Minggu, 19 Januari 2014

Dream Catcher [CHAPTER 4]




☆*:.。. o)o .。.:*☆
           
Baekhyun menunggu Chen dan Chanyeol, kedua mahluk itu tak kunjung datang seperti janji mereka, Ia menunggu dengan tak sabar, menggerakkan kakinya berkali-kali saat ia bosan. Ia membuka lebar matanya saat mendengar suara langkah kaki. Chanyeol dan Chen berlari seperti dikejar hantu, mereka terhenti saat melihat sosok Baekhyun "BAEKHYUNNNN-AAAH" dengan cepat Chanyeol memeluk teman baiknya ini "Selamatkan nyawaku"
"He? Selamatkan dari apa?" Tanya Baekhyun bingung "Maaf tapi aku sedang ada urusan.. hohoho.. lain kali saja kita main lagi" ujarnya berniat meninggalkan kedua orang itu. Sreeeeeettttttt Chen menarik bagian belakang kerah baju Baekhyun "YA! bebek jelek.. kau tidak setia kawan sekali, ini hal yang penting, masa seenaknya kau mau pergi" Chen seenaknya berlari kembali sambil menarik Baekhyun dan Chanyeol.
"Aaahhh.. apa-apaan ini.. lumba-lumba sialll.. lepaskan aku" teriak Baekhyun yang mau tak mau akhirnya mengikuti Chen dan Chanyeol.


☆*:.。. o)o .。.:*☆





POV: Minseok.
07.35 AM
           
Aku berjalan mengelilingi bangunan academy. Aku merindukan susana di tempat ini, dimana aku bisa bertemu dengan banyak teman, berbincang, bercengkrama satu sama lain, dengan begini, mungkin saat aku bangun dari mimpi ku nanti, perasaan ku bisa berubah dengan sekejap. Atau mungkin juga akan kembali kacau mengikuti suasana kehidupan nyata ku. Aisshh disaat seperti ini mengapa tiba-tiba aku merindukan Eunhee, apa yang sedang ia lakukan?. Kuarahkan pandangan ku lurus ke depan, kulihat seorang namja yang kukenal berada didekat perpustakaan. Aku berada pada taman belakang, jadi aku hanya memperhatikan namja itu dari jauh melalui jendela.  Kim JoonYeon.

Sesosok lainnya dapat ku kenali, sosok seorang yeoja yang baru saja dihampirinya, ahh itu Lee Songhee, adik Miyoung. Hubungan, mereka berdua terbilang lucu, sebenarnya sejak kecil kedua orang tua mereka sudah begitu bersemangat untuk menjodohkan mereka, namun kedua anak itu menolak, menolak tapi juga tak pernah menghindari. Dulu saat eomma masih hidup ia mengatakan padaku dengan nada bercanda bahwa ia akan menikahkan ku dengan Miyoung. Aku dan Miyoung baru berusia 7 tahun dan kami tak mengerti apa-apa. Dengan tegas sejak kecil sampai dewasa Miyoung terus mengatakan padaku "Aku jatuh cinta pada namja lain, namanya Luhan". Sampai saat ini aku penasaran dengan namja bernama Luhan itu, bukan karena cemburu, aku sungguh tak menyimpan hati pada Miyoung, hanya penasaran dengan seorang namja yang bisa membuat anak berusia 7 tahun jatuh cinta padanya. Hahha.. Masa kecilku ternyata jauh lebih indah dari pada saat ini, banyak hal yang terjadi, dan banyak hal yang kurindukan.

Kembali kuperhatikan JoonMyeon dan Songhee, kedua sahabat kecil ku. Mataku sedikit tertarik pada 2 sosok lainnya. Mereka hanya berdiri menyaksikan Joon Myeon dan Songhee. Seorang gadis disana memiliki sinar mata yang sama dengan tatapan Yi Jie pada namja di ruang music, mungkinkah ia jatuh cinta pada JoonMyeon?. Mirisnya lagi namja disamping yeoja itu balik memperhatikan yeoja itu dengan tatapan yang sama pula seperti yeoja itu terhadap JoonMyeon. Mungkin ini yang disebut cinta segi banyak (?). Mengapa hal semacam ini selalu sulit untuk ku cerna. Mengapa banyak orang yang lebih suka meletakkan hatinya di tempat yang ia tak yakin akan terjaga atau tidak dibanding tempat yang sudah pasti. Melihat jauh pada orang-orang yang bahkan tak menatap mereka dibanding seseorang yang selalu berdiri disampingnya tanpa lelah memperhatikannya, jika hal semacam ini terjadi, siapa yang sebenarnya bersalah?

Yeoja itu pergi, dan namja disampingnya tadi tetap mengikutinya. Eo??? mereka berjalan keluar, menuju kearah ku. Mereka duduk di kursi taman dibelakang kursi taman yang kududuki.
"Sigh.." Kudengar Yeoja itu menghela nafasnya berat.
"Noona tidak bisa seperti ini terus, Suho hyung tak akan mengetahui perasaan noona, jika noona diam saja" Ujar namja itu. Nasehat nya terdengar cocok untuk dirinya sendiri juga bagiku.
"Ia lebih baik tidak mengetahui nya, kurasa semua akan lebih baik seperti ini" Jawab Yeoja itu pasrah. Namja itu terdiam, tak ada suara lagi. Mereka duduk berdampingan tapi keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Namja itu memanggil yeoja ini noona, rupanya usia namja itu lebih muda. Tapi cara ia bicara cukup dewasa menurut ku. Berkali kali namja itu melirik lawan bicaranya, sedangkan sang yeoja hanya diam saja, ia sepertinya menyiapkan kata-kata yang pas untuk diucapkan, namja yang penuh persiapan, berbeda sekali dengan diriku. "Kau tak akan pernah tau hati seseorang sebelum mendengar langsung darinya. Setidaknya.. Kau harus mendapatkan kepastian untuk diri mu sendiri, kau harus tetap mencintainya, atau berhenti untuk menjalani hidup mu dengan orang lain yang suatu hari mungkin akan kau temui. Kau tidak bisa menggantungkan hati mu pada seseorang tanpa kepastian, membiarkan dirimu sakit saat ia merasa sakit.. dan juga tetap merasa sakit saat ia bahagia dengan orang lain, seolah merasakan sakit adalah satu-satunya pilihan yang ada" Namja ini sungguh mengucapkan hal yang bahkan tak pernah terpikir oleh ku, aku semakin tak yakin ia lebih muda dari ku.
"Lalu.. apa.. Yang akan kau lakukan jika kau menjadi diriku?" Tanya Yeoja itu. Pertanyaan yang menarik, mengingat tanpa yeoja ini ketahui, namja dihadapannya berdiri di situasi yang sama dengan dirinya. Aku jadi menunggu-nunggu jawaban namja ini.
"Aku tidak mau menjawab"
"Wae?"
"Kalau aku menjawab, kemungkinan 99% kau akan mencontek jawaban ku" canda namja itu.



"Ya neo..Do KyungSoo" Protes yeoja itu, nyatanya yeoja itu berhasil tersenyum. Psh.. Padahal aku berharap jawaban yang serius..kadang canda memang ampuh untuk menutupi perasaan seseorang yang sesungguhnya, mungkin itu alasan banyak orang menyebut dunia akan hampa tanpa tawa.
"Ah.. Aku lupa belum mencetak surat keterangan T.T tadi diruang cetak sedang ramai sekali T.T"
"Tenanglah eunkyo noona, berikan berkas noona padaku, aku akan mencetak di ruang staff perpustakaan ^^" . Mworago?? Eunkyo.. Apa dia Kim Eunkyo sahabat Eunhee? Ahh.. Pantas saja sepertinya aku pernah melihat wajah yeoja ini, dunia memang lebih sempit dari perkiraan ku, eumm.. Aku bangkit dari tempat duduk ku, berjalan sedikit hingga sampai dihadapan mereka berdua. Mereka berdua membulatkan mata mereka heran melihat ku yang tiba-tiba saja menghampiri mereka "Annyeonghaseo.. Xiumin imnida ^^, mian aku.. tak sengaja mendengar tadi kau bisa membantu yeoja ini mencetak berkas di perpustakaan, jika boleh minta tolong, aku ingin kau membantu ku mencetak berkas ku juga, di sana tadi terlalu ramai" Pinta ku nekat.
Diluar dugaan ku, namja yang tadi sempat ku dengar bernama Do Kyungsoo tersenyum ramah "Ah.. Gwenchana kalian berdua bisa ikut dengan ku, kalian bisa membaca buku di perpustakaan selama aku mencetak data kalian" Ujarnya. "Kamsahamnida.. Maaf aku merepotkan, aku tak tau harus minta tolong pada siapa, karen aku baru disini" ujar ku lagi, mataku bergrilya memperhatikan namtag mereka, dan bamm.. Ternyata nama yeoja disamping Kyungsoo benar Kim Eunkyo.

☆*:.. o)o ..:*☆



POV: Author.
07.40 AM
           
Lay keluar dari ruang Music, lalu bertemu dengan Sungchan dan Luhan. "Kau sudah lama datang? Sedang apa di ruang music?" Tanya Sungchan.
"Aniya.. Baru sekitar 10 menit, aku bosan jadi iseng bermain piano disini" Jawab Lay. "Aku sedang menunggu Inkyung, ia bilang ingin ke kelas bersama". Luhan tersenyum tenang "Kalau begitu kita bisa kesana bersama juga, aku ingin menemui adikku"
"Fyuh.. Aku malas bertemu Inkyung" gumam Sungchan sendiri "Mengapa kita tidak duluan saja, aku tidak enak menganggu" Ujar Sungchan menyarankan.
"Ani gwenchana.. sama sekali tidak menganggu" Sergah Lay.

Beberapa menit kemudian "Oppa.. Bagaimana penampilan ku hari ini?" Seorang yeoja dengan makeup cukup tebal, pakaian rapih dengan berbagai acessoris melekat, ditambah high heels putih mengampiri dan kini berdiri dihadapan Lay, Luhan, dan Sungchan. Luhan dan Sungchan sedikit mundur, berdiri dibelakang Lay, mulut Luhan mengaga melihat penampilan yeoja yang tak lain adalah kekasih dari Lay itu. Sungchan membuka sebungkus permen lolipop rasa anggur, lalu memasukkan nya ke dalam mulut luhan yang menganga. Tangan Luhan otomatis memegang gagang lolipop dan mulutnya mengatup dengan sendirinya setelah mengemut permen itu. Meski begitu, pandangan matanya masih belum lepas dari InKyung, kekasih Lay. "Baby memang hari ini academy sedang mengadakan pesta?" Tanya Luhan berbisik.
"Otak mu tertinggal dirumah ya? Hari ini preclass" Seru Sungchan
"Ah, aku lupa" Jawab Luhan masih mengemut permen " Lalu kita ada kelas apa?" Tanya nya lagi. Sungchan tak henti mengerutkan dahinya "Kau artis? aku manager mu begitu? Kenapa terus bertanya padaku? Mana aku ingat". Setelah 5 menit berlalu, untuk pertama kalianya Luhan mengalihkan pandangan matanya, ia menatap Sungchan, yeojachingunya "Kau benar, kau bahkan sering lupa jadwal class mu sendiri, tapi tak apa mulai sekarang kan kita satu kelas" Ujar Luhan. "Suka suka mu saja =_="

Luhan menarik Sungchan agak mundur lagi dari belakang Lay dan Inkyung. Ia kembali berbisik "Chagiya.. tidak kah kau merasa make up Inkyung terlalu tebal hari ini? tidak hanya makeup nya, tapi semua yang ia kenakan serba berlebihan"
"Dia begitu setiap hari kok =_=" Sungchan menampar-nampar pelan kedua pipi Luhan "Ireonaaa.. ireonaa.. jangan mengigau terus, kau hidup di dunia mana huh". Luhan tersenyum bodoh, ia menggaruk kepalanya "Hehehe..benarkah, aku tak pernah memperhatikan". Ia menggenggam tangan Sungchan yang ia raih dari pipinya. "Memangnya apa yang kau perhatikan? Sepertinya kau memang selalu ketinggalan berita dan tak tau apa-apa =_=, kau selalu menjadi rusa hilang yang tak tau jalan pulang"

"Hahahah benarkah" Luhan tertawa lebar hingga rahang nya hampir copot (?).
"Heol~~ =_="
"Ouh.. Tapi menurut adikku, tak masalah aku tertinggal banyak berita disekitar ku, asalkan aku tak pernah tertinggal sesuatu yang menjadi prioritas ku, benar kan?"
"Apa yang kau prioritas kan? Aku tak pernah melihat perbedaan antara sesuatu yang kau perduli dan tak perduli =_= atau mungkin karena wajah mu memang terlalu bodoh" Luhan berfikir keras sambil mengemut-emut permen hingga lolipop dimulutnya sudah terlepas dari batangnya, ia membuang asal batang lolipop ke sudut, mengemut sisa permen dalam mulutnya "Ah aku tau" Ujarnya.




"Park.. Sung.. Chan.. ^^ hoho.. prioritas ^^ Most important thing ^^" Meski ucapannya terdengar manis, namun ekpresi polos menyerempet ke arah bodoh Luhan saat mengatakannya membuat hal itu terdengar datar datar saja.
"Rusa cacat.. Heol" Gerutu Sungchan.

***

"Apa hari ini ada acara penting?" Tanya Lay dengan ekspresi wajah tercengang mirip dengan ekspresi wajah Luhan.
"Maksud Oppa apa?" Tanya Inkyung tak mengerti.
"Sepertinya hari ini jadwal preclass padat, apa kau baik-baik saja dengan Heels setinggi itu? pakaian mu juga.. apa kau tidak susah berjalan nanti?" Tanya Lay polos, ia khawatir Inkyung akan repot jika berdandan semacam itu ditengah jadwal padat hari ini. InKyung menghela nafas kesal, ia sudah bersusah payah berdandan seperti itu hanya agar ia terlihat cantik dan manis dihadapan Lay, namun ia malah mendapatkan komentar semacam itu dari Lay sendiri, ia kecewa karena Lay kerap kali melakukan hal yang sama setiap kali ia berdandan maksimal. Amarahnya sudah mencapai puncak, meski hubungannya dan Lay baru berjalan kurang dari 3 bulan, mereka sudah sering berkelahi karena alasan serupa. InKyung tak tau harus mengatakan apa lagi pada Lay "Terserah kau saja" Suara Inkyung meninggi, ia berjalan meninggalkan Lay.

Luhan dan Sungchan merapatkan barisan (?) "Lay.. mengapa tak mengejar nya? Ada apa?" Tanya Luhan, ia tak terlalu mendengarkan pembicaraan Lay dan Inkyung karena sibuk bicara sendiri dengan Sungchan tadi. "Aku hanya.. mengatakan padanya pakaian dan heels nya nanti akan menyusahkan nya, karena jadwal preclass hari ini padat" Ujar Lay bercerita. Lay sangat memperhatikan Inhyung, ia bahkan mencatat setiap jadwal kelas Inkyung dan mengingatkan Inkyung apabila ia lupa, Lay juga sering membantunya mengerjakan tugas-tugasnya. "Apa aku salah bicara?" Tanya Lay.
"Sebenarnya, aku pikir juga begitu" Jawab Luhan. BLEPAKK... Sungchan menghajar pundak Luhan dengan buku diktat nya "Ya.. Inkyung itu yeoja, jelas dia sakit hati mendengar pernyataan semacam itu, kau seharusnya bilang saja kalau dia cantik hari ini, dia pasti senang...... mungkin" Ujar Sungchan.

Lay mengacak-acak rambutnya bingung "Inkyung... tunggu" Lay mencoba memanggil Inkyung, beberapa pasang mata memperhatikan ke arah mereka, jika Lay mengejar Inkyung mereka akan terlihat semakin bermasalah dimata semua orang, Lay hanya membungkuk sopan pada setiap orang yang memperhatikannya, "Jeoseonghamnida.. " Ujarnya terus menerus. Entah dasar apa, Inkyung yang tadi marah tiba-tiba kembali "Kali ini aku memaafkan Oppa, lain kali tak ada maaf" Ujarnya, ia menarik tangan Lay mendahului Sungchan dan Luhan.
"Aishh.. bagaimana Lay bisa bertahan dengan yeoja semacam itu" Seru Sungchan. Luhan terdiam. "Sekarang ada apa dengan mu?" Tanya Sungchan heran.
"Aniyo gwenchana ^^ Khaja" Luhan merangkul Sungchan, lalu berjalan mengejar Lay dan Inkyung.

☆*:.. o)o ..:*☆

"Baekhyun Oppaaaa.." Yoora berteriak memanggil Baekhyun. Baekhyun melepaskan tangan Chen dan Chanyeol yang tadi menariknya "Sebentar.. Yoora-a". Yoora menghampiri Baekhyun, Chen dan Chanyeol, ia langsung mengenali Chanyeol dan Chen "Kalian? Kalian teman Baekhyun Oppa?"
"Kau? Wu Yoora?" Seru Chen.
"Ne Oppa" Jawab Yoora.
"Kalian sudah saling mengenal rupanya, Yoora ini calon adik ipar ku" Ujar Baekhyun langsung merangkul pundak Yoora santai.
"Calon adik ipar dari mana?" Tanya Yoora heran.
"Ei.. Jika aku menikah dengan Sungchan noona kelak, maka kau akan jadi sepupu ipar ku" Jelas Baekhyun percaya diri.
"Oppa, Sungchan eonnie bahkan tidak menyukai mu, lagipula ia memiliki Luhan Oppa, Oppa menyerah saja" Seru Yoora to the point.
"Dia memang tidak pernah sadar diri Yoora-a, maklum saja bebek biasanya hanya berkaca di air beriak" Tambah Chen.
"Ya Neo!" Gertak Baekhyun naik darah. Belum kering bibir mereka, orang-orang yang tadi mereka bicarakan terlihat mendekat. "Ei~ kebetulan sekali" Seru Chanyeol. Lay, Inkyung, Sungchan dan Luhan menghampiri Baekhyun, Chanyeol, Yoora dan Chen. Luhan memasang senyum tenang dan menyapa dongsaeng-dongsaengnya ini "Annyeong". Chen mengipas-ngipasi Bekhyun dengan tangannya, begitu juga dengan Chanyeol "Baekhyun K.O" bisik mereka meledek Baekhyun. "Annyeong hyung.." Jawab Chen dan Chanyeol. Baekhyun menunjukkan Smirk nya. Dibanding memperdulikan Sungchan dan Luhan matanya lebih tertarik melihat Inkyung yang berpegangan tangan dengan Lay, meski sebenarnya Baekhyun suda tahu tentang hubungan Lay dan Inkyung sesungguhnya, namun 'memergoki' secara langsung terasa berbeda.

Begitu sadar Baekhyun memperhatikannya, Inkyung segera melepaskan tangan Lay yang sejak tadi dalam genggamannya, wajah Inkyung jadi sedikit pucat. Ia nampak takut dengan tatapan Baekhyun yang memojokkan. Mereka berdiri didepan kelas 3-1 saat ini, kelas yang hendak dimasuki Chen, Baekhyun, dan Chanyeol "Jadi kalian mau ke 3-4 ya? Bagaimana kalau aku ikut, aku juga mau masuk kesana" Seru Baekhyun.
"Mworago?!!" Chen dan Chanyeol kaget dengan pernyataan Baekhyun yang tiba-tiba saja. Kegelisahan inkyung semakin terlihat mendengar pernyataan Baekhyun.
"Khaja" Seru Lay.
"Hyung duluan saja.. Aku menyusul, aku mau mengantar Chanyeol dan Chen dulu" Alasan Baekhyun. Tentu ia tidak serius untuk masuk ke kelas 3-4 ia hanya mem-beri gertakan pada Inkyung.
"Kalau begitu aku duluan ke kelas ku ya Annyeong Oppadeul, eonniedeul " Ujar Yoora pamit pada semua. Luhan dan Sungchan juga berjalan pergi lebih dulu menuju kelas 3-4. Lay mengikuti setelahnya, ia mencoba menarik Inkyung, namun yeoja itu masih mematung di tempat. Lay akhirnya berjalan lebih dahulu. Chen dan Chanyeol juga memasuki kelas 3-1 lebih dulu, meninggalkan Baekhyun dengan Inkyung di tempat tersebut. Baekhyun melangkah maju dengan tenang "Wae? Jangan kaget begitu.. Aku bahkan sudah bisa menduga kau ini yeoja macam apa"
"Dengar! Kuharap kau menutup mulut mu tentang..". Baekhyun memotong ucapan Inkyung "Kau pikir siapa kau? Tentu saja aku hanya akan diam.. sesungguhnya aku juga malu mengakui status mu dengan ku" Ujar Baekhyun dengan penekanan disetiap katanya. "Atau.. bahkan lebih baik kalau semua ini berakhir selamanya saja, aku lelah menyandang status ini.. Cih.. sampai jumpa di kelas" lanjutnya santai, ia melanjutkan langkahnya memasuki kelas 3-1.

☆*:.. o)o ..:*☆
7.55 AM
           
Micha keluar dari dalam kelas untuk melihat apakah sonsaengmin sudah hampir sampai atau belum. Saat ia melihat keluar tak ada tanda-tanda sonsanengnim akan datang, ia justru melihat sosok Luhan dan Sungchan mendekat bersama dengan Lay. Micha menggembungkan pipinya cepat, ia melipat tangan didepan dada. Luhan sudah cengar cengir saat melihat sang adik, ia tau anak itu marah karena Luhan membiarkan nya berangkat sendiri tadi pagi.
"Annyeong dongsaeng"
"Neo nuguya?" Tanya Micha sebal. Luhan merangkul pundak Micha "Oppa tak tau kau akan berangkat lebih dulu.. bukan sengaja membiarkan mu berangkat sendiri" Rayu Luhan. Luhan mengeluarkan sekantung permen dan coklat dari tasnya "Untuk mu"
"Aisshh kalian berdua membuat ku mual" Sergah Sungchan.
"Lihat yeojachingu mu cemburu padaku" Seru Micha sembari mengambil permen dan coklat pemberian Luhan. Micha mengambil 2 coklat kotak dari dalam kantung, lalu memberikan pada Sungchan "Untuk sahabat terbaikku, dan calon kakak ipar ku tercinta, saranghae..." rayu Micha balik pada Sungchan.
"Ahh.. Kalian berdua..aissh" Sungchan membuang muka menutupi malu akibat diperlalukan terlalu berlebihan oleh kedua kakak beradik itu. Lay tersenyum miris melihat hubungan mereka bertiga. Sangat berbeda dengan dirinya, inkyung hanya sesekali baik padanya, itu juga jika Inkyung ada maunya, ia 11 12 dengan adiknya, Sehun. Sehun juga hanya kadang-kadang saja berprilaku baik. Sreekk.. Micha mengambil coklat dan permen lainnya lalu menyerahkan pada Lay "Untuk memperbaiki suasana hati sahabat ku" Ujarnya.
"Kamsahamnida" kedua orang yang sama-sama memiliki dimple ini tersenyum.
           
PRUK! Inkyung sengaja memukul keras tangan Lay, menyebabkan coklat ditangannya terjatuh ke lantai "Apa yang kau lakukan?" Tanya Lay pelan, ia hendak mengambil coklat tersebut, tapi Inkyung menahannya.
"Aku hanya berdiri tak jauh dibelakng mu tadi, dan kau sudah menerima coklat pemberian yeoja lain?" Bentak Inkyung. Sungchan mengepalkan tangannya, ia sudah kesal sekali melihat tingkah inkyung sepanjang pagi ini, sedikit gemas juga karena Lay terus memaklumi tingkah mengesalkan yeojachingu nya. Luhan melihat kepalan tangan Sungchan, seperti biasanya ia hanya diam saja. Pelan ia merasakan sang adik meyentuh jari kelingking nya, Luhan tersenyum kecil untuk memberi signal pada sang adik bahwa ia baik-baik saja. Luhan melihat pengawas kesiswaan dan sonsaengnim pengarah preclass mendekat, hendak memasuki kelas 3-3 "Masuklah ke dalam kelas" Perintah Luhan pelan pada Micha, ia punya perasaan tak enak akan apa yang terjadi.
"Aku tidak mau masuk kelas ini" Ujar Inkyung langsung.
"Mwo?" Lay membulatkan matanya "Lalu mau masuk kelas mana?"
"Aku mau masuk kelas lain, kelas mana saja tak masalah, asal bukan kelas ini" Inkyung menarik tas milik Lay, memegangnya kuat "Dan kau harus ikut pindah kelas, aku ingin tetap satu kelas dengan Oppa!" paksanya.
"Aku tidak bisa, aku tidak mengurus berkas untuk perpindahan kelas, Inkyung" Ujar Lay menjelaskan pelan-pelan pada Inkyung.
"AKU TIDAK MAU TAU!" teriak Inkyung. Kepala Sungchan sudah hampir meledak, kesabarannya sudah habis karena tingkah Inkyung, tangan nya bergerak ragu, bergerak lalu kembali ke posisi semua. Disaat yang bersamaan....BRUUUUKK!!! Emosi Micha rupanya meledak lebih dulu dari Sungchan, ia menepis tangan Inkyung yang membuat tas Lay yang dipegang oleh Inkyung terhempas dan menimbulkan suara keras "Apa yang kau inginkan sesungguhnya!! Gara-gara kau Lay tidak jadi mengupgrade class, apa kau tau bahwa Lay sudah berjanji kepada orang tuanya bahwa ia akan lulus lebih cepat, kau menghancurkan semua yang sudah Lay rencanakan, dan sekarang dengan mudahnya kau meminta ia pindah kelas begitu saja disaat preclass hampir dimulai.. DIMANA KAU MELETAKKAN PIKIRAN MU! APA KAU TIDAK PUAS KALAU HIDUP LAY BELUM BENAR-BENAR HANCUR KARENAMU!"

Luhan tercengang, ia tak pernah sekalipun melihat sang adik marah, bahkan disaat kesal Micha lebih memilih pergi untuk menangis dibanding marah.  Ekspresi Sungchan juga tak jauh berbeda dengan Luhan, tapi jika ditelisik lebih dalam lagi, adalah hal yang wajar jika Micha marah, karena sungchan juga merasakan hal yang sama. Beberapa siswa kelas 3-4 keluar dari dalam kelas, mereka menyaksikan jelas apa yang terjadi, sebagian siswa diluar kelas 3-4 juga terpaku dengan kejadian tersebut.
"Lalu kau pikir kau siapa! Kalau kau pikir kau bisa lebih baik dariku.. Mengapa tidak kau saja yang menjadi yeojachingu nya" Inkyung hendak menyerang Micha. Luhan dengan cepat menarik sang adik kedalam pelukannya, ia menghalangi Inkyung mendekat pada sang adik, Sungchan juga melakukan hal yang sama, ia berdiri diantara Inkyung dan Luhan. Lay sendiri terus menahan Inkyung "Cukup Inkyung-a"
"Jadi hanya itu yang bisa kau lakukan, bersembunyi dibalik kakak mu!!" Inkyung masih memprofokasi. "Apa yang terjadi disini!" Tanya sonsaengnin pengarah preclass kelas 3-3 menghampiri mereka.

Seketika tubuh Micha gemetar, Luhan sadar betul ketakutan adiknya. Micha selalu fokus untuk bersikap baik dan meraih prestasi yang baik di academy, ketakutan terbesar yang selalu berusaha ia hindari adalah dipanggil ke ruang kepala academy sebagai anak bermasalah, apalagi kalau sampai orang tua mereka harus dipanggil ke academy juga.

"Anak ini.. Ia menghalangi ku masuk ke dalam kelasnya, karena ia tidak menyukai ku secara pribadi, sonsaengnim" Adu Inkyung menutar balikkan fakta.
"Igo aniyeo sonsaengnim.. Tak ada yang terjadi, semua ini hanya salah paham" Ujar Lay agar masalah tidak berlanjut.
"Kalian bertiga ikut aku ke ruang kepala academy, siswa lain.. Kalian kembali ke kelas masing-masing, preclass akan segera di mulai" Ujar pengawas kesiswaan. Lay, Inkyung dan Micha mengikuti pengawas kesiswaan menuju ruang kepala Academy. Mau tak mau Luhan melepaskan adiknya. Ia mengambil kantung coklat dan permen yang terjatuh dari tangan Micha.

☆*:.. o)o ..:*☆

POV : Minseok
08.00

Banyak siswa yang barusan bergerumun, sekarang satu persatu membubarkan diri. Kulihat 3 orang siswa berjalan diawasi oleh pengawas kesiswaan yang berjalan dibelakang mereka, bukankah itu Yi Jie?
"Sepertinya ada yang terjadi" Ujar Kyungsoo. Saat ini aku bersama dengan Kyungsoo, ia baru saja membantu ku mencetak data-data transfer ku. "Hyung.. Kita berpisah disini, aku akan masuk kelas 3-1 ini"
"Ah.. Begitu.. Hwaiting.." kulanjutkan langkah ku melewati ruangan kelas 3-1.
"Hyung" Panggil Kyungsoo keluar dari kelas 3-1 setelah 1 menit.
"Kenapa kau keluar lagi?" Tanya ku heran.
"Ani.. Kelas ini tak bagus" Jawab nya singkat "Annyeong hyung, aku akan cari kelas lain"
Aku hanya dapat terkekeh kecil "Aku juga harus segera ke ruang kepala academy" Kupercepat langkah ku, aku sengaja memutar arah agar lebih dulu sampai  ke ruang kepala academy, sepertinya ada hal yang harus kuselesaikan disana.

☆*:.. o)o ..:*☆
POV: Author
08.00 AM
           
D.O memasuki ruangan kelas 3-1, kelas tersebut adalah bekas kelas Suho, ia merekomedasikan pada D.O untuk masuk kelas tersebut, karena persaingan di kelas itu cukup ketat sehingga dapat memicu semangat belajar nantinya. Harapan tak selamanya seindah kenyataan, baru beberapa langkah memasuki kelas tersebut, D.O sudah disapa oleh wajah-wajah 'siap membully' didalam sana. Ia mengerutkan dahi begitu melihat anak-anak tersebut.
"Annyeong D.O-ya~~~" Tawa cempreng Chen membahana ditelinga D.O, membuat D.O semakin mental breakdown.





"Aigoo.. Betapa bahagia hatiku bisa satu kelas dengan Kyungsoo lagi" Canda Baekhyun bahagia mendapat 'mangsa' lagi.
"Annyeong D.O ya~~", Secepat kilat tanpa ba bi bu.. D.O memutuskan untuk batal masuk kelas 3-1 "Bye" Ujar D.O cepat, ia pun segera keluar dari sana. Chanyeol dan Chen mengejar D.O untuk menahan namja itu tetap di keklas 3-1 "D.O~yaaa~ Illowabwa~~ jangan pergi manis.. Hahahahah". Baekhyun tertawa terbahak-bahak ditempat duduknya, ia terlalu malas bergerak untuk mengejar D.O,  toh Chen dan Chanyeol pun pasti berhasil untuk membawa D.O kembali ke kelas tersebut. D.O biasanya hanya bercanda tak mau sekelas dengan mereka. Ia juga sudah berjanji pada Suho untuk masuk kelas 3-1 bersama yang lain.

☆*:.. o)o ..:*☆
POV: Minseok
08.03 AM

Aku sengaja berlari menuju ruang kepala academy, sebelum masuk kurapikan pakaian ku, tak enak kalau terlihat berantakan didepan ibu kepala academy. Ku ketuk pintu ruang kepala academy, kudengar suara seorang yeja setengah baya memberi izin ku masuk.
"Annyeonghaseyo.." Kubungkukkan tubuh ku sopan. Yeoja setengah baya itu kaget melihat ku, mungkinkah ia mengenali wajah ku, aisshh tentu saja ia mengenalinya, aku harus meyakinkan bahwa aku adalah orang lain, bukan kim minseok.
"Minseok-a?" Ujarnya.
"Minseok?" Tanya ku pura-pura bodoh "Maaf ibu kepala.. Nama ku Xiumin, aku.. Siswa transfer dari China" Ujar ku, kuserahkan berkas-berkas perpindahan ku pada Ibu kepala academy yang tak lain adalah Ibu dari JoonYeon, nyonya Kim.

"Ah mianhaeyo.. Tapi wajah mu mirip sekali dengan seseorang yang kukenal" Ujarnya ramah.
"Ne.. Beberapa siswa juga menyapa ku tadi, mereka juga salah orang" alasan ku untuk menyakinkan, setidaknya bukan hanya ia yang salah orang. Kriiinggg~~ Telephone pada ruang itu berbunyi "Tunggu sebentar Xiumin-ssi"
"Ne" Jawab ku. Bibi Kim masih berbicara ditelpon, sepertinya yang menelphone adalah pengawas kesiswaan berhubungan dengan masalah tadi, karena ia menyebut-nyebut nama YiJie dalam pembicaraannya tersebut. "Aku tidak bisa memberi hukuman berat pada Oh Inkyung, kau tau bukan bahwa anak itu adalah anak 'titipan' tuan Byun, Aku akan mempersiapkan dokumen pindah kelas untuk Xi YiJie. Aku akan mengatakan langsung pada mereka, suruh mereka masuk sebentar lagi"

Apa? Oh inkyung, ternyata Yi Jie bermasalah dengannya, yeoja sial itu membuat masalah dimana-mana, mengapa sulit menghindar untuk mendengar namanya sekalipun didalam mimpi. Kasian sekali Yi Jie gara-gara Inkyung ia harus pindah kelas. Seorang sekertaris menghampiri bibi Kim, bibi Kim memintanya untuk membuat surat perpindahan kelas untuk Yi Jie, ia juga meminta ku untuk ikut ke ruang sekertaris itu untuk mengambil surat transfer ku.

***
"Duduklah dulu, tunggu sebentar lagi" Ujar sekertaris itu ramah "Wajah mu mirip sekali dengan seorang anak bernama Minseok, dulu ia juga siswa di academy ini" Ujarnya. Lagi-lagi aku mendengar hal tersebut. Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Suratku sudah selesai dicetak, sekertaris tersebut keluar sebentar untuk meminta cap dari ketua academy. Aku tidak bisa tinggal diam begini, kulihat layar komputer  sekertari tersebut, ia sedang menginput data perpindahan kelas Yi Jie, tertulis 3-1. Nekat kuganti kelas 3-2 dalam form input digital tersebut. Kelas 3-1 adalah kelas yang dimasuki Kyungsoo sebelum ia keluar lagi dan masuk ke kelas 3-2, setidaknya Yi Jie akan aman disana karena ada anak sebaik kyungsoo akan menjadi temannya.

☆*:.. o)o ..:*☆



POV : Author
08.13 AM

"Jelaskan pada ku apa yang terjadi" Pinta kepala academy pada ketiga siswa.
"Aku hendak masuk ke kelas 3-4, tapi Yi Jie melarang ku, hanya dengan alasan ia tidak menyukai ku secara personal. Ia tidak suka namjachinggu nya berada didekat ku, padahal aku juga tidak ada rasa pada namjachingu nya. ini tidak adil bibi" Adu Inkyung.
"Posisi ku sebagai ketua academy... Oh Inkyung, kau harus memanggil ku Ibu kepala, kita tidak sedang bicara dalam keadaan non formal" Gertak Ibu kepala.
"Jeosonghamnida" Ujar Inkyung. Micha angkat bicara "Kejadiannya tidak seperti itu.."
"Jeosonghamnida" Selak Lay "Aku minta maaf telah melibatkan Inkyung dalam hal ini, Ini sebenarnya hanya masalah antara diri ku dan yeojachingu ku, YiJie, dan semua hanya kesalah pahaman, sekali lagi maafkan kami Ibu kepala"

DEG.. Micha tak percaya dengan apa yang ia dengar terucap dari bibir Lay, ia tak percaya seseorang seperti Lay mampu melakukan hal ini, mata gadis itu sudah berair, ia tak berkata apapun, ia tau semua akan semakin buruk jika ia angkat bicara, jangan sampai ia berakhir dengan harus mendatangkan appa nya mengahadap kepala academy.
"Aku tidak bisa membiarkan kalian tetap dikelas yang sama.. Karena kelak kejadian semacam ini pasti terulang. Oh Inkyung kau siswa upgrade bukan? Masuklah di kelas 3-4, Zhang Yixing, anakku JoonMyeon sudah meregistrasi nama mu untuk upgrade class semester ini, semua berkas mu sudah diurus olehnya, dan Xi Yi Jie, aku akan memindahkan mu ke kelas 3-2" Ujar Ibu kepala. Inkyung termakan permainannya sendiri, ia ingin lepas dari kelas 3-4 untuk menghindari Baekhyun, tapi nyatanya ia justru harus stay pada kelas 3-4, ditambah lagi namjachingu nya juga akan mengupgrade class sehingga ia akan sendiri dikelas itu.

☆*:.. o)o ..:*☆

Suho memasuki ruangan kelasnya, ia melihat Miyoung duduk disalah satu kursi disana, didepan Miyoung juga terlihat Eunkyo, kedua kursi disamping mereka masih kosong. Begitu Suho melewati depan kelas, sebagian siswa wanita disana sudah ribut membicarakan nya. Suho tersenyum tebar pesona (?) pada semua siswi, ia berhenti didekat Eunkyo dan duduk disamping Eunkyo "Annyeong Eunkyo-a" sapa Suho dengan senyum. Dug..Dug..Dug.. Hati tak pernah bisa berbohong, Jantung eunkyo berdetak semakin cepat saat Suho ada disampingnya. Ia berniat menghindari suho dengan random memilih kelas, nyatanya ia justru bertemu dengan Suho, takdir seperti mempermainkan Eunkyo saat ini, ia justru semakin didekatkan dengan Suho saat ia hampir memilih kata menyerah dibanding maju.
"Annyeong Suho-a", Suho tak menyapa Miyoung, karena Miyoung sepertinya sedang sibuk mengurusi beberapa berkas, ia tak mau mengganggu, ia pun memilih untuk berbicara dengan Eunkyo "Untung sekali ada kau disini, setidaknya ada seseorang yang ku kenal"
"Ne.. Aku.." Eunkyo menghentikan ucpannya "Aku amat sangat bahagia melihat mu disini Suho-a" Lanjutnya dalam hati.
"Dari tadi aku mencari mu, untuk bertanya kau mau masuk kelas mana, kau kemana saja? Aku tidak melihat mu sejak tadi" tanya Suho.
"Aku..bahkan melihat mu sejak kemarin" Jawab Eunkyo.
"Jincha? o_O kau tidak menegur ku?". Eunkyo tersenyum kecil "Mungkin karena kau tak melihat ku" Ucapan Eunkyo sekaligus bermakna lain.
"Mungkin begitu.. Mungkin aku sedang termenung saat itu, mian"
"Gwenchana"

"Kyungsoo benar, aku harus segera mengambil keputusan untuk meneruskan atau mundur, aku tidak bisa mengangtungkan hati ku pada seseorang tanpa tau bagaimana perasaannya.. Tapi.. Aku bahkan bahagia hanya dengan mendengar suara nya, mendengar ia bertanya dan berbicara kepadaku... Aku tersesat dan kehilangan pintu keluar dari permainan hati ku, lalu.. Bagaimana sekarang" EunKyo's mind.

☆*:.. o)o ..:*☆
08.16 AM

Dalam kelas lain, Minhyo dan Kris berkali-kali melihat kebelakang, memperhatikan Luhan yang sejak tadi seperti orang tak tenang, mengecek handphone nya berulang ulang. Sungchan sudah mengirimkan pesan pada Kris dan Minhyo agar mereka tak bertanya lagi apa yang terjadi, karena menjelaskan ulang kronologis kejadian itu mungkin hanya akan menambah kekhawatiran Luhan.
"Pangeran tampan.. Jangan sedih begitu, noona pasti baik-baik saja" Minhyo mencoba menenangkan Luhan "Kalau kau bersedih nanti kau terlihat cantik lagi" Lanjut Minyho. Biasanya Luhan akan ribut mengatakan bahwa ia tidak cantik, tapi kali ini ia hanya tersenyum parau tanpa menjawab.
"Telephone saja dia, mungkin dia sudah keluar dari ruang kepala academy skarang" Saran Kris yang mencoba normal (?) setelah melihat situasi nampaknya tak bagus untuk berbicara sembarangan.
"Ia tidak mengangkat" Jawab Luhan.
"Kirim pesan" Saran Kris lagi. Luhan mengangguk, ia mengikuti saran Kris untuk mengirim pesan pada Micha.

Luhan's Text »»
Bagaimana? Apa yang Ibu kepala katakan? Apa kau baik-baik saja?

Yi Jie`s Replay ««
Gwenchana ^^ Aku akan pindah kelas... Ini lebih baik daripada aku harus tetap sekelas dengan Inkyung.

Meski Micha sudah membalas pesannya, Luhan masih tak yakin bahwa adiknya baik-baik saja, ia mencoba menghubungi Micha, tapi Micha tak menjawab. "Ia bilang ia dipindahkan ke kelas lain".






Sungchan menghela nafasnya, sejak kemarin Luhan memang masih merasa bersalah karena ia menyebabkan Micha gagal upgrade class, meski Micha tak mempermasalahkannya, Luhan jelas masih memikirkan hal tersebut. Kejadian hari ini juga pasti membuat Luhan berfikir seandainya Micha jadi upgrade class, hal semacam ini tak akan terjadi padanya. "Aku akan mengirim pesan pada Chanyeol" Ujar Sungchan.
"Andwe.. Gwenchana" Larang Luhan.
"Chanyeol adalah adikku, dan teman baik Micha juga, ia tak akan marah padaku" Sergah Sungchan.
"Mian.. Menyusahkan mu" Jawab Luhan lirih.
"Akan lebih menyusahkan ku jika melihat mu terus seperti ini" Sungchan menatap mata Luhan begitu dalam, ia sudah kehabisan akal menenangkan Luhan, jadi ia mencoba mengatakan apapun yang bisa ia katakan "Aku bukan orang lain.. dan tak akan berprilaku seperti orang lain juga.. Kau adalah bagian dari hidupku, kau susah maka aku juga.."
Terlihat senyum lirih di wajah Luhan "Neomu.. gomawo" Luhan menggenggam erat telapak tangan Sungchan "Pasti sulit bagimu mengucapkan hal semacam itu untukku"
"Yang pasti aku sulit mengetik pesan kalau kau menggenggam tangan ku =_=" Ujar Sungchan.
"Eo.. Mianhae, akan ku lepaskan"
"Andwe.." Sungchan menahan tangan Luhan "Aku kidal, tangan kiri ku bisa mengetik keyboard handphone". Senyum Luhan terlihat sedikit lebih lepas "Bergenggaman tangan didalam kelas ternyata menyenangkan" Ujarnya.
"Jangan bicara terus, atau aku tidak jadi mengirim pesan pada Chanyeol" Sungchan tau hubungannya dengan sang adik Chanyeol tak terlalu baik beberapa tahun belakangan ini, tapi ia tidak bisa memepercayakan masalah ini kepada orang lain selain Chanyeol.



Sungchan's Text »»
Park Chanyeol... Aku bukan berniat mengganggu mu, tapi.. butuh bantuan mu untuk mencari Micha noona, ia bilang ia dipindahkan ke kelas lain oleh Ibu kepala, tapi ia tidak mengatakan ke kelas mana ia akan dipindahkan.. Aku sangat berterima kasih jika kau mau membantu ku.

☆*:.. o)o ..:*☆

Chanyeol dan Chen berhasil membuat D.O akhirnya satu kelas dengan mereka semua. Chen duduk disamping D.O, ia merangkul D.O sambil terus meledek-ledek D.O, tak jauh berbeda dengan Baekhyun. Entah mengapa tapi sonsaengnim di kelas mereka belum juga masuk, jadi ia dengan asik duduk diatas meja, tak henti tertawa melihat ekspresi datar D.O.
"Mereka lucu sekali" Ujar Songhee yang duduk disamping Chanyeol saat Ini. Malu-malu Chanyeol menjawab "Ne.. Kau bisa awet muda jika bermain dengan mereka terus hehe"
"Benarkah hahaha... Aku beruntung bisa satu kelas dengan kalian ^^" Ujar Songhee. Chanyeol menjawab dengan senyuman. Handphone Chanyeol bergetar, ia meletakkan handphone tersebut diujung meja, hampir saja terjatuh jika Baekhyun tak segera mengambilnya. Baekhyun menatap Chanyeol tapi sepertinya ia tak sadar terdapat pesan masuk di handphonenya "Aissh Jincha" Baekhyun membuka pesan tanpa izin dari Chanyeol.
"Park Chanyeol.. Aku pinjam Hanphone mu" Baekhyun berlari keluar kelas begitu saja.
"Ya! Byun Baekhyun... Ada apa?" Chanyeol mencoba bertanya pada Chen dan D.O, tapi mereka sama-sama tak mengerti.

☆*:.. o)o ..:*☆

08.16 AM

Micha seharusnya mengurusi berkas perpindahan kelas ke kelas barunya 3-2, tapi ia justru lebih memilih pergi ke taman belakang sekolah untuk melampiaskan sesak yang sejak tadi ditahannya. Ia masih tak dapat mempercayai seseorang yang baru saja bersama nya di ruang Ibu kepala academy adalah Lay. Lay rela berbohong dan memojokkan Micha dan dirinya sendiri, ia rela mengakui Micha sebagai yeojachingu- nya demi melindungi Inkyung.
Saat memutuskan untuk tidak meng-upgrade class Micha sudah bersiap dengan kenyataan ia harus kehilangan kedua sahabat baiknya didalam kelas yaitu Sungchan dan Minhyo, dan sekarang ia harus kehilangan semua teman 1 kelasnya untuk memulai segala sesuatu di kelas baru. Bukan hal besar memang bagi kebanyakan orang, tapi yeoja ini tak merasa nyaman berada di tengah suasana asing, ia begitu mudah merasa kesepian.
Micha menangis, tak akan ada yang mendengarnya, karena semua siswa saat ini sudah masuk ke kelas mereka masing-masing. "Kebaikan akan selalu mengelilingi anak-anak yang baik.. Kenyataan menjawab bahwa aku tak cukup baik untuk membiarkan kebaikan mengelilingi ku" Ujarnya Miris. "Hikssss.. Hiksss.. Hahh.." Ia menutupi wajahnya dan menangis semakin dalam ditempat itu. Micha meletakkan Hanphone disampingnya, entah berapa kali handphone itu bergetar, ia juga tau siapa yang menghubungi nya, itu pasti Luhan.

Luhan's Text »»
Bagaimana? Apa yang Ibu kepala katakan? Apa kau baik-baik saja?
           
Micha berfikir keras untuk membalas pesan sang kakak, berharap pesan tersebut akan membuat Luhan tenang dan tak memikirkannya, tak perduli bagaimana keadaan ia sesunguhnya.

Yi Jie`s Reply ««
Gwenchana ^^ Aku akan pindah kelas... Ini lebih baik daripada aku harus tetap sekelas dengan Inkyung.

Micha membalas pesan yang Luhan kirimkan tapi mustahil mengangkat telpon, Luhan akan semakin khawatir jika mendengar nya sedang menangis.

 

"Ada waktu dimana kau tak dapat mempercayai siapapun, sekalipun kau mengenalnya dengan baik, kadangkala.. Beberapa orang dapat menjadi musuh disaat terdesak. Demi kebahagiaannya, demi orang yang dicintainya, dan tak perduli pada orang lain.. Hanya orang-orang yang benar-banr perduli padamu, yang akan berada disisi mu dalam segala situasi, kuharap.. Aku akan menjadi seseorang yang seperti itu untuk orang-orang yang kusayangi, kuharap aku tak perlu menyakiti orang lain dan dapat tetap menjaga apa yang kumiliki.. " Ujarnya pada dirinya sendiri, ia mengambil nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan.
Dreettt.. Dreeett..                                 

Byun Baekhyun ««
Angkat atau ku laporkan Luhan Hyung kau sedang menangis di taman belakang.

Dreeetttt.. Dreeettt... Micha melihat sekitarnya, ia mengangkat telphone tersebut "Yeoboseyo.." pandangannya terhenti saat ia menemukan letak Baekhyun berada, Bakhyun berdiri didepan jendela, anak itu tepat sedang menatap ke arahnya.
"Aku melihat mu.. Hkss.."
"Bacalah dongeng sampai page terakhir.."
"Mwo?"
"Sonsaengnim sudah hampir semua masuk ke dalam kelas, kau akan mendapat masalah lain jika terus menangis disana, jangan pikirkan nenek sihir brengsek itu.. ia diciptakan memang untuk mempersulit hidup orang lain". Micha terdiam, tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Ya! Kalau kau tidak bodoh kau pasti mengerti ucapan ku Shimshimi.."
Baekhyun terlihat emosi karena Micha masih juga disana, ia memelankan suaranya menahan emosi tersebut "Kau tidak pernah akan mengetahui bahwa cinderella akan bertemu pangeran di ending cerita mereka jika kau hanya membaca cerita tersebut sampai bagian dimana cinderella harus pergi meninggalkan pangeran pada pukul 12 malam, sepatu kaca pun tak akan ada fungsinya lagi"  Baekhyun menutup sambungan telpon begitu saja, ia pergi dari tempat ia berdiri, mungkin ia kembali ke kelasnya. Micha menekan tomboll call dihandphonenya "Oppa"
"Yi Jie.. Eottokh.."
"Oppa na gwenchana.. Aku berada didalam kelas, aku tidak bisa lama-lama, takut sonsaengnim memarahi ku" Ujar Micha berbohong.
"Ah.. Syukurlah, kelas itu menyenangkan? Ada yang kau kenal disana?" Tanya Luhan bertubi-tubi.
"Ne.. Ne..Ne.. Oppa bawel sekali.. Aku akan temui Oppa setelah kelas selesai"
"Baiklah.. Saranghae.."
"Nando saranghae Oppa.. Annyeong"

***
08.22 AM

Micha memasuki kelas 3-2 dengan langkah berat, saat ia masuk kelas belum ada sonsaengnim yang memasuki kelas tersebut. Ia duduk di meja kedua dari kiri pada baris ke dua, pandangan matanya kosong, ia tak memperhatikan sekitarnya, hanya duduk tenang berharap hal buruk tak berkelanjutan terjadi. Tap.. Seseorang mencolek pudak Micha dari belakang, Micha menoreh melihat seorang anak perempuan yang tak dikenalnya "Annyeonghaseo" Sapa yeoja itu ramah.
"Ne annyeonghaseyo"
Yeoja itu memberikan sebuah sapu tangan, sapu tangan tersebut dilipat-lipat dan terasa ada sesuatu didalam sapu tangan tersebut. "Untuk eonnie"
"Apa ini?" Tanya Micha heran.
"Teman-teman ku menitipkan itu padaku, kata nya tolong eonnie kembalikan semua itu pada pemiliknya" Ujar Yeoja tersebut. Micha membuka lipatan-lipatan pada sapu tangan berwarna putih polos tersebut, tertulis nama seorang yeoja di ujung sapu tangan tersebut, mungkin nama yeoja yang memberikan sapu tangan tersebut, pada lipatan terakhir, Micha menemukan 4 buah namtag bertuliskan 4 nama, ia membaca dalam hati "Kim Jongdae.. Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Byun Baekhyun"
"Kalau bisa noona kembalikan namtag ku secepatnya" Seru sebuah suara didepan Micha. Micha menegak dan menemukan Chen dihadapannya.
"Jongdae"
"Annyeong noona" Sapa Chen.
"Mereka memaksa ku memberikan namtag itu =_=, tapi syukurlah setidaknya aku bukan satu-satunya orang yang terperangkap bersama mereka disini, annyeong Micha noona" Seru Do.
"Kyungsoo...." Micha membulatkan matanya.
"Sudah kukatakan kau harus membaca dongeng sampai page terakhirnya.." Suara lain terdengar tepat dari samping tempat duduk Micha
"Baekhyun.." Ucap Micha sedikit lirih, matanya mulai berkaca.
"Mulai hari ini sampai 6 bulan kedepan akan sangat sibuk. ..... Noona harus menyiapkan perut dan telinga noona untuk tetap tersadar, karena kita akan berpesta pagi dan siang hari di kelas dan malam di tempat rahasia kita hahahah" Suara Chanyeol pun terdengar dari belakang Baekhyun.
"Chan..yeol.." Ucap Micha makin terbata, karena ia menahan air matanya.
"Annyeonghaseyo.. Lee Songhee imnida, aku akan menjadi anggota baru yang akan menemani eonnie, agar eonnie tidak kesepian sebagai satu-satunya yeoja" Seru yeoja yang tadi memberi sapu tangan berisi namtag pada Micha.
"Dia yeojachingu baru Chanyeol"
"Mwoya.. Baekhyun-a" Chanyeol menepak pundak Baekhyun malu. SongHee tidak bereaksi apa-apa, ia hanya tersipu.

☆*:.. o)o ..:*☆
FLASH BACK

"Annyeong D.O ya~~"

Secepat kilat tanpa ba bi bu.. D.O memutuskan untuk batal masuk kelas 3-1 "Bye" Ujar D.O cepat, ia pun segera keluar dari sana. Chanyeol dan Chen mengejar D.O untuk menahan namja itu tetap di kelas 3-1 "D.O~yaaa~ Illowabwa~~ jangan pergi manis.. Hahahahah"

D.O memasuki kelas 3-2, ia enggan satu kelas dengan perusuh-perusuh seperti Chanyeol, Chen, dan Baekhyun, ia duduk di salah satu kursi, berpegangan pada meja agar tak bisa diseret oleh Chen dan Chanyeol. "D.O yaaa~" Panggil Chen kembali saat ia memasuki ruang 3-2 "Ada apa dengan mu, kau sampai berpegangan pada meja begitu? Aku tidak akan memakan mu" Ujar Chen.

"Kha" Usir D.O dengan ekspresi datar. Chen duduk disamping D.O "Ya.. Kau berjanji pada Suho hyung kalau kau akan masuk 3-1 bukan?" Seru Chen.

"Ne.. Aku mendengar kau berjanji" Tambah Chanyeol.

"Saat itu aku tidak tau kalian juga ada disana" Jawab D.O masih dengan ekspresi datar dan tangan yang masih merengkuh erat sudut meja.

"Hahahahha.. Kau terdengar begitu membenci kami, kami bahkan tak pernah melukai mu" Sergah Chanyeol, ia menarik D.O mencoba melepaskan tangan D.O dari meja, terlihat seperti penganiayaan, tapi mereka sebenarnya hanya bercanda. BRUKK.. Tak sengaja seorang yeoja tertabrak pundak Chanyeol saat mencoba menarik tangan D.O "Ah mianhae.." Chanyeol terpaku "Neo" ia melihat namtag SongHee, ya, mereka memang belum sempat memperkenalkan nama satu sama lain semalam. Chanyeol baru mengetahui nama Songhee saat itu "Lee songhee". Chen kaget saat melihat wajah Songhee, ia bersama Chanyeol saat Chanyeol melemparkan batu bersamaan dengan Songhee di danau, ia juga masih mengingat dengan baik wajah Songhee "Yeoja ini.." Chen menepuk-nepuk tangan D.O "Kita semua harus pindah kelas, cepat panggil Baekhyun disebelah, ambil tas ku dan Chanyeol juga, palli" Perintah Chen pada D.O.

"Kenapa harus aku =_=" Tolak D.O

"Ya.. Ini demi Chanyeol, yeoja itu jodoh Chanyeol" Bisik Chen pada D.O.

"Baiklah" Jawab D.O dengan ekspresi datar, ia berjalan keluar kelas untuk menjemput Baekhyun juga tas Chen dan Chanyeol di 3-1. 5 menit setelah itu, ia membawa Baekhyun ke kelas 3-2 beserta tas Chanyeol dan Chen "Ini.. Kalian tenanglah disini, aku jadi bisa masuk 3-1 dengan damai" Ujar D.O Chen merangkul D.O, menahan D.O agar tetap duduk disampingnya "Sudahlah, jangan menghindar terus begitu, kau bagian dari kami". D.O mengerutkan dahi "Ah.. Mau bagaimana lagi" Jawab D.O pasrah.Chanyeol, Songhee, Baekhyun dan Chen pun resmi menajdi siswa kelas 3-2.

☆*:.. o)o ..:*☆
END OF FLASHBACK
☆*:.. o)o ..:*☆


Micha mencoba menenangkan dirinya, ia mengembangkan senyum untuk teman teman barunya itu "Annyeong.. Jongdae-a" MiCha menyerahkan Namtag milik Chen. "Annyeong teman seperjuangan D.O ~a~" Ia juga menyerahkan namtag pada D.O, Micha memiringkan posisi duduknya "Annyeong.. Uri happy virus.. Chanyeolie" Namtag Chanyeol diserahkan pada pemiliknya. "Annyeong.. Mr. Theory Byun Baekhyun" Micha juga menyerahkan namtag milik Baekhyun. Baekhyun tidak mau menerima namtagnya "Pasangkan" pintanya dengan senyum tengilnya. "Eo.." Micha hanya menurut, ia menundukan kepalanya, dan sedikit mendekat untuk memasangkan namtag milik Baekhyun. Baekhyun memberi kode pada Chen. Chen berdiri dari tempat duduknya, dengan sengaja mendorong Micha. Baekhyun juga dengan sengaja memeluk Micha setelahnya "Jhaa~~ "

Chen duduk disisa sudut belakang kursi yang Micha duduki "Menurut para ahli, menagis dapat menenangkan perasaan noona" Chen menepuk-nepuk pundak Micha. "Gwenchana.. Noona menangis pelan-pelan saja, agar yang lain tak mendengar, kami akan merahasiakan hal ini dari Luhan Hyung" Ujar D.O. Chanyeol ikut bangkit dari kursinya, ia duduk diatas meja, tangannya mengelus kepala Micha "Hari ini kami mengijinkan noona menangis, sebagai gantinya noona harus berjanji tidak akan bersedih lagi, apalagi hanya gara-gara nenek sihir itu". Yeoja itu pun meneteskan air matanya "Hiks.." ia memeluk erat Baekhyun dan memendamkan wajahnya di pelukan Baekhyun "Hikss.. hiks.. Gomawo.. Hikss.. Neomu Hikss. Gomawo hhh~~ hikss". Songhee meneteskan air matanya, ia terharu melihat teman-teman barunya itu, dari luar mereka kelihatan ramai, rusuh selalu meledek satu sama lain, tapi saat satu dari mereka mendapat masalah mereka bisa begitu kompak menyelesaikan masalah itu bersama "Kurasa... Aku juga beruntung bertemu mereka" ujar Songhee dalam hati.
 
People wanted a perfect ending. Now I've learned, the hard way, that some poems don't rhyme, and some stories don't have a clear beginning, middle, and end.
Life is about not knowing, having to change, taking the moment and
making the best of it, without knowing what's going to happen next. Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving." Xi YiJie's Mind

Quote By : Gilda Radner


===To Be Continue==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar