☆*:.。. o)o .。.:*☆
Kai membawa kembali Eunhee ke
rumahnya, Sedangkan Inkyung dan Sehun mengantar ke duanya sampai ke rumah.
Disana mereka bertemu dengan seorang bibi Kai. Bibi Kai tersebut merawat Kai
dan Eunhee semenjak kematian kedua orang tuanya, wajahnya terlihat begitu
khawatir saat Kai pulang bersama Eunhee.
"Omoo..
Eunhee-ah" Serunya seraya memeluk Eunhee "Dimana kau menemukannya
Jongin-ah?" Tanya sang bibi.
"Ia
ke perkebunan bunga, mungkin noona rindu dengan bunga-bunga itu, tenanglah bibi
Shin.. Noona tidak melakukan apapun disana" Ujar Kai.
"Syukurlah..
Bibi sudah memasak sarapan untukmu, biar Bibi membawa eunhee kembali ke
kamarnya, kau makanlah dulu, ini sudah telat dari jam sarapan.. Jangan sampai
kau sakit nanti" Ujar bibi Shin, ia membungkuk pada Inkyung dan Sehun,
lalu pamit untuk membawa Eunhee kembali ke kamarnya.
"Kalian
ingin ikut sarapan? Maaf merepotkan pagi-pagi begini" Ujar Kai.
"Gwenchana"
Sergah Inkyung mendahului Sehun, ia menggenggam tangan Kai "Kau harus
banyak bersabar menghadapi noona mu". Sehun
mengalihkan wajahnya malas melihat Inkyung yang selalu bertingkah prihatin pada
Kai dan Eunhee, ia juga tau pasti Kai memiliki perasaan pada noonanya tersebut,
Ia langsung menarik Inkyung "Ayo pulang noona". Inkyung
mendengus kesal "Araseo!" ujarnya dengan penekanan. Inkyung tersenyum
pada Kai "Annyeong" Pamitnya manis. Ia pun keluar lebih dulu dari
rumah Kai. Pandangan
Kai tak lepas dari Inkyung, ia tersenyum sambil terus memperhatikan Inkyung
yang baru saja keluar.
Prukk!
Sehun menyentuh keras pundak Kai agar namja itu tersadar "Sudah ribuan
kali aku memperingatkan mu.. Ia memiliki seorang tunangan, dan satu orang
kekasih, menjauhlah darinya jika kau tidak ingin memiliki cap 'kekasih gelap'
di kening mu" Ujar Sehun memperingatkan Kai dengan keras. Ia pun
meninggalkan rumah Kai segera. Tak
lama setelah kepergian Sehun, Kai mendengar suara "AAAA!!! AAAA!!!". Kai
segera berlari ke lantai atas dari rumahnya, dimana terdapat kamar Eunhee,
sampai didepan pintu kamar, ia melihat Eunhee berteriak-teriak sambil
memberontak, Bibi shin nampak berusaha menenangkannya, namun ia justru mendapat
pukulan, cengkraman tak jarang ia juga mendapat cakaran. "Eunhee-ah
tenanglah.. Sayang.. tenang.." Ujar Bibi Shin dengan sabar berulang kali. Kai
mendekat, ia menjauhkan bibi Shin dari Eunhee sebelum bibi Shin terluka, tenaga
Kai lebih kuat, ia menahan tangan Eunhee yang terus memberontak, ia berucap
pelan "Noona.. Hentikan.. Noona~" ucap Kai lirih. "AAAA~~..AAAAAA~~~"
Kai
kehabisan kesabaran "HENTIKAN NOONA!" bentak Kai kasar. Mata
Eunhee menatap tajam Kai, ia berhenti berteriak dan memberontak, matanya mulai
berair, dan ia menangis, ia menjauh dari Kai. Ia ketakutan mendengar bentakan
Kai barusan. "Noona~"
Ucap Kai semakin lirih, ia menyesal atas apa yang ia lakukan.. Eunhee mundur
semakin jauh darinya, setiap Kai mencoba untuk mendekat Eunhee mengeluarkan
reaksi ketakutan yang semakin hebat. Kai semakin frustasi, air matanya berjatuhan
setetes demi setetes "Noona... Hiks.. Noona~". Bibi
Shin menghampiri Kai, ia memeluk keponakan nya ini "Bersabarlah sayang..
Lebih baik sekarang kau tak memaksanya dulu, nanti siang kita kesini akan
mencoba bicara padanya lagi". Kai
dan Bibi Shin meninggalkan Eunhee sendiri di kamarnya untuk sementara.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Minseok
8.55 AM
Aku
menemui Kris di toko bunga, ia mengatakan pada ku bahwa Eunhee sudah pulang
dengan adiknya, ternyata namja tadi adalah sang adik bernama Jongin. Masih kutemukan
batu putih yang sama dengan yang ada di tangan ku, EunHee menjatuhkan satu
persatu batu berwarna putih tersebut, setelah kuiikuti sampai batu terakhir
ternyata aku berhenti didepan rumah ini, ia rupanya berusaha memberi tahuku
dimana ia tinggal.
Sebelum aku mengikuti batu petunjuknya, Kris sempat menceritakan padaku apa yang terjadi pada Eunhee sesungguhnya. Aku selalu berfikir hidup ku begitu berat, nyatanya ada orang lain diluar sana yang hidupnya mungkin jauh lebih berat dariku, atau mungkin sama beratnya dengan hidupku. Eunhee mengalami depresi berat semenjak kematian kedua orang tuanya, Ia sering berteriak-teriak dan menurut pengakuan Kai yang Kris sampaikan padaku, ia juga kerap menyerang orang-orang didekatnya saat ia mengamuk, tapi.. Ia kelihatan baik-baik saja saat bersama ku tadi, bukan?
Aku sedikit setuju dengan Kris, menurutnya semakin Eunhee terkurung sendiri ditempat yang tak ia inginkan, maka ia tak akan pernah sembuh, bahkan tak akan membaik seidkitpun, sekarang aku mengerti mengapa Kris mencoba meraih Eunhee sedikit demi sedikit saat awal kami bertemu tadi, tak ada seorangpun yang mengertahui apa yang Eunhee alami saat kedua orang tuanya tewas, dan untuk meminta keterangan padanya pun sulit mengingat ia seperti itu sekarang. Mungkin aku sudah gila.. Tapi.. Aku ingin sekali melihatnya kembali normal, aku ingin suatu hari nanti kami bisa berbincang seperti orang-orang normal, mungkin itu juga yang Eunhee inginkan, aku bisa membaca hal tersebut dari pancaran matanya. Aku bersembunyi, Inkyung dan adiknya Sehun baru saja keluar dari rumah tersebut, nenek sihir itu tak pernah berubah sedikitpun, caranya berpakaian, caranya bicara.. Semua hal tentang nya membuat ku muak. Tak lama setelah kedua manusia itu pergi, aku dapat mendengar suara teriakan dari salah kamar di tingkat 2 rumah yang tak terlalu besar ini, itu suara Eunhee sepertinya, mungkin disana adalah kamarnya. Aku harus memikirkan cara untuk bisa bertemu dengannya. Seandainya ada tangga untuk naik ke atas.
Mata ku berpendar ke sekelilingku.. Aku berjalan-jalan mengelilingi sekitar rumah dengan hati-hati Oh.. Itu tangga, keajaiban sekali aku memang sedang membutuhkannya. Nekat memang, ku pastikan tangga ini sudah dalam posisi aman, setapak demi setapak kunaiki tangga kayu yang sedikit rapuh ini, pintu kamar Eunhee tertutup saat aku tepat sampai ke atas, kurasa keberuntungan sedang berada di pihakku, mereka keluar dari kamar Eunhee. Perlahan aku melangkah dari tangga menuju beranda kamar Eunhee, kulihat ia menagis dilantai.. Kasihan sekali ia. Aku mencoba membuka pintu kaca geser, namun pintu ini terkunci. Tok..tok..tokk.. Ku ketuk pintu kaca geser kamar Eunhee yang menghubungkan kamar dengan beranda kamarnya. Eunhee tak bergeming, ia masih menangis, sepertinya ia sama sekali tak mendengar ku, seandainya pintu ini tak terkunci, aku pasti dengan mudah menghampirinya. Kalau sudah begini harus apa? Aku bersandar pada pintu kaca tersebut, pasrah menunggu sampai Eunhee melihat ku, 5 menit aku berada disini, ia masih seperti itu juga. Sedikit mengantuk, tak sengaja tubuhku bergerak dan SREKK~~ pintu kaca bergeser kara tergerak oleh tubuh ku, chamkan.. Pintu ini tak terkunci??
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Author
05.00 PM
Baekhyun
tak tenang di ranjangnya, suara ambulance terdengar begitu keras membuat semakin
lama dirinya semakin merasa semua tak adil baginya. Kedua orang tua baekhyun
termasuk berkecukupan, mungkin dapat disebut lebih dari cukup, besar rumahnya
dan rumah Suho juga tak jauh berbeda. Perbedaan yang paling mencolok adalah
keadaan didalam kedua rumah tersebut. Baekhyun seperti berada dikastil kosong
setiap saat ia pulang ke rumah, tak seorangpun akan menyapanya. Ayah dan Ibunya
sibuk berbisnis, sejak kecil yang sering mengajaknya bermain hanya kakaknya
saja, namun sejak 2 tahun lalu, Baekhyun seperti telah kehilangan sang kakak, ia
hanya bisa berbicara dengan kakaknya melalui foto-foto yang dimiliki nya.
Bunyi
ambulance diluar juga ia dengar hampir setiap 3 kali dalam seminggu, ambulance
itu dipanggil oleh kedua orang taunya setiap kali keadaan sang kakak memburuk,
dan tak ada satupun hal yang bisa ia lakukan selalin menunggu dikamarnya itu.
Menunggu ucapan "Keadaan nya sudah kembali stabil" atau mungkin suatu
hari nanti ia akan mendengar ucapan "Kuharap kau bisa menerima kenyataan..
Kakamu.. Sudah pergi untuk selamanya". Ia
mencoba untuk berfikir positif bahwa dokter dan perawat yang sekarang berada
dikamar kakaknya itu akan berhasil menyembuhkannya. Karena selama 2 tahun, hal
semacam ini sudah sering kali terjadi. Baekhyun menggunakan headphone ditelinganya,
menyalakan music sekeras mungkin agar ia tak lagi mendengar suara ambulance.
Baekhyun
memengang sebuah foto, foto dirinya dengan kakanya, ia membalik foto tersebut,
dibelakng foto itu tertulis Byun Baekhyun-Byun Minhyun. Melihat foto tersebut
membuat Baekhyun semakin merindukan sang kakak. Baekhyun menulis post pada SNS
nya.. "Bogoshippo". Dreeett..
Dreeeett.. Berulang kali terdengar suara notification masuk dari handphonenya,
Baekhyun mengecek account SNS nya tersebut, ia tersenyum kecil melihant
kekacauan yang terjadi disana dalam waktu sekejap.
POST » Byun Baekhyun
Bogoshipeo..
REPLY» Park Chanyeol
Nado Bogoshipeo.. Yuuuyuuuu..
REPLY » Kim Jongdae
Gomawo kkkk
REPLY » Huang Zi Tao
Dari dulu begitulah cinta,
deritanya tiada akhir.
REPLY» Park Chanyeol
Tao Patkai =_=.. BAEKHYUN-A~
CHUKAEEEEE.. NO.1 YuuuuYuu
REPLY» Kim Jongdae
Yoo Byun Baekhyun
Chukadeurimnida,No.1 Guy Kkk. Kau mau masuk tingkat 3 mana?
REPLY» Park Chanyeol
Masuk 3-1 saja.. Aku dan Jongdae
akan disana, Suho hyung bilang anak dikelas itu baik.
REPLY» Kim Jongdae
Aku tak percaya pada Joonmyeon kkkk
REPLY» Xi Yi Jie
Jangan masuk 3-4 ara!!!
REPLY » Park Chanyeol
Waeyeo noona??
REPLY » Huang Zi Tao
SELAMAT MAKANNNN.
REPLY » Xi Yi Jie
Nanti kelas ku jadi berisik.. Kkkk
welcome anak-anak bandit ^^
REPLY » Park Chanyeol
Nona tidak upgrade class????? Omooo
wae??
REPLY » Kim Jongdae
Aisshh peraturan academy memang
menjebak, upgrade class di tingkat 2, masuk semester 6 lebih dulu di tingkat
3... Lalu melalui semester 5 setelahnya, lalu kalau gagal masuk 25 besar pada
smester 5 harus terperangkap 1,5 tahun di tingkat 3.. Upgrade class tingkat 2
semacam tak ada artinya lagi.. Sabar ya noona
Teman-teman
Baekhyun itu begitu polos mereplay post milik Baekhyun, tanpa tau pasti situasi
sang pemilik sesungguhnya "Pabo Chingudeul.." Seru Baekhyun. Meski
begitu, kepolosan teman-teman Baekhyun tersebut selalu berhasil membuat
Baekhyun merasa lebih baik, setidaknya menghilangkan rasa kesepiannya dan
kesedihannya karena sang kakak yang tak jua bisa ia ajak bicara.
REPLY » Park Chanyeol
Masalahnya Micha noona masuk 25
besar Jongdae-a, no 1 bahkan.. Kalau tidak salah
REPLY » Kim Jongdae
OHHH JINCHA! CHUKAE NOONAA.... Lalu
kenapa tidak upgrade class.?
REPLY » Byun Baekhyun
YOOOO PABODEUL...
HOO.. SimShimi Kau tidak upgrade
class? Yeoja No.1. Kkkkk
REPLY » Park Chanyeol
Baeeeekkkkk...
REPLY » Xi Yi Jie
Aku tidak upgrade class... Kurasa
aku masih betah di tingkat 3 kkk, anyway Chukae Byun Baek ^^
REPLY » Byun Baekhyun
Kau tidak sedang bercanda kan
SimShimi? Kalau begitu aku akan masuk 3-4 huahahah
REPLY » Xi Yi Jie
Ku harap aku sedang bercanda T.T,
kenyataanya tidak
YA!!! Jangan berani berani masuk
kelas ku, aku akan menghajar mu
REPLY » Kim Jongdae
Kalau berita ini sampai ke telinga
JoonMyeon hyung pasti dia juga tak mau upgrade class. Kkk Aku ikut ke 3-4..
MARI MERUSUH.
REPLY » Park Chanyeol
Sepertinya masuk 3-4 akan seru..
Hahahah
3-4 kelas Lay Hyung juga hahahaha
huaaaa aku jadi tak sabar.
REPLY » Byun Baekhyun
OK CALL... 3-4, Akan sangat bahagia
jika Sungchan noona juga tidak upgrade class T.T
REPLY » Huang Zi Tao
SELAMAT MAKAN.
REPLY » Xi Yi Jie
YA! Kim Jongdae.. Akan ku beri tahu
Minhyo kau akan masuk sini hahah
Byun Baek .. Berhenti mengganggu
hubungan Sungchan dan Oppa ku ARASEO!!
ANDWEEEE... Kalian semua jangan
ganggu hidup ku.
LAY??? ia tidak upgrade class?
REPLY » Byun Baekhyun
WAE?? Aku lebih tampan dari Rusa
tersesat itu..
REPLY » Xi Yi Jie
Oppa ku lebih tampannnnn...
REPLY » Kim Jongdae
Noona T.T kumohon jangan katakan
apapun pada Minhyo noona
Cita-cita Lay Hyung untuk lulus
cepat terhalang restu yeojachingu, poor Lay Hyung.
REPLY » Xi Yi Jie
Lay T.T.. Chakam... Tak seorang pun
disini yang berteman dengan nenek sihir kan?
REPLY » Kim Jongdae
Tidak.. Tenang saja, kita bebas
bergosip tentang nenek sihir itu disini hahah.
REPLY » Huang Zi Tao
Hyung, aku boleh pesan makanan lagi
?
REPLY » Kim Jongdae
Pesan lagi sana, bayar sendiri
hohoho....
REPLY » Xi Yi Jie
Kalian sedang makan berdua?
Romantis sekalii.. Yuuuyuuu haahah
Mana Chanyeol dan Baek? Mereka
menghilang.
REPLY » Kim Jongdae
Candle light dinner hahaha..
Tadi Chanyeol di perjalanan pulang,
mungkin ia sudah di rumah sekarang, Baekhyun tidur mungkin hahaha.
Baekhyun
meninggalkan handphonenya ditempat tidur saat sang ibu masuk ke dalam kamar
tersebut, ia melepas headphone dari telinganya, kabar buruk nampaknya akan
disampaikan oleh sang ibu, Baekhyun menghela nafas mempersiapkan diri menerima
apapun yang akan di dengarnya. Ia menghampiri sang Ibu di depan pintu kamar. "Hikss...
Baekhyun-a hiksss" Plukkkk.. Sang ibu memeluk erat Baekhyun sambil terus
menangis.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"Eonnie..
Kau kenapa gelisah sekali sepertinya?" Tanya Yoora pada Sungchan.
"Gwenchana."
Jawab Sungchan, ia mengecek handphonenya berkali-kali, tak ada pesan ataupun
chat, atapun telephone dari orang yang biasa menjadi alasan handphone nya
selalu berbunyi. Ting..
Tong... Bel rumah mereka berbunyi. Segera Sungchan berlari ke depan pintu
rumahnya untuk membuka pintu, meninggalkan Yoora dalam keadaan heran.
Clekk..
Ia membuka pintu rumahnya "Ya.. Wae..n.." Sungchan terdiam saat
melihat seseorang didepan pintu bukanlah seseorang yang ia pikir akan datang
sebelumnya "Yixing.."
"Annyeong.. Kenapa menatapku seperti itu? Apa kau sedang menunggu seseorang?" Tanya Lay ikut bingung.
"Annyeong.. Kenapa menatapku seperti itu? Apa kau sedang menunggu seseorang?" Tanya Lay ikut bingung.
"Aniya..
Ayo masuk."
"Ah,
disini saja.. Aku hanya ingin bicara sebentar, setelah ini aku harus menemui
Inkyung" Ujar Lay.
"Belum
putus juga?" Tanya Sungchan santai.
"Mengapa
menyumpahi ku begitu?"
Sungchan
hanya membalas dengan senyum, ia mengajak Lay duduk pada bangku dihalaman
rumahnya "Apa yang ingin kau bicarakan?".
"Chanyeol
dan Chen akan mengambil upgade class ke tingkat 3 semester ini.. Apa yang akan
kau lakukan?" Tanya Lay.
Sungchan
menghela nafasnya sesaat "Kurasa aku juga akan mengambil upgrade class
tahun ini, berada didekatnya hanya kan menyusahkannya nanti, aku tak ingin ia
menjadi tak nyaman dengan keberadaan ku"
"Kurasa
itu yang terbaik"
"Bagaimana
dengan mu?"
Helaan
nafas Lay terasa berat saat Sungchan bertanya "Inkyung meminta ku untuk
tetap ditingkat 3 agar kami bisa sekelas"
"Kau
tak harus selalu mendengarkannya" Ujar Sungchan tenang. "Lagipula..
Jika Inkyung sudah tak marah karena masalah ini, ia akan marah karena masalah
lainnya lagi nantinya" Ucapan Sungchan berlalasan, kenyataannya Inkyung
memang akan terus menuntut Lay melakukan semua hal yang yeoja itu inginkan.
"Aniyo.. Gwenchana, aku akan mengambil upgrade class tahun depan saja, pada tingkat 4, tak masalah.. Waktu lulus hanya akan berbeda 6 bulan"
"Aniyo.. Gwenchana, aku akan mengambil upgrade class tahun depan saja, pada tingkat 4, tak masalah.. Waktu lulus hanya akan berbeda 6 bulan"
"Terserah
kau saja.."
"Eo??"
"Wae?"
"Tadi aku lihat Luhan hyung melihat kesini dari jendela kamarnya?" Ujar Lay.
"Wae?"
"Tadi aku lihat Luhan hyung melihat kesini dari jendela kamarnya?" Ujar Lay.
Sungchan
melihat ke arah rumah disebrang, tepatnya ke jendela Luhan yang kini sudah
tertutup, Sungchan tak melihat siapapun disana.
"Baiklah..
Aku hanya ingin mengatakan itu saja, aku pergi dulu.. Annyeong" Lay
meninggalkan Sungchan, ia berjalan kaki menuju rumah Inkyung yang tak terlalu
jauh dari sana.
"Hufh..
Apa-apaan rusa bodoh itu, mengapa ia terus menenerus diam saja setiap aku
bersama dengan Lay, sampai kapan ia akan terus berfikir Lay masih menyukai
ku" Sungchan akhirnya memutuskan untuk menelpon Luhan, meski jika ia
menghubungi Luhan lebih dahulu, setelahnya Luhan akan keluar rumah lalu
mengucapkan hal-hal yang menunjukkan ia mulai besar kepala karena merasa
Sungchan merindukannya.
"Yeoboseyo"
"Eung"
"Jawaban
macam apa!! Cepat keluar.. apa yang kau lakukan seharian ini didalam rumah, aku
akan hitung sampai 10, kalau sampai hitungan ke 10 kau tidak mau keluar, aku
akan masuk ke dalam rumah ku, lalu tidur... Bye" Sungchan bicara secepat
mungkin, ia kesal bercampur khawatir sejak tadi. Sungchan
kembali duduk.. 1.. 2...3...4...5...6...7..8..9..10..."10... 10..
10...10" Sungchan beberapa kali mengulangi hitungan ke 10, ia belum juga
melihat Luhan keluar dari rumahnya. "Aisshh.. Apa yang terjadi
padanya" Sungchan menunduk, menatap kakinya yang sejak tadi terus bergerak
gelisah. Saat ia mengangkat kepalanya kembali, ia menemukan Luhan disebrang
jalan, Luhan sepertinya hendak menghampirinya, Sungchan segera berlari
menghampiri Luhan. Ia
berhenti ditengah jalan antara rumahnya dan rumah Luhan "Sepertinya
seseorang sedang merindukan ku" Ujar Luhan dengan senyum bodohnya. "Ani..
Aku tidak merindukan mu.. Aku hanya ingin bilang, tadi Lay datang ke sini, ia
hanya memberitahuku bahwa Chanyeol akan upgade class ke tingkat 3, ini artinya
aku juga akan upgrade class ke tingkat 4, aku akan masuk ke kelas mu.. Hanya
itu saja.. Bye" Sungchan berbalik badan menghindari menatap Luhan terlalu
lama yang hanya akan membuatnya semakin berdebar, ia melangkah hendak
meninggalkan Luhan. Sampai akhirnya ia membeku saat Luhan menarik tangannya,
dan memeluknya cepat. Luhan
tak mengatakan apapun, hanya diam dan memeluk Sungchan. "Wae?"
Tanya Sungchan pelan, ia sadar betul saat ia menatap Luhan sebelumnya, mata
Luhan agak sembab.
"Aniya..
Hanya ingin memeluk mu" Jawab Luhan datar.
Jelas
sudah, jawaban Luhan selalu sama setiap kali ia bermasalah, ia akan memeluk
Sungchan dan mengatakan bahwa ia hanya ingin memeluknya, Sungchan tak pernah
memaksa Luhan bicara, cukup mengetahui keadaan namjachingu nya itu saat ini,
nanti saat Luhan sudah tenang ia kan bercerita sendiri. "Anak bayi"
Seru Sungchan. "Um
hihi.." terdengar suara kekehan Luhan, ia sudah membaik sepertinya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
05.30 PM
Kedua
anak pemilik perkebunan bunga Lee Songhee dan Lee Miyoung berada didalam mobil
menuju perkebunan bunga, sebelum sampai disana, tiba-tiba saja Miyoung yang
menyetir mobilnya sendiri ini, menghentikan mobilnya didepan kediaman keluarga
Kim "Ya.. Cepat turun" ujarnya pada sang adik SongHee
"Mwo?
Eonnie bilang ingin ke perkebunan bunga tadi? Kenapa berhenti di depan rumah
Suho?"
"Dengar,
appa sedang menghukum karena aku traveling 3 minggu penuh, ia menghukum ku
untuk tetap di rumah, dan menyerahkan urusan perkebunan pada sekertaris yoon,
aku meminta izin padanya tadi untuk mengantar mu bertemu dengan Suho, makanya
ia mengizinkan ku keluar.. " Jawab Miyoung, ia megacak-acak rambut Songhee
"Tolong aku sekali ini ya.. Dongsaengiee"
"Ya! Jadi kau menggunakan aku sebagai alat.. Ah..jincha! Eonnie kau tau pasti aku tidak menyukai Suho oppa .. Kalau kau terus menggunakan hubungan ku dan Suho oppa sebagai alasan, apaa dan omma akan semakin keras ingin menjodohkan ku dengan Suho oppa.. Tega sekali kau melakukan hal ini pada adik mu sendiri" perotes Songhee.
"Ya! Jadi kau menggunakan aku sebagai alat.. Ah..jincha! Eonnie kau tau pasti aku tidak menyukai Suho oppa .. Kalau kau terus menggunakan hubungan ku dan Suho oppa sebagai alasan, apaa dan omma akan semakin keras ingin menjodohkan ku dengan Suho oppa.. Tega sekali kau melakukan hal ini pada adik mu sendiri" perotes Songhee.
"Cih..
Ya.. Lagipula biar saja kau dijodohkan dengan Joonmyeon, kau cocok dengan nya,
dan juga dengan begitu kau akan berhenti mengganggu Kris bukan?"
"Eonnniieee!
KRIS OPPA NAEKOYA!!" Ujar Songhee meninggi pada Miyoung.
"Jangan
terus membantah ku, Kris tidak suka anak kecil.. Cepat sana keluar, nanti aku
terlalu malam sampai ke perkebunan bunga, Kris bisa jadi sudah pulang, aku
ingin memberikan oleh-oleh untuknya" seru Miyoung.
"Shireo..
Aku akan ikut kesana" Songhee tetap teguh tak mau turun dari mobilnya. Miyoung
memutar otak, bagaimana cara menendang keluar (?) sang adik dari dalam mobil.
"Eo!! KRIS!!" Serunya tiba-tiba, ia hendak keluar dari dalam mobil.
"KRIS
OPPA..EODI?" Songhee kaget dengan seruan sang kakak, ia segera membuka
pintu lalu keluar, tak ingin kalah cepat dengan Miyoung. Miyoung
terkekeh, ia segera menutup pintu, lalu menguncinya, Mobil Miyoung tancap gas
meninggalkan Songhee.
"EONNIEEEEE!!!
YAAA!!! " teriak Songhee, ia tersadar bahwa ia telah ditipu oleh Miyoung.
"Ah.. Tas ku didalam mobil, eottokhe.. Aku tidak akan membiarkan mu
eonnie, lihat saja" Songhee mengambil Handphonenya, ia menekan tombol call
pada nama Suho. Berkali-kali ia mencoba menghubungi Suho namun tak diangkat
oleh Suho "Kemana mahluk ini.. Aisssh jinja!!"
Songhee memutuskan untuk masuk ke dalam rumah Suho, halaman rumah Suho yang terlalu luas membuatnya harus berjalan lumayan melelahkan untuk sampai ke pintu utama, pelayan di rumah Suho sudah mengenal Songhee, mereka selalu membiarkan setiap kali Songhee datang ke sana. Meski sebenarnya Songhee jarang masuk ke dalam, karena ia biasanya hanya meminta Suho untuk mengantarnya pulang, ia lebih sering menunggu diluar agar tak membuang waktu.
"Ya!
JoonMyeon Oppaaa!!!!..". Salah
satu pelayan menghampiri Songhee "Nona Lee.. Tuan ada dikamarnya, biar
saya panggilkan". "Aku
sedang buru-buru ajuma, aku langsung keatas saja" Jawab Songhee, ia bisa
seenaknya seperti itu, karena kedua orang tua Suho memang tidak tinggal disana,
jadi ia santai saja jika bertamu. "KIM JOONYEON OPPA" teriak Songhee
lagi.
Brakkk!!! Suara Songhee yang terlalu keras terdengar hingga kamar Suho, membuat sang pemilik kamar terganggu dan akhirnya keluar, suasana hatinya yang sedang kacau juga membuatnya sedikit emosi dengan kedatangan Songhee "Bisakah kau sopan sedikit saat bertamu ke rumah orang!" Seru Suho, ia menghampiri Songhee yang berhenti di tengah tangga saat melihat Suho sudah keluar dari kamarnya.
"Oppa.. Aku tak punya banyak waktu, antar aku ke perkebunan bunga milik Miyoung eonnie, sekarang.. Palli" Pinta Songhee.
"Aku
bukan supir mu" Jawab Suho ketus.
"Ya..
Apa aku perlu menelpon orang tua mu" Ancam Songhee. Suho
semakin emosi "Berhenti melibatkan orang tua ku, mereka juga sudah tau aku
tak pernah terima mereka terus membicarakan bahwa kita akan dijodohkan kelak
dan yang lainnya, aku tidak perduli jika kau menyukai ku, tapi aku tidak
menyukai mu.. Mian" Jawab Suho percaya diri.
"Mwo!!
Rumah sebesar ini tidak punya kaca?! Kau pikir kau siapa.. " Songhee
menghela nafas untuk menenangkan dirinya, ia harus calm down karena ia butuh
bantuan Suho untuk membalas tindakan kakaknya "Oppa.. Aku sungguh butuh
bantuan mu sekarang, jebal..." Pintanya lagi kali ini dengan nada memohon.
"Tapi
aku sibuk" Jawab Suho singkat, ia meninggalkan Songhee agar terlihat
keren. "Lihat saja nanti ia pasti mengejar ku, sudah jelas ia menyukai ku,
apa lagi yang mau ia pungkiri, mulai saat ini aku harus sedikit jual
mahal" Pikir Suho. Ia kembali masuk ke kamarnya. Terdengar bunyi BRUKKKK..
Suho memberi sinyal dengan bantingan pintu tersebut.
Songhee tak bergerak naik ataupun turun satu anak tanggapun "Ohh.. Jincha apa mereka semua bersekongkol untuk menjatuhkan ku.. Akan ku balas kau nanti Kim JoonMyeon" dibandingkan naik untuk memohon pada Suho, Songhee lebih memilih untuk turun dan berniat untuk meninggalkan rumah Suho, ia menuruni anak tangga satu demi satu sambil terus berfikir apa yang akan ia lakukan.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
05.35 PM
Micha berulang kali mengecek tempat
ia dan yang lain merusuh tadi, tak ada replay masuk dari Chen, Chanyeol,
Baekhyun ataupun Tao "Mereka sudah selesai main" Ia bangkit dari
tempat tidurnya. Membuka jendela kamarnya, merasakan angin malam itu cukup dingin
dan segar. Luhan dan Sungchan terlihat sedang saling memeluk satu sama lain, ia
tersenyum tipis "Kuharap Sungchan dapat membuat Oppa merasa lebih
baik". Ia kembali terdiam, tak tau apa yang
ingin ia kerjakan, sepanjang matanya memandang ia hanya menemukan ruangan sepi
(kamarnya) hampir 24 jam setiap harinya "Aku benci hari libur"
ujarnya "Ahhh.. Mengapa tiba-tiba mood ku memburuk, perasaan ku tidak
tenang begini" Ia mengecek sekali lagi SNS nya.
POST »
Do Kyungsoo
Am I
really that small???
(Note :
D.O post related to his feeling about his position in Eunkyo's heart)
REPLY »
Kim Jongdae
NE!!!!!
NE! !!! NEEEE HAHAHAHAHAHHA kau harus banyak main basket haha.
REPLY »
Do Kyungsoo
=_=
Micha terkekeh "Jongdae merusuh
di tempat lain rupanya, dasar Kim jongdae" ia menutup kembali jendela
kamarnya, kembali ke tempat favoritenya, Kasur. Ia ikut mereplay posting D.O
bersama dengan Chen.. Ditambah Tao yang setiap kemunculannya selalu mereply
dengan hal-hal tak penting dan tak ada hubungannya dengan apa yang orang lain bicarakan.
"Kenapa perasaan ku tetap tak enak begini??"
Xi Yi
Jie »» Byun Baekhyun
Ya! Byun
Baek... Sudah tidur?? Kau salah minum obat? Tidak biasanya tidur cepat
Xi Yi
Jie »» Park Chanyeol
Chanyeol-a
sudah sampai rumah???
☆*:.。. o)o .。.:*☆
05.55 PM
Chen,
Chanyeol dan Tao seperti biasanya sering berjalan-jalan keluar. Chanyeol
memutuskan pulang lebih dulu karena ada hal yang ingin ia kerjakan. Sepanjang
jalan tadi ia terus mereplay posting Baekhyun sambil terkekeh, ia berhenti
mereplay saat teman-temannya mulai membicarakan Sungchan. Chanyeol membuka
pintu rumah, saat ia masuk ia melihat Suho sedang bicara di tangga dengan
seorang yeoja yang tak dikenalnya, ia berjalan pelan, ia mencolek salah seorang
pelayan yang berdiri di anak tangga paling bawah "Ajuma.. Ada apa?"
Tanya Chanyeol berbisik.
"Saya
juga tidak tau tuan, yang saya tau hanya nona Lee datang lalu berteriak
memanggil tuan muda" Jawab pelayan tersebut.
"Ahh
gurae"
"Saya
permisi dulu.."
"Ne
ajuma" Jawab Chanyeol, karena tidak mau mengganggu, Chanyeol menunggu di
sana sampai Suho dan yeoja itu selesai bicara. Sambil menunggu Chanyeol kembali
mengecek handphonenya. Sekarang pada posting Baekhyun sudah sepi replay. Ia
melihat Micha mengirim sebuah posting padannya. "Hahah Micha noona, ia
selalu saja terlalu cepat khawatir"
Park Chanyeol »» Xi Yi Jie
Arrived home ^^
"Oppa.. Aku sungguh butuh bantuan mu sekarang, jebal..."
"Tapi aku sibuk" Jawab
Suho singkat
Yeoja itu menuruni tangga,
Chanyeol masih dalam posisi membelakangi nya, ia takut disangka menguping jika
menatap ke arah tangga, saat mendengar suara langkah mendekat Chanyeol
berbalik, ia membungkuk sopan tanpa mengucapkan apapun. Begitu
pula dengan yeoja yang tak lain adalah Songhee. Terdapat saat dimana keduanya
mengangkat wajah bersamaan setelah menunduk, dan pandangan keduanya bertemu,
mata mereka sama-sama membulat saat mentap wajah satu sama lain.
"Dia" Seru mereka sama-sama dalam hati.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Minseok
08.00 PM
Aku
masih disini, disamping Eunhee, sejak pagi tadi aku terus berada didalam
kamarnya, ia tak bicara sedikitpun, karena itu tenggorokan ku sedikit sakit
akibat aku tak berhenti bicara, aku menceritakan banyak hal padanya, cerita
masa kecil ku, cerita ku saat masih sekolah dulu dan banyak hal. Aku tak
percaya dengan perasaan ini.. Tapi aku sungguh merasa sedang mengarungi hidup
sesungguhnya. Sesekali
Kai dan seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar ini untuk memastikan
keadaan EunHee, aku sendiri memilih bersembunyi di kolong tempat tidur ataupun
lemari saat mereka masuk. Seperti barusan, JongIn... Adik Eunhee masuk untuk
membawakan makanan, aku sudah mengatakan pada Eunhee, jika ia bersikap
ketakutan pada Jongin, maka adiknya itu akan merasa sedih, mungkin jika
seseorang melihat ku melakukan ini, mereka akan mengatakan aku hanya melakukan
hal yang sia-sia.
Tapi kenyataannya, Ketika Jongin memasuki kamar ini, Eunhee melakukan apa yang kukatakan padanya, awalnya ia masih ketakutan, tapi saat wajah sang adik sudah pucat dan hampir menangis, diluar dugaan ia menyentuh tangan jongin, lalu memeluk adiknya itu. Seseorang yang mengalami depresi bukan berarti kehilangan hatinya bukan? Ia hanya dikuasai oleh rasa takut yang berlebihan untuk alasan yang tak semua orang ketahui. Membantunya untuk menggunakan hatinya agar suatu saat nanti hati itu akan menguasai diri nya lebih dari rasa takutnya kurasa adalah cara terbaik untuk membuatnya kembali menjadi dirinya yang sesungguhnya. Kuharap begitu. Aku keluar dari dalam lemari, Eunhee mengarahkan padangannya padaku, aku tersenyum padanya "Sudah aman?" Tanya ku. Ia mengangguk. Mungkin hanya diriku yang merasakannya, tapi.. Mengapa ia terlihat semakin normal-normal saja dimataku, ia hanya tak bisa bicara, anggaplah ia seperti gadis bisu bagiku, tapi ia merespon ku dengan baik, ia mengerti semua ucapanku. Apa yang terjadi padanya dimasa lalu? Aku semakin ingin mengetahuinya. Ia mengambil piring berisi makanan yang baru saja diantar oleh JongIn. Ia membelah sumpitnya, mengambil sepotong kecil daging menggunakan sumpit tersebut. Lalu memakannya perlahan. "Enak? Kau harus banyak makan" Ucap ku padanya. Ia menyumpit potongan daging lainnya, tak kusangka ia lalu mengarahkannya padaku. Aku menggeleng "Kau makan saja, aku tidak lapar" jawab ku.
Jawaban ku rupanya membuat Eunhee berhenti makan, ia ikut menggeleng, sinar matanya seolah mengatakan padaku agar aku mau makan bersama dengannya, daripada ia tidak mau lanjut makan karena diriku, lebih baik aku mengiyakannya saja "Baiklah.. Tapi setelah ini kau makan lagi, ok" Ujar ku, aku membuka mulut mu, menyambut makanan yang ia suapkan padaku "Eum.. Enak sekali ^^" Ia tersenyum.
"Noona~" Suara JongIn terdengar lagi, gawat aku harus segera bersembunyi, dengan tergesa-gesa aku kembali masuk ke dalam lemari. Clekkk.. Kulihat dari celah kecil pintu lemari, JongIn tersenyum melihat Eunhee memakan makanannya. Eunhee meneruskan makan malamnya seolah tak terjadi apapun, ahh dia pintar juga. JongIn menghampiri Eunhee, tangannya lembut membelai rambut Eunhee "Mianhae noona, tadi pagi aku tak bermaksud membentak mu" Ujarnya, ia masih merasa bersalah atas kejadian tadi pagi. Kasihan sekali JongIn, ia pasti sangat menyangi Eunhee, ditambah lagi mereka sudah tak memiliki orang tua. Sama.. seperti diriku. BRUKK.. Tak sengaja aku menggerakkan tanganku, dan tangan ku membentur permukaan lemari.. Aiissshh minseok ah mengapa kau begitu bodoh. "Suara apa itu? Noona tenang disini dulu, aku akan mengeceknya, sepertinya suara itu dari dalam lemari" kudengar Jongin mengucapkan itu, eotthokhe.. Ia sungguh mendekat. Eunhee mengejarnya, ia mendahului Jongin, lalu merentangkan tangannya didepan lemari, menjegah Jongin menemukan ku. Aku memejamkan mataku pasrah..
***
08.05
Sudah sekitar 1 menit aku terdiam sambil memejamkan mataku, mengapa tidak ada yang terjadi? Apa Eunhee berhasil menghalangi JongIn? Kubuka pelahan mataku. Psh... Aku sudah kembali, suasana kamar ku terpampang jelas saat ini, aku kembali ke tempat ini, tempat sunyi yang begitu ku benci. Lagi-lagi Aku hanya bermimpi.. Kulirik jam dinding yang berada tepat di dinding sudut lurus dari mataku 20.10. Ini sudah malam??? Berapa lama aku tertidur?
~~~TBC~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar