☆*:.。. o)o
.。.:*☆
Baekhyun menunggu Chen dan
Chanyeol, kedua mahluk itu tak kunjung datang seperti janji mereka, Ia menunggu
dengan tak sabar, menggerakkan kakinya berkali-kali saat ia bosan. Ia membuka
lebar matanya saat mendengar suara langkah kaki. Chanyeol dan Chen berlari
seperti dikejar hantu, mereka terhenti saat melihat sosok Baekhyun
"BAEKHYUNNNN-AAAH" dengan cepat Chanyeol memeluk teman baiknya ini
"Selamatkan nyawaku"
"He? Selamatkan dari
apa?" Tanya Baekhyun bingung "Maaf tapi aku sedang ada urusan..
hohoho.. lain kali saja kita main lagi" ujarnya berniat meninggalkan kedua
orang itu. Sreeeeeettttttt Chen menarik bagian belakang kerah baju Baekhyun
"YA! bebek jelek.. kau tidak setia kawan sekali, ini hal yang penting,
masa seenaknya kau mau pergi" Chen seenaknya berlari kembali sambil
menarik Baekhyun dan Chanyeol.
"Aaahhh.. apa-apaan ini..
lumba-lumba sialll.. lepaskan aku" teriak Baekhyun yang mau tak mau
akhirnya mengikuti Chen dan Chanyeol.
☆*:.。. o)o
.。.:*☆
POV: Minseok.
07.35 AM
Aku berjalan mengelilingi bangunan
academy. Aku merindukan susana di tempat ini, dimana aku bisa bertemu dengan
banyak teman, berbincang, bercengkrama satu sama lain, dengan begini, mungkin
saat aku bangun dari mimpi ku nanti, perasaan ku bisa berubah dengan sekejap.
Atau mungkin juga akan kembali kacau mengikuti suasana kehidupan nyata ku.
Aisshh disaat seperti ini mengapa tiba-tiba aku merindukan Eunhee, apa yang
sedang ia lakukan?. Kuarahkan pandangan ku lurus ke depan, kulihat seorang
namja yang kukenal berada didekat perpustakaan. Aku berada pada taman belakang,
jadi aku hanya memperhatikan namja itu dari jauh melalui jendela. Kim JoonYeon.
Sesosok lainnya dapat ku kenali,
sosok seorang yeoja yang baru saja dihampirinya, ahh itu Lee Songhee, adik Miyoung.
Hubungan, mereka berdua terbilang lucu, sebenarnya sejak kecil kedua orang tua
mereka sudah begitu bersemangat untuk menjodohkan mereka, namun kedua anak itu
menolak, menolak tapi juga tak pernah menghindari. Dulu saat eomma masih hidup
ia mengatakan padaku dengan nada bercanda bahwa ia akan menikahkan ku dengan
Miyoung. Aku dan Miyoung baru berusia 7 tahun dan kami tak mengerti apa-apa.
Dengan tegas sejak kecil sampai dewasa Miyoung terus mengatakan padaku
"Aku jatuh cinta pada namja lain, namanya Luhan". Sampai saat ini aku
penasaran dengan namja bernama Luhan itu, bukan karena cemburu, aku sungguh tak
menyimpan hati pada Miyoung, hanya penasaran dengan seorang namja yang bisa
membuat anak berusia 7 tahun jatuh cinta padanya. Hahha.. Masa kecilku ternyata
jauh lebih indah dari pada saat ini, banyak hal yang terjadi, dan banyak hal
yang kurindukan.
Kembali kuperhatikan JoonMyeon dan
Songhee, kedua sahabat kecil ku. Mataku sedikit tertarik pada 2 sosok lainnya.
Mereka hanya berdiri menyaksikan Joon Myeon dan Songhee. Seorang gadis disana
memiliki sinar mata yang sama dengan tatapan Yi Jie pada namja di ruang music,
mungkinkah ia jatuh cinta pada JoonMyeon?. Mirisnya lagi namja disamping yeoja
itu balik memperhatikan yeoja itu dengan tatapan yang sama pula seperti yeoja
itu terhadap JoonMyeon. Mungkin ini yang disebut cinta segi banyak (?). Mengapa
hal semacam ini selalu sulit untuk ku cerna. Mengapa banyak orang yang lebih
suka meletakkan hatinya di tempat yang ia tak yakin akan terjaga atau tidak
dibanding tempat yang sudah pasti. Melihat jauh pada orang-orang yang bahkan
tak menatap mereka dibanding seseorang yang selalu berdiri disampingnya tanpa
lelah memperhatikannya, jika hal semacam ini terjadi, siapa yang sebenarnya
bersalah?
Yeoja itu pergi, dan namja
disampingnya tadi tetap mengikutinya. Eo??? mereka berjalan keluar, menuju
kearah ku. Mereka duduk di kursi taman dibelakang kursi taman yang kududuki.
"Sigh.." Kudengar Yeoja
itu menghela nafasnya berat.
"Noona tidak bisa seperti ini
terus, Suho hyung tak akan mengetahui perasaan noona, jika noona diam
saja" Ujar namja itu. Nasehat nya terdengar cocok untuk dirinya sendiri
juga bagiku.
"Ia lebih baik tidak
mengetahui nya, kurasa semua akan lebih baik seperti ini" Jawab Yeoja itu
pasrah. Namja itu terdiam, tak ada suara lagi. Mereka duduk berdampingan tapi
keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Namja itu memanggil yeoja
ini noona, rupanya usia namja itu lebih muda. Tapi cara ia bicara cukup dewasa
menurut ku. Berkali kali namja itu melirik lawan bicaranya, sedangkan sang
yeoja hanya diam saja, ia sepertinya menyiapkan kata-kata yang pas untuk
diucapkan, namja yang penuh persiapan, berbeda sekali dengan diriku. "Kau
tak akan pernah tau hati seseorang sebelum mendengar langsung darinya.
Setidaknya.. Kau harus mendapatkan kepastian untuk diri mu sendiri, kau harus
tetap mencintainya, atau berhenti untuk menjalani hidup mu dengan orang lain
yang suatu hari mungkin akan kau temui. Kau tidak bisa menggantungkan hati mu
pada seseorang tanpa kepastian, membiarkan dirimu sakit saat ia merasa sakit..
dan juga tetap merasa sakit saat ia bahagia dengan orang lain, seolah merasakan
sakit adalah satu-satunya pilihan yang ada" Namja ini sungguh mengucapkan
hal yang bahkan tak pernah terpikir oleh ku, aku semakin tak yakin ia lebih
muda dari ku.
"Lalu.. apa.. Yang akan kau
lakukan jika kau menjadi diriku?" Tanya Yeoja itu. Pertanyaan yang
menarik, mengingat tanpa yeoja ini ketahui, namja dihadapannya berdiri di
situasi yang sama dengan dirinya. Aku jadi menunggu-nunggu jawaban namja ini.
"Aku tidak mau menjawab"
"Wae?"
"Kalau aku menjawab,
kemungkinan 99% kau akan mencontek jawaban ku" canda namja itu.
"Ya neo..Do KyungSoo"
Protes yeoja itu, nyatanya yeoja itu berhasil tersenyum. Psh.. Padahal aku
berharap jawaban yang serius..kadang canda memang ampuh untuk menutupi perasaan
seseorang yang sesungguhnya, mungkin itu alasan banyak orang menyebut dunia
akan hampa tanpa tawa.
"Ah.. Aku lupa belum mencetak
surat keterangan T.T tadi diruang cetak sedang ramai sekali T.T"
"Tenanglah eunkyo noona,
berikan berkas noona padaku, aku akan mencetak di ruang staff perpustakaan
^^" . Mworago?? Eunkyo.. Apa dia Kim Eunkyo sahabat Eunhee? Ahh.. Pantas
saja sepertinya aku pernah melihat wajah yeoja ini, dunia memang lebih sempit
dari perkiraan ku, eumm.. Aku bangkit dari tempat duduk ku, berjalan sedikit
hingga sampai dihadapan mereka berdua. Mereka berdua membulatkan mata mereka
heran melihat ku yang tiba-tiba saja menghampiri mereka "Annyeonghaseo..
Xiumin imnida ^^, mian aku.. tak sengaja mendengar tadi kau bisa membantu yeoja
ini mencetak berkas di perpustakaan, jika boleh minta tolong, aku ingin kau
membantu ku mencetak berkas ku juga, di sana tadi terlalu ramai" Pinta ku
nekat.
Diluar dugaan ku, namja yang tadi
sempat ku dengar bernama Do Kyungsoo tersenyum ramah "Ah.. Gwenchana
kalian berdua bisa ikut dengan ku, kalian bisa membaca buku di perpustakaan
selama aku mencetak data kalian" Ujarnya. "Kamsahamnida.. Maaf aku
merepotkan, aku tak tau harus minta tolong pada siapa, karen aku baru
disini" ujar ku lagi, mataku bergrilya memperhatikan namtag mereka, dan
bamm.. Ternyata nama yeoja disamping Kyungsoo benar Kim Eunkyo.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Author.
07.40 AM
Lay
keluar dari ruang Music, lalu bertemu dengan Sungchan dan Luhan. "Kau
sudah lama datang? Sedang apa di ruang music?" Tanya Sungchan.
"Aniya..
Baru sekitar 10 menit, aku bosan jadi iseng bermain piano disini" Jawab
Lay. "Aku sedang menunggu Inkyung, ia bilang ingin ke kelas bersama".
Luhan tersenyum tenang "Kalau begitu kita bisa kesana bersama juga, aku
ingin menemui adikku"
"Fyuh..
Aku malas bertemu Inkyung" gumam Sungchan sendiri "Mengapa kita tidak
duluan saja, aku tidak enak menganggu" Ujar Sungchan menyarankan.
"Ani
gwenchana.. sama sekali tidak menganggu" Sergah Lay.
Beberapa
menit kemudian "Oppa.. Bagaimana penampilan ku hari ini?" Seorang
yeoja dengan makeup cukup tebal, pakaian rapih dengan berbagai acessoris
melekat, ditambah high heels putih mengampiri dan kini berdiri dihadapan Lay,
Luhan, dan Sungchan. Luhan dan Sungchan sedikit
mundur, berdiri dibelakang Lay, mulut Luhan mengaga melihat penampilan yeoja
yang tak lain adalah kekasih dari Lay itu. Sungchan
membuka sebungkus permen lolipop rasa anggur, lalu memasukkan nya ke dalam
mulut luhan yang menganga. Tangan Luhan otomatis memegang gagang lolipop dan
mulutnya mengatup dengan sendirinya setelah mengemut permen itu. Meski begitu,
pandangan matanya masih belum lepas dari InKyung, kekasih Lay. "Baby
memang hari ini academy sedang mengadakan pesta?" Tanya Luhan berbisik.
"Otak mu tertinggal dirumah ya? Hari ini preclass" Seru Sungchan
"Ah,
aku lupa" Jawab Luhan masih mengemut permen " Lalu kita ada kelas
apa?" Tanya nya lagi. Sungchan tak henti
mengerutkan dahinya "Kau artis? aku manager mu begitu? Kenapa terus
bertanya padaku? Mana aku ingat". Setelah
5 menit berlalu, untuk pertama kalianya Luhan mengalihkan pandangan matanya, ia
menatap Sungchan, yeojachingunya "Kau benar, kau bahkan sering lupa jadwal
class mu sendiri, tapi tak apa mulai sekarang kan kita satu kelas" Ujar
Luhan. "Suka suka mu saja
=_="
Luhan
menarik Sungchan agak mundur lagi dari belakang Lay dan Inkyung. Ia kembali
berbisik "Chagiya.. tidak kah kau merasa make up Inkyung terlalu tebal
hari ini? tidak hanya makeup nya, tapi semua yang ia kenakan serba
berlebihan"
"Dia
begitu setiap hari kok =_=" Sungchan menampar-nampar pelan kedua pipi
Luhan "Ireonaaa.. ireonaa.. jangan mengigau terus, kau hidup di dunia mana
huh". Luhan tersenyum bodoh, ia
menggaruk kepalanya "Hehehe..benarkah, aku tak pernah memperhatikan".
Ia menggenggam tangan Sungchan yang ia raih dari pipinya. "Memangnya apa yang kau perhatikan? Sepertinya kau memang selalu
ketinggalan berita dan tak tau apa-apa =_=, kau selalu menjadi rusa hilang yang
tak tau jalan pulang"
"Hahahah benarkah" Luhan tertawa lebar hingga rahang nya hampir
copot (?).
"Heol~~ =_="
"Ouh.. Tapi menurut adikku, tak masalah aku tertinggal banyak berita
disekitar ku, asalkan aku tak pernah tertinggal sesuatu yang menjadi prioritas
ku, benar kan?"
"Apa
yang kau prioritas kan? Aku tak pernah melihat perbedaan antara sesuatu yang
kau perduli dan tak perduli =_= atau mungkin karena wajah mu memang terlalu
bodoh" Luhan berfikir keras sambil
mengemut-emut permen hingga lolipop dimulutnya sudah terlepas dari batangnya,
ia membuang asal batang lolipop ke sudut, mengemut sisa permen dalam mulutnya
"Ah aku tau" Ujarnya.
"Park..
Sung.. Chan.. ^^ hoho.. prioritas ^^ Most important thing ^^" Meski
ucapannya terdengar manis, namun ekpresi polos menyerempet ke arah bodoh Luhan
saat mengatakannya membuat hal itu terdengar datar datar saja.
"Rusa
cacat.. Heol" Gerutu Sungchan.
***
"Apa
hari ini ada acara penting?" Tanya Lay dengan ekspresi wajah tercengang
mirip dengan ekspresi wajah Luhan.
"Maksud
Oppa apa?" Tanya Inkyung tak mengerti.
"Sepertinya
hari ini jadwal preclass padat, apa kau baik-baik saja dengan Heels setinggi
itu? pakaian mu juga.. apa kau tidak susah berjalan nanti?" Tanya Lay
polos, ia khawatir Inkyung akan repot jika berdandan semacam itu ditengah
jadwal padat hari ini. InKyung menghela nafas kesal, ia sudah bersusah payah
berdandan seperti itu hanya agar ia terlihat cantik dan manis dihadapan Lay,
namun ia malah mendapatkan komentar semacam itu dari Lay sendiri, ia kecewa
karena Lay kerap kali melakukan hal yang sama setiap kali ia berdandan
maksimal. Amarahnya sudah mencapai puncak, meski hubungannya dan Lay baru
berjalan kurang dari 3 bulan, mereka sudah sering berkelahi karena alasan
serupa. InKyung tak tau harus mengatakan apa lagi pada Lay "Terserah kau
saja" Suara Inkyung meninggi, ia berjalan meninggalkan Lay.
Luhan
dan Sungchan merapatkan barisan (?) "Lay.. mengapa tak mengejar nya? Ada
apa?" Tanya Luhan, ia tak terlalu mendengarkan pembicaraan Lay dan Inkyung
karena sibuk bicara sendiri dengan Sungchan tadi. "Aku hanya.. mengatakan
padanya pakaian dan heels nya nanti akan menyusahkan nya, karena jadwal
preclass hari ini padat" Ujar Lay bercerita. Lay sangat memperhatikan
Inhyung, ia bahkan mencatat setiap jadwal kelas Inkyung dan mengingatkan
Inkyung apabila ia lupa, Lay juga sering membantunya mengerjakan
tugas-tugasnya. "Apa aku salah bicara?" Tanya Lay.
"Sebenarnya,
aku pikir juga begitu" Jawab Luhan. BLEPAKK...
Sungchan menghajar pundak Luhan dengan buku diktat nya "Ya.. Inkyung itu
yeoja, jelas dia sakit hati mendengar pernyataan semacam itu, kau seharusnya
bilang saja kalau dia cantik hari ini, dia pasti senang...... mungkin"
Ujar Sungchan.
Lay
mengacak-acak rambutnya bingung "Inkyung... tunggu" Lay mencoba
memanggil Inkyung, beberapa pasang mata memperhatikan ke arah mereka, jika Lay
mengejar Inkyung mereka akan terlihat semakin bermasalah dimata semua orang,
Lay hanya membungkuk sopan pada setiap orang yang memperhatikannya, "Jeoseonghamnida..
" Ujarnya terus menerus. Entah dasar apa, Inkyung yang tadi marah
tiba-tiba kembali "Kali ini aku memaafkan Oppa, lain kali tak ada
maaf" Ujarnya, ia menarik tangan Lay mendahului Sungchan dan Luhan.
"Aishh..
bagaimana Lay bisa bertahan dengan yeoja semacam itu" Seru Sungchan. Luhan
terdiam. "Sekarang ada apa dengan mu?" Tanya Sungchan heran.
"Aniyo
gwenchana ^^ Khaja" Luhan merangkul Sungchan, lalu berjalan mengejar Lay
dan Inkyung.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"Baekhyun Oppaaaa.."
Yoora berteriak memanggil Baekhyun. Baekhyun melepaskan tangan Chen dan
Chanyeol yang tadi menariknya "Sebentar.. Yoora-a". Yoora menghampiri
Baekhyun, Chen dan Chanyeol, ia langsung mengenali Chanyeol dan Chen "Kalian?
Kalian teman Baekhyun Oppa?"
"Kau? Wu Yoora?" Seru
Chen.
"Ne Oppa" Jawab Yoora.
"Kalian sudah saling mengenal
rupanya, Yoora ini calon adik ipar ku" Ujar Baekhyun langsung merangkul
pundak Yoora santai.
"Calon adik ipar dari
mana?" Tanya Yoora heran.
"Ei.. Jika aku menikah dengan
Sungchan noona kelak, maka kau akan jadi sepupu ipar ku" Jelas Baekhyun
percaya diri.
"Oppa, Sungchan eonnie bahkan
tidak menyukai mu, lagipula ia memiliki Luhan Oppa, Oppa menyerah saja"
Seru Yoora to the point.
"Dia memang tidak pernah sadar
diri Yoora-a, maklum saja bebek biasanya hanya berkaca di air beriak"
Tambah Chen.
"Ya Neo!" Gertak Baekhyun
naik darah. Belum kering bibir mereka, orang-orang yang tadi mereka bicarakan
terlihat mendekat. "Ei~ kebetulan sekali" Seru Chanyeol. Lay,
Inkyung, Sungchan dan Luhan menghampiri Baekhyun, Chanyeol, Yoora dan Chen.
Luhan memasang senyum tenang dan menyapa dongsaeng-dongsaengnya ini
"Annyeong". Chen mengipas-ngipasi Bekhyun dengan tangannya, begitu
juga dengan Chanyeol "Baekhyun K.O" bisik mereka meledek Baekhyun.
"Annyeong hyung.." Jawab Chen dan Chanyeol. Baekhyun menunjukkan
Smirk nya. Dibanding memperdulikan Sungchan dan Luhan matanya lebih tertarik
melihat Inkyung yang berpegangan tangan dengan Lay, meski sebenarnya Baekhyun
suda tahu tentang hubungan Lay dan Inkyung sesungguhnya, namun 'memergoki'
secara langsung terasa berbeda.
Begitu sadar Baekhyun
memperhatikannya, Inkyung segera melepaskan tangan Lay yang sejak tadi dalam
genggamannya, wajah Inkyung jadi sedikit pucat. Ia nampak takut dengan tatapan
Baekhyun yang memojokkan. Mereka berdiri didepan kelas 3-1 saat ini, kelas yang
hendak dimasuki Chen, Baekhyun, dan Chanyeol "Jadi kalian mau ke 3-4 ya?
Bagaimana kalau aku ikut, aku juga mau masuk kesana" Seru Baekhyun.
"Mworago?!!" Chen dan
Chanyeol kaget dengan pernyataan Baekhyun yang tiba-tiba saja. Kegelisahan
inkyung semakin terlihat mendengar pernyataan Baekhyun.
"Khaja" Seru Lay.
"Hyung duluan saja.. Aku
menyusul, aku mau mengantar Chanyeol dan Chen dulu" Alasan Baekhyun. Tentu
ia tidak serius untuk masuk ke kelas 3-4 ia hanya mem-beri gertakan pada
Inkyung.
"Kalau begitu aku duluan ke
kelas ku ya Annyeong Oppadeul, eonniedeul " Ujar Yoora pamit pada semua. Luhan
dan Sungchan juga berjalan pergi lebih dulu menuju kelas 3-4. Lay mengikuti
setelahnya, ia mencoba menarik Inkyung, namun yeoja itu masih mematung di
tempat. Lay akhirnya berjalan lebih dahulu. Chen dan Chanyeol juga memasuki
kelas 3-1 lebih dulu, meninggalkan Baekhyun dengan Inkyung di tempat tersebut.
Baekhyun melangkah maju dengan tenang "Wae? Jangan kaget begitu.. Aku
bahkan sudah bisa menduga kau ini yeoja macam apa"
"Dengar! Kuharap kau menutup
mulut mu tentang..". Baekhyun memotong ucapan Inkyung "Kau pikir
siapa kau? Tentu saja aku hanya akan diam.. sesungguhnya aku juga malu mengakui
status mu dengan ku" Ujar Baekhyun dengan penekanan disetiap katanya.
"Atau.. bahkan lebih baik kalau semua ini berakhir selamanya saja, aku
lelah menyandang status ini.. Cih.. sampai jumpa di kelas" lanjutnya santai,
ia melanjutkan langkahnya memasuki kelas 3-1.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
7.55 AM
Micha keluar dari dalam kelas untuk
melihat apakah sonsaengmin sudah hampir sampai atau belum. Saat ia melihat
keluar tak ada tanda-tanda sonsanengnim akan datang, ia justru melihat sosok
Luhan dan Sungchan mendekat bersama dengan Lay. Micha menggembungkan pipinya
cepat, ia melipat tangan didepan dada. Luhan sudah cengar cengir saat melihat
sang adik, ia tau anak itu marah karena Luhan membiarkan nya berangkat sendiri
tadi pagi.
"Annyeong dongsaeng"
"Neo nuguya?" Tanya Micha
sebal. Luhan merangkul pundak Micha "Oppa tak tau kau akan berangkat lebih
dulu.. bukan sengaja membiarkan mu berangkat sendiri" Rayu Luhan. Luhan
mengeluarkan sekantung permen dan coklat dari tasnya "Untuk mu"
"Aisshh kalian berdua membuat
ku mual" Sergah Sungchan.
"Lihat yeojachingu mu cemburu
padaku" Seru Micha sembari mengambil permen dan coklat pemberian Luhan.
Micha mengambil 2 coklat kotak dari dalam kantung, lalu memberikan pada
Sungchan "Untuk sahabat terbaikku, dan calon kakak ipar ku tercinta,
saranghae..." rayu Micha balik pada Sungchan.
"Ahh.. Kalian
berdua..aissh" Sungchan membuang muka menutupi malu akibat diperlalukan
terlalu berlebihan oleh kedua kakak beradik itu. Lay tersenyum miris melihat
hubungan mereka bertiga. Sangat berbeda dengan dirinya, inkyung hanya sesekali
baik padanya, itu juga jika Inkyung ada maunya, ia 11 12 dengan adiknya, Sehun.
Sehun juga hanya kadang-kadang saja berprilaku baik. Sreekk.. Micha mengambil
coklat dan permen lainnya lalu menyerahkan pada Lay "Untuk memperbaiki
suasana hati sahabat ku" Ujarnya.
"Kamsahamnida" kedua
orang yang sama-sama memiliki dimple ini tersenyum.
PRUK! Inkyung sengaja memukul keras
tangan Lay, menyebabkan coklat ditangannya terjatuh ke lantai "Apa yang kau
lakukan?" Tanya Lay pelan, ia hendak mengambil coklat tersebut, tapi
Inkyung menahannya.
"Aku hanya berdiri tak jauh
dibelakng mu tadi, dan kau sudah menerima coklat pemberian yeoja lain?"
Bentak Inkyung. Sungchan mengepalkan tangannya, ia sudah kesal sekali melihat
tingkah inkyung sepanjang pagi ini, sedikit gemas juga karena Lay terus
memaklumi tingkah mengesalkan yeojachingu nya. Luhan melihat kepalan tangan
Sungchan, seperti biasanya ia hanya diam saja. Pelan ia merasakan sang adik
meyentuh jari kelingking nya, Luhan tersenyum kecil untuk memberi signal pada
sang adik bahwa ia baik-baik saja. Luhan melihat pengawas kesiswaan dan
sonsaengnim pengarah preclass mendekat, hendak memasuki kelas 3-3
"Masuklah ke dalam kelas" Perintah Luhan pelan pada Micha, ia punya
perasaan tak enak akan apa yang terjadi.
"Aku tidak mau masuk kelas
ini" Ujar Inkyung langsung.
"Mwo?" Lay membulatkan
matanya "Lalu mau masuk kelas mana?"
"Aku mau masuk kelas lain,
kelas mana saja tak masalah, asal bukan kelas ini" Inkyung menarik tas
milik Lay, memegangnya kuat "Dan kau harus ikut pindah kelas, aku ingin
tetap satu kelas dengan Oppa!" paksanya.
"Aku tidak bisa, aku tidak
mengurus berkas untuk perpindahan kelas, Inkyung" Ujar Lay menjelaskan
pelan-pelan pada Inkyung.
"AKU TIDAK MAU TAU!"
teriak Inkyung. Kepala Sungchan sudah hampir meledak, kesabarannya sudah habis
karena tingkah Inkyung, tangan nya bergerak ragu, bergerak lalu kembali ke
posisi semua. Disaat yang bersamaan....BRUUUUKK!!! Emosi Micha rupanya meledak
lebih dulu dari Sungchan, ia menepis tangan Inkyung yang membuat tas Lay yang
dipegang oleh Inkyung terhempas dan menimbulkan suara keras "Apa yang kau
inginkan sesungguhnya!! Gara-gara kau Lay tidak jadi mengupgrade class, apa kau
tau bahwa Lay sudah berjanji kepada orang tuanya bahwa ia akan lulus lebih
cepat, kau menghancurkan semua yang sudah Lay rencanakan, dan sekarang dengan
mudahnya kau meminta ia pindah kelas begitu saja disaat preclass hampir
dimulai.. DIMANA KAU MELETAKKAN PIKIRAN MU! APA KAU TIDAK PUAS KALAU HIDUP LAY
BELUM BENAR-BENAR HANCUR KARENAMU!"
Luhan tercengang, ia tak pernah
sekalipun melihat sang adik marah, bahkan disaat kesal Micha lebih memilih
pergi untuk menangis dibanding marah. Ekspresi
Sungchan juga tak jauh berbeda dengan Luhan, tapi jika ditelisik lebih dalam
lagi, adalah hal yang wajar jika Micha marah, karena sungchan juga merasakan
hal yang sama. Beberapa siswa kelas 3-4 keluar dari dalam kelas, mereka
menyaksikan jelas apa yang terjadi, sebagian siswa diluar kelas 3-4 juga
terpaku dengan kejadian tersebut.
"Lalu kau pikir kau siapa!
Kalau kau pikir kau bisa lebih baik dariku.. Mengapa tidak kau saja yang
menjadi yeojachingu nya" Inkyung hendak menyerang Micha. Luhan dengan
cepat menarik sang adik kedalam pelukannya, ia menghalangi Inkyung mendekat
pada sang adik, Sungchan juga melakukan hal yang sama, ia berdiri diantara
Inkyung dan Luhan. Lay sendiri terus menahan Inkyung "Cukup
Inkyung-a"
"Jadi hanya itu yang bisa kau
lakukan, bersembunyi dibalik kakak mu!!" Inkyung masih memprofokasi. "Apa
yang terjadi disini!" Tanya sonsaengnin pengarah preclass kelas 3-3
menghampiri mereka.
Seketika tubuh Micha gemetar, Luhan
sadar betul ketakutan adiknya. Micha selalu fokus untuk bersikap baik dan
meraih prestasi yang baik di academy, ketakutan terbesar yang selalu berusaha
ia hindari adalah dipanggil ke ruang kepala academy sebagai anak bermasalah,
apalagi kalau sampai orang tua mereka harus dipanggil ke academy juga.
"Anak ini.. Ia menghalangi ku
masuk ke dalam kelasnya, karena ia tidak menyukai ku secara pribadi,
sonsaengnim" Adu Inkyung menutar balikkan fakta.
"Igo aniyeo sonsaengnim.. Tak
ada yang terjadi, semua ini hanya salah paham" Ujar Lay agar masalah tidak
berlanjut.
"Kalian bertiga ikut aku ke
ruang kepala academy, siswa lain.. Kalian kembali ke kelas masing-masing,
preclass akan segera di mulai" Ujar pengawas kesiswaan. Lay, Inkyung dan
Micha mengikuti pengawas kesiswaan menuju ruang kepala Academy. Mau tak mau
Luhan melepaskan adiknya. Ia mengambil kantung coklat dan permen yang terjatuh
dari tangan Micha.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Minseok
08.00
Banyak siswa yang barusan
bergerumun, sekarang satu persatu membubarkan diri. Kulihat 3 orang siswa
berjalan diawasi oleh pengawas kesiswaan yang berjalan dibelakang mereka,
bukankah itu Yi Jie?
"Sepertinya ada yang
terjadi" Ujar Kyungsoo. Saat ini aku bersama dengan Kyungsoo, ia baru saja
membantu ku mencetak data-data transfer ku. "Hyung.. Kita berpisah disini,
aku akan masuk kelas 3-1 ini"
"Ah.. Begitu..
Hwaiting.." kulanjutkan langkah ku melewati ruangan kelas 3-1.
"Hyung" Panggil Kyungsoo
keluar dari kelas 3-1 setelah 1 menit.
"Kenapa kau keluar lagi?"
Tanya ku heran.
"Ani.. Kelas ini tak
bagus" Jawab nya singkat "Annyeong hyung, aku akan cari kelas
lain"
Aku hanya dapat terkekeh kecil
"Aku juga harus segera ke ruang kepala academy" Kupercepat langkah
ku, aku sengaja memutar arah agar lebih dulu sampai ke ruang kepala academy, sepertinya ada hal
yang harus kuselesaikan disana.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Author
08.00 AM
D.O memasuki ruangan kelas 3-1,
kelas tersebut adalah bekas kelas Suho, ia merekomedasikan pada D.O untuk masuk
kelas tersebut, karena persaingan di kelas itu cukup ketat sehingga dapat
memicu semangat belajar nantinya. Harapan tak selamanya seindah kenyataan, baru
beberapa langkah memasuki kelas tersebut, D.O sudah disapa oleh wajah-wajah
'siap membully' didalam sana. Ia mengerutkan dahi begitu melihat anak-anak
tersebut.
"Annyeong D.O-ya~~~" Tawa
cempreng Chen membahana ditelinga D.O, membuat D.O semakin mental breakdown.
"Aigoo.. Betapa bahagia hatiku
bisa satu kelas dengan Kyungsoo lagi" Canda Baekhyun bahagia mendapat
'mangsa' lagi.
"Annyeong D.O ya~~", Secepat
kilat tanpa ba bi bu.. D.O memutuskan untuk batal masuk kelas 3-1
"Bye" Ujar D.O cepat, ia pun segera keluar dari sana. Chanyeol dan
Chen mengejar D.O untuk menahan namja itu tetap di keklas 3-1 "D.O~yaaa~
Illowabwa~~ jangan pergi manis.. Hahahahah". Baekhyun tertawa
terbahak-bahak ditempat duduknya, ia terlalu malas bergerak untuk mengejar
D.O, toh Chen dan Chanyeol pun pasti
berhasil untuk membawa D.O kembali ke kelas tersebut. D.O biasanya hanya
bercanda tak mau sekelas dengan mereka. Ia juga sudah berjanji pada Suho untuk
masuk kelas 3-1 bersama yang lain.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Minseok
08.03 AM
Aku sengaja berlari menuju ruang
kepala academy, sebelum masuk kurapikan pakaian ku, tak enak kalau terlihat
berantakan didepan ibu kepala academy. Ku ketuk pintu ruang kepala academy,
kudengar suara seorang yeja setengah baya memberi izin ku masuk.
"Annyeonghaseyo.."
Kubungkukkan tubuh ku sopan. Yeoja setengah baya itu kaget melihat ku,
mungkinkah ia mengenali wajah ku, aisshh tentu saja ia mengenalinya, aku harus
meyakinkan bahwa aku adalah orang lain, bukan kim minseok.
"Minseok-a?" Ujarnya.
"Minseok?" Tanya ku pura-pura
bodoh "Maaf ibu kepala.. Nama ku Xiumin, aku.. Siswa transfer dari
China" Ujar ku, kuserahkan berkas-berkas perpindahan ku pada Ibu kepala
academy yang tak lain adalah Ibu dari JoonYeon, nyonya Kim.
"Ah mianhaeyo.. Tapi wajah mu
mirip sekali dengan seseorang yang kukenal" Ujarnya ramah.
"Ne.. Beberapa siswa juga
menyapa ku tadi, mereka juga salah orang" alasan ku untuk menyakinkan,
setidaknya bukan hanya ia yang salah orang. Kriiinggg~~ Telephone pada ruang
itu berbunyi "Tunggu sebentar Xiumin-ssi"
"Ne" Jawab ku. Bibi Kim
masih berbicara ditelpon, sepertinya yang menelphone adalah pengawas kesiswaan
berhubungan dengan masalah tadi, karena ia menyebut-nyebut nama YiJie dalam
pembicaraannya tersebut. "Aku tidak bisa memberi hukuman berat pada Oh
Inkyung, kau tau bukan bahwa anak itu adalah anak 'titipan' tuan Byun, Aku akan
mempersiapkan dokumen pindah kelas untuk Xi YiJie. Aku akan mengatakan langsung
pada mereka, suruh mereka masuk sebentar lagi"
Apa? Oh inkyung, ternyata Yi Jie
bermasalah dengannya, yeoja sial itu membuat masalah dimana-mana, mengapa sulit
menghindar untuk mendengar namanya sekalipun didalam mimpi. Kasian sekali Yi
Jie gara-gara Inkyung ia harus pindah kelas. Seorang sekertaris menghampiri
bibi Kim, bibi Kim memintanya untuk membuat surat perpindahan kelas untuk Yi
Jie, ia juga meminta ku untuk ikut ke ruang sekertaris itu untuk mengambil
surat transfer ku.
***
"Duduklah dulu, tunggu
sebentar lagi" Ujar sekertaris itu ramah "Wajah mu mirip sekali
dengan seorang anak bernama Minseok, dulu ia juga siswa di academy ini"
Ujarnya. Lagi-lagi aku mendengar hal tersebut. Aku hanya mengangguk dan
tersenyum. Suratku sudah selesai dicetak, sekertaris tersebut keluar sebentar
untuk meminta cap dari ketua academy. Aku tidak bisa tinggal diam begini,
kulihat layar komputer sekertari
tersebut, ia sedang menginput data perpindahan kelas Yi Jie, tertulis 3-1.
Nekat kuganti kelas 3-2 dalam form input digital tersebut. Kelas 3-1 adalah
kelas yang dimasuki Kyungsoo sebelum ia keluar lagi dan masuk ke kelas 3-2,
setidaknya Yi Jie akan aman disana karena ada anak sebaik kyungsoo akan menjadi
temannya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Author
08.13 AM
"Jelaskan pada ku apa yang
terjadi" Pinta kepala academy pada ketiga siswa.
"Aku hendak masuk ke kelas
3-4, tapi Yi Jie melarang ku, hanya dengan alasan ia tidak menyukai ku secara
personal. Ia tidak suka namjachinggu nya berada didekat ku, padahal aku juga
tidak ada rasa pada namjachingu nya. ini tidak adil bibi" Adu Inkyung.
"Posisi ku sebagai ketua
academy... Oh Inkyung, kau harus memanggil ku Ibu kepala, kita tidak sedang
bicara dalam keadaan non formal" Gertak Ibu kepala.
"Jeosonghamnida" Ujar
Inkyung. Micha angkat bicara "Kejadiannya tidak seperti itu.."
"Jeosonghamnida" Selak
Lay "Aku minta maaf telah melibatkan Inkyung dalam hal ini, Ini sebenarnya
hanya masalah antara diri ku dan yeojachingu ku, YiJie, dan semua hanya kesalah
pahaman, sekali lagi maafkan kami Ibu kepala"
DEG.. Micha tak percaya dengan apa
yang ia dengar terucap dari bibir Lay, ia tak percaya seseorang seperti Lay
mampu melakukan hal ini, mata gadis itu sudah berair, ia tak berkata apapun, ia
tau semua akan semakin buruk jika ia angkat bicara, jangan sampai ia berakhir
dengan harus mendatangkan appa nya mengahadap kepala academy.
"Aku tidak bisa membiarkan
kalian tetap dikelas yang sama.. Karena kelak kejadian semacam ini pasti
terulang. Oh Inkyung kau siswa upgrade bukan? Masuklah di kelas 3-4, Zhang
Yixing, anakku JoonMyeon sudah meregistrasi nama mu untuk upgrade class
semester ini, semua berkas mu sudah diurus olehnya, dan Xi Yi Jie, aku akan
memindahkan mu ke kelas 3-2" Ujar Ibu kepala. Inkyung termakan
permainannya sendiri, ia ingin lepas dari kelas 3-4 untuk menghindari Baekhyun,
tapi nyatanya ia justru harus stay pada kelas 3-4, ditambah lagi namjachingu
nya juga akan mengupgrade class sehingga ia akan sendiri dikelas itu.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Suho memasuki ruangan kelasnya, ia
melihat Miyoung duduk disalah satu kursi disana, didepan Miyoung juga terlihat
Eunkyo, kedua kursi disamping mereka masih kosong. Begitu Suho melewati depan
kelas, sebagian siswa wanita disana sudah ribut membicarakan nya. Suho
tersenyum tebar pesona (?) pada semua siswi, ia berhenti didekat Eunkyo dan
duduk disamping Eunkyo "Annyeong Eunkyo-a" sapa Suho dengan senyum. Dug..Dug..Dug..
Hati tak pernah bisa berbohong, Jantung eunkyo berdetak semakin cepat saat Suho
ada disampingnya. Ia berniat menghindari suho dengan random memilih kelas,
nyatanya ia justru bertemu dengan Suho, takdir seperti mempermainkan Eunkyo
saat ini, ia justru semakin didekatkan dengan Suho saat ia hampir memilih kata
menyerah dibanding maju.
"Annyeong Suho-a", Suho
tak menyapa Miyoung, karena Miyoung sepertinya sedang sibuk mengurusi beberapa
berkas, ia tak mau mengganggu, ia pun memilih untuk berbicara dengan Eunkyo
"Untung sekali ada kau disini, setidaknya ada seseorang yang ku
kenal"
"Ne.. Aku.." Eunkyo
menghentikan ucpannya "Aku amat sangat bahagia melihat mu disini
Suho-a" Lanjutnya dalam hati.
"Dari tadi aku mencari mu,
untuk bertanya kau mau masuk kelas mana, kau kemana saja? Aku tidak melihat mu
sejak tadi" tanya Suho.
"Aku..bahkan melihat mu sejak
kemarin" Jawab Eunkyo.
"Jincha? o_O kau tidak menegur
ku?". Eunkyo tersenyum kecil "Mungkin karena kau tak melihat ku"
Ucapan Eunkyo sekaligus bermakna lain.
"Mungkin begitu.. Mungkin aku
sedang termenung saat itu, mian"
"Gwenchana"
"Kyungsoo benar, aku harus segera mengambil
keputusan untuk meneruskan atau mundur, aku tidak bisa mengangtungkan hati ku
pada seseorang tanpa tau bagaimana perasaannya.. Tapi.. Aku bahkan bahagia
hanya dengan mendengar suara nya, mendengar ia bertanya dan berbicara
kepadaku... Aku tersesat dan kehilangan pintu keluar dari permainan hati ku,
lalu.. Bagaimana sekarang" EunKyo's mind.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
08.16 AM
Dalam kelas lain, Minhyo dan Kris
berkali-kali melihat kebelakang, memperhatikan Luhan yang sejak tadi seperti
orang tak tenang, mengecek handphone nya berulang ulang. Sungchan sudah
mengirimkan pesan pada Kris dan Minhyo agar mereka tak bertanya lagi apa yang terjadi,
karena menjelaskan ulang kronologis kejadian itu mungkin hanya akan menambah
kekhawatiran Luhan.
"Pangeran tampan.. Jangan
sedih begitu, noona pasti baik-baik saja" Minhyo mencoba menenangkan Luhan
"Kalau kau bersedih nanti kau terlihat cantik lagi" Lanjut Minyho.
Biasanya Luhan akan ribut mengatakan bahwa ia tidak cantik, tapi kali ini ia
hanya tersenyum parau tanpa menjawab.
"Telephone saja dia, mungkin
dia sudah keluar dari ruang kepala academy skarang" Saran Kris yang
mencoba normal (?) setelah melihat situasi nampaknya tak bagus untuk berbicara
sembarangan.
"Ia tidak mengangkat"
Jawab Luhan.
"Kirim pesan" Saran Kris
lagi. Luhan mengangguk, ia mengikuti saran Kris untuk mengirim pesan pada
Micha.
Luhan's Text »»
Bagaimana? Apa yang Ibu kepala katakan?
Apa kau baik-baik saja?
Yi Jie`s Replay ««
Gwenchana ^^ Aku akan pindah
kelas... Ini lebih baik daripada aku harus tetap sekelas dengan Inkyung.
Meski Micha sudah membalas
pesannya, Luhan masih tak yakin bahwa adiknya baik-baik saja, ia mencoba menghubungi
Micha, tapi Micha tak menjawab. "Ia bilang ia dipindahkan ke kelas
lain".
Sungchan menghela nafasnya, sejak
kemarin Luhan memang masih merasa bersalah karena ia menyebabkan Micha gagal
upgrade class, meski Micha tak mempermasalahkannya, Luhan jelas masih
memikirkan hal tersebut. Kejadian hari ini juga pasti membuat Luhan berfikir
seandainya Micha jadi upgrade class, hal semacam ini tak akan terjadi padanya.
"Aku akan mengirim pesan pada Chanyeol" Ujar Sungchan.
"Andwe.. Gwenchana"
Larang Luhan.
"Chanyeol adalah adikku, dan
teman baik Micha juga, ia tak akan marah padaku" Sergah Sungchan.
"Mian.. Menyusahkan mu"
Jawab Luhan lirih.
"Akan lebih menyusahkan ku
jika melihat mu terus seperti ini" Sungchan menatap mata Luhan begitu
dalam, ia sudah kehabisan akal menenangkan Luhan, jadi ia mencoba mengatakan
apapun yang bisa ia katakan "Aku bukan orang lain.. dan tak akan
berprilaku seperti orang lain juga.. Kau adalah bagian dari hidupku, kau susah
maka aku juga.."
Terlihat senyum lirih di wajah
Luhan "Neomu.. gomawo" Luhan menggenggam erat telapak tangan Sungchan
"Pasti sulit bagimu mengucapkan hal semacam itu untukku"
"Yang pasti aku sulit mengetik
pesan kalau kau menggenggam tangan ku =_=" Ujar Sungchan.
"Eo.. Mianhae, akan ku
lepaskan"
"Andwe.." Sungchan
menahan tangan Luhan "Aku kidal, tangan kiri ku bisa mengetik keyboard
handphone". Senyum Luhan terlihat sedikit lebih lepas "Bergenggaman
tangan didalam kelas ternyata menyenangkan" Ujarnya.
"Jangan bicara terus, atau aku
tidak jadi mengirim pesan pada Chanyeol" Sungchan tau hubungannya dengan
sang adik Chanyeol tak terlalu baik beberapa tahun belakangan ini, tapi ia
tidak bisa memepercayakan masalah ini kepada orang lain selain Chanyeol.
Sungchan's Text »»
Park Chanyeol... Aku bukan berniat
mengganggu mu, tapi.. butuh bantuan mu untuk mencari Micha noona, ia bilang ia
dipindahkan ke kelas lain oleh Ibu kepala, tapi ia tidak mengatakan ke kelas
mana ia akan dipindahkan.. Aku sangat berterima kasih jika kau mau membantu ku.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Chanyeol dan Chen berhasil membuat
D.O akhirnya satu kelas dengan mereka semua. Chen duduk disamping D.O, ia
merangkul D.O sambil terus meledek-ledek D.O, tak jauh berbeda dengan Baekhyun.
Entah mengapa tapi sonsaengnim di kelas mereka belum juga masuk, jadi ia dengan
asik duduk diatas meja, tak henti tertawa melihat ekspresi datar D.O.
"Mereka lucu sekali" Ujar
Songhee yang duduk disamping Chanyeol saat Ini. Malu-malu Chanyeol menjawab
"Ne.. Kau bisa awet muda jika bermain dengan mereka terus hehe"
"Benarkah hahaha... Aku
beruntung bisa satu kelas dengan kalian ^^" Ujar Songhee. Chanyeol
menjawab dengan senyuman. Handphone Chanyeol bergetar, ia meletakkan handphone
tersebut diujung meja, hampir saja terjatuh jika Baekhyun tak segera
mengambilnya. Baekhyun menatap Chanyeol tapi sepertinya ia tak sadar terdapat
pesan masuk di handphonenya "Aissh Jincha" Baekhyun membuka pesan
tanpa izin dari Chanyeol.
"Park Chanyeol.. Aku pinjam
Hanphone mu" Baekhyun berlari keluar kelas begitu saja.
"Ya! Byun Baekhyun... Ada
apa?" Chanyeol mencoba bertanya pada Chen dan D.O, tapi mereka sama-sama
tak mengerti.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
08.16 AM
Micha seharusnya mengurusi berkas
perpindahan kelas ke kelas barunya 3-2, tapi ia justru lebih memilih pergi ke
taman belakang sekolah untuk melampiaskan sesak yang sejak tadi ditahannya. Ia
masih tak dapat mempercayai seseorang yang baru saja bersama nya di ruang Ibu
kepala academy adalah Lay. Lay rela berbohong dan memojokkan Micha dan dirinya
sendiri, ia rela mengakui Micha sebagai yeojachingu- nya demi melindungi
Inkyung.
Saat memutuskan untuk tidak
meng-upgrade class Micha sudah bersiap dengan kenyataan ia harus kehilangan
kedua sahabat baiknya didalam kelas yaitu Sungchan dan Minhyo, dan sekarang ia
harus kehilangan semua teman 1 kelasnya untuk memulai segala sesuatu di kelas
baru. Bukan hal besar memang bagi kebanyakan orang, tapi yeoja ini tak merasa
nyaman berada di tengah suasana asing, ia begitu mudah merasa kesepian.
Micha menangis, tak akan ada yang
mendengarnya, karena semua siswa saat ini sudah masuk ke kelas mereka
masing-masing. "Kebaikan akan selalu mengelilingi anak-anak yang baik..
Kenyataan menjawab bahwa aku tak cukup baik untuk membiarkan kebaikan
mengelilingi ku" Ujarnya Miris. "Hikssss.. Hiksss.. Hahh.." Ia
menutupi wajahnya dan menangis semakin dalam ditempat itu. Micha meletakkan
Hanphone disampingnya, entah berapa kali handphone itu bergetar, ia juga tau
siapa yang menghubungi nya, itu pasti Luhan.
Luhan's Text »»
Bagaimana? Apa yang Ibu kepala
katakan? Apa kau baik-baik saja?
Micha berfikir keras untuk membalas
pesan sang kakak, berharap pesan tersebut akan membuat Luhan tenang dan tak
memikirkannya, tak perduli bagaimana keadaan ia sesunguhnya.
Yi Jie`s Reply ««
Gwenchana ^^ Aku akan pindah
kelas... Ini lebih baik daripada aku harus tetap sekelas dengan Inkyung.
Micha membalas pesan yang Luhan
kirimkan tapi mustahil mengangkat telpon, Luhan akan semakin khawatir jika
mendengar nya sedang menangis.
"Ada waktu dimana kau tak
dapat mempercayai siapapun, sekalipun kau mengenalnya dengan baik, kadangkala..
Beberapa orang dapat menjadi musuh disaat terdesak. Demi kebahagiaannya, demi
orang yang dicintainya, dan tak perduli pada orang lain.. Hanya orang-orang
yang benar-banr perduli padamu, yang akan berada disisi mu dalam segala
situasi, kuharap.. Aku akan menjadi seseorang yang seperti itu untuk
orang-orang yang kusayangi, kuharap aku tak perlu menyakiti orang lain dan
dapat tetap menjaga apa yang kumiliki.. " Ujarnya pada dirinya sendiri, ia
mengambil nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan.
Dreettt..
Dreeett..
Byun Baekhyun ««
Angkat atau ku laporkan Luhan Hyung
kau sedang menangis di taman belakang.
Dreeetttt.. Dreeettt... Micha
melihat sekitarnya, ia mengangkat telphone tersebut "Yeoboseyo.."
pandangannya terhenti saat ia menemukan letak Baekhyun berada, Bakhyun berdiri
didepan jendela, anak itu tepat sedang menatap ke arahnya.
"Aku melihat mu.. Hkss.."
"Bacalah
dongeng sampai page terakhir.."
"Mwo?"
"Sonsaengnim
sudah hampir semua masuk ke dalam kelas, kau akan mendapat masalah lain jika
terus menangis disana, jangan pikirkan nenek sihir brengsek itu.. ia diciptakan
memang untuk mempersulit hidup orang lain". Micha
terdiam, tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Ya!
Kalau kau tidak bodoh kau pasti mengerti ucapan ku Shimshimi.."
Baekhyun terlihat emosi karena
Micha masih juga disana, ia memelankan suaranya menahan emosi tersebut "Kau tidak pernah akan mengetahui
bahwa cinderella akan bertemu pangeran di ending cerita mereka jika kau hanya
membaca cerita tersebut sampai bagian dimana cinderella harus pergi
meninggalkan pangeran pada pukul 12 malam, sepatu kaca pun tak akan ada
fungsinya lagi" Baekhyun
menutup sambungan telpon begitu saja, ia pergi dari tempat ia berdiri, mungkin
ia kembali ke kelasnya. Micha menekan tomboll call dihandphonenya
"Oppa"
"Yi
Jie.. Eottokh.."
"Oppa na gwenchana.. Aku
berada didalam kelas, aku tidak bisa lama-lama, takut sonsaengnim memarahi
ku" Ujar Micha berbohong.
"Ah..
Syukurlah, kelas itu menyenangkan? Ada yang kau kenal disana?" Tanya Luhan
bertubi-tubi.
"Ne.. Ne..Ne.. Oppa bawel
sekali.. Aku akan temui Oppa setelah kelas selesai"
"Baiklah..
Saranghae.."
"Nando saranghae Oppa..
Annyeong"
***
08.22 AM
Micha memasuki kelas 3-2 dengan
langkah berat, saat ia masuk kelas belum ada sonsaengnim yang memasuki kelas
tersebut. Ia duduk di meja kedua dari kiri pada baris ke dua, pandangan matanya
kosong, ia tak memperhatikan sekitarnya, hanya duduk tenang berharap hal buruk
tak berkelanjutan terjadi. Tap.. Seseorang mencolek pudak Micha dari belakang,
Micha menoreh melihat seorang anak perempuan yang tak dikenalnya
"Annyeonghaseo" Sapa yeoja itu ramah.
"Ne annyeonghaseyo"
Yeoja itu memberikan sebuah sapu
tangan, sapu tangan tersebut dilipat-lipat dan terasa ada sesuatu didalam sapu
tangan tersebut. "Untuk eonnie"
"Apa ini?" Tanya Micha
heran.
"Teman-teman ku menitipkan itu
padaku, kata nya tolong eonnie kembalikan semua itu pada pemiliknya" Ujar
Yeoja tersebut. Micha membuka lipatan-lipatan pada sapu tangan berwarna putih
polos tersebut, tertulis nama seorang yeoja di ujung sapu tangan tersebut,
mungkin nama yeoja yang memberikan sapu tangan tersebut, pada lipatan terakhir,
Micha menemukan 4 buah namtag bertuliskan 4 nama, ia membaca dalam hati
"Kim Jongdae.. Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Byun Baekhyun"
"Kalau bisa noona kembalikan
namtag ku secepatnya" Seru sebuah suara didepan Micha. Micha menegak dan
menemukan Chen dihadapannya.
"Jongdae"
"Annyeong noona" Sapa
Chen.
"Mereka memaksa ku memberikan
namtag itu =_=, tapi syukurlah setidaknya aku bukan satu-satunya orang yang
terperangkap bersama mereka disini, annyeong Micha noona" Seru Do.
"Kyungsoo...." Micha
membulatkan matanya.
"Sudah kukatakan kau harus
membaca dongeng sampai page terakhirnya.." Suara lain terdengar tepat dari
samping tempat duduk Micha
"Baekhyun.." Ucap Micha
sedikit lirih, matanya mulai berkaca.
"Mulai hari ini sampai 6 bulan
kedepan akan sangat sibuk. ..... Noona harus menyiapkan perut dan telinga noona
untuk tetap tersadar, karena kita akan berpesta pagi dan siang hari di kelas
dan malam di tempat rahasia kita hahahah" Suara Chanyeol pun terdengar
dari belakang Baekhyun.
"Chan..yeol.." Ucap Micha
makin terbata, karena ia menahan air matanya.
"Annyeonghaseyo.. Lee Songhee
imnida, aku akan menjadi anggota baru yang akan menemani eonnie, agar eonnie
tidak kesepian sebagai satu-satunya yeoja" Seru yeoja yang tadi memberi
sapu tangan berisi namtag pada Micha.
"Dia yeojachingu baru
Chanyeol"
"Mwoya.. Baekhyun-a"
Chanyeol menepak pundak Baekhyun malu. SongHee tidak bereaksi apa-apa, ia hanya
tersipu.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
FLASH BACK
"Annyeong D.O ya~~"
Secepat kilat tanpa ba bi bu.. D.O
memutuskan untuk batal masuk kelas 3-1 "Bye" Ujar D.O cepat, ia pun
segera keluar dari sana. Chanyeol dan Chen mengejar D.O untuk menahan namja itu
tetap di kelas 3-1 "D.O~yaaa~ Illowabwa~~ jangan pergi manis..
Hahahahah"
D.O memasuki kelas 3-2, ia enggan
satu kelas dengan perusuh-perusuh seperti Chanyeol, Chen, dan Baekhyun, ia
duduk di salah satu kursi, berpegangan pada meja agar tak bisa diseret oleh
Chen dan Chanyeol. "D.O yaaa~" Panggil Chen kembali saat ia memasuki
ruang 3-2 "Ada apa dengan mu, kau sampai berpegangan pada meja begitu? Aku
tidak akan memakan mu" Ujar Chen.
"Kha" Usir D.O dengan
ekspresi datar. Chen duduk disamping D.O "Ya.. Kau berjanji pada Suho
hyung kalau kau akan masuk 3-1 bukan?" Seru Chen.
"Ne.. Aku mendengar kau
berjanji" Tambah Chanyeol.
"Saat itu aku tidak tau kalian
juga ada disana" Jawab D.O masih dengan ekspresi datar dan tangan yang
masih merengkuh erat sudut meja.
"Hahahahha.. Kau terdengar
begitu membenci kami, kami bahkan tak pernah melukai mu" Sergah Chanyeol,
ia menarik D.O mencoba melepaskan tangan D.O dari meja, terlihat seperti
penganiayaan, tapi mereka sebenarnya hanya bercanda. BRUKK.. Tak sengaja
seorang yeoja tertabrak pundak Chanyeol saat mencoba menarik tangan D.O
"Ah mianhae.." Chanyeol terpaku "Neo" ia melihat namtag
SongHee, ya, mereka memang belum sempat memperkenalkan nama satu sama lain
semalam. Chanyeol baru mengetahui nama Songhee saat itu "Lee songhee".
Chen kaget saat melihat wajah Songhee, ia bersama Chanyeol saat Chanyeol
melemparkan batu bersamaan dengan Songhee di danau, ia juga masih mengingat
dengan baik wajah Songhee "Yeoja ini.." Chen menepuk-nepuk tangan D.O
"Kita semua harus pindah kelas, cepat panggil Baekhyun disebelah, ambil
tas ku dan Chanyeol juga, palli" Perintah Chen pada D.O.
"Kenapa harus aku =_="
Tolak D.O
"Ya.. Ini demi Chanyeol, yeoja
itu jodoh Chanyeol" Bisik Chen pada D.O.
"Baiklah" Jawab D.O
dengan ekspresi datar, ia berjalan keluar kelas untuk menjemput Baekhyun juga
tas Chen dan Chanyeol di 3-1. 5 menit setelah itu, ia membawa Baekhyun ke kelas
3-2 beserta tas Chanyeol dan Chen "Ini.. Kalian tenanglah disini, aku jadi
bisa masuk 3-1 dengan damai" Ujar D.O Chen merangkul D.O, menahan D.O agar
tetap duduk disampingnya "Sudahlah, jangan menghindar terus begitu, kau
bagian dari kami". D.O mengerutkan dahi "Ah.. Mau bagaimana
lagi" Jawab D.O pasrah.Chanyeol, Songhee, Baekhyun dan Chen pun resmi
menajdi siswa kelas 3-2.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
END OF
FLASHBACK
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Micha mencoba menenangkan dirinya,
ia mengembangkan senyum untuk teman teman barunya itu "Annyeong..
Jongdae-a" MiCha menyerahkan Namtag milik Chen. "Annyeong teman
seperjuangan D.O ~a~" Ia juga menyerahkan namtag pada D.O, Micha
memiringkan posisi duduknya "Annyeong.. Uri happy virus.. Chanyeolie"
Namtag Chanyeol diserahkan pada pemiliknya. "Annyeong.. Mr. Theory Byun
Baekhyun" Micha juga menyerahkan namtag milik Baekhyun. Baekhyun tidak mau
menerima namtagnya "Pasangkan" pintanya dengan senyum tengilnya. "Eo.."
Micha hanya menurut, ia menundukan kepalanya, dan sedikit mendekat untuk
memasangkan namtag milik Baekhyun. Baekhyun memberi kode pada Chen. Chen
berdiri dari tempat duduknya, dengan sengaja mendorong Micha. Baekhyun juga dengan
sengaja memeluk Micha setelahnya "Jhaa~~ "
People wanted a perfect ending. Now I've learned, the
hard way, that some poems don't rhyme, and some stories don't have a clear
beginning, middle, and end.
Life is about not knowing, having to change, taking
the moment and
making the best of it, without knowing what's going to
happen next. Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep
moving." Xi YiJie's Mind
Quote By : Gilda Radner
===To Be
Continue==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar