
Tao belum selesai mandi juga =_=

POST » Kim Jongdae
Sarapan apa pagi ini.

"Kurasa ia bisa mati tanpa account SNS" Seru Micha. Sedang asik melihat account SNS nya, tiba-tiba Micha mendengar suara piano dari dalam ruang Music. Mendadak saja bulu kuduknya merinding, sepagi ini saat academy masih sepi siapa yang memainkan piano? Pikirnya. Tapi karena penasaran, ia memberanikan diri untuk melihat ke ruang Music. Micha melihat seorang namja didepan piano tersebut, ia sedikit tenang karena setidaknya ia menemukan bahwa namja itu adalah manusia. Seseorang yang Micha kenal, wajah namja terlihat murung, sesekali terlihat air matanya menetes, tapi segera ia hapus dengan cepat sambil tak henti jarinya bermain lincah diatas tuts piano. Ingin sekali Micha masuk ke dalam sana, sekedar bertanya apabila namja itu memiliki masalah, tapi ada kalanya seseorang lebih suka sendiri saat ia dalam masalah, karena itu Micha pun mengurungkan niatnya.  Namja tersebut menghentikan permainan piano, matanya kosong menatap kedepan tanpa memperhatikan sekitarnya. Tak lama setelah itu, Handphone Micha kembali bergetar karena notification.

POST » Park Chanyeol
PRE CLAAAAASSSS... I`M COMING ^^

Micha hanya tersenyum kecil, ia mereply post Chanyeol menyuruh Chanyeol agar cepat datang, karena ia sendirian di academy. Berselang kurang dari satu menit, notification lainnya muncul.

POST  » Byun Baekhyun
Nice weather.. It should be a happy day ^^ Hello pre class ^^

☆*:.。. o)o .。.:*☆

POV : Minseok
07.00 AM
           
Setelah beberapa jam terbangun, akhirnya aku bisa kembali tertidur dan kembali ke dalam mimpi ku. Saat ini aku berdiri didepan bangunan academy tempat ku belajar dulu, tak banyak yang berubah dari academy, atau mungkin mimpi ku yang menyesuaikan dengan kenyataan yang kuketahui, haha.. Entahlah. Kulangkah kan kaki memasuki bangunan academy, aku berjalan disebuah lorong, didekat papan pengumuman. Beberapa tahun lalu aku begitu bahagia melihat nama ku tepampang di papan pengumuman sebagai no.1 di tingkat 2. Sedikit kaget saat kubaca nama-nama yang terpampang pada peringkat-peringkat atas penguman peringkat academy begitu familiar. Tingkat 1... 1. Kim Jongin, aku mengenalnya, tentu.. Ia adalah adik Eunhee. Tingkat 3, 1.Xi Yi Jie, nama yang baru kuketahui beberapa jam lalu dari Eunhee. Tingkat 4, 1.Lee Miyoung, ahh dulu Miyoung juga saingan ku dalam peringkat di academy, ia masih mempertahankan posisinya sampai sejauh ini. Aku juga membaca nama Kris pada peringkat 25, lumayan juga, semakin membuat ku iri dengan semua yang dimikinya. "Mana peringkat tingkat 2?" Tanya ku pada diriku sendiri. Ternyata kertas nya terjatuh, aku memungutnya dari lantai. DEG sesuatu seperti memukul ku keras, tidak.. Aku sedang bermimpi, jadi mungkin aku melihat hal-hal yang kuinginkan dalam mimpi ini. Mungkin.. Atau mungkin.. Tuhan mencoba memberi tahuku sebuah fakta yang belum sempat kuketahui. "Aku bangga padamu" Hanya itu yang dapat ku ungkapkan. Tak banyak nama anak tingkat 2 yang ku kenali 9. Oh Inkyung,  23. Lee Songhee. Tak mengerti aku harus bahagia, marah atau.. sudahlah, aku harus bahagia, setidaknya dalam mimpi.

Lantunan permainan piano terdengar jelas, kulangkahkan kaki ku lagi menuju ruang music. Didepan pintu ruang music kulihat seorang yeoja berdiri terpaku disana. Aku menghampirinya. Ia terpaku. Sungguh terpaku sampai tak menyadari kehadiran ku. Kulirik keadaan didalam ruang music, seorang namja sedang memainkan piano disana.  Senyum ku parau. Namja didalam sana terlihat dalam keadaan tersakiti, mungkin. Semakin menyedihkan karena yeoja ini juga terlihat sama tersakitinya setelah melihat keadaan namja didalam. Jika aku boleh menyimpulkan lagi, mungkin yeoja ini.. Menyimpan hati pada namja didalam, atau sekedar khawatir. Tangannya menggenggam erat handphone yang masih menyala, berhubung ia juga belum sadar dengan keberadaan ku, aku membaca apa yang tertulis pada layar handphonenya. Mungkin bukan sesuatu yang benar, tapi.. Kenyataan membuat hatiku semakin miris. Tak sengaja kulihat namtag pada pakaian yeoja ini 'Xi Yi Jie'. Mata ku membelalak, langsung kuperhatikan baik-baik wajahnya. AH! dia benar-benar yeoja pada album foto Eunhee. Dunia begitu sempit, bahkan dalam alam mimpi sekalipun.

Aku berjalan mendahului Yi Jie yang masih berdiri terpaku pada tempat yang sama, Kaki ku sedikit lelah, maka aku duduk pada kursi panjang yang banyak terdapat pada sekitar lorong ini. Dua menit kemudian, Yi Jie pun melangkah dari depan ruang music, ia berjalan pelan hampir melewati ku "Annyeonghaseyo" aku berdiri, membungkuk dan menyapanya. Ia menatap ku, tanpa ragu tersenyum. Yeoja ini ramah, ia membungkuk sopan juga padaku "Annyeonghaseyo, Maaf mengganggu, tapi aku anak baru.. Xiumin.. nama ku xiumin" Aku menunjuk namtag ku, dan wow.. entah sejak kapan aku memiliki namtag ini, tapi ini terjadi, namtag bertuliskan xiumin tersemat pada pakaian ku. "Bisa kah kau menunjukkan ku... ruang kepala academy?"

***

Yi Jie mengantarkan ku menuju ruang kepala academy, ia tak merasa asing meski ia tak mengenalku, yeoja yang sangat bersahabat, aku jadi berharap.. Ah bodoh, aku sering lupa kalau aku saat ini hanya sedang bermimpi. "Kau.. Xi Yi Jie?"
"Ah ne.. Aku belum memperkenalkan namaku, mian. Yi Jie imnida ^^ tapi siswa disini lebih sering memanggil ku Micha" Ujarnya. DEG.. Begitu banyak kebetulan-kebetulan yang membuat ku shock, nama ini.. Sering ku dengar, sangat sering, jadi ternyata... Yi Jie mengibaskan tangannya didepan wajah ku "Xiumin-ssi gwenchana?". Aku tersadar dari lamunan ku "N..Ne gwenchana ^^ aku lebih tua dari mu, kau boleh memanggil ku Oppa ^^"
"Eo ne.. Xiumin oppa" Jawabnya singkat.
"Yi Jie-ssi.. Kau juga tingkat 4 sekarang bukan? Aku tadi melihat nama mu pada peringkat 1 tingkat 3, kau pasti melakukan upgrade class". Yi Jie menundukkan kepalanya, ia berusaha menunjukkan senyum, meski senyum itu terlihat getir "Aniya.. Aku akan tetap di tingkat 3"
"Wae?" Tanya ku. Yi jie hanya melirik ku, ia nampak bingung harus menjawab apa "Aku berjanji tak akan memberi tahu siapapun, lagipula aku tak mengenal siapapun disini ^^"
"Eum.. Usia ku dan Oppa ku hanya berbeda 1 tahun, ne.. Aku tetap di tingkat 3 karena kakak ku belum berhasil masuk 25 besar untuk dapat lulus lebih cepat, ia sudah berusaha semaksimal mungkin, aku.. tidak ingin membuatnya tertekan karena merasa kalah dengan adiknya" jawab Yi Jie mempercayai ucapan ku begitu saja, padahal ia belum begitu mengenalku, bisa saja aku berbohong dan membocorkan rahasianya. Polos sekali dia, kasihan jika bertemu orang yang suka membohonginya.
"Gurae.. Kau adik yang baik" Puji ku padanya.
"Kakak ku juga kakak yang baik ^^" Jawabnya.
"Bagus.. Tetaplah menjadi anak yang baik ^^ .. Karena... terdapat banyak kebaikan yang akan mengelilingi anak yang baik" Ujar ku, ia menatapku terpaku.

☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Author
07.25 AM

Chen, Tao dan Chanyeol sampai di Academy berama dengan Suho, tapi karena Suho ada urusan, ia pergi mendahului ketiga temannya ini "Academy masih sepi seperti kuburan begini, mataku jadi kurang segar" eluh Jongdae.
"Coba teteskan jeruk lemon di matamu, siapa tau matamu nanti jadi segar" Jawab Chanyeol memberi saran, karena menurutnya jus lemon dipagi hari sangat segar.
"Terserah kau saja" Jawab Chen "Baekhyun belum datang ya? tak enak rasanya tak ada yg bisa ku ajak berkelahi"
"Tapi Do sudah datang, tadi aku bertemu dengannya" seru Chanyeol.
"Apa asiknya menggoda batu" Jawab Chen dengan tawa cemprengnya. BUKK... tiba-tiba saja, Tao yang berjalan didepan berhenti, menyebabkan Chen yang tak terlalu memperhatikan jalan, karena sedang bicara dengan Chanyeol ini tertabrak punggung Tao, lalu terjepit oleh Chanyeol yang tadi berjalan dibelakangnya.
"Aaaa.." Chen mendorong Chanyeol "Ah sakit."
"Aww.. aku juga sakit, kau kenapa berhenti tiba-tiba" eluh Chanyeol.
"Bukan salah ku, Tao yang berhenti" Chen menunjuk Tao.
"Ya! Tao, kau kenapa lagi?" Tanya Chanyeol. Tao terpaku, ia mengucapkan satu kata "Cantik.."
"Apa? Siapa?" Tanya Chanyeol langsung bersemangat mencari-cari siapa yang Tao maksud cantik barusan.

Chen berinisiatif untuk merunut arah pandangan Tao, ia menemukan 2 orang disana, ia pun mengarahkan kepala Chanyeol agar menatap siapa yang Tao maksud 'cantik' barusan "Itu" ujar Chen. Chanyeol tersentak hebat "Kris Hyung o_O" ujarnya dengan suara meninggi, hingga terdengar oleh sang pemilik nama.  Dari tempat duduknya, Kris menoreh, ia melambaikan sebelah tangannya pada Chanyeol dan Chen. Chen membalas dengan bungkukan sopan dan juga senyuman "Ayo kita kesana, tidak enak tadi terkesan memanggil"
"Chakaman" cegah Chanyeol
"Wae?"
"Tao menyukai Kris hyung?" Tanya Chanyeol serius.
"Tentu saja bukan =_=". Tanpa menunggu Chanyeol dan Chen, Tao berjalan lebih dulu, ia membereskan rambutnya agar terlihat lebih rapih, begitu juga dengan pakaian yang ia kenakan. Kris bangkit dari kursi lebih dahulu "Annyeon....." Belum selesai Kris bicara, tanpa menyapa bahkan melihat Kris sedikitpun, shuungg~~ Tao melewatinya "Mwoya =_="




Tao terhenti dihadapan Yoora "Anyyeonghaseyo" Tao membungkuk dihadapan Yoora "Huang Zi Tao... Tao imnida, Tahun ini aku akan berulang tahun ke 20, sekarang aku sudah 1st grade di academy, bolehkan aku mengetahui nama mu?"Tao mengulurkan tangannya untuk berjabat.
"Euhh~~" Suara semacam itu terdengar saat Yoora sedikit menggerakkan tubuhnya, tapi ia tidak berkata apa-apa lagi setelah itu, ia hanya tertunduk tenang dengan posisi masih duduk di kursi. Karena kasihan(?) melihat Tao menunggu, Kris sengaja menyentuh pundak sang adik, yang ternyata...Yoora tertidur "Euhng.. eungh.. wae oppa?" Tanya Yoora setengah sadar pada Kris disampingnya.
"Tragis sekali" Ujar Chanyeol dan Chen melihat kejadian barusan.

***

Yoora yang masih setengah sadar bingung karena kini seorang namja berdiri dihadapannya dengan tangan sudah menjulur ke arahnya. Canggung Yoora menyambut tangan Tao "Annyeong" genggaman tangan Tao semakin erat membuat Yoora panik, ia melirik-lirik Kris yang justru terlihat santai. Yoora memperjelas pandangannya, mendadak ia membelalak "HUAAAAAAA HANTUUUUU DANAU MENGEJAR KU!!!!!!" . Tap.. Kris menutup mulut Yoora dengan tangannya "Shuut.. Dia manusia". Yoora mengangguk-angguk mengerti, ia mencoba menetralisir pikirannya. Tao dengan sok cool mendorong Kris dari dekat Yoora "Jangan kasar pada anak wanita, Hyung" Tao kembali menatap Yoora "Annyeong.. Huang Zi Tao, Tao imnida"
"Ne.. Yoora, Yoora Wu" balas Yoora memperhatikan nasib tangannya yang belum juga mau dilepas oleh Tao.

Chen merasa tak enak pada Yoora dan Kris, ia menyenggol Chanyeol untuk membantunya menyingkirkan Tao dari tempat, sebelum Tao makin nekat(?). Chen memposisikan diri di bagian kiri Tao, sedangkan Chanyeol pada bagian kanan. Chen melakukan serangan langsung dengan memisahkan tangan Yoora dan Tao, ia berpura-pura menjabat tangan Yoora "Annyeong Chen imnida" Chen menekuk tangan Tao ke belakang tubuh Tao. Chanyeol juga menjabat tangan Yoora setelah Chen "Annyeong.. Chanyeol imnida" Ujar Chanyeol, ia melepaskan nya setelah itu.
"Mereka menyelamatkan ku" Ujar Yoora dalam hati. Yoora tersenyum penuh arti pada Chen dan Chanyeol seolah berucap 'Terima kasih”. Saat Yoora tersenyum, baik kepada Chanyeol maupun Chen. Mata Tao tajam menatap kedua temannya itu seolah siap memakan mereka karena mereka mendapat senyuman Yoora. Mata Tao tak lepas dari Yoora sedetikpun setelah itu, sekalipun kini Chanyeol dan Chen sudah menariknya pergi, tapi matanya tetap menatap Yoora hingga ia sudah benar-benar jauh.
"Oppa.. namja tadi itu kenapa?" Tanya Yoora masih tak percaya apa yg ia alami.
"Yah begitulah" Jawab Kris.
"Begitu apanya lagi Oppa?"
"Ya begitu". Yoora memicingkan matanya, ia lalu meraba-raba sekitar tubuh Kris.
"Ya! Aku kakak mu, apa yang kau lakukan?" Seru Kris risih.
"Aku hanya ingin memastikan kau tak pakai baterai ditubuh mu" Jawab Yoora.




☆*:.。. o)o .。.:*☆

"Kyungsoo-a" Panggil EunKyo saat melihat D.O didekat perpustakaan.
"Eo.. Annyeonghaseyo noona" jawab D.O.
"Kau mau langsung jaga? Hari ini preclass, kau tidak libur dulu?"
"Aku libur sebenarnya, hanya sedang bosan menunggu, aku berniat mencari buku untuk ku baca" Jelas D.O "Beberapa buku baru datang sore kemarin" lanjutnya  lagi.
"Ah jincha.. recomendasikan pada ku jika ada yang bagus" pinta Eunkyo sambil tersenyum.
"Pasti ^^"
D.O dan Eunkyo terdiam sesaat, kedunya memang sama-sama tak terlalu banyak bicara, waktu mereka berdua juga sering mereka habiskan untuk membaca buku bersama di perpustakaan. "Eo! Suh.." D.O menghentikan ucapannya.
***
Tanpa disengaja, Suho melintas didepan mereka. Tak ubahnya seperti kemarin, Suho seperti sedang dalam keadaan kesal, ia pun tak menegur D.O dan EunKyo, hanya melintasi mereka berdua begitu saja. "Ya! Lee Songhee" Suho memanggil nama seorang yeoja yang duduk tak jauh dari D.O dan Eunkyo.




 
"Ya Lee Songhee" Panggil Suho untuk kedua kalinya. Headphone yang dikenakan Songhee sepertinya menjadi penyebab utama ia tak mendengar panggilan Suho. Suho mengabil mp3 player songhee, lalu mematikannya. "Ya! Neo.. Aissh" Songhee baru melihat ada Suho dihadapannya "Joonmyeon Oppa, apa yang kau lakukan, mengganggu saja" Songhee melepas Headphone dari telinganya.
"Mengapa kau tidak mengangkat telpon ku semalam?" Tanya Suho to the point.
"Apa keuntungan yang kudapatkan dari mengangkatnya?" Tanya Songhee dengan nada menantang.
"Aku menghawatirkan keadaan mu, kau pergi begitu saja, Miyoung noona mengatakan padaku tas mu tertinggal di mobilnya.. Lalu bagaimana cara kau pulang semalam?" Nada bicara Suho terdengar seperti ia sungguh-sungguh memperhatikan Songhee. Songhee tak merubah nada ketusnya terhadap suho "Apa peduli mu? Kau lah yang tak mau mengantarkan ku". Suho menghela nafas, ia menyadari kejadian semalam adalah kesalahannya, ia duduk disamping Songhee "Mian.. Kemarin aku hanya bercanda" Ujarnya, namun nada maaf itu tak bertahan lama, suho pun melanjutkan ucapannya dengan pembelaan diri "Tapi kau tidak bisa pergi begitu saja dalam keadaan seperti semalam, kau seharusnya memohon padaku, dan meminta maaf karena kau datang ke rumah ku seenaknya, berteriak-teriak padahal kau ingin minta tolong padaku.. kalau kau minta tolong dengan cara lebih baik, aku juga tidak akan menolak untuk menolong mu, toh biasanya juga aku sering mengantar mu pulang"
"Ok.. "Jawab Songhee mengalah, ia tak mau masalah semakin panjang hanya karena mereka sama-sama merasa benar. Songhee tersenyum kecil, ia menatap Suho ceria "Oppa, pulang nanti.. boleh aku ikut pulang ke rumah oppa? Nanti eonnie mau kembali mengurus perkebunan bunga, eomma dan appa juga tidak ada di rumah, aku bosan"
Suho tersenyum puas melihat sikap Songhee terhadapnya "Tentu saja boleh"
"Baiklah Oppa.. Aku pergi dulu, pulang nanti jangan lupa menunggu ku" Pinta Songhee masih dengan ekspresi ceria, ia melambaikan tangannya pada Suho, lalu pergi.
"Ok.. annyeong" Ujar Suho melepas kepergian Songhee.

[Suho`s mind] "Yeokshi.. Untuk menaklukkan hati Yeoja memang butuh sediki trik.. Aku hanya meminta maaf, ia sudah manis lagi padaku.. Bahkan tak pernah semanis ini sebelumnya, semakin jelas ia jatuh cinta padaku"

[Songhee`s mind] "Yippyyyy..Aku akan bertemu chanyeol lagi hari ini >_<"

***




Tatapan mata Suho terhadap Songhee, ucapaan kehawatirannya dan segala tindak tanduknya terlihat jelas oleh EunKyo. Ia memperhatikan baik-baik Songhee. Yeoja dengan tubuh tinggi semampai, kulitnya putih, bersih, cara berpakaiannya begitu modis, cantik.. sudah tidak diragukan, ia juga sepertinya berada di 'kelas' yang sepadan dengan Suho. "Kkeutnaseo" gumam Euknyo pelan. Tatapan kosong mengiringi kepergian Eunkyo dari tempat dimana Suho berada, mungkin itu adalah satu-satunya cara untuk membuat susana hatinya membaik, dibanding terus berdiri disana seperti orang bodoh yang berharap dapat melihat matahari bersinar di malam hari. Kebisuan lain juga dilakukan oleh D.O,tanpa sepatah katapun ia mengurungkan diri untuk masuk ke perpustakaan dan mengikuti Eunkyo beberapa langkah dibelakang.

***
"Suho Hyung.. Suho hyungg tolong kami" Teriak Chanyeol dan Chen sambil menarik Tao yang terus memberontak.
"Ada apa ini?" Tanya Suho.
"Hyung.. Tao tiba-tiba jadi ganas begini gara-gara melihat gadis cantik, ia baru bertemu dengan yeoja itu, tapi sikapnya langsung seperti ini hyung" Ujar Chanyeol mengadu pada Suho.
"Sepertinya tadi pagi Tao lupa minum obat" Tambah Chen.
"Jangan halangi aku, aku harus tau siapa dia dan dimana kelasnya" Ujar Tao memaksa jalan meski Chen dan Chanyeol sudah menahannya.
"Tao.. tenanglah, kau baru saja melihatnya, kalau terlalu agresif dia malah bisa takut padamu nanti" ujar Suho. Chanyeol menahan tangan Tao "Lagipula kalau kau ditolak lagi bagaimana?". Tao's angry level One. "Lalu kalau ternyata dia adalah kekasih Kris Hyung bagaimana?" Lanjut Chanyeol cepat. Tao's angry level Two.

Chanyeol mencoba mengucapkan kejujuran, mungkin saja dengan begitu Tao akan berhenti bertindak mengerikan "Kalau kau harus bersaing dengan Kris Hyung, kau jelas pasti kalah darinya, ia jauh lebih tampan, lebih putih, lebih tinggi.. lebih pintar, lebih papuler.". Tatapan 'Siap Menguyah Chanyeol' ala Tao sudah terlancarkan untuk Chanyeol, sejenak Chanyeol mencoba mencerna situasi yang sedang terjadi, ia baru sadar sepertinya Tao's angry level telah mencapai maksimal "O..O.. wajahnya sudah makin mirip panda buas.. itu artinya... eommaa eotthokhe?"





Chen menyenggol-nyenggol Chanyeol "Cepat pergi sebelum dia memakan mu" bisik Chen. "Ne.. ne... ne. .ne" Jawab Chanyeol terbata-bata "Kalau begitu.. aku eung.. aku.. aku ada urusan, oke.. Bye" Secepat kilat Chanyeol kabur untuk menyelamatkan dirinya dari kemarahan Tao. Belum selesai satu masalah, suara teriakan seorang yeoja, yang tak lain adalah Minhyo kini sudah terdengar sampai ke tempat mereka berada "HUAAAAA KIM JONGDAEEEEEEEEEE"
"Aissshh gawat, Suho Hyung, tolong urus Tao.. maaf hyung aku tak bisa membantu" Ujar Chen, ia segera berlari kencang menyusul Chanyeol. "Park Chanyeol tunggu akuuuuu, selamatkan akuuuuuu". Suho menelan ludah saat melihat Tao yang sudah pada batas maximal. Tao merengkuh kerah baju Suho "Katakan hyung... jawab aku sejujurnya, apa Kris hyung lebih tampan dari ku?"
"Eung.. itu.. itu.." ujar Suho terbata
"Kalau aku bersaing dengan Kris hyung, aku pasti kalah? Begitu" Tanya Tao semakin kencang menjerat kerah baju Suho.
"Eung.. a.. eung" Suho masih tidak bisa bicara, kalau ia bilang Tao lebih tampan maka ia akan berdosa karena memfitnah (?), kalau ia jawab Kris lebih tampan, Tao pasti memakannya hidup hidup (?). Lalu tiba-tiba "Huaaaaaaaa hiksss..." Dengan dramatisnya, Tao melepaskan jeratannya pada kerah baju Suho, Lalu Tao berlari sambil menangis ala bollywood. (?)

***


Dari sisi Minhyo, Chen langsung berlari cepat saat Minhyo memanggilnya, ia berlari sangat cepat seperti dikejar anjing, MinHyo pun juga bergegas mengejar Chen "YA! KIM JONGDAE BERHENTI!". Tak seperti biasanya, kali ini Minhyo berhenti berlari di tengah jalan, ia tidak lanjut mengejar Chen, membiarkan Chen berlari jauh meninggalkannya. Wajah Minhyo murung pagi itu "Padahal aku hanya ingin mengucapkan selamat karena ia akan naik ketingkat 3" Minhyo menghela nafanya kecewa.




 ☆*:.。. o)o .。.:*☆