Senin, 13 Januari 2014

Dream Catcher [CHAPTER 2]







 ☆*:.。. o)o .。.:*☆
Kai membawa kembali Eunhee ke rumahnya, Sedangkan Inkyung dan Sehun mengantar ke duanya sampai ke rumah. Disana mereka bertemu dengan seorang bibi Kai. Bibi Kai tersebut merawat Kai dan Eunhee semenjak kematian kedua orang tuanya, wajahnya terlihat begitu khawatir saat Kai pulang bersama Eunhee.
"Omoo.. Eunhee-ah" Serunya seraya memeluk Eunhee "Dimana kau menemukannya Jongin-ah?" Tanya sang bibi.
"Ia ke perkebunan bunga, mungkin noona rindu dengan bunga-bunga itu, tenanglah bibi Shin.. Noona tidak melakukan apapun disana" Ujar Kai.
"Syukurlah.. Bibi sudah memasak sarapan untukmu, biar Bibi membawa eunhee kembali ke kamarnya, kau makanlah dulu, ini sudah telat dari jam sarapan.. Jangan sampai kau sakit nanti" Ujar bibi Shin, ia membungkuk pada Inkyung dan Sehun, lalu pamit untuk membawa Eunhee kembali ke kamarnya.
 "Kalian ingin ikut sarapan? Maaf merepotkan pagi-pagi begini" Ujar Kai.
 "Gwenchana" Sergah Inkyung mendahului Sehun, ia menggenggam tangan Kai "Kau harus banyak bersabar menghadapi noona mu". Sehun mengalihkan wajahnya malas melihat Inkyung yang selalu bertingkah prihatin pada Kai dan Eunhee, ia juga tau pasti Kai memiliki perasaan pada noonanya tersebut, Ia langsung menarik Inkyung "Ayo pulang noona". Inkyung mendengus kesal "Araseo!" ujarnya dengan penekanan. Inkyung tersenyum pada Kai "Annyeong" Pamitnya manis. Ia pun keluar lebih dulu dari rumah Kai. Pandangan Kai tak lepas dari Inkyung, ia tersenyum sambil terus memperhatikan Inkyung yang baru saja keluar.
             
Prukk! Sehun menyentuh keras pundak Kai agar namja itu tersadar "Sudah ribuan kali aku memperingatkan mu.. Ia memiliki seorang tunangan, dan satu orang kekasih, menjauhlah darinya jika kau tidak ingin memiliki cap 'kekasih gelap' di kening mu" Ujar Sehun memperingatkan Kai dengan keras. Ia pun meninggalkan rumah Kai segera. Tak lama setelah kepergian Sehun, Kai mendengar suara "AAAA!!! AAAA!!!". Kai segera berlari ke lantai atas dari rumahnya, dimana terdapat kamar Eunhee, sampai didepan pintu kamar, ia melihat Eunhee berteriak-teriak sambil memberontak, Bibi shin nampak berusaha menenangkannya, namun ia justru mendapat pukulan, cengkraman tak jarang ia juga mendapat cakaran. "Eunhee-ah tenanglah.. Sayang.. tenang.." Ujar Bibi Shin dengan sabar berulang kali. Kai mendekat, ia menjauhkan bibi Shin dari Eunhee sebelum bibi Shin terluka, tenaga Kai lebih kuat, ia menahan tangan Eunhee yang terus memberontak, ia berucap pelan "Noona.. Hentikan.. Noona~" ucap Kai lirih. "AAAA~~..AAAAAA~~~"
             
Kai kehabisan kesabaran "HENTIKAN NOONA!" bentak Kai kasar. Mata Eunhee menatap tajam Kai, ia berhenti berteriak dan memberontak, matanya mulai berair, dan ia menangis, ia menjauh dari Kai. Ia ketakutan mendengar bentakan Kai barusan. "Noona~" Ucap Kai semakin lirih, ia menyesal atas apa yang ia lakukan.. Eunhee mundur semakin jauh darinya, setiap Kai mencoba untuk mendekat Eunhee mengeluarkan reaksi ketakutan yang semakin hebat. Kai semakin frustasi, air matanya berjatuhan setetes demi setetes "Noona... Hiks.. Noona~". Bibi Shin menghampiri Kai, ia memeluk keponakan nya ini "Bersabarlah sayang.. Lebih baik sekarang kau tak memaksanya dulu, nanti siang kita kesini akan mencoba bicara padanya lagi". Kai dan Bibi Shin meninggalkan Eunhee sendiri di kamarnya untuk sementara.

☆*:.。. o)o .。.:*☆
           
POV: Minseok
8.55 AM
           
Aku menemui Kris di toko bunga, ia mengatakan pada ku bahwa Eunhee sudah pulang dengan adiknya, ternyata namja tadi adalah sang adik bernama Jongin. Masih kutemukan batu putih yang sama dengan yang ada di tangan ku, EunHee menjatuhkan satu persatu batu berwarna putih tersebut, setelah kuiikuti sampai batu terakhir ternyata aku berhenti didepan rumah ini, ia rupanya berusaha memberi tahuku dimana ia tinggal.

 Sebelum aku mengikuti batu petunjuknya, Kris sempat menceritakan padaku apa yang terjadi pada Eunhee sesungguhnya. Aku selalu berfikir hidup ku begitu berat, nyatanya ada orang lain diluar sana yang hidupnya mungkin jauh lebih berat dariku, atau mungkin sama beratnya dengan hidupku. Eunhee mengalami depresi berat semenjak kematian kedua orang tuanya, Ia sering berteriak-teriak dan menurut pengakuan Kai yang Kris sampaikan padaku, ia juga kerap menyerang orang-orang didekatnya saat ia mengamuk, tapi.. Ia kelihatan baik-baik saja saat bersama ku tadi, bukan?
         
Aku sedikit setuju dengan Kris, menurutnya semakin Eunhee terkurung sendiri ditempat yang tak ia inginkan, maka ia tak akan pernah sembuh, bahkan tak akan membaik seidkitpun, sekarang aku mengerti mengapa Kris mencoba meraih Eunhee sedikit demi sedikit saat awal kami bertemu tadi, tak ada seorangpun yang mengertahui apa yang Eunhee alami saat kedua orang tuanya tewas, dan untuk meminta keterangan padanya pun sulit mengingat ia seperti itu sekarang. Mungkin aku sudah gila.. Tapi.. Aku ingin sekali melihatnya kembali normal, aku ingin suatu hari nanti kami bisa berbincang seperti orang-orang normal, mungkin itu juga yang Eunhee inginkan, aku bisa membaca hal tersebut dari pancaran matanya. Aku bersembunyi, Inkyung dan adiknya Sehun baru saja keluar dari rumah tersebut, nenek sihir itu tak pernah berubah sedikitpun, caranya berpakaian, caranya bicara.. Semua hal tentang nya membuat ku muak. Tak lama setelah kedua manusia itu pergi, aku dapat mendengar suara teriakan dari salah kamar di tingkat 2 rumah yang tak terlalu besar ini, itu suara Eunhee sepertinya, mungkin disana adalah kamarnya. Aku harus memikirkan cara untuk bisa bertemu dengannya. Seandainya ada tangga untuk naik ke atas.
             
Mata ku berpendar ke sekelilingku.. Aku berjalan-jalan mengelilingi sekitar rumah dengan hati-hati Oh.. Itu tangga, keajaiban sekali aku memang sedang membutuhkannya. Nekat memang, ku pastikan tangga ini sudah dalam posisi aman, setapak demi setapak kunaiki tangga kayu yang sedikit rapuh ini, pintu kamar Eunhee tertutup saat aku tepat sampai ke atas, kurasa keberuntungan sedang berada di pihakku, mereka keluar dari kamar Eunhee. Perlahan aku melangkah dari tangga menuju beranda kamar Eunhee, kulihat ia menagis dilantai.. Kasihan sekali ia. Aku mencoba membuka pintu kaca geser, namun pintu ini terkunci. Tok..tok..tokk.. Ku ketuk pintu kaca geser kamar Eunhee yang menghubungkan kamar dengan beranda kamarnya. Eunhee tak bergeming, ia masih menangis, sepertinya ia sama sekali tak mendengar ku, seandainya pintu ini tak terkunci, aku pasti dengan mudah menghampirinya. Kalau sudah begini harus apa? Aku bersandar pada pintu kaca tersebut, pasrah menunggu sampai Eunhee melihat ku, 5 menit aku berada disini, ia masih seperti itu juga. Sedikit mengantuk, tak sengaja tubuhku bergerak dan SREKK~~ pintu kaca bergeser kara tergerak oleh tubuh ku, chamkan.. Pintu ini tak terkunci??

☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Author
05.00 PM

Baekhyun tak tenang di ranjangnya, suara ambulance terdengar begitu keras membuat semakin lama dirinya semakin merasa semua tak adil baginya. Kedua orang tua baekhyun termasuk berkecukupan, mungkin dapat disebut lebih dari cukup, besar rumahnya dan rumah Suho juga tak jauh berbeda. Perbedaan yang paling mencolok adalah keadaan didalam kedua rumah tersebut. Baekhyun seperti berada dikastil kosong setiap saat ia pulang ke rumah, tak seorangpun akan menyapanya. Ayah dan Ibunya sibuk berbisnis, sejak kecil yang sering mengajaknya bermain hanya kakaknya saja, namun sejak 2 tahun lalu, Baekhyun seperti telah kehilangan sang kakak, ia hanya bisa berbicara dengan kakaknya melalui foto-foto yang dimiliki nya.
             
Bunyi ambulance diluar juga ia dengar hampir setiap 3 kali dalam seminggu, ambulance itu dipanggil oleh kedua orang taunya setiap kali keadaan sang kakak memburuk, dan tak ada satupun hal yang bisa ia lakukan selalin menunggu dikamarnya itu. Menunggu ucapan "Keadaan nya sudah kembali stabil" atau mungkin suatu hari nanti ia akan mendengar ucapan "Kuharap kau bisa menerima kenyataan.. Kakamu.. Sudah pergi untuk selamanya". Ia mencoba untuk berfikir positif bahwa dokter dan perawat yang sekarang berada dikamar kakaknya itu akan berhasil menyembuhkannya. Karena selama 2 tahun, hal semacam ini sudah sering kali terjadi. Baekhyun menggunakan headphone ditelinganya, menyalakan music sekeras mungkin agar ia tak lagi mendengar suara ambulance.
            
Baekhyun memengang sebuah foto, foto dirinya dengan kakanya, ia membalik foto tersebut, dibelakng foto itu tertulis Byun Baekhyun-Byun Minhyun. Melihat foto tersebut membuat Baekhyun semakin merindukan sang kakak. Baekhyun menulis post pada SNS nya.. "Bogoshippo". Dreeett.. Dreeeett.. Berulang kali terdengar suara notification masuk dari handphonenya, Baekhyun mengecek account SNS nya tersebut, ia tersenyum kecil melihant kekacauan yang terjadi disana dalam waktu sekejap.
            
POST » Byun Baekhyun
Bogoshipeo..

REPLY» Park Chanyeol
Nado Bogoshipeo.. Yuuuyuuuu..

REPLY » Kim Jongdae
Gomawo kkkk

REPLY » Huang Zi Tao
Dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir.

REPLY» Park Chanyeol
Tao Patkai =_=.. BAEKHYUN-A~ CHUKAEEEEE.. NO.1 YuuuuYuu

REPLY» Kim Jongdae
Yoo Byun Baekhyun Chukadeurimnida,No.1 Guy Kkk. Kau mau masuk tingkat 3 mana?

REPLY» Park Chanyeol
Masuk 3-1 saja.. Aku dan Jongdae akan disana, Suho hyung bilang anak dikelas itu baik.

REPLY» Kim Jongdae
Aku tak percaya pada Joonmyeon kkkk

REPLY» Xi Yi Jie
Jangan masuk 3-4 ara!!!

REPLY » Park Chanyeol
Waeyeo noona??

REPLY » Huang Zi Tao
SELAMAT MAKANNNN.

REPLY » Xi Yi Jie
Nanti kelas ku jadi berisik.. Kkkk welcome anak-anak bandit ^^

REPLY » Park Chanyeol
Nona tidak upgrade class????? Omooo wae??

REPLY » Kim Jongdae
Aisshh peraturan academy memang menjebak, upgrade class di tingkat 2, masuk semester 6 lebih dulu di tingkat 3... Lalu melalui semester 5 setelahnya, lalu kalau gagal masuk 25 besar pada smester 5 harus terperangkap 1,5 tahun di tingkat 3.. Upgrade class tingkat 2 semacam tak ada artinya lagi.. Sabar ya noona

Teman-teman Baekhyun itu begitu polos mereplay post milik Baekhyun, tanpa tau pasti situasi sang pemilik sesungguhnya "Pabo Chingudeul.." Seru Baekhyun. Meski begitu, kepolosan teman-teman Baekhyun tersebut selalu berhasil membuat Baekhyun merasa lebih baik, setidaknya menghilangkan rasa kesepiannya dan kesedihannya karena sang kakak yang tak jua bisa ia ajak bicara.

REPLY » Park Chanyeol
Masalahnya Micha noona masuk 25 besar Jongdae-a, no 1 bahkan.. Kalau tidak salah

REPLY » Kim Jongdae
OHHH JINCHA! CHUKAE NOONAA.... Lalu kenapa tidak upgrade class.?

REPLY » Byun Baekhyun
YOOOO PABODEUL...
HOO.. SimShimi Kau tidak upgrade class? Yeoja No.1. Kkkkk

REPLY » Park Chanyeol
Baeeeekkkkk...

REPLY » Xi Yi Jie
Aku tidak upgrade class... Kurasa aku masih betah di tingkat 3 kkk, anyway Chukae Byun Baek ^^

REPLY » Byun Baekhyun
Kau tidak sedang bercanda kan SimShimi? Kalau begitu aku akan masuk 3-4 huahahah

REPLY » Xi Yi Jie
Ku harap aku sedang bercanda T.T, kenyataanya tidak
YA!!! Jangan berani berani masuk kelas ku, aku akan menghajar mu

REPLY » Kim Jongdae
Kalau berita ini sampai ke telinga JoonMyeon hyung pasti dia juga tak mau upgrade class. Kkk Aku ikut ke 3-4.. MARI MERUSUH.

REPLY » Park Chanyeol
Sepertinya masuk 3-4 akan seru.. Hahahah
3-4 kelas Lay Hyung juga hahahaha huaaaa aku jadi tak sabar.

REPLY » Byun Baekhyun
OK CALL... 3-4, Akan sangat bahagia jika Sungchan noona juga tidak upgrade class T.T

REPLY » Huang Zi Tao
SELAMAT MAKAN.

REPLY » Xi Yi Jie
YA! Kim Jongdae.. Akan ku beri tahu Minhyo kau akan masuk sini hahah
Byun Baek .. Berhenti mengganggu hubungan Sungchan dan Oppa ku ARASEO!!
ANDWEEEE... Kalian semua jangan ganggu hidup ku.
LAY??? ia tidak upgrade class?

REPLY » Byun Baekhyun
WAE?? Aku lebih tampan dari Rusa tersesat itu..

REPLY » Xi Yi Jie
Oppa ku lebih tampannnnn...

REPLY » Kim Jongdae
Noona T.T kumohon jangan katakan apapun pada Minhyo noona
Cita-cita Lay Hyung untuk lulus cepat terhalang restu yeojachingu, poor Lay Hyung.

REPLY » Xi Yi Jie
Lay T.T.. Chakam... Tak seorang pun disini yang berteman dengan nenek sihir kan?

REPLY » Kim Jongdae
Tidak.. Tenang saja, kita bebas bergosip tentang nenek sihir itu disini hahah.

REPLY » Huang Zi Tao
Hyung, aku boleh pesan makanan lagi ?

REPLY » Kim Jongdae
Pesan lagi sana, bayar sendiri hohoho....

REPLY » Xi Yi Jie
Kalian sedang makan berdua? Romantis sekalii.. Yuuuyuuu haahah
Mana Chanyeol dan Baek? Mereka menghilang.

REPLY » Kim Jongdae
Candle light dinner hahaha..
Tadi Chanyeol di perjalanan pulang, mungkin ia sudah di rumah sekarang, Baekhyun tidur mungkin hahaha.

Baekhyun meninggalkan handphonenya ditempat tidur saat sang ibu masuk ke dalam kamar tersebut, ia melepas headphone dari telinganya, kabar buruk nampaknya akan disampaikan oleh sang ibu, Baekhyun menghela nafas mempersiapkan diri menerima apapun yang akan di dengarnya. Ia menghampiri sang Ibu di depan pintu kamar. "Hikss... Baekhyun-a hiksss" Plukkkk.. Sang ibu memeluk erat Baekhyun sambil terus menangis.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

"Eonnie.. Kau kenapa gelisah sekali sepertinya?" Tanya Yoora pada Sungchan.
"Gwenchana." Jawab Sungchan, ia mengecek handphonenya berkali-kali, tak ada pesan ataupun chat, atapun telephone dari orang yang biasa menjadi alasan handphone nya selalu berbunyi. Ting.. Tong... Bel rumah mereka berbunyi. Segera Sungchan berlari ke depan pintu rumahnya untuk membuka pintu, meninggalkan Yoora dalam keadaan heran.

Clekk.. Ia membuka pintu rumahnya "Ya.. Wae..n.." Sungchan terdiam saat melihat seseorang didepan pintu bukanlah seseorang yang ia pikir akan datang sebelumnya "Yixing.."
"Annyeong.. Kenapa menatapku seperti itu? Apa kau sedang menunggu seseorang?" Tanya Lay ikut bingung.
"Aniya.. Ayo masuk."
"Ah, disini saja.. Aku hanya ingin bicara sebentar, setelah ini aku harus menemui Inkyung" Ujar Lay.
"Belum putus juga?" Tanya Sungchan santai.
 "Mengapa menyumpahi ku begitu?"
 Sungchan hanya membalas dengan senyum, ia mengajak Lay duduk pada bangku dihalaman rumahnya "Apa yang ingin kau bicarakan?".
 "Chanyeol dan Chen akan mengambil upgade class ke tingkat 3 semester ini.. Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Lay.
Sungchan menghela nafasnya sesaat "Kurasa aku juga akan mengambil upgrade class tahun ini, berada didekatnya hanya kan menyusahkannya nanti, aku tak ingin ia menjadi tak nyaman dengan keberadaan ku"
 "Kurasa itu yang terbaik"
 "Bagaimana dengan mu?"
Helaan nafas Lay terasa berat saat Sungchan bertanya "Inkyung meminta ku untuk tetap ditingkat 3 agar kami bisa sekelas"
"Kau tak harus selalu mendengarkannya" Ujar Sungchan tenang. "Lagipula.. Jika Inkyung sudah tak marah karena masalah ini, ia akan marah karena masalah lainnya lagi nantinya" Ucapan Sungchan berlalasan, kenyataannya Inkyung memang akan terus menuntut Lay melakukan semua hal yang yeoja itu inginkan.
"Aniyo.. Gwenchana, aku akan mengambil upgrade class tahun depan saja,  pada tingkat 4, tak masalah.. Waktu lulus hanya akan berbeda 6 bulan"
"Terserah kau saja.."
"Eo??"
"Wae?"
"Tadi aku lihat Luhan hyung melihat kesini dari jendela kamarnya?" Ujar Lay.
Sungchan melihat ke arah rumah disebrang, tepatnya ke jendela Luhan yang kini sudah tertutup, Sungchan tak melihat siapapun disana.
"Baiklah.. Aku hanya ingin mengatakan itu saja, aku pergi dulu.. Annyeong" Lay meninggalkan Sungchan, ia berjalan kaki menuju rumah Inkyung yang tak terlalu jauh dari sana.
"Hufh.. Apa-apaan rusa bodoh itu, mengapa ia terus menenerus diam saja setiap aku bersama dengan Lay, sampai kapan ia akan terus berfikir Lay masih menyukai ku" Sungchan akhirnya memutuskan untuk menelpon Luhan, meski jika ia menghubungi Luhan lebih dahulu, setelahnya Luhan akan keluar rumah lalu mengucapkan hal-hal yang menunjukkan ia mulai besar kepala karena merasa Sungchan merindukannya.
"Yeoboseyo"
"Eung"
"Jawaban macam apa!! Cepat keluar.. apa yang kau lakukan seharian ini didalam rumah, aku akan hitung sampai 10, kalau sampai hitungan ke 10 kau tidak mau keluar, aku akan masuk ke dalam rumah ku, lalu tidur... Bye" Sungchan bicara secepat mungkin, ia kesal bercampur khawatir sejak tadi. Sungchan kembali duduk.. 1.. 2...3...4...5...6...7..8..9..10..."10... 10.. 10...10" Sungchan beberapa kali mengulangi hitungan ke 10, ia belum juga melihat Luhan keluar dari rumahnya. "Aisshh.. Apa yang terjadi padanya" Sungchan menunduk, menatap kakinya yang sejak tadi terus bergerak gelisah. Saat ia mengangkat kepalanya kembali, ia menemukan Luhan disebrang jalan, Luhan sepertinya hendak menghampirinya, Sungchan segera berlari menghampiri Luhan. Ia berhenti ditengah jalan antara rumahnya dan rumah Luhan "Sepertinya seseorang sedang merindukan ku" Ujar Luhan dengan senyum bodohnya. "Ani.. Aku tidak merindukan mu.. Aku hanya ingin bilang, tadi Lay datang ke sini, ia hanya memberitahuku bahwa Chanyeol akan upgade class ke tingkat 3, ini artinya aku juga akan upgrade class ke tingkat 4, aku akan masuk ke kelas mu.. Hanya itu saja.. Bye" Sungchan berbalik badan menghindari menatap Luhan terlalu lama yang hanya akan membuatnya semakin berdebar, ia melangkah hendak meninggalkan Luhan. Sampai akhirnya ia membeku saat Luhan menarik tangannya, dan memeluknya cepat. Luhan tak mengatakan apapun, hanya diam dan memeluk Sungchan. "Wae?" Tanya Sungchan pelan, ia sadar betul saat ia menatap Luhan sebelumnya, mata Luhan agak sembab.
"Aniya.. Hanya ingin memeluk mu" Jawab Luhan datar.
            
 Jelas sudah, jawaban Luhan selalu sama setiap kali ia bermasalah, ia akan memeluk Sungchan dan mengatakan bahwa ia hanya ingin memeluknya, Sungchan tak pernah memaksa Luhan bicara, cukup mengetahui keadaan namjachingu nya itu saat ini, nanti saat Luhan sudah tenang ia kan bercerita sendiri. "Anak bayi" Seru Sungchan. "Um hihi.." terdengar suara kekehan Luhan, ia sudah membaik sepertinya.

☆*:.。. o)o .。.:*☆
05.30 PM
           
Kedua anak pemilik perkebunan bunga Lee Songhee dan Lee Miyoung berada didalam mobil menuju perkebunan bunga, sebelum sampai disana, tiba-tiba saja Miyoung yang menyetir mobilnya sendiri ini, menghentikan mobilnya didepan kediaman keluarga Kim "Ya.. Cepat turun" ujarnya pada sang adik SongHee
"Mwo? Eonnie bilang ingin ke perkebunan bunga tadi? Kenapa berhenti di depan rumah Suho?"
"Dengar, appa sedang menghukum karena aku traveling 3 minggu penuh, ia menghukum ku untuk tetap di rumah, dan menyerahkan urusan perkebunan pada sekertaris yoon, aku meminta izin padanya tadi untuk mengantar mu bertemu dengan Suho, makanya ia mengizinkan ku keluar.. " Jawab Miyoung, ia megacak-acak rambut Songhee "Tolong aku sekali ini ya.. Dongsaengiee"
"Ya! Jadi kau menggunakan aku sebagai alat.. Ah..jincha! Eonnie kau tau pasti aku tidak menyukai Suho oppa .. Kalau kau terus menggunakan hubungan ku dan Suho oppa sebagai alasan, apaa dan omma akan semakin keras ingin menjodohkan ku dengan Suho oppa.. Tega sekali kau melakukan hal ini pada adik mu sendiri" perotes Songhee.
"Cih.. Ya.. Lagipula biar saja kau dijodohkan dengan Joonmyeon, kau cocok dengan nya, dan juga dengan begitu kau akan berhenti mengganggu Kris bukan?"
"Eonnniieee! KRIS OPPA NAEKOYA!!" Ujar Songhee meninggi pada Miyoung.
"Jangan terus membantah ku, Kris tidak suka anak kecil.. Cepat sana keluar, nanti aku terlalu malam sampai ke perkebunan bunga, Kris bisa jadi sudah pulang, aku ingin memberikan oleh-oleh untuknya" seru Miyoung.
"Shireo.. Aku akan ikut kesana" Songhee tetap teguh tak mau turun dari mobilnya. Miyoung memutar otak, bagaimana cara menendang keluar (?) sang adik dari dalam mobil. "Eo!! KRIS!!" Serunya tiba-tiba, ia hendak keluar dari dalam mobil.
"KRIS OPPA..EODI?" Songhee kaget dengan seruan sang kakak, ia segera membuka pintu lalu keluar, tak ingin kalah cepat dengan Miyoung. Miyoung terkekeh, ia segera menutup pintu, lalu menguncinya, Mobil Miyoung tancap gas meninggalkan Songhee.
"EONNIEEEEE!!! YAAA!!! " teriak Songhee, ia tersadar bahwa ia telah ditipu oleh Miyoung. "Ah.. Tas ku didalam mobil, eottokhe.. Aku tidak akan membiarkan mu eonnie, lihat saja" Songhee mengambil Handphonenya, ia menekan tombol call pada nama Suho. Berkali-kali ia mencoba menghubungi Suho namun tak diangkat oleh Suho "Kemana mahluk ini.. Aisssh jinja!!"
             
Songhee memutuskan untuk masuk ke dalam rumah Suho, halaman rumah Suho yang terlalu luas membuatnya harus berjalan lumayan melelahkan untuk sampai ke pintu utama, pelayan di rumah Suho sudah mengenal Songhee, mereka selalu membiarkan setiap kali Songhee datang ke sana. Meski sebenarnya Songhee jarang masuk ke dalam, karena ia biasanya hanya meminta Suho untuk mengantarnya pulang, ia lebih sering menunggu diluar agar tak membuang waktu.
"Ya! JoonMyeon Oppaaa!!!!..". Salah satu pelayan menghampiri Songhee "Nona Lee.. Tuan ada dikamarnya, biar saya panggilkan". "Aku sedang buru-buru ajuma, aku langsung keatas saja" Jawab Songhee, ia bisa seenaknya seperti itu, karena kedua orang tua Suho memang tidak tinggal disana, jadi ia santai saja jika bertamu. "KIM JOONYEON OPPA" teriak Songhee lagi.
              
Brakkk!!! Suara Songhee yang terlalu keras terdengar hingga kamar Suho, membuat sang pemilik kamar terganggu dan akhirnya keluar, suasana hatinya yang sedang kacau juga membuatnya sedikit emosi dengan kedatangan Songhee "Bisakah kau sopan sedikit saat bertamu ke rumah orang!" Seru Suho, ia menghampiri Songhee yang berhenti di tengah tangga saat melihat Suho sudah keluar dari kamarnya.
"Oppa.. Aku tak punya banyak waktu, antar aku ke perkebunan bunga milik Miyoung eonnie, sekarang.. Palli" Pinta Songhee.
"Aku bukan supir mu" Jawab Suho ketus.
"Ya.. Apa aku perlu menelpon orang tua mu" Ancam Songhee. Suho semakin emosi "Berhenti melibatkan orang tua ku, mereka juga sudah tau aku tak pernah terima mereka terus membicarakan bahwa kita akan dijodohkan kelak dan yang lainnya, aku tidak perduli jika kau menyukai ku, tapi aku tidak menyukai mu.. Mian" Jawab Suho percaya diri.
"Mwo!! Rumah sebesar ini tidak punya kaca?! Kau pikir kau siapa.. " Songhee menghela nafas untuk menenangkan dirinya, ia harus calm down karena ia butuh bantuan Suho untuk membalas tindakan kakaknya "Oppa.. Aku sungguh butuh bantuan mu sekarang, jebal..." Pintanya lagi kali ini dengan nada memohon.
"Tapi aku sibuk" Jawab Suho singkat, ia meninggalkan Songhee agar terlihat keren. "Lihat saja nanti ia pasti mengejar ku, sudah jelas ia menyukai ku, apa lagi yang mau ia pungkiri, mulai saat ini aku harus sedikit jual mahal" Pikir Suho. Ia kembali masuk ke kamarnya. Terdengar bunyi BRUKKKK.. Suho memberi sinyal dengan bantingan pintu tersebut.
              
Songhee tak bergerak naik ataupun turun satu anak tanggapun "Ohh.. Jincha apa mereka semua bersekongkol untuk menjatuhkan ku.. Akan ku balas kau nanti Kim JoonMyeon" dibandingkan naik untuk memohon pada Suho, Songhee lebih memilih untuk turun dan berniat untuk meninggalkan rumah Suho, ia menuruni anak tangga satu demi satu sambil terus berfikir apa yang akan ia lakukan.

☆*:.。. o)o .。.:*☆
05.35 PM

Micha berulang kali mengecek tempat ia dan yang lain merusuh tadi, tak ada replay masuk dari Chen, Chanyeol, Baekhyun ataupun Tao "Mereka sudah selesai main" Ia bangkit dari tempat tidurnya. Membuka jendela kamarnya, merasakan angin malam itu cukup dingin dan segar. Luhan dan Sungchan terlihat sedang saling memeluk satu sama lain, ia tersenyum tipis "Kuharap Sungchan dapat membuat Oppa merasa lebih baik". Ia kembali terdiam, tak tau apa yang ingin ia kerjakan, sepanjang matanya memandang ia hanya menemukan ruangan sepi (kamarnya) hampir 24 jam setiap harinya "Aku benci hari libur" ujarnya "Ahhh.. Mengapa tiba-tiba mood ku memburuk, perasaan ku tidak tenang begini" Ia mengecek sekali lagi SNS nya.

POST » Do Kyungsoo
Am I really that small???
(Note : D.O post related to his feeling about his position in Eunkyo's heart)

REPLY » Kim Jongdae
NE!!!!! NE! !!! NEEEE HAHAHAHAHAHHA kau harus banyak main basket haha.

REPLY » Do Kyungsoo
=_=

Micha terkekeh "Jongdae merusuh di tempat lain rupanya, dasar Kim jongdae" ia menutup kembali jendela kamarnya, kembali ke tempat favoritenya, Kasur. Ia ikut mereplay posting D.O bersama dengan Chen.. Ditambah Tao yang setiap kemunculannya selalu mereply dengan hal-hal tak penting dan tak ada hubungannya dengan apa yang orang lain bicarakan. "Kenapa perasaan ku tetap tak enak begini??"

Xi Yi Jie »» Byun Baekhyun
Ya! Byun Baek... Sudah tidur?? Kau salah minum obat? Tidak biasanya tidur cepat

Xi Yi Jie »» Park Chanyeol
Chanyeol-a sudah sampai rumah???

☆*:.。. o)o .。.:*☆
05.55 PM

Chen, Chanyeol dan Tao seperti biasanya sering berjalan-jalan keluar. Chanyeol memutuskan pulang lebih dulu karena ada hal yang ingin ia kerjakan. Sepanjang jalan tadi ia terus mereplay posting Baekhyun sambil terkekeh, ia berhenti mereplay saat teman-temannya mulai membicarakan Sungchan. Chanyeol membuka pintu rumah, saat ia masuk ia melihat Suho sedang bicara di tangga dengan seorang yeoja yang tak dikenalnya, ia berjalan pelan, ia mencolek salah seorang pelayan yang berdiri di anak tangga paling bawah "Ajuma.. Ada apa?" Tanya Chanyeol berbisik.
"Saya juga tidak tau tuan, yang saya tau hanya nona Lee datang lalu berteriak memanggil tuan muda" Jawab pelayan tersebut.
"Ahh gurae"
"Saya permisi dulu.."
"Ne ajuma" Jawab Chanyeol, karena tidak mau mengganggu, Chanyeol menunggu di sana sampai Suho dan yeoja itu selesai bicara. Sambil menunggu Chanyeol kembali mengecek handphonenya. Sekarang pada posting Baekhyun sudah sepi replay. Ia melihat Micha mengirim sebuah posting padannya. "Hahah Micha noona, ia selalu saja terlalu cepat khawatir"

Park Chanyeol »» Xi Yi Jie
Arrived home ^^

"Oppa.. Aku sungguh butuh bantuan mu sekarang, jebal..."
"Tapi aku sibuk" Jawab Suho singkat

Yeoja itu menuruni tangga, Chanyeol masih dalam posisi membelakangi nya, ia takut disangka menguping jika menatap ke arah tangga, saat mendengar suara langkah mendekat Chanyeol berbalik, ia membungkuk sopan tanpa mengucapkan apapun. Begitu pula dengan yeoja yang tak lain adalah Songhee. Terdapat saat dimana keduanya mengangkat wajah bersamaan setelah menunduk, dan pandangan keduanya bertemu, mata mereka sama-sama membulat saat mentap wajah satu sama lain. "Dia" Seru mereka sama-sama dalam hati.


☆*:.。. o)o .。.:*☆

POV: Minseok
08.00 PM
           
Aku masih disini, disamping Eunhee, sejak pagi tadi aku terus berada didalam kamarnya, ia tak bicara sedikitpun, karena itu tenggorokan ku sedikit sakit akibat aku tak berhenti bicara, aku menceritakan banyak hal padanya, cerita masa kecil ku, cerita ku saat masih sekolah dulu dan banyak hal. Aku tak percaya dengan perasaan ini.. Tapi aku sungguh merasa sedang mengarungi hidup sesungguhnya. Sesekali Kai dan seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar ini untuk memastikan keadaan EunHee, aku sendiri memilih bersembunyi di kolong tempat tidur ataupun lemari saat mereka masuk. Seperti barusan, JongIn... Adik Eunhee masuk untuk membawakan makanan, aku sudah mengatakan pada Eunhee, jika ia bersikap ketakutan pada Jongin, maka adiknya itu akan merasa sedih, mungkin jika seseorang melihat ku melakukan ini, mereka akan mengatakan aku hanya melakukan hal yang sia-sia.
              
Tapi kenyataannya, Ketika Jongin memasuki kamar ini, Eunhee melakukan apa yang kukatakan padanya, awalnya ia masih ketakutan, tapi saat wajah sang adik sudah pucat dan hampir menangis, diluar dugaan ia menyentuh tangan jongin, lalu memeluk adiknya itu. Seseorang yang mengalami depresi bukan berarti kehilangan hatinya bukan? Ia hanya dikuasai oleh rasa takut yang berlebihan untuk alasan yang tak semua orang ketahui. Membantunya untuk menggunakan hatinya agar suatu saat nanti hati itu akan menguasai diri nya lebih dari rasa takutnya kurasa adalah cara terbaik untuk membuatnya kembali menjadi dirinya yang sesungguhnya. Kuharap begitu. Aku keluar dari dalam lemari, Eunhee mengarahkan padangannya padaku, aku tersenyum padanya "Sudah aman?" Tanya ku. Ia mengangguk. Mungkin hanya diriku yang merasakannya, tapi.. Mengapa ia terlihat semakin normal-normal saja dimataku, ia hanya tak bisa bicara, anggaplah ia seperti gadis bisu bagiku, tapi ia merespon ku dengan baik, ia mengerti semua ucapanku. Apa yang terjadi padanya dimasa lalu? Aku semakin ingin mengetahuinya. Ia mengambil piring berisi makanan yang baru saja diantar oleh JongIn. Ia membelah sumpitnya, mengambil sepotong kecil daging menggunakan sumpit tersebut. Lalu memakannya perlahan. "Enak? Kau harus banyak makan" Ucap ku padanya. Ia menyumpit potongan daging lainnya, tak kusangka ia lalu mengarahkannya padaku. Aku menggeleng "Kau makan saja, aku tidak lapar" jawab ku.
             
Jawaban ku rupanya membuat Eunhee berhenti makan, ia ikut menggeleng, sinar matanya seolah mengatakan padaku agar aku mau makan bersama dengannya, daripada ia tidak mau lanjut makan karena diriku, lebih baik aku mengiyakannya saja "Baiklah.. Tapi setelah ini kau makan lagi, ok" Ujar ku, aku membuka mulut mu, menyambut makanan yang ia suapkan padaku "Eum.. Enak sekali ^^" Ia tersenyum.
             
"Noona~" Suara JongIn terdengar lagi, gawat aku harus segera bersembunyi, dengan tergesa-gesa aku kembali masuk ke dalam lemari. Clekkk.. Kulihat dari celah kecil pintu lemari, JongIn tersenyum melihat Eunhee memakan makanannya. Eunhee meneruskan makan malamnya seolah tak terjadi apapun, ahh dia pintar juga. JongIn menghampiri Eunhee, tangannya lembut membelai rambut Eunhee "Mianhae noona, tadi pagi aku tak bermaksud membentak mu" Ujarnya, ia masih merasa bersalah atas kejadian tadi pagi. Kasihan sekali JongIn, ia pasti sangat menyangi Eunhee, ditambah lagi mereka sudah tak memiliki orang tua. Sama.. seperti diriku. BRUKK.. Tak sengaja aku menggerakkan tanganku, dan tangan ku membentur permukaan lemari.. Aiissshh minseok ah mengapa kau begitu bodoh. "Suara apa itu? Noona tenang disini dulu, aku akan mengeceknya, sepertinya suara itu dari dalam lemari" kudengar Jongin mengucapkan itu, eotthokhe.. Ia sungguh mendekat. Eunhee mengejarnya, ia mendahului Jongin, lalu merentangkan tangannya didepan lemari, menjegah Jongin menemukan ku. Aku memejamkan mataku pasrah..

***
08.05

Sudah sekitar 1 menit aku terdiam sambil memejamkan mataku, mengapa tidak ada yang terjadi? Apa Eunhee berhasil menghalangi JongIn? Kubuka pelahan mataku. Psh... Aku sudah kembali, suasana kamar ku terpampang jelas saat ini, aku kembali ke tempat ini, tempat sunyi yang begitu ku benci. Lagi-lagi Aku hanya bermimpi.. Kulirik jam dinding yang berada tepat di dinding sudut lurus dari mataku 20.10. Ini sudah malam??? Berapa lama aku tertidur?

~~~TBC~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar