☆*:.。. o)o
.。.:*☆
POV: Author
08.00 PM
Miyoung menghentikan mobilnya tepat
didepan gerbang perkebunan bunga, ia merapikan tatanan rambut juga pakaian yang
dikenakannya, sedikit memoles wajahnya kembali. Ia berjalan tenang memasuki
perkebunan bunga. Senyum Miyoung terkembang, mood nya mendadak naik
"KRRRIISSSSS~~"
"Ah.. Yo" Jawab Kris
enteng, ia sibuk merapihkan ruangan kecil tempat karyawan perkebunan bunga,
beberapa karyawan yang bekerja disana sudah pulang, ia sendiri di ruangan sana.
"Ya~~ kau tidak bahagia
melihat ku?" Tanya Miyoung sebal.
"Haha" Tawa Kris 2 detik,
lalu kembali ke ekspresi nya semula.
Miyoung mengerutkan wajahnya, ia
menarik kursi lalu duduk di kursi tersebut, menatap sebal Kris yang hanya
mengacuhkannya. "Padahal aku sudah susah payah datang kesini huhh~~"
Eluhnya sendiri.
"Sekretaris ayah mu sudah
mengatakannya tadi.. Kau dihukum lagi" Seru Kris.
"Ayah ku memang
keterlaluan" Gerutu Miyoung. Kris tersenyum kecil "Bukankah
sebaliknya? haha".
"Ya~.. Aku sedang stress, aku
hanya perlu refreshing saja" Jawab Miyoung. "Lagipula aku menggunakan
uang ku sendiri, bukan uang appa"
"Uang mu juga pemberian appa
mu"
"Kau mau berdebat dengan ku
lagi..huh"
"Haha.. Ini Laporan hari ini,
gara-gara kau sering tidak datang.. Aku jadi mengerjakan ini terus, kau harus
menggaji ku lebih"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Chanyeol tersenyum penuh arti, ia
cukup berdebar bertemu dengan yeoja dihadapannya "Eung.. Eumh... aa..
Eung.. Sepertinya aku pernah bertemu dengan mu, tapi aku tak ingat dimana"
Ujarnya basa basi, padahal Chanyeol sangat mengingat siapa yeoja itu.
"Ne.. Sepertinya begitu"
Tak ubahnya seperti Chanyeol, SongHee juga sangat mengingat wajah Chanyeol
dengan baik. SongHee tak berhenti bicara dalam hatinya "Apa aku bermimpi?
Aku bertemu dengan namja ini lagi? Atau jangan-jangan kami sungguh berjodoh, ya
Tuhan, detak jantung ku cepat sekali.. Kurasa saat ini wajah ku sudah memerah,
ia semakin tampan, lebih tampan dari saat aku bertemu dengan nya pertama
kali"
"Apa yang.. Eung kau lakukan
disini, apakah kau.. Kekasih Suho hyung?" Tanya Chanyeol berharap SongHee
tak menjawab 'iya`.
"Mwo! Tentu saja bukan.. Aku
hanya datang untuk meminta bantuan padanya, tapi sepertinya ia sibuk"
Songhee menghela nafas "Atau pura-pura sibuk.. Mengesalkan sekali JoonMyeon
oppa itu" eluhnya.
"Mau minta bantuan apa?"
Tanya Chanyeol "A.. Mian jika kau tak mau memberi tahu juga tak apa..
" Chanyeol segera merubah pernyataannya, ia takut dianggap terlalu ingin
tahu oleh Songhee.
"Gwenchana.. bukan hal besar
yang perlu disembunyikan, hanya.. eonnie ku menurunkan ku disini, lalu ia pergi
ke perkebunan bunga miliknya, dan tas ku tertinggal di dalam mobil, aku tidak
tau bagaimana harus pulang, jika menelpon orang rumah, kami berdua sudah pasti
akan kena marah.."
"Dimana perkebunan bunga
eonnie mu? eum.. Aku tidak bisa mengantar mu dengan mobil.. Aku tak memiliki
mobil juga haha.. tapi.. Aku hafal rute bus sekitar sini, aku bisa mengantar mu
ke sana" Ujar Chanyeol menawarkan.
SongHee berfikir untuk menerima
ajakan Chanyeol, tapi ia juga takut akan menyusahkan Chanyeol nanti "Aku..
tidak bermaksud menolak, tapi tas ku tertinggal di mobil eonnie, aku tak ada
uang untuk membayar bus, ahh.. atau apa kau tidak keberatan jika aku mengganti
uang mu nanti setelah sampai disana?". Chanyeol tersenyum "Jangan
pikirkan itu, kau tak mengganti pun tak masalah bagiku, lagipula uang yang ku
keluarkan juga tak seberapa, aku hanya memikirkan bagaimana cara kau bisa
sampai ke sana dengan selamat.. Kau kan yeoja, kasihan kalau kau harus pergi
sendiri". Wajah Songhee memerah seketika "Omoo.. Bukan hanya tampan,
tapi ternyata ia juga baik hati.. ahhhh.." puji songhee dalam hati.
"Bagaimana?" Tanya
Chanyeol memperjelas.
"Ne.. Baiklah, kuharap aku
tidak merepotkan"
"Ahh.. Tentu saja tidak..
Silahkan" Chanyeol mempersilahkan SongHee berjalan lebih dahulu.
"Kamsahamnida"
Chanyeol dan Songhee memasuki Bus
yang akan membawa mereka menuju perkebunan bunga, keduanya duduk bersebelahan
didalam sana. Baik songhee ataupun Chanyeol sama sekali tak bicara, mereka
hanya melirik-lirik kecil satu sama lain, dan setiap kali pandangan mereka
bertemu, mereka hanya tersenyum lalu mengalihkan pandangan karena tak mampu
saling menatap lama-lama. Chanyeol tak tau harus bagaimana, ia terlalu tegang
berada disebelah seorang yeoja yang sudah beberapa bulan terakhir ia harapkan
akan bertemu, semua ini seperti mimpi baginya.
POST »» PARK CHANYEOL
Inside the bus... And I Lost My
Mind @o@ <3 <3 <3
Bagaikan pengintai, Kurang dari
satu menit notification penanda ada reply pada account SNS Chanyeol berbunyi.
REPLY » Kim JongDae
Wae???? Apa yang terjadi..
Sepertinya kau bahagia sekali, cepat beri tahu aku
REPLY » Huang Zi Tao
MWORAGO?????? HYUNG KAU HILANG
INGATAN DIDALAM BUS!!"
REPLY » Park Chanyeol
Aku sedang berada di alam mimpi ku
Jongdae-a
REPLY» Huang Zi Tao
HEEEE????? Chanyeol hyung kau naik
bus apa? Aku akan segera menyelamatkan mu.
SongHee melirik Chanyeol yang
sedang terkekeh sambil memainkan handphone milik nya "Ada yang lucu?"
"Eo.. Ne.. Teman-teman ku, mereka
sama-sama tinggal di rumah Suho hyung bersama dengan ku" Jawab Chanyeol
segera menyimpan handphone, ia tak mau Songhee merasa diacuhkan akibat ia
bermain sendiri saat sedang bersama dengan SongHee.
"Jadi kau tinggal di rumah
JoonMyeon Oppa?",Chanyeol mengangguk sambil tersenyum.
"Sejak kapan?"
"Eumm.. Sekitar 1 1/2
tahun" Jawab Chanyeol. Songhee berfikir lagi, ia melamun sambil terus
memikirkan kebodohannya "Aisshh.. Mengapa aku sampai tak tau dia tinggal
di rumah JoonMyeon Oppa, aku sering datang tapi hanya menunggu di luar,
seandainya saja aku masuk, pasti aku akan bertemu dengannya, mulai sekarang
kalau aku datang ke rumah JoonMyeon oppa lagi, aku harus pastikan aku bisa
bertemu dengannya hihihi"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Sungchan dan Luhan menyusuri jalan
dari rumah mereka hingga sudah hampir sampai ke perkebunan bunga dimana Kris
bekerja, tangan keduanya saling menggenggam satu sama lain. Luhan masih diam
saja, meski ia sudah mulai tersenyum dan terkekeh setiap menatap wajah
Sungchan.
"Besok kita masuk pre class
bukan? Kau sudah siapkan yang harus dibawa besok?" Tanya Luhan.
"Memangnya apa yang harus
dibawa besok?" Tanya Sungchan.
"Bukankah kau akan upgrade
class? Kau harus siap kan beberapa surat yang dibutuhkan untuk mengurus upgrade
class mu saat pre class bukan?.. Surat rekomendasi, surat pengajuan upgrade
class, bukti cetak nilai, bukti cetak peringkat" Ujar Luhan merinci setiap
hal yang harus dibawa, disisi lain ia jadi mengingat kembali masalahnya. 3 hari
lalu, Micha begitu bersemangat memberi tahu Luhan apa saja yang harus dibawa
saat semester baru mulai, namun sekarang ia sendiri yang memutuskan untuk tak
jadi meng-upgrade class. "Aku belum mempersiapkan apa-apa, apa Micha noona
sudah mempersiapkan semua nya?" Tanya Sungchan, ia menyadari ekspresi
Luhan kembali kelabu(?), ia hanya bisa menghela nafas dan mempererat genggaman
tangannya.
"Yi Jie tidak akan upgrade
class" Jawab Luhan. Sungchan mencoba menanggapi enteng ucapan Luhan.
"Gwenchana.. noona tau yang terbaik untuk dirinya, pasti akan sulit
baginya jika ia memilih untuk upgrade class". Secara natural tanpa
sedikitpun paksaan Luhan akhirnya mengungkapkan sendiri masalahnya "Aku..
Seharusnya berusaha lebih keras untuk masuk 25 besar"
"Permainan tidak akan seru
kalau berakhir terlalu cepat, kalau kau lulus tahun ini, kau tak akan pernah
tau rasanya masih bisa berpegangan tangan dengan yeojachingu mu meski berada
didalam kelas". Tiba-tiba saja Mood Luhan berubah setelah mendengar ucapan
Sungchan, ia cekikikan (?) bahagia "Jadi aku boleh menggenggam tangan mu
saat pelajaran berlangsung? Benarkah bisa seperti itu"
"Tidak... Karena aku tidak
akan duduk disamping mu" Jawab Sungchan menekankan kata-kata tidak. Luhan
justru tersenyum semakin lebar, matanya menatap genit Sungchan. Wajah Sungchan
memerah "Ya! Jangan berfikir macam-macam.. Jangan memperlihatkan wajah
tengil seperti itu.. Kuperingatkan
kau" ujarnya ketus untuk menutupi perasaannya.
"Aku yakin kau tidak akan
duduk jauh dariku"
"Mungkin saja, karena aku
memang tidak akan duduk didekat mu" Seru Sungchan.
"Mustahil.. Kau kan selalu
merindukan ku, mana mungkin jauh dariku"
"Ah.. Jincha... Kau besar
kepala sekali, aku sungguh menyesal, aku lebih baik tidur tadi.. Sungguh"
Ujar Sungchan, Luhan sendiri hanya tertawa mendengar itu.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
08.15 PM
Suho menunggu begitu lama didalam
kamar, tak ada sedikitpun tanda-tanda Songhee menghampiri kamarnya untuk
memohon-mohon seperti apa yang Suho rencanakan. Ia pun keluar dari kamarnya,
mencari Songhee, melihat dari lantai atas ke arah tangga, tak seorangpun
disana. Ia lalu menuruni tangga dan bertanya pada salah satu pelayan
"Ajuma.. dimana Songhee?"
"Sepertinya tadi ia keluar
tuan muda.. Mungkin ia sudah pulang" Jawab Pelayan itu "Saya
permisi" lanjutnya. Planning suho yang failed ini membuatnya khawatir,
Miyoung mengirimkan pesan pada Suho, memberitahu Suho bahwa tas Songhee
tertinggal di mobilnya, namun Songhee masih membawa Handphone. Ia tidak mau
sesuatu yang buruk terjadi pada Songhee karena kesalahannya, ia pun menguhubungi
Songhee. Tuutttt... tuttttt... Songhee tidak mengangkat sama sekali
"Aiisshh Lee Songhee, dimana anak itu" Suho pun memutuskan untuk
mengirim pesan pada Songhee.
Suho's text :
SongHee-a kau dimana? Kau baik-baik
saja? jangan pergi sendiri, aku akan mengantar mu pulang.
Songhee's reply:
Kurasa... Aku sudah berada di surga
saat ini
"Di surga? Apa maksudnya ia..
Ya Tuhan, jangan-jangan Songhee mengalami kecelakaan, dan dia dalam keadaan
koma.. Hampir mati" Suho panik, ia segera naik ke atas, memasuki kamarnya
dengan terburu-buru, mengambil jaket, dompet juga kunci mobil, lalu keluar dan
kembali menuruni tangga. Ia berjalan cepat menuju pintu. Saat tangan Suho sudah
berada pada handle pintu, lalu menarik pintu tersebut, pintu tersebut terdorong
kedalam disaat yang bersamaan. Seseorang diluar, yang mendorong pintu dari luar
tertarik ke dalam dan Brrrrukkkkk.. Ia meniban Suho. "HUANG ZI TAOO..
!!!!!!" Teriak Suho kesal.
Tao menutup mulut Suho yang sedang
berteriak "Hyung gawat, Chanyeol Hyung hilang ingatan di dalam bus, ia tak
ingat jalan pulang.. Hyung.. Kita harus segera menyelamatkan Chanyeol hyung
sebelum ada orang yang menyakitinya hiksss" Tao menangis sungguhan karena
ia menghawatirkan keadaan Chanyeol, ia bangkit dan terduduk dilantai sambil
terus menangis.
"Apa maksud mu? Dimana
Chanyeol, berapa nomor bus nya? Bus menuju kemana? Tenangkan dirimu dulu
Tao-ya.. Jelaskan padaku" Tanya Suho tak kalah panik. Chen
menggeleng-geleng tak henti akibat kebodohan dan perbuatan lebay(?) Suho dan
Tao "Mereka pasti sudah tak waras" Dengan santai ia melangkahi Suho
dan Tao, berjalan santai menaiki tangga untuk segera beristirahat dikamarnya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
08.30 PM
Baekhyun memasuki sebuah kamar yang
gelap, 1 jam lalu kamar ini begitu ramai dengan aktivitas para dokter dan
perawat yang sedang berusaha menyembuhkan sang kakak. Sekarang kamar tersebut
sudah sepi... Sunyi, dan senyap, hanya suara alat-alat penopang kehidupan sang
kakak yang terdengar. Langkah baekhyun terhenti didepan tempat tidur dimana
sang kakak bebaring saat ini "Aku tidak menangis hyung.. Aku kan menjadi
seorang namja yang tegar seperti apa yang hyung pernah sampaikan pada ku"
Ujarnya. Baekhyun menggengam selembar kertas ditangannya "Aku ingin
memberi tahu mu tentang ini, tapi orang-orang tadi membuat ku tak bisa menemui
hyung" Serunya lirih seolah sang kakak masih dapat mendengarnya.
"No.1 hyung.. Aku meraih peringkat pertama, aku bukan anak malas yang
hyung selalu paksa untuk belajar lagi"
Baekhyun duduk di kursi belajar
sang kakak, Minhyun. Ia membuka sebuah buku yang bisanya selalu digunakan untuk
catatan harian bersama ia dan kakak nya tersebut, 2 tahun terakhir hanya
Baekhyun saja yang menulis disana. Ia menuliskan beberapa hal lagi disana.
"Semester ini mungkin aku akan dapat tugas membuat sebuah lagu hyung, kau
akan membantu ku kan? Hyung kan suka membaca buku, pasti hyung banyak menemukan
kata-kata yang manis untuk lyric lagunya nanti". Selesai menulis pada buku
tersebut, Baekhyun kembali berjalan kehadapan tempat tidur sang kakak
"Selamat malam hyung, selamat tidur"
***
Baekhyun kembali ke kamarnya,
mengecek lagi handphonenya yang tadi ia tinggalkan, ia lagi-lagi berhasil
dibuat terkekeh "Mwoya.. Tao sungguh XD" ia membaca beberapa post
yang dibuat tempat merusuh terutama oleh Jongdae, ia ingin mereplay juga, namun
nampaknya mereka sudah berhenti bermain, mungkin sebagian sudah tidur. Baekhyun
mengecek post yang masuk untuknya, dan ia menemukan sebuah post disana.
"Dia ber-acting mellow lagi" Call.. Tombol tersebut ditekan oleh
Baekhyun. Tuttt... Beberapa kali terdengar nada tersambung, namun cukup lama
masih belum ada yang mengangkat.
"Yoboseyo" terdengar
suara seorang yeoja menjawab. Entah atas dasar apa, Baekhyun pura-pura menangis
"Huaaa hikss..hiksss"
"Ba..Baekhyun-ah
gwenchana.. Wae?" Suara yeoja itu panik. Senyum jahil Baekhyun
terkembang lebar, namun ia tetap berakting sedih "Aku.. Hikss.. Aku..
Hiksss.."
"Wae?"
"Aku.. Hiksss.." Baekhyun
menghentikan kata-katanya, karena ia sungguh tak tahan ingin tertawa "Aku..
Ketiduran"
"YAAA!!!"
"Hahahahaha"
"Kau
pikir ini lucu huh! kau keterlaluan sekali"
"Hahaha.. Araseo, mian..
Hahaha.. ya~ Shimshimi, besok apa yang harus ku bawa saat pre class?". Suara
diujung sambungan telpon sana sudah terdengar malas, "Bawa diri saja"
"Ara, tapi aku tidak bertanya
apa yang kau butuhkan, aku bertanya apa yang sonsaengnim butuhkan untuk berkas
upgrade class ku besok.. Hahaha"
"YA!!
NEO JINCHA..". Baekhyun tertawa lepas, melepas segala
kegelisahannya sejak tadi, ia sengaja menelpon untuk mencari hiburan setelah
apa yang terjadi padanya. "Hahaha"
"Aku
juga sedikit lupa, nanti ku kirim pesan pada mu"
"Ok" Jawab Baekhyun.
"Eo.."
"Eumh.. Ne"
"Ya!
Tutup telponnya"
"Eo.. Hahaha, seharusnya kau
berterima kasih karena aku mengizinkan mu mendengarka suara ku, kau pasti tidak
bisa tidur sepanjang malam kalau kau belum mendengar suara ku kan shimshimi..
Kau pasti terus bertanya 'Apa yang terjadi pada baekhyun, apa dia baik-baik
saja' hahaha, lagipula kalau memang mau tutup ya tutup saja, tidak usah
menunggu aku menutup"
"Eum..
Katakan apapun yang membuat mu bahagia.. Sampai kau puas"
Baekhyun tidak menjawab, nada
bicara yeoja diujung sambungan telpon sana mulai terdengar mellow "Aku
baik-baik saja.. Chanyeol juga sepertinya baik-baik saja"
"Eo,
kurasa Tao yang sedang tak baik hahaha"
"Kurasa hidup Tao memang tak
pernah baik"
"Ne..
Eumm apa kau dan yang lain serius akan masuk kelasku? Kuharap tidak"
"Aniya.. Aniya tenang saja,
kami sudah berniat akan masuk 3-1 dari awal, tadi hanya bercanda.. tapi kau
jangan kecewa tidak sekelas dengan kami haha"
"Gurae..
gwenchana.. " . Baekhyun dapat membaca kekecewaan dari jawaban
tersebut "Sudah ku bilang jangan kecewa begitu hahahah" Candanya
"Masih ada Lay hyung dikelas mu, lagipula meski teman-teman baik mu sudah
upgrade class, setidaknya kau masih berada dikelas mu, dan orang-orang disana
masih kau kenal"
"Aku
tidak kecewa! Aku bersyukur tidak sekelas dengan kalian"
"Terus saja membantah..
Hahahaha.. baiklah malam simshimi.. Mimpi indah, Annyeong"
"Kau
juga.. Sampai jumpa besok"
"Yakin sekali besok kita akan
bertemu"
"Jangan
mulai lagi, kau bilang mau tutup.."
"Araseo.. araseo ahaha, see
u" Baekhyun menutup sambungan telphone.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
08.00 PM
Ting tong.. Suara bell rumah
Inkyung berbunyi, Inkyung yang sedang sibuk dengan Lay mengacuhkan bunyi bell
tersebut, alhasil Sehun segera turun dari lantai atas, ia mendengus kesal
karena Inkyung tak mau membuka pintu "Telinga mu tuli ya" Sindir
Sehun pada Inkyung didepan Lay.
"Gwenchana?" Tanya Lay
tak enak pada Sehun.
"Biar saja, biasanya juga
temannya sendiri yang datang" Jawab Inkyung "Ah.. Kembali lagi pada
pembicaraan kita tadi, jadi kau tidak akan upgrade class?"
Lay mengangguk "Ne.. Aku sudah
membicarakan pada orang tua ku, mereka bilang tak masalah lulus normal tanpa
menggunakan upgrade class tahun ini"
Inkyung memeluk Lay tanpa basa basi
"Kau.. Memang namjachingu yang paling pengertian, saranghae" Ujar
Inkyung. Lay tak enak jika ada melihat mereka sedang seperti itu, ia ingin
mengatakannya pada Inkyung tapi nampaknya nanti inkyung malah berfikir ia
melarang Inkyung, dan pasti Inkyung akan marah lagi, Lay pun akhirnya hanya
diam.
***
"Kai? Ada apa malam-malam
kesini?" Tanya Sehun setelah membukakan pintu.
"Wae? Kenapa kaget begitu, aku
hanya ingin main, ada hal aneh yang baru saja kualami, aku ingin
menceritakannya pada mu" Jelas Kai, ia heran karena Sehun masih berdiri
didepan pintu tanpa mempersilahkannya masuk.
"Eumm.. Baiklah, tapi
bagaimana kalau kita main diluar saja, aku ingin makan sesuatu, khaja"
Ujar Sehun. Kai menelisik memandang Sehun "Kau menyembunyikan sesuatu dari
ku? Apa yang sedang kau lakukan, pasti hal yang buruk kan, kau pasti membawa
anak wanita masuk ke dalam kamar mu, karena itu kau tak membiarkan ku
masuk"
"Ya! Kotor sekali pikiran
mu" Sergah Sehun.
"Kalau begitu kita main
didalam saja hahaha" Kai dengan santai mendorong Sehun lalu memasuki rumah
Sehun. Orang tua sehun belum pulang, Kai mengetahui itu, karena itu ia santai
menerobos masuk.
"Ya! Chamkam..Aiisshh.."
***
Apa yang Sehun coba hindari untuk
Kai lihat sudah tak dapat terhindarkan lagi saat ini, Kai mematung didepan
ruang keluarga Inkyung, dimana Inkyung sedang memeluk erat namjachingu nya Lay.
Sehun bersandar pada dinding "Jangan salahkan aku, aku sudah melarang mu
masuk tadi" ujarnya. Kai tidak menjawab apapun, ia masih mematung
menyaksikan hal itu. Sehun menghela nafasnya, tak dapat ia elakkan lagi,
sahabatnya Kai menyimpan rasa pada kakaknya, Inkyung. Sekalipun Sehun sudah
memperingatkannya berulang kali.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
8.45 PM
Songhee dan Chanyeol sampai pada
perkebunan bunga, mereka berdua masuk ke dalam dan bertemu dengan Miyoung.
Songhee ingin sekali balas dendam pada Miyoung, at least berteriak atau memukul
kakaknya tesebut, ia mengurungkan niat nya itu demi menciptakan image baik
dihadpan Chanyeol.
"Eonnie, tas ku" Pinta
Songhee pelan.
"Mana JoonMyeon? Kau kesini
dengan" Miyoung mengarahkan pandangannya pada Chanyeol, ia teperangah
melihat Chanyeol, ia menarik Songhee, lalu berbisik "Songhee-a kau
memungut anak tampan itu dimana? Lucu sekali wajahnya"
Songhee balik berbisik pada Miyoung
"Eonnie, namja ini adalah namja yang pernah kuceritakan pada eonnie..
Namja yang waktu itu kukatakan melemparkan batu ke danau bersamaan dengan ku,
aku tak sengaja bertemu dengannya, ternyata ia tinggal di rumah Suho"
Kris baru selesai membereskan
beberapa hal, ia tersenyum kecil saat melihat Chanyeol "Hai sepupu"
Seru Kris menyapa tenang Chanyeol. Songhee dan Miyoung sama-sama terkaget-kaget
saat mendengar sapaan Kris "SEPUPU??????????"
"Kenapa kaget begitu, namja
yang memiliki ketampanan diatas rata-rata sudah pasti anggota keluarga ku"
Ujar Kris.
"Yoooo.. Tentu saja"
Chanyeol mengangkat tangannya. Kris menyambut tangan Chanyeol, mereka melakukan
high five "Tapi aku tetap yang paling tampan"
"Psh.. Semua orang tau aku
lebih tampan hyung" ujar Chanyeol tak mau kalah.
"Jangan fitnah begitu, adik
sepupu". Miyoung dan Songhee sama-sama mengerutkan dahi "Baiklah,
mereka serupa =_="
***
"Terima kasih sudah mengantar
adikku kesini" Ujar Miyoung "Kau mau aku mengantar mu kembali ke
rumah Suho?"
"Gwenchana noona, aku akan
pulang naik Bus saja" tolak Chanyeol halus.
"Tidak bisa begitu, kau pasti
menolak kalau aku mengganti uang bus tadi, karena itu jangan menolak diantar
pulang juga, lagi pula kami memang lewat sana kalau pulang" Paksa Songhee.
"Sudah jangan menolak,
daripada kau hilang di jalan" Ujar Kris. Chanyeol pun akhirnya menerima
tawaran Miyoung dan Songhee untuk diantarkan kembali sampai rumah Suho.
***
Ketika mereka keluar, keempatnya
bertemu dengan Luhan dan Sungchan. "Tidak usah susah susah menjemput
ku" Ujar Kris pada Luhan dan Sungchan. Miyoung menghela nafas, ia iri
dengan Sungchan yang saat itu sedang bergandengan tangan dengan Luhan, dulu ia
sempat menyimpan rasa pada Luhan, namun ia menyerah saat sepertinya Luhan dan
Sungchan sulit dipisahkan, toh ia tidak bisa melakukan apapun. "Kami tidak
berniat menjemput mu, tadi hanya kebetulan lewat" Jawab Luhan menjelaskan.
"=_= Tidak perlu dijelaskan,
Kris hanya bicara asal" Ujar Sungchan.
"Begitu rupanya ahhaha"
Jawab Luhan, ia menemukan sosok Chanyeol yang sebelumnya tak ia sadari
"Chanyeol-a kau kah itu?"
"Annyeonghaeseyo
Sunbaenim" Ujar Chanyeol, ia berpura-pura tak melihat Sungchan
"Sepertinya ini sudah malam, noona sebaiknya kita pulang secepatnya"
seru Chanyeol terburu-buru.
"Wae? Apa Joonmyeon akan
memarahi mu jika kau pulang terlambat?" Tanya Miyoung "Padahal kebetulan
bertemu begini.. Aku baru saja berinisiatif untuk mengajak kalian makan"
"Gurae.. Gwenchana noona, tapi
kurasa aku harus cepat pulang" Jawab Chanyeol.
"Chanyeol-aaaaa~~" Teriak
Lay berlari kearah mereka semua "Annyeonghaseyo" sapa Lay pada yang
lain.
"Hyung kenapa berada
disini?" Tanya Chanyeol.
"Aku baru dari rumah Inkyung,
kau mau pulang?" Tanya Lay.
"Ne.. Hyung juga? Kita pulang
bersama saja" Ajak Chanyeol "noona, Aku akan pulang dengan Lay hyung
saja".
Miyoung jadi gemas mendengar penolakan
Chanyeol, karena ia tahu adiknya ingin sekali pulang dengan Chanyeol, ia
menarik tangan Chanyeol "Aku tidak akan memakan mu, khaja" juga
menarik tangan Lay "Kau ikut juga, aku kan mengantarkan kalian berdua
pulang, Songhee khaja". Songhee tersenyum senang, biarpun ia dan Miyoung
sering berkelahi, tapi ternyata Miyoung begitu memerhatikannya. "Ne
eonnie.. Kris Oppa annyeongg, Oppa dan eonnie juga annyeong" pamit Songhee
meski ia tak begitu mengenal Luhan dan Sungchan. Tinggal lah Kris, Luhan dan
Sungchan disana. Luhan dan Sungchan menatap Kris dengan iba(?) "Aku tak
perlu belas kasihan, aku bisa pulang sendiri, jangan tak enak pada ku begitu,
selamat bersenang-senang" Kris menyusuri jalan untuk kembali ke rumahnya.
"Gwenchana?" Tanya Luhan
pada Sungchan yang sejak tadi terdiam. Sungchan justru bertanya balik
"Eum.. Wae?"
"Ani.. ^^" Luhan
merangkul Sungchan, lalu melanjutkan langkah mereka.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Minseok
02.30 AM
Aku terbangun sebelum matahari
datang, berjalan menyusuri jalan sunyi tanpa terik sinarnya, hanya
cahaya-cahaya lampu jalan yang dapat kulihat. Tak ada aktivitas dari
mahluk-mahluk egois yang disebut manusia, mereka tertidur saat ini. Begitupun
dengan diri ku, aku.. bagian dari mereka juga bukan. Eum.. Tentu saja. Langkah
kecilku terhenti didepan sebuah rumah yang tak asing bagiku, kurasa aku
memiliki kekuatan gaib, entah apa. Aku selalu bermimpi setiap kali aku
tertidur, dan setiap mimpiku bagai sebuah film yang terus bersambung, hal ini
sungguh tak sedikitpun kumengerti, tapi.. aku menikmatinya. Menikmati mimpi ku
lebih dari aku menikmati kehidupan nyata ku. Jika aku harus memilih, maka aku
akan memilih hidup ditempat ini untuk selamanya, di alam mimpi ku.
Seringai kecil terpancar dari sudut
bibirku, inilah yang kusuka dari sebuah mimpi... karena dunia ini ciptaan alam
pikiran ku, maka aku dapat melakukan apapun yang aku inginkan. Kaki ku memasuki
pekarangan rumah dihadapan ku, tak perlu basa basi, tujuan ku adalah kamar
dilantai 2 sana. Tangga yang kemarin ku gunakan masih terdapat dibagian kiri
rumah ini. Dalam waktu kurang dari 1 menit aku berhasil masuk ke beranda kamar
sang pemilik rumah. Tirai pintu geser tak tertutup sempurna, begitupun mata
sang pemilik kamar. Kasihan dia.. kali ini ia sungguh terlihat... berbeda. Berbeda
karena ia tak tertidur seperti kebanyakan orang normal.
Takk.. Tak.. Takk.. Kupukul-pukul
pelan pintu geser kamar Lee Eunhee, yeoja yang baru saja ku kenal itu
sepertinya melihat kearah ku, ia mengawasi sekitarnya. Hal pertama yang ia
lakukan setelah itu adalah memastikan pintu kamarnya terkunci, setelah ia
yakin, ia berlari kearah pintu geser dimana aku berada diluar sini. SREEKKK..
Penghalang ini terbuka "Annyeong" sapa ku. Eunhee segera menarik ku
masuk, menutup pintu geser kamarnya dengan cepat. Ia panik, dan lagi-lagi aku
tak mengerti arti dari tingkah paniknya itu. Ia berlari lagi menuju lemari pada
sudut kiri dari kamar tersebut, ia mencari-cari sesuatu didalam sana. Ku
kembangkan sedikit senyumku. Benar, aku lah satu-satunya yang tak normal,
pikirku. Eunhee mengambil selimut tebal dari lemari nya, segera menutup tubuh
ku dengan selimut tebal itu, betapa bodohnya aku. Alasan kepanikan Yeoja ini
adalah aku, karena aku berada diluar. Udara diluar sana sedang benar-benar
menusuk sampai ketulang. "Gomawo" Ujar ku tenang. Eunhee mengalihkan
pandangannya dari ku. Ia perlahan melangkah meninggalkan ku, ditatapnya lemari
tempat ia mencari selimut tadi, sedikit berantakan akibat ia terburu-buru
mengambil selimut. Tangan kurusnya melipat satu perasatu pakaian yang tadi
berserakan. Aku menghampirinya, mencoba membantunya.
Lantai kamar ini juga ternyata
cukup dingin, aku merasakannya saat duduk sambil melipat pakaian. Kuminta
Eunhee berdiri sebentar, ia menurut. Kuletakkan
sebagian dari selimut ditubuh ku ke lantai, lalu sebagian lagi kubiarkan
menutupi tubuh ku, juga kubagi untuk menutupi tubuhnya "Begini lebih
hangat kan?" Ujar ku. Eunhee mengangguk tanpa menatap ku, ia tetap
terfokus pada pakaiannya. Tangan itu menggenggam sisi sebuah seragam sekolah,
dan tangan lemah seperti tak bertenaga itu merapakan seragam tersebut pada
pelukannya.
"Itu seragam sekolah mu?"
Tanya ku. Mengapa aku merasa tak asing dengan seragam tersebut? Ini aneh.
"Bisa aku melihatnya?" pinta ku. Eunhee mengangguk, lalu menyerahkan
seragam itu padaku. Hampir tak percaya, kurasa saat ini mulut ku menganga.
Seragam ini milik Hong Music & Art Academy. Tempat ku melanjutkan pelajaran
setara tingkat universitas. "Kau melanjutkan masa setelah HighScool mu di
academy ini?" tanya ku penasaran. Sekali lagi ku terima sebuah anggukan
darinya. Eunhee lalu berdiri, kali ini ia berjalan lagi ke laci disamping
tempat tidurnya, mengambil sebuah album foto besar, lalu kembali duduk
disamping ku.
Halaman pertama album foto tersebut
terbuka, kalau aku tak salah liat, terdapat 3 orang yeoja disana, ia.. mungkin,
dan 2 orang yeoja lainnya. Yeoja lainnya.. Chakam.. sepertinya aku mengenal
yeoja didalam foto bersama Eunhee itu.
"Bukankah itu Lee SongHee dan
Lee Miyoung? Kau mengenal mereka?"
Eunhee menatap ku, ia sepertinya
heran mengapa aku mengenal Songhee dan Miyoung, ia mencoba bertanya pada ku,
mungkin. Karena ia tak mengucapkan apapun, aku tak tau pasti mengapa ia menatap
ku. "Mereka" Telunjuk tangan ku mengarah pada Songhee dan Miyoung
"Anak... " Aku mengehentikan ucapan ku, mustahil aku mengatakan anak
rekan bisnis Appa, aku bahkan sudah tak memiliki Appa. Sementara Eunhee begitu
sabar menunggu jawaban keluar dari mulut ku "Anak dari.... eum... rekan
bisnis dari pemilik perusahaan tempat almarhum ayah ku bekerja". Eunhee
tak terlalu menanggapi, ia hanya melempar pandangan pada album fotonya kembali
setelah mendapat jawaban dariku, tanpa mau tau betapa sulitnya aku mencoba
menjelaskan tadi T.T.
Lembar berikutnya dari album foto
tersebut terbuka. Terlihat 2 foto yeoja lainnya. Aku bersyukur karena kali ini
aku tak mengenal kedua yeoja tersebut. Ini mimpi ku, tak lucu kalau aku harus
bertemu dengan banyak orang yang ku kenal. "Siapa yeoja ini.. Dan yang ini
juga siapa?" Tanya ku terus menerus, aku terlalu penasaran dengan
kehidupan Eunhee. Eunhee mengeluarkan kedua foto tersebut dari album foto, ia
membalik kedua foto tersebut. Ah.. Ia meminta ku membaca sendiri. Aku gagal
memancingnya bicara. Selembar foto bertuliskan Xi Yi Jie dan selembar lagi
bertuliskan Kim Eunkyo pada bagian belakang masing-masing foto. "Mereka
teman baik mu?". Eunhee mengambil pelan kedua foto tersebut dari tangan
ku, ia tak menjawab ku, bahkan dengan anggukan pun tidak. Ia memandangi foto 2
orang yeoja tersebut. Semakin lama semakin lekat. Terbaca sebuah kerinduan dari
sana, ia sepertinya begitu ingin bertemu kedua yeoja tersebut. Perlahan isak
terasa, air matanya pun mulai menetes.
Foto terakhir yang kulihat adalah
foto Eunhee bersama dengan Kris di perkebunan bunga, mereka memakai seragam
kerja yang sama. Kesimpulan ku adalah sebelum mengalami hal ini, Eunhee bekerja
di perkebunan bunga bersama Kris.
"Haruskah kita temui
mereka?". Pancingan ku berhasil, Eunhee tertarik dengan ajakan ku, ia
menarik-narik tangan ku sambil berkali-kali menunjuk pada foto-foto
ditangannya, jika bisa kuterjemahkan sedikit, ia.. Mungkin bertanya padaku
apakah kami sungguh bisa bertemu dengan mereka semua?
"Eum.. Kau harus sembuh"
Seru ku to the point, ia terdiam. "Kau tidak gila, kau sehat"
Kuberikan doktrin pada pikirannya, berharap mindset nya bisa berubah "Kau
normal, karena itu kau juga harus bertindak normal. Jangan dengarkan ucapan
semua orang yang mengatakan kau tidak normal, aku percaya kau gadis normal.
Hanya saja.. Pertama.. kau harus
menggunakan pakaian yang bagus, tak membiarkan rambut mu berantakan. Kau
cantik.. sama dengan yeoja-yeoja lainnya" kuberikan senyum ku untuknya
"Tunggu sebentar" Pinta ku. Ku ambil sebuah sisir pada meja rias nya,
lalu kembali kesamping nya. Dengan senyuman tangan ku bergerak pelan menyisir
rambutnya, rambutnya panjang, dan halus. "Rambut mu bagus ^^ mengapa kau
membiarkannya berantakan hihihi". Eunhee menatap ku, tak sedetikpun
pandangannya lepas dari wajah ku, karena itu aku terus tersenyum agar ia merasa
tenang berada didekat ku. Untuk saat ini aku tak bisa mengartikan pandangannya,
bahkan bakat sok tahu ku sedang tak bekerja dengan baik. "Jha.. Kau sudah
cantik, tapi kau harus begini setiap saat". Eunhee menyentuh rambutnya
sendiri, merapihkannya dengan tangan.
"Anak pintar ^^" Puji ku
padanya "Yang kedua.. Eumm ini sedikit sulit untuk kujelaskan. Kalau
begitu aku akan bertanya. Apakah kau takut akan sesuatu?".
Ia mengangguk takut, memeluk
dirinya sendiri hanya karena pertanyaan ku. Kuletakkan kedua tangan ku pada
bahunya "Gwenchana.. selama aku bersama mu, maka tak akan ada yang
menyakiti mu, kau tak perlu takut. Katakan padaku apa yang kau takutkan"
pintaku pelan. Tangan Eunhee gemetar menunjuk sebuah foto yang terpajang di
meja atas laci tempat tidurnya, foto itu adalah foto JongIn, adik Eunhee
"Kau takut pada Jongin?". Eunhee menggeleng cepat, ia mulai panik
kembali, ia mencoba memberitahuku sesuatu, tapi tak satupun dari tindakannya
yang kumengerti, ini sulit sekali, ia meremas lengan ku, memukul-mukul pelan
selimut, sambil sesekali menujuk foto Jongin. "Aku tidak mengerti"
Ujar ku padanya. Eunhee nampak ingin menangis, ia sudah mencoba menyampaikan
sebisanya, namun ini terlalu sulit bagiku, mungkin ia sedih karenanya. Dengan
sedikit keberanian, kugenggam tangannya "Gwenchana.. pelan-pelan saja, kau
harus menengakan diri mu.. belajar melawan rasa takut mu, kau tak perlu panik
dan takut apapun yang terjadi, dengan begitu.. Kau bisa memberitakuhu apa yang
membuat mu takut, dan aku...berjanji pada mu akan, membantu mu."
Tangan Eunhee masih sangat gemetar
"Lihat.. Tangan mu selalu gemetar begini, ini tidak baik, sekalipun kau
tidak bisa bicara padaku, tapi kalau tangan mu berhenti gemetar seperti ini,
kau...mungkin bisa menuliskan sesuatu untuk kau sampaikan padaku, tanpa kau
harus bicara". Eunhee memandangi telapak tangannya yang saat ini berada
dalam genggaman ku, dapat kurasakan ia seperti berusaha keras untuk menenangkan
dirinya. Karena gemetar pada tangannya pelahan tak secepat sebelumnya.
"Tak usah dipaksakan, kita
masih memiliki banyak waktu ^^" Ujar ku "Sekarang kau harus tidur,
yeoja normal akan tidur pada jam segini.. ^^ Kau bagian dari mereka bukan? Jadi
kau juga harus tidur, besok aku akan datang ke academy untuk mengecek keadaan
disana, akan kupastikan juga untuk bertemu teman-teman mu nanti". Eunhee
terus mengikuti ucapan ku, ia segera berbaring pada ranjang nya, meminta ku
duduk disamping nya, memaksakan matanya agar terpejam. Dia lucu sekali.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Author
HONG MUSIC& ART ACADEMY
07.00 AM
Belum banyak siswa memenuhi
academy, kegiatan dimulai pulul 08.30 AM nanti. Micha menyusuri lorong sendiri,
ia berangkat lebih pagi untuk menghindari Luhan. Ia sering tak enak karena
selalu mengganggu Luhan dan Sungchan. Kakinya terhenti pada papan pengumuman
dimana terdapat catatan peringkat 1-200 dari tingkat 1-4 pada semester ganjil
"Sigh.." hanya itu yang bisa ia ungkapkan. Dreeetttt.. Dreeett..
Handphone Micha bergetar. Lagi-lagi ia menerima notification dari account SNS
nya.
POST» Xi Yi Jie
MORNINGGGGGG... ~~
REPLY » Kim JongDae
Pagi noonaaaaa..~~~
"Psh.. Jongdae" Micha
melihat timeline dari account SNS nya, disana penuh oleh posting dari Account
SNS milik Chen, Micha tekekeh tak henti melihatnya.
POST » Kim Jongdae
Huaaaaaaaaa aku masih mengantuk.
POST » Kim Jongdae
HUANG ZI TAO MENGGUNAKAN KAMAR
MANDI DI KAMAR KU.
POST » Kim Jongdae.
Tao belum selesai mandi juga =_=
POST » Kim Jongdae
Sarapan apa pagi ini.
"Kurasa ia bisa mati tanpa
account SNS" Seru Micha. Sedang asik melihat account SNS nya, tiba-tiba
Micha mendengar suara piano dari dalam ruang Music. Mendadak saja bulu kuduknya
merinding, sepagi ini saat academy masih sepi siapa yang memainkan piano?
Pikirnya. Tapi karena penasaran, ia memberanikan diri untuk melihat ke ruang
Music. Micha melihat seorang namja didepan piano tersebut, ia sedikit tenang
karena setidaknya ia menemukan bahwa namja itu adalah manusia. Seseorang yang
Micha kenal, wajah namja terlihat murung, sesekali terlihat air matanya
menetes, tapi segera ia hapus dengan cepat sambil tak henti jarinya bermain
lincah diatas tuts piano. Ingin sekali Micha masuk ke dalam sana, sekedar
bertanya apabila namja itu memiliki masalah, tapi ada kalanya seseorang lebih
suka sendiri saat ia dalam masalah, karena itu Micha pun mengurungkan niatnya. Namja tersebut menghentikan permainan piano,
matanya kosong menatap kedepan tanpa memperhatikan sekitarnya. Tak lama setelah
itu, Handphone Micha kembali bergetar karena notification.
POST » Park Chanyeol
PRE CLAAAAASSSS... I`M COMING ^^
Micha hanya tersenyum kecil, ia
mereply post Chanyeol menyuruh Chanyeol agar cepat datang, karena ia sendirian
di academy. Berselang kurang dari satu menit, notification lainnya muncul.
POST » Byun Baekhyun
Nice weather.. It should be a happy
day ^^ Hello pre class ^^
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Minseok
07.00 AM
Setelah beberapa jam terbangun,
akhirnya aku bisa kembali tertidur dan kembali ke dalam mimpi ku. Saat ini aku
berdiri didepan bangunan academy tempat ku belajar dulu, tak banyak yang
berubah dari academy, atau mungkin mimpi ku yang menyesuaikan dengan kenyataan
yang kuketahui, haha.. Entahlah. Kulangkah kan kaki memasuki bangunan academy,
aku berjalan disebuah lorong, didekat papan pengumuman. Beberapa tahun lalu aku
begitu bahagia melihat nama ku tepampang di papan pengumuman sebagai no.1 di
tingkat 2. Sedikit kaget saat kubaca nama-nama yang terpampang pada
peringkat-peringkat atas penguman peringkat academy begitu familiar. Tingkat
1... 1. Kim Jongin, aku mengenalnya, tentu.. Ia adalah adik Eunhee. Tingkat 3,
1.Xi Yi Jie, nama yang baru kuketahui beberapa jam lalu dari Eunhee. Tingkat 4,
1.Lee Miyoung, ahh dulu Miyoung juga saingan ku dalam peringkat di academy, ia
masih mempertahankan posisinya sampai sejauh ini. Aku juga membaca nama Kris
pada peringkat 25, lumayan juga, semakin membuat ku iri dengan semua yang
dimikinya. "Mana peringkat tingkat 2?" Tanya ku pada diriku sendiri.
Ternyata kertas nya terjatuh, aku memungutnya dari lantai. DEG sesuatu seperti
memukul ku keras, tidak.. Aku sedang bermimpi, jadi mungkin aku melihat hal-hal
yang kuinginkan dalam mimpi ini. Mungkin.. Atau mungkin.. Tuhan mencoba memberi
tahuku sebuah fakta yang belum sempat kuketahui. "Aku bangga padamu"
Hanya itu yang dapat ku ungkapkan. Tak banyak nama anak tingkat 2 yang ku
kenali 9. Oh Inkyung, 23. Lee Songhee.
Tak mengerti aku harus bahagia, marah atau.. sudahlah, aku harus bahagia,
setidaknya dalam mimpi.
Lantunan permainan piano terdengar
jelas, kulangkahkan kaki ku lagi menuju ruang music. Didepan pintu ruang music
kulihat seorang yeoja berdiri terpaku disana. Aku menghampirinya. Ia terpaku.
Sungguh terpaku sampai tak menyadari kehadiran ku. Kulirik keadaan didalam
ruang music, seorang namja sedang memainkan piano disana. Senyum ku parau. Namja didalam sana terlihat
dalam keadaan tersakiti, mungkin. Semakin menyedihkan karena yeoja ini juga
terlihat sama tersakitinya setelah melihat keadaan namja didalam. Jika aku
boleh menyimpulkan lagi, mungkin yeoja ini.. Menyimpan hati pada namja didalam,
atau sekedar khawatir. Tangannya menggenggam erat handphone yang masih menyala,
berhubung ia juga belum sadar dengan keberadaan ku, aku membaca apa yang
tertulis pada layar handphonenya. Mungkin bukan sesuatu yang benar, tapi..
Kenyataan membuat hatiku semakin miris. Tak sengaja kulihat namtag pada pakaian
yeoja ini 'Xi Yi Jie'. Mata ku membelalak, langsung kuperhatikan baik-baik
wajahnya. AH! dia benar-benar yeoja pada album foto Eunhee. Dunia begitu sempit,
bahkan dalam alam mimpi sekalipun.
Aku berjalan mendahului Yi Jie yang
masih berdiri terpaku pada tempat yang sama, Kaki ku sedikit lelah, maka aku
duduk pada kursi panjang yang banyak terdapat pada sekitar lorong ini. Dua
menit kemudian, Yi Jie pun melangkah dari depan ruang music, ia berjalan pelan
hampir melewati ku "Annyeonghaseyo" aku berdiri, membungkuk dan
menyapanya. Ia menatap ku, tanpa ragu tersenyum. Yeoja ini ramah, ia membungkuk
sopan juga padaku "Annyeonghaseyo, Maaf mengganggu, tapi aku anak baru..
Xiumin.. nama ku xiumin" Aku menunjuk namtag ku, dan wow.. entah sejak
kapan aku memiliki namtag ini, tapi ini terjadi, namtag bertuliskan xiumin
tersemat pada pakaian ku. "Bisa kah kau menunjukkan ku... ruang kepala
academy?"
***
Yi Jie mengantarkan ku menuju ruang
kepala academy, ia tak merasa asing meski ia tak mengenalku, yeoja yang sangat
bersahabat, aku jadi berharap.. Ah bodoh, aku sering lupa kalau aku saat ini
hanya sedang bermimpi. "Kau.. Xi Yi Jie?"
"Ah ne.. Aku belum memperkenalkan
namaku, mian. Yi Jie imnida ^^ tapi siswa disini lebih sering memanggil ku
Micha" Ujarnya. DEG.. Begitu banyak kebetulan-kebetulan yang membuat ku
shock, nama ini.. Sering ku dengar, sangat sering, jadi ternyata... Yi Jie
mengibaskan tangannya didepan wajah ku "Xiumin-ssi gwenchana?". Aku
tersadar dari lamunan ku "N..Ne gwenchana ^^ aku lebih tua dari mu, kau
boleh memanggil ku Oppa ^^"
"Eo ne.. Xiumin oppa"
Jawabnya singkat.
"Yi Jie-ssi.. Kau juga tingkat
4 sekarang bukan? Aku tadi melihat nama mu pada peringkat 1 tingkat 3, kau
pasti melakukan upgrade class". Yi Jie menundukkan kepalanya, ia berusaha
menunjukkan senyum, meski senyum itu terlihat getir "Aniya.. Aku akan
tetap di tingkat 3"
"Wae?" Tanya ku. Yi jie
hanya melirik ku, ia nampak bingung harus menjawab apa "Aku berjanji tak
akan memberi tahu siapapun, lagipula aku tak mengenal siapapun disini ^^"
"Eum.. Usia ku dan Oppa ku
hanya berbeda 1 tahun, ne.. Aku tetap di tingkat 3 karena kakak ku belum
berhasil masuk 25 besar untuk dapat lulus lebih cepat, ia sudah berusaha
semaksimal mungkin, aku.. tidak ingin membuatnya tertekan karena merasa kalah
dengan adiknya" jawab Yi Jie mempercayai ucapan ku begitu saja, padahal ia
belum begitu mengenalku, bisa saja aku berbohong dan membocorkan rahasianya.
Polos sekali dia, kasihan jika bertemu orang yang suka membohonginya.
"Gurae.. Kau adik yang
baik" Puji ku padanya.
"Kakak ku juga kakak yang baik
^^" Jawabnya.
"Bagus.. Tetaplah menjadi anak
yang baik ^^ .. Karena... terdapat banyak kebaikan yang akan mengelilingi anak
yang baik" Ujar ku, ia menatapku terpaku.
☆*:.。. o)o
.。.:*☆
POV : Author
07.25 AM
Chen, Tao dan Chanyeol sampai di
Academy berama dengan Suho, tapi karena Suho ada urusan, ia pergi mendahului
ketiga temannya ini "Academy masih sepi seperti kuburan begini, mataku
jadi kurang segar" eluh Jongdae.
"Coba teteskan jeruk lemon di
matamu, siapa tau matamu nanti jadi segar" Jawab Chanyeol memberi saran,
karena menurutnya jus lemon dipagi hari sangat segar.
"Terserah kau saja" Jawab
Chen "Baekhyun belum datang ya? tak enak rasanya tak ada yg bisa ku ajak
berkelahi"
"Tapi Do sudah datang, tadi
aku bertemu dengannya" seru Chanyeol.
"Apa asiknya menggoda
batu" Jawab Chen dengan tawa cemprengnya. BUKK... tiba-tiba saja, Tao yang
berjalan didepan berhenti, menyebabkan Chen yang tak terlalu memperhatikan
jalan, karena sedang bicara dengan Chanyeol ini tertabrak punggung Tao, lalu
terjepit oleh Chanyeol yang tadi berjalan dibelakangnya.
"Aaaa.." Chen mendorong
Chanyeol "Ah sakit."
"Aww.. aku juga sakit, kau
kenapa berhenti tiba-tiba" eluh Chanyeol.
"Bukan salah ku, Tao yang
berhenti" Chen menunjuk Tao.
"Ya! Tao, kau kenapa
lagi?" Tanya Chanyeol. Tao terpaku, ia mengucapkan satu kata
"Cantik.."
"Apa? Siapa?" Tanya
Chanyeol langsung bersemangat mencari-cari siapa yang Tao maksud cantik
barusan.
Chen berinisiatif untuk merunut
arah pandangan Tao, ia menemukan 2 orang disana, ia pun mengarahkan kepala
Chanyeol agar menatap siapa yang Tao maksud 'cantik' barusan "Itu"
ujar Chen. Chanyeol tersentak hebat "Kris Hyung o_O" ujarnya dengan
suara meninggi, hingga terdengar oleh sang pemilik nama. Dari tempat duduknya, Kris menoreh, ia
melambaikan sebelah tangannya pada Chanyeol dan Chen. Chen membalas dengan
bungkukan sopan dan juga senyuman "Ayo kita kesana, tidak enak tadi
terkesan memanggil"
"Chakaman" cegah Chanyeol
"Wae?"
"Tao menyukai Kris
hyung?" Tanya Chanyeol serius.
"Tentu saja bukan =_=". Tanpa
menunggu Chanyeol dan Chen, Tao berjalan lebih dulu, ia membereskan rambutnya
agar terlihat lebih rapih, begitu juga dengan pakaian yang ia kenakan. Kris
bangkit dari kursi lebih dahulu "Annyeon....." Belum selesai Kris
bicara, tanpa menyapa bahkan melihat Kris sedikitpun, shuungg~~ Tao melewatinya
"Mwoya =_="
Tao terhenti dihadapan Yoora
"Anyyeonghaseyo" Tao membungkuk dihadapan Yoora "Huang Zi Tao...
Tao imnida, Tahun ini aku akan berulang tahun ke 20, sekarang aku sudah 1st
grade di academy, bolehkan aku mengetahui nama mu?"Tao mengulurkan
tangannya untuk berjabat.
"Euhh~~" Suara semacam
itu terdengar saat Yoora sedikit menggerakkan tubuhnya, tapi ia tidak berkata
apa-apa lagi setelah itu, ia hanya tertunduk tenang dengan posisi masih duduk
di kursi. Karena kasihan(?) melihat Tao menunggu, Kris sengaja menyentuh pundak
sang adik, yang ternyata...Yoora tertidur "Euhng.. eungh.. wae oppa?"
Tanya Yoora setengah sadar pada Kris disampingnya.
"Tragis sekali" Ujar
Chanyeol dan Chen melihat kejadian barusan.
***
Yoora yang masih setengah sadar
bingung karena kini seorang namja berdiri dihadapannya dengan tangan sudah
menjulur ke arahnya. Canggung Yoora menyambut tangan Tao "Annyeong"
genggaman tangan Tao semakin erat membuat Yoora panik, ia melirik-lirik Kris
yang justru terlihat santai. Yoora memperjelas pandangannya, mendadak ia membelalak
"HUAAAAAAA HANTUUUUU DANAU MENGEJAR KU!!!!!!" . Tap.. Kris menutup
mulut Yoora dengan tangannya "Shuut.. Dia manusia". Yoora
mengangguk-angguk mengerti, ia mencoba menetralisir pikirannya. Tao dengan sok
cool mendorong Kris dari dekat Yoora "Jangan kasar pada anak wanita,
Hyung" Tao kembali menatap Yoora "Annyeong.. Huang Zi Tao, Tao
imnida"
"Ne.. Yoora, Yoora Wu"
balas Yoora memperhatikan nasib tangannya yang belum juga mau dilepas oleh Tao.
Chen merasa tak enak pada Yoora dan
Kris, ia menyenggol Chanyeol untuk membantunya menyingkirkan Tao dari tempat,
sebelum Tao makin nekat(?). Chen memposisikan diri di bagian kiri Tao,
sedangkan Chanyeol pada bagian kanan. Chen melakukan serangan langsung dengan
memisahkan tangan Yoora dan Tao, ia berpura-pura menjabat tangan Yoora
"Annyeong Chen imnida" Chen menekuk tangan Tao ke belakang tubuh Tao.
Chanyeol juga menjabat tangan Yoora setelah Chen "Annyeong.. Chanyeol
imnida" Ujar Chanyeol, ia melepaskan nya setelah itu.
"Mereka menyelamatkan ku"
Ujar Yoora dalam hati. Yoora tersenyum penuh arti pada Chen dan Chanyeol seolah
berucap 'Terima kasih”. Saat Yoora tersenyum, baik kepada Chanyeol maupun Chen.
Mata Tao tajam menatap kedua temannya itu seolah siap memakan mereka karena
mereka mendapat senyuman Yoora. Mata Tao tak lepas dari Yoora sedetikpun
setelah itu, sekalipun kini Chanyeol dan Chen sudah menariknya pergi, tapi
matanya tetap menatap Yoora hingga ia sudah benar-benar jauh.
"Oppa.. namja tadi itu
kenapa?" Tanya Yoora masih tak percaya apa yg ia alami.
"Yah begitulah" Jawab
Kris.
"Begitu apanya lagi
Oppa?"
"Ya begitu". Yoora
memicingkan matanya, ia lalu meraba-raba sekitar tubuh Kris.
"Ya! Aku kakak mu, apa yang
kau lakukan?" Seru Kris risih.
"Aku hanya ingin memastikan
kau tak pakai baterai ditubuh mu" Jawab Yoora.
☆*:.。. o)o
.。.:*☆
"Kyungsoo-a" Panggil
EunKyo saat melihat D.O didekat perpustakaan.
"Eo.. Annyeonghaseyo
noona" jawab D.O.
"Kau mau langsung jaga? Hari
ini preclass, kau tidak libur dulu?"
"Aku libur sebenarnya, hanya
sedang bosan menunggu, aku berniat mencari buku untuk ku baca" Jelas D.O
"Beberapa buku baru datang sore kemarin" lanjutnya lagi.
"Ah jincha.. recomendasikan
pada ku jika ada yang bagus" pinta Eunkyo sambil tersenyum.
"Pasti ^^"
D.O dan Eunkyo terdiam sesaat,
kedunya memang sama-sama tak terlalu banyak bicara, waktu mereka berdua juga
sering mereka habiskan untuk membaca buku bersama di perpustakaan. "Eo!
Suh.." D.O menghentikan ucapannya.
***
Tanpa disengaja, Suho melintas
didepan mereka. Tak ubahnya seperti kemarin, Suho seperti sedang dalam keadaan
kesal, ia pun tak menegur D.O dan EunKyo, hanya melintasi mereka berdua begitu
saja. "Ya! Lee Songhee" Suho memanggil nama seorang yeoja yang duduk
tak jauh dari D.O dan Eunkyo.
"Ya Lee Songhee" Panggil
Suho untuk kedua kalinya. Headphone yang dikenakan Songhee sepertinya menjadi
penyebab utama ia tak mendengar panggilan Suho. Suho mengabil mp3 player
songhee, lalu mematikannya. "Ya! Neo.. Aissh" Songhee baru melihat
ada Suho dihadapannya "Joonmyeon Oppa, apa yang kau lakukan, mengganggu
saja" Songhee melepas Headphone dari telinganya.
"Mengapa kau tidak mengangkat
telpon ku semalam?" Tanya Suho to the point.
"Apa keuntungan yang
kudapatkan dari mengangkatnya?" Tanya Songhee dengan nada menantang.
"Aku menghawatirkan keadaan mu,
kau pergi begitu saja, Miyoung noona mengatakan padaku tas mu tertinggal di
mobilnya.. Lalu bagaimana cara kau pulang semalam?" Nada bicara Suho
terdengar seperti ia sungguh-sungguh memperhatikan Songhee. Songhee tak merubah
nada ketusnya terhadap suho "Apa peduli mu? Kau lah yang tak mau
mengantarkan ku". Suho menghela nafas, ia menyadari kejadian semalam
adalah kesalahannya, ia duduk disamping Songhee "Mian.. Kemarin aku hanya
bercanda" Ujarnya, namun nada maaf itu tak bertahan lama, suho pun
melanjutkan ucapannya dengan pembelaan diri "Tapi kau tidak bisa pergi
begitu saja dalam keadaan seperti semalam, kau seharusnya memohon padaku, dan
meminta maaf karena kau datang ke rumah ku seenaknya, berteriak-teriak padahal
kau ingin minta tolong padaku.. kalau kau minta tolong dengan cara lebih baik,
aku juga tidak akan menolak untuk menolong mu, toh biasanya juga aku sering
mengantar mu pulang"
"Ok.. "Jawab Songhee
mengalah, ia tak mau masalah semakin panjang hanya karena mereka sama-sama
merasa benar. Songhee tersenyum kecil, ia menatap Suho ceria "Oppa, pulang
nanti.. boleh aku ikut pulang ke rumah oppa? Nanti eonnie mau kembali mengurus
perkebunan bunga, eomma dan appa juga tidak ada di rumah, aku bosan"
Suho tersenyum puas melihat sikap
Songhee terhadapnya "Tentu saja boleh"
"Baiklah Oppa.. Aku pergi
dulu, pulang nanti jangan lupa menunggu ku" Pinta Songhee masih dengan
ekspresi ceria, ia melambaikan tangannya pada Suho, lalu pergi.
"Ok..
annyeong" Ujar Suho melepas kepergian Songhee.
[Suho`s mind] "Yeokshi.. Untuk menaklukkan hati
Yeoja memang butuh sediki trik.. Aku hanya meminta maaf, ia sudah manis lagi
padaku.. Bahkan tak pernah semanis ini sebelumnya, semakin jelas ia jatuh cinta
padaku"
[Songhee`s mind] "Yippyyyy..Aku akan bertemu
chanyeol lagi hari ini >_<"
***
Tatapan mata Suho terhadap Songhee,
ucapaan kehawatirannya dan segala tindak tanduknya terlihat jelas oleh EunKyo.
Ia memperhatikan baik-baik Songhee. Yeoja dengan tubuh tinggi semampai,
kulitnya putih, bersih, cara berpakaiannya begitu modis, cantik.. sudah tidak
diragukan, ia juga sepertinya berada di 'kelas' yang sepadan dengan Suho.
"Kkeutnaseo" gumam Euknyo pelan. Tatapan kosong mengiringi kepergian
Eunkyo dari tempat dimana Suho berada, mungkin itu adalah satu-satunya cara
untuk membuat susana hatinya membaik, dibanding terus berdiri disana seperti
orang bodoh yang berharap dapat melihat matahari bersinar di malam hari. Kebisuan
lain juga dilakukan oleh D.O,tanpa sepatah katapun ia mengurungkan diri untuk
masuk ke perpustakaan dan mengikuti Eunkyo beberapa langkah dibelakang.
***
"Suho Hyung.. Suho hyungg
tolong kami" Teriak Chanyeol dan Chen sambil menarik Tao yang terus
memberontak.
"Ada apa ini?" Tanya
Suho.
"Hyung.. Tao tiba-tiba jadi
ganas begini gara-gara melihat gadis cantik, ia baru bertemu dengan yeoja itu,
tapi sikapnya langsung seperti ini hyung" Ujar Chanyeol mengadu pada Suho.
"Sepertinya tadi pagi Tao lupa
minum obat" Tambah Chen.
"Jangan halangi aku, aku harus
tau siapa dia dan dimana kelasnya" Ujar Tao memaksa jalan meski Chen dan
Chanyeol sudah menahannya.
"Tao.. tenanglah, kau baru
saja melihatnya, kalau terlalu agresif dia malah bisa takut padamu nanti"
ujar Suho. Chanyeol menahan tangan Tao "Lagipula kalau kau ditolak lagi
bagaimana?". Tao's angry level One. "Lalu kalau ternyata dia adalah
kekasih Kris Hyung bagaimana?" Lanjut Chanyeol cepat. Tao's angry level
Two.
Chanyeol mencoba mengucapkan
kejujuran, mungkin saja dengan begitu Tao akan berhenti bertindak mengerikan
"Kalau kau harus bersaing dengan Kris Hyung, kau jelas pasti kalah
darinya, ia jauh lebih tampan, lebih putih, lebih tinggi.. lebih pintar, lebih
papuler.". Tatapan 'Siap Menguyah Chanyeol' ala Tao sudah terlancarkan
untuk Chanyeol, sejenak Chanyeol mencoba mencerna situasi yang sedang terjadi,
ia baru sadar sepertinya Tao's angry level telah mencapai maksimal "O..O..
wajahnya sudah makin mirip panda buas.. itu artinya... eommaa eotthokhe?"
Chen menyenggol-nyenggol Chanyeol
"Cepat pergi sebelum dia memakan mu" bisik Chen. "Ne.. ne... ne.
.ne" Jawab Chanyeol terbata-bata "Kalau begitu.. aku eung.. aku.. aku
ada urusan, oke.. Bye" Secepat kilat Chanyeol kabur untuk menyelamatkan
dirinya dari kemarahan Tao. Belum selesai satu masalah, suara teriakan seorang
yeoja, yang tak lain adalah Minhyo kini sudah terdengar sampai ke tempat mereka
berada "HUAAAAA KIM JONGDAEEEEEEEEEE"
"Aissshh gawat, Suho Hyung,
tolong urus Tao.. maaf hyung aku tak bisa membantu" Ujar Chen, ia segera
berlari kencang menyusul Chanyeol. "Park Chanyeol tunggu akuuuuu, selamatkan
akuuuuuu". Suho menelan ludah saat melihat Tao yang sudah pada batas
maximal. Tao merengkuh kerah baju Suho "Katakan hyung... jawab aku
sejujurnya, apa Kris hyung lebih tampan dari ku?"
"Eung.. itu.. itu.." ujar
Suho terbata
"Kalau aku bersaing dengan
Kris hyung, aku pasti kalah? Begitu" Tanya Tao semakin kencang menjerat
kerah baju Suho.
"Eung.. a.. eung" Suho
masih tidak bisa bicara, kalau ia bilang Tao lebih tampan maka ia akan berdosa
karena memfitnah (?), kalau ia jawab Kris lebih tampan, Tao pasti memakannya
hidup hidup (?). Lalu tiba-tiba "Huaaaaaaaa hiksss..." Dengan
dramatisnya, Tao melepaskan jeratannya pada kerah baju Suho, Lalu Tao berlari
sambil menangis ala bollywood. (?)
***
Dari sisi Minhyo, Chen langsung
berlari cepat saat Minhyo memanggilnya, ia berlari sangat cepat seperti dikejar
anjing, MinHyo pun juga bergegas mengejar Chen "YA! KIM JONGDAE
BERHENTI!". Tak seperti biasanya, kali ini Minhyo berhenti berlari di
tengah jalan, ia tidak lanjut mengejar Chen, membiarkan Chen berlari jauh
meninggalkannya. Wajah Minhyo murung pagi itu "Padahal aku hanya ingin
mengucapkan selamat karena ia akan naik ketingkat 3" Minhyo menghela
nafanya kecewa.
☆*:.。. o)o
.。.:*☆