Senin, 24 Februari 2014

Dream Catcher [CHAPTER 11]



~CAST~

SMALLKEY MEMBER AS YEOJA CAST
Kim EunHee ( f(x) Victoria)
Wu Yoora (f(x) Krystal),
Oh InKyung (BPPOP Kang Inkyung),
Kim minhyo (HV Yoonjo),
Park Sungchan (Ulzzang Ryu Hyeju),
Xi Yi Jie / Micha (IU),
Lee Miyoung (SNSD Yoona),
Lee Songhee (f(x) Sulli),
Kim EunKyo (AOA Hyejeong)

EXO MEMBER AS NAMJA CAST
Kim Minseok (Xiumin)
Kris Wu
Xi Luhan
Do Kyungsoo (DO)
Byun Baekhyun
Kim Jongdae (Chen)
Zhang Yixing (Lay)
Park Chanyeol
Kim JoonMyeon (Suho)
Huang Zi Tao (Tao)
Kim Jongin (Kai)
Oh Sehun


☆*:.. o)o ..:*☆


POV: Minseok.
19.42 (07.42 PM)

Clekk.. Pintu kamar Eunhee terbuka, Bibi Shin berdiri didepan sana, Ia berjalan menuju tempat tidur Eunhee. Eunhee duduk diatas tempat tidurnya, ia meringkuk seperti orang ketakutan. "Euhhhh..~~" Eunhee bersembunyi di balik selimutnya untuk menghindari Bibi Shin. Kulihat secerca senyum di wajah Bibi Shin "Teruslah seperti ini.. setidaknya sampai aku menemukan surat-surat peninggalan ayah mu" Ujar nya.
"Hehhh.. Eungg.." Eunhee menggeleng-geleng ketakutan. Bibi Shin meninggalkan Eunhee penuh keangkuhan, dasar wanita Iblis. BRAK.. Ia keluar dari dalam kamar Eunhee.
Ku hela lega nafas ku. Tubuh ku muncul dari kolong tempat tidur Eunhee "Acting mu bagus sekali.." Puji ku pada Eunhee. Eunhee tersenyum. Benar, Eunhee hanya beracting. Pelan-pelan ia memang sudah sembuh dari depresinya, setelah bertemu dengan orang-orang yang dirindukannya, keadaanya terus membaik. Ia tetap beracting didepan bibi Shin, kalau sampai wanita itu mengetahui Eunhee sudah sembuh, ia pasti akan menyakiti Jongin lagi, seperti saat Eunhee menolak untuk meminum obat pelemah syaraf yang sebenarnya selama ini ia selalu berikan untuk Eunhee.
Aku membawa sample obat tersebut kepada Miyoung dan Kris, mereka lah yang memberitahu ku tentang obat itu setelah mengeceknya. Alasan itu juga yang membuat Eunhee menolak meminumnya, ia merasa tubuhnya menjadi lemah setiap kali meminum obat tersebut.
"Kau sudah menemukan dokumen itu?" Tanya ku padanya.
'Belum' Jawab Eunhee melalui tulisannya. Eunhee mengingat sesuatu, ia kembali menuliskannya 'Ah, Bagaimana cara mu bisa berada didalam ruangan brankas? Bagaimana kau masuk tanpa kunci kesana? kenapa tadi kau tiba-tiba muncul menolong ku?'
"Aku.." Kupercayakan jawaban ini pada kerja pikiran dan bibi ku, aku bahkan tidak pernah mengetahui alasan ku bisa melakukan semua ini "Aku adalah superhero dengan kekuatan super" begitulah jawab ku. Eunhee terkekeh mendengarnya, ia pasti berfikir aku sedang bercanda.

☆*:.. o)o ..:*☆

"Chanyeol-a, sudah hampir jam 8, kau tidak siap-siap?" Seru Chen. Ia membawa kardus-kardus berisi barang-barang Lay, mereka masih membereskan rumah itu.
"Wwwwuuuuuzzzzzzz" Shhuunggg.. Baekhyun meluncur melewati Chen sambil menunduk untuk mengepel lantai, ia sengaja mengenai kaki Chen "Duuuaak" Baekhyun mengelurkan suara pesawat menabrak tebing. Ia meluncur ke tempat lain setelah itu. Chen mencoba menahan amarah nya. Ia sedang konsentrasi bicara dengan Chanyeol.
"Aku sudah tidak bersemangat" Jawab Chanyeol.
"Wae?" Tanya Chen serius.
"Wwwuuuuuzzzzzz" Baekhyun muncul untuk kedua kalianya, dengan pose(?) dan tingkah yang sama, ditambah lagi kain yang ia gunakan untuk mengepel lantai menggunakan tangan itu sekarang jauh lebih basah dari sebelumnya, ia kembali meluncur dan dengan sengaja mengenai kaki Chen "Duaaaakk" Seru nya membuat suara dengan mulut lagi.
Bukan hanya Chen yang habis kesabaran, Chanyeol pun ternyata terganggu oleh kejahilan Baekhyun, keduanya menyentak "YA!!!!"
Baekhyun memerhatikan Chen dan Chanyeol, ia memasang wajah sedih ala anak kecil digangu oleh orang dewasa "Eomaaaaaa huaaa T.T" Ia pun berlari ke dapur.
"Anak itu tidak bisa membaca situasi.. Psh" Eluh Chen "Chanyeol-a, lanjutkan ucapan mu tadi"
"Hem.." Chanyeol mengelurkan handphone nya, ia meminta Chen membaca pesan dari Songhee. "Ia baru menjawab belum lama ini"
"Songhee bilang ia masih dirumah? Itu artinya ia berbohong.. padahal Suho hyung tadi jelas-jelas bilang akan pergi bersamanya.. Eumm mencurigakan sekali" Ujar Chen.
***

Baekhyun bersembunyi didapur, ia mendengarkan pembicaraan Chen dan Chanyeol. Tangan Baekhyun sibuk mengetik pesan untuk Kyungsoo. Kyungsoo sedang curhat (?) sesuatu padanya, tapi telinganya setia menguping.
 "Kapan masalah akan berhenti datang"
"Mereka membicarakan apa?"
Buluh kuduk Baekhyun merinding, setahunya tadi tidak ada siapapun di dekat dirinya, tapi sekarang ia mendengar suara wanita, lehernya menengok kaku "Whuaa!"
“Whuaa!" Micha yang ternyata disamping Baekhyun justru balik berteriak.
"Ah.. Kamchagiya.. !" Seru Baekhyun kaget "Sejak kapan kau disamping ku?"
"Sejak tadi, aku ingin minta pertanggung jawaban mu bebek jelek, kau membuat semua lantai menjadi basah, kau mengepel atau menyiram lantai?" Ucapnya sebal "Kau niat membantu atau tidak sebenarnya?" Micha menunjuk-nunjuk kening Baekhyun dengan jarinya. Micha berdiri menyentak, ia mengambil lap pel kering, kemudian mulai membersihkan lantai ulang. Baekhyun hanya bisa memperhatikan "Ia berubah sekali, atau pikiran ku yang sedang bermasalah?"
Micha beberapa kali bolak-balik sekitar Baekhyun untuk memeras lap pel (Ember berisi air pel diletakkan didapur). Keempat kalinya Micha kembali ke arah dapur, Baekhyun sengaja menghalanginya. "Tidak boleh lewat" Ia merentangkan tanganya.
"Ya sudah, aku juga sudah selesai, jangan lupa buang air kotor nya" Jawab Micha santai.Baekhyun mendekatkan wajahnya "Kau pasti sudah tidak normal, seharusnya semua yeoja akan menjauh setiap ada namja yang mendekatkan wajahnya seperti ini"
"=_= Masalahnya kau sudah sering seperti itu, kau juga tidak akan berani melakukan apa-apa, aku sudah kebal dengan tingkah mu" Celetuk Micha. Baekhyun memposisikan diri normal kembali "Hufh~" Desahnya sebal, ia menaikkan bagian lengan bajunya, menunjukkan terdapat memar disana "Kemarin Inkyung menyengkat kaki ku, aku terjatuh lalu menabrak buffet" Adunya. Apa yang dicari Baekhyun akhirnya ditemukannya. Micha menyentuh lengan Baekhyun tanpa menjawab, ia menatap Baekhyun dengan cara aneh, ia seperti menemukan sesuatu yang salah. Micha hendak berlari.
"Ya kau mau kemana?" Tahan Baekhyun "Ada yang lebih penting"
"Kau pikir ini lucu? Memar mu sampai seperti itu" Bentak Micha, ia membentak Baekhyun karena ia terlalu cemas melihat memar yang cukup besar di lengan Baekhyun.
"Tapi aku ingin kau bertanya apa hubungan ku dengan Inkyung dibanding pusing dengan memar ku, aku sudah terlalu terbiasa dengan memar semacam ini" Balas Baekhyun. "Aku sedang mau menjelaskan, kalau kau tidak mau tanya ya sudah, tapi lain waktu aku tidak mood lagi" ancam Baekhyun sambil menggembungkan pipi.
"=_= bagaimana kalau aku sedang tidak mood bertanya?"
"Kalian berdua sedang apa o_O?" Lay tidak bisa lewat karena Baekhyun dan Micha adu argumen di depan dapur "Bukan maksud ku menganggu, tapi yang lain sudah lapar nampaknya, aku ingin masak ramyun"
"Biar kubantu Lay" Micha mendorong Baekhyun "kau tidak mau diobati kan? Jadi minggir"
***
20.20 (08.20 PM)

"Chanyeol-a kenapa kau diam saja sejak tadi? Kau sakit?" Tanya Songhee, ia dan Chanyeol tengah menjalankan kencan mereka, tapi Chanyeol sepertinya sedang tidak enak hati. "Aku tidak apa-apa" Jawab Chanyeol, ia menunjukkan 2 second smile. Songhee menyerahkan kotak kado berwarna putih pada Chanyeol, dibungkus rapih dengan pita merah muda. "Mianhae aku agak telat datang, tadi aku menyempatkan diri untuk membeli ini dulu." Ujar Songhee. "Ah, tadi aku pergi dengan Suho Oppa, siapa tau ia akan membantu ku mencari kado untuk mu, tapi.. ia sama sekali tidak membantu haah~" Gerutu Songhee. Pelupuk mata Chanyeol melebar "Jadi kau tadi pergi dengan Suho Hyung untuk menyiapkan hadian untukku??" Tanya Chanyeol sumringah.
"Ne..ya chamkaman.. Jangan-jangan kau marah dari tadi karena kau sudah tau aku pergi dengan Suho Oppa? Kau.."
"Aku cemburu" Sambar Chanyeol. Wajah Songhee memerah setelah mendengar pernyataan terang-terangan Chanyeol. Ia tersipu sampai tak bisa berkata apapun. Chanyeol keluar dari cafe tempat mereka saat ini.
"Chanyeol!" Panggil Songhee kaget kenapa tiba-tiba Songhee keluar. Chanyeol tetap berlari keluar, ia mengetuk jendela cafe yang kini membatasi dirinya dan Songhee. Songhee menengok keluar dan menemukan Chanyeol tepat didepannya, ia pun menghadap ke kaca jendela cafe tersebut.
"Hooh~~" Chanyeol meniup kaca jendela cafe tersebut. Ia menuliskan sesuatu di kaca jendela itu.
'Lee Songhee'
           
Chanyeol menunjuk kaca tersebut, lalu mengacungkan ibu jarinya. Ia mencoba meminta Songhee untuk menunjukkan Ibu jadi apabila Songhee bisa membaca tulisannya. Saat itu juga Songhee mengacungkan ibu jadinya. Chanyeol meniup lagi kaca jendela cafe tersebut. Juga menuliskan kata berikutnya.
'니가....
너무.....
좋아~~~~~'
           
Songhee tersenyum, tidak ada hari yang lebih membahagiakan baginya selain hari itu. Dreetttt... Dreettt handphone Songhee bergetar, ia membaca pesan yang masuk ke dalamnya. Ku letakkan gumpalan tissu pada meja mu, bukalah. -Chanyeol's message-

Songhee menemukan gumpalan tissu yang Chanyeol maksud, ia membuka gumpalan tissu tersebut, ia tidak menyangka didalam gumpalan tissu, terdapat kotak berbentuk hati berwarna ungu. Dengan tangan yang sedikit gemetar Songhee membuka nya, ia menemukan kertas kecil bertuliskan
"Would you be my girl, Lee Songhee?"
-Your Prince, Park Chanyeol-
Dalam kotak juga terdapat sebuah cincin dengan design simple. Songhee kembali mengarahkan pandangannya pada Chanyeol yang menunggu diluar sana. Keyakinannya penuh, ia mengangguk pada Chanyeol tanpa ragu. Ia menuliskan 'Ne' pada jendela. Dilihatnya senyum sumringah dari Chanyeol.





☆*:.. o)o ..:*☆
22.00 (10.00 PM)
           
Suho mengantar Eunkyo sampai ke depan rumahnya setelah melewati malam panjang itu berdua. Ia turun lebih dulu dari Eunkyo, membuka pintu mobilnya untuk Eunkyo selayaknya seorang namja. Perlakukan Suho membuat Eunkyo gugup saat turun dari mobilnya. "Terima kasih banyak untuk hari ini, aku tak tahu kau juga suka membaca"
"Seharusnya kita lebih sering mencari buku bersama, aku juga memiliki beberapa buku yang bagus, kita bisa bertukar koleksi buku kapan-kapan" Jawab Suho. Eunkyo mengangguk-angguk malu. Suho menggaruk kepalanya "Eumh.. Masuklah, kurasa aku terlalu malam memulangkan mu, atau mungkin lebih baik aku menyapa kedua orang tua mu dulu?"
"Eum.. kebetulan kedua orang tua ku sedang menginap di rumah halmoni karena kondisi kesehatannya sedang memburuk, aku sendiri di rumah, kau mau mampir dulu?" Tawar Eunkyo.
"Gurae.. Tidak baik nampaknya aku berkunjung saat kau hanya sendiri di rumah, lain waktu aku pasti mampir dulu" Suho menyentuh lengan Eunkyo "Hati-hati.. jangan lupa kunci pintu, banyak orang jahat dimana-mana"
"Ne" Eunkyo beranjak meninggalkan Suho, ia berjalan masuk pekarangan rumahnya, sesekali ia masih melirik kebelakang dan masih menemukan Suho disana.

***

Suho baru benar-benar masuk mobil ketika Eunkyo masuk ke dalam rumah, ia hanya memastikan Eunkyo baik-baik saja. Mata Suho tertarik melihat bag bertuliskan nama sebuah shop yang sempat ia masuki bersama Songhee tadi. Ia mengambil bag tersebut, mengecek apa yang Songhee berikan untuknya. Suho terdiam sesaat setelah melihat hadian pemberian Songhee tersebut.

☆*:.. o)o ..:*☆

POV: Minseok
01.02 AM

Belum dapat ku pejamkan mata ku, dadaku terasa sesak. Mendadak membuat ku takut tak dapat membuka mata ku lagi saat aku tertidur. Aku.. bahagia berada di alam mimpi ku, tetapi.. Tak akan pernah kudapatkan kebenaran jika selamanya aku hidup dalam kepalsuan. Jika memang orang-orang yang kutemui dalam mimpi ku, benar-benar ada dalam dunia nyata, maka ada kemungkinan aku bisa bertemu Eunhee. Masalah terbesar adalah, aku cacat. Sekujur tubuh ku tak bisa kugerakkan sedikitpun. Bagaimana aku bisa bertemu dengannya sementara aku hanya terkunci di atas tempat tidur ku. Tapi tunggu.. Kurasa aku terlalu percaya diri dan terlalu cepat menyimpulkan. Bertemu dengan Eunhee di dunia nyata? Kalaupun ia mengenali ku, mungkinkah ia benar-benar membutuhkan ku seperti apa yang kupikirkan? Ia memiliki namjachingu sesempurna Kris, suatu hari nanti mungkin ia sudah tidak membutuhkan ku lagi, lalu bagaimana dengan Inkyung, ia telah mengorbankan hidup dan perasaan nya untukku. Sejak awal aku mengenalnya, ia mengatakan padaku bahwa ia tidak pernah menyukai ku, ia meminta ku untuk tidak banyak berharap padanya. Kenyataannya ia tetap menjadi tunangan yang setia disamping ku, tak perduli aku protektif dan selalu membuatnya kesal. Tanpa aku dan ia sadari.. ia telah mempersilahkan ku masuk ke dalam hidupnya. Bahkan ketika aku hanya seperti seonggok batu yang tak berguna begini, Inkyung masih rela melepaskan namja yang benar-benar ia cintai. Seharusnya aku berusaha sembuh untuk dirinya, bukan untuk wanita lain.
Clekk.. Suara pintu kamarku terbuka, heol ~anak itu. ia hobi sekali berkunjung tengah malam ke kamar ku, ah.. tapi aku penasaran apa yang akan ia ceritakan padaku hari ini, berhubung ada hal penting yang sudah kulakukan.
Ia datang seenaknya, mengistirahatkan diri di lantai samping tempat tidur ku, tubuhnya bersandar pada laci, ia tidak menarik kursi seperti biasanya. Ditangannya Handphone berwarna putih menyala, cahaya layarnya cukup terang, mengingat lampu kamar ku sengaja dimatikan agar aku bisa beristirahat. "Kurasa ia bisa membaca pikiran ku.." kalimat pertama yang ia ucapkan. "Atau ia.. menyukai ku sungguhan? Mana yang menurut mu benar Minseok-a?" Tanya nya sedikit kurang ajar, ia memanggil ku hanya dengan nama meski usia nya lebih muda dari ku =_=.


"Hehehehhe hahahaha hohoho" Suara tawanya sekarang persis spongebob, ekpresi wajah bodohnya meniru patric =_=, dan aku hanya bisa diam keanehannya. Apa ia sedang bahagia? Cepat beri tahu aku alasannya.
"Telpon.. Tidakk.. Telpon tidak... Ahhh kalaupun ku telpon tidak ada topik pembicaraan =_= ia bisa besar kepala nanti" Kau bertanya kau menjawab sendiri.
"Aku tidak akan bisa tidur malam ini. Ya Kim Minseok.. Apa kau akan tidur? Bagaimana kalau temani aku saja" Serunya, ia naik ke atas tempat tidur ku, merebahkan diri di bagian tempat tidur ku yang masih kosong. Untung saat ini sudah tidak banyak alat-alat penopang hidup yang terpasang di tubuh ku kecuali alat infus. Ia menunjukkan sebuah foto di handphone nya "Aku mengambil nya malam ini, kami serasi bukan haha"
Senyum ku terkembang kecil. Tak tahu mengapa tapi hatiku begitu bahagia melihat ia mengambil selca bersama yeoja yang setiap malam ia ceritakan padaku itu. Dapat kubaca juga raut bahagia dari pancaran wajahnya. Ia meletakkan handphone pada dadanya, kelopak matanya mengatup pelan. Ia belum tidur, mungkin hanya berusaha tidur. Kakinya masih terus bergerak di bawah sana, ia seperti cacing yang tak pernah bisa diam. Meski selalu menyusahkan, ia begitu berharga bagiku. Kupaksa diriku untuk bergerak, tapi tak satupun anggota tubuh ku medengar perintah pikiran ku ini, mungkinkah aku sembuh jika terus seperti ini? Ani.. Aku harus sembuh. Aku juga harus mengatakan hal penting demi hidup mahluk disamping ku ini.
"Kapan kau sembuh?" Tanya nya dengan mata masih mengatup "Aku ingin mengajak mu menemui yeoja itu hehehe.. Aku ingin minta pendapat mu tentang dirinya" Ia terus bicara tanpa mengetahui fakta tentang aku yang sebenarnya sudah cukup mengenal yeoja yang ia maksud.
Matanya terbuka, ia melirikku "Kau selalu tau yang baik dan buruk bagiku. Jika aku bisa mengulang waktu, aku ingin mendengarkan semua saran mu.. Kau juga masih berhutang mengajari ku bermain piano lagi, aku ingin bermain piano dihadapannya agar terlihat keren hahahahahah" Ia terkekeh sendiri akibat ceritanya "Tapi aku tidak suka cara-cara yang terlalu romantis, membuat selalu ingin tertawa haha" Ingin sekali aku menghajar bocah ini =_= Ia menarik ulur ceritanya. Ia mengeluarkan kotak perhiasan yang sangat ku kenal dari dalam saku celana, menatapnya tenang "Dulu kau membelikan ini untukku.. Kau bilang aku harus menemukan seseorang yang kucintai dan memberikan ini kepadanya. Sekarang aku sudah menemukan yeoja itu.. tapi apa mungkin aku bisa memberikan ini padanya? aku bahkan tidak yakin apa aku bisa membuatnya bahagia.. lalu apa yang harus kulakukan dengan benda ini?"
Aku mendengar hal itu sudah ribuan kali, ia selalu ragu untuk mengambil keputusan, pada akhirnya ia hanya akan membiarkan sesuatu berjalan begitu saja, selalu seperti itu.. Ia tidak pernah berubah. Aku ingin melihatnya bahagia, sekali saja.. aku ingin melihatnya berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan, aku ingin ia berhenti menyerahkan nasib nya pada waktu yang terus berjalan. Bisakah kau melakukannya? Berhenti membuat ku cemas akan nasib mu.

☆*:.. o)o ..:*☆

07.24 AM

"MWORAGO EVENT?" Seru Baekhyun, Chen, Chanyeol, Songhee dan Micha bersamaan, hanya D.O yang tidak kaget dengan pernyataan Suho. Suho begitu bersemangat meminta bantuan pada anak-anak kelas itu, tapi sebagian dr mereka justru ragu untuk membantu.
 "Kau yakin yeoja itu menyukai mu atau tidak? Jangan-jangan kau hanya besar kepala saja menganggap yeoja itu menyukai mu" ledek Micha tidak yakin Suho memiliki penggemar(?).
"Ya! Semua yeoja disini begitu mengagumi ku, kau saja yang buta dan selalu memandang rendah diriku Xi Yi Jie, urus saja diri mu sendiri, 21 tanpa kekasih itu mengenaskan!" Sindir Suho.
"Tidak ada yang buruk dari 21 tahun tanpa kekasih" Celetuk Baekhyun yang secara tidak lansung ikut tersinggung karena selama hidupnya ia juga belum pernah memiliki kekasih "Itu tidak berarti aku kurang tampan" Lanjutnya protes.
"Byun Baekhyun, kenapa kau marah? bukan kah selama di high school saja kau sudah 3 kali memiliki memiliki yeojaching.. Yang pertama 2 hari, yang kedua 1 minggu, yang ketiga 2 jam. Ahhaahhaa" Ujar Chen mengangkat cerita lama.
"Ya! Mereka yang menyukai ku, aku tidak pernah bilang aku adalah namjachingu mereka, kapan resmi kapan berakhir semua hanya rekayasa mereka saja" elak Baekhyun.
"Aw... Jangan sok tampan tuan Baek, aku saja seram dekat-dekat dengan mu dulu" Chanyeol membentuk huruf X didepan dadanya seperti anak perawan yang takut ternodai "Byun Baekhyun dulu itu menyeramkan aw.. Semua yeoja akan berkata 'jangan dekati aku, jangan dekati aku' jadi mustahil mereka mengaku-ngaku"
"Ya! Dulu aku keren, meski sekarang tidak kalah keren setelah sadar dan jadi anak baik" Baekhyun menggerak-gerakkan alisnya genit.
"Tidak ada anak baik yang mengaku baik, belang mu sudah terlihat dari situ" D.O bergabung dengan Chen dan Chanyeol "Dulu dan sekarang sama saja, kau tidak keren sama sekali, dulu menyeramkan (sebagai anak nakal) , sekarang mengerikan (sebagai anak jahil dan genit)"
"Sejak kapan kau berani ikut mencela ku, Ya! Do Kyungsoo. Setidaknya aku bukan seorang anak yang ditolak 20 kali masuk tim basket" Balas Baekhyun.
"=_= Aku mengaku kalah" Ujar D.O menyerah begitu saja saat mendengar Baekhyun mulai menguak masa lalunya. Nyatanya Baekhyun belum puas meski D.O sudah mengaku kalah "Ah.. dulu juga ada seorang anak yang tidak kebagian seragam karena tubuhnya terlalu kecil, aku sudah memberi tahu sonsangnim untuk memberinya seragam wanita saja, tapi sonsaengnim tidak percaya". Dahi D.O semankin mengerut, ia berdiri dari tempat duduknya. Tangannya melingkar kuat disekitar leher Baekhyun, tenaga D.O terpusat pada tangan tersebut.
"Aaahh.." Rintih Baekhyun.
"Coba bicara lagi" Tantang D.O, ia masih menyiksa (?) Baekhyun.
"Lebih kuat lagi.. Byun Baekhyun pantas mendapatkannya ahhaahhaah" Tawa Chen nyaring hingga telinga siswa lain pengang.Suho mendengus kesal, ia belum juga mendapat jawaban, tapi justru anak-anak ini malah sibuk berkelahi. "Jadi kalian sebenarnya ingin membantuku atau tidak?" Tanya Suho sekali lagi.
"Tenang saja Oppa, aku pasti membantu mu" Jawab Songhee lantang.
"Nado Hyung" Seru Chanyeol dan Chen.
"Aku ikut saja" Ujar Micha.
Suho menunggu jawaban D.O dan Baekhyun "Kalian berdua?". D.O melepaskan jeratan tangannya pada leher Baekhyun "Aku bisa membantu, tapi mungkin tidak bisa sampai acara selesai hyung" Jawab D.O
"Aku tidak bisa ikut!" Selak Baekhyun.

***
11.30 PM

"Byun Baekhyun" Panggil D.O
"Eo" Baekhyun membereskan meja nya yang sudah seperti kapal pecah itu.
"Kau menolak membantu Suho hyung, Wae?"
Ekpresi wajah Baekhyun serius, ia menghentikan aktivitasnya "Aku tidak ingin melihat yeoja yang dicintai sahabat ku direbut orang lain begitu saja" Tatapannya tajam mengarah pada D.O "Siapa yang pengecut sekarang? Kau menyerahkan yeoja yang kau cintai pada namja lain, kau pikir hal itu hebat?"
D.O membuang pandangannya "Aku sudah berusaha semampu ku. Takdir memang membawa nya pada Suho hyung, tidak ada yang bisa aku lakukan?"
"Baiklah" Baekhyun berjalan hingga ia berada persis disamping D.O "Aku akan membantu Suho hyung, tapi aku tidak jamin acara akan berjalan lancar" Seru Baekhyun lalu pergi keluar kelas.
"Ya Byun Baekhyun!" Sentak D.O "Aissh Anak itu.."


☆*:.. o)o ..:*☆

Sehun merasa ia harus move on dari Yoora, ia tidak bisa meratapi nasibnya setelah Yoora menolak nya sebelum ia mulai mendekati anak itu. Sehun hanya santai menanggapi hal tersebut. Ia masih muda, ditolak bukan berarti hidup nya akan berakhir, begitu pikirnya. "Ya Wu Yoora, kau memiliki teman yang cantik tidak, kenalkan dengan ku" Ujarnya santai.
"Aku bukan biro jodoh, apa urusannya kau memintaku memperkenalkan teman padamu" Jawab Yoora juga santai.
"Kau harus bertanggung jawab, gara-gara kau hatiku berpotensi menjadi pengangguran untuk 2-3 tahun kedepan" Seru Sehun.
Yoora menyentak, kenapa harus hidup manusia sejenis Sehun di permukaan bumi, pikir Yoora "Yak! tanggung jawab untuk apa, aku tidak pernah melakukan hal buruk terhadap mu juga hati mu, dasar bocah tidak jelas"
"Tidak mau tau.. carikan aku yeojachingu" Sehun tetap teguh memegang pendiriannya. Ia beranjak dari kursinya "Ayo makan, aku lapar.." "Ya Kai! Yoora mengajak mu makan siang" Ujar Sehun Usil. Ia dengan santai pergi lebih dulu.
"YA NEO JINCHA OH SEHUN!!" Bentak Yoora. Kai menanggapi hal itu tenang, ia tertawa "Sudah jangan marah-marah terus, nanti kau darah tinggi.. Palli Yoora-a" Ajaknya tanpa tahu apapun, ia hanya tau Sehun bercanda. Kai menyusul Sehun keluar dari kelas.
Yoora segera mengejar kedua namja itu. Langkah kakinya tertahan, dilihatnya Tao hanya duduk di kursinya dengan pandangan melayang kemana-mana. Sekitar seminggu terakhir Tao sering begitu. Yoora kasihan juga melihatnya "Tao-a tidak mau makan? Ayo ke kantin sama-sama" Ajak Yoora. Tao menggeleng lemas "Kau saja" jawabnya kehilangan semangat hidup.
"Kau yakin? Kau sakit?" Tanya Yoora semakin miris melihat Tao. Tao menggeleng lemas lagi "Eumh.. gwenchana" Jawab Tao.
"Menghawatirkan sekali.. dia kenapa?" Gumam Yoora.
☆*:.. o)o ..:*☆

Patah hati bukan hanya milik Tao sendiri, perasaan tersebut serupa dengan Luhan. Ia juga menolak untuk pergi ke kantin bersama teman-temannya, ia berdiri didepan pintu kaca yang langsung terhubung dengan pemandangan taman belakang academy. Banyaknya sepasang kekasih yang sedang menikmati makan siang bersama disana membuatnya harus berkali-kali menahan kerinduan melakukan hal serupa. Miyoung kebetulan lewat disana, sebagai sahabat yang cukup lama mengenal Luhan, ia menghampiri Luhan "Kembali lah padanya, kau masih menyukainya"
"Uh.. Miyoung-a" Seru Luhan kaget.
"Hemh~ Kau jadi seperti orang lain semenjak Sungchan tidak disamping mu"
"Benarkah? Kurasa biasa saja" Elak Luhan
Miyoung mengarahkan pandangannya keluar "Psh.. bukan satu dua tahun aku mengenal mu Luhan, tidak ada gunanya kau berbohong padaku" Miyoung menahan ucpaannya beberapa saat "Kau.. adalah cinta pertama ku" ujarnya. Luhan menarik bibirnya tipis "Ne.. sepertinya aku sedang mendapatkan karma haha" Candanya miris.
"Eumh" Jawab Miyoung singkat.
Mereka berdua terdiam setelahnya, keheningan menyapa mereka.
"Ternyata ini menyakitkan" Ujar Luhan.
"Apa yang menyakitkan?" Tanya Miyoung tenang. Luhan terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan Miyoung, sampai Miyoung mengerti sendiri maksud Luhan.

"Mengetahui seseorang yang sangat kau cintai, ternyata tidak mencintai mu?" Ucap Miyoung perlahan. Luhan memberi sebuah anggukan tak bertenaga, perih yang terpancar dari senyumannya menjawab segalanya "Mianhae.. mianhae karena aku selalu dengan tenang mengatakan pada mu tentang perasaan ku sesungguhnya, kau.. pasti merasa tersakiti selama ini"
"Jangan terlalu dramatis begitu.." Seru Miyoung "Kondisi kita berbeda"
"Apa maksud mu berbeda?"
"Jangan bodoh Luhan.. Namja yang kusukai dari kecil sampai saat ini jelas-jelas mengatakan pada ku ia tidak pernah menyukai ku.. sedangkan kau, dirimu sendiri lah yang mengatakan yeoja yang kau sukai itu tidak menyukai mu" Miyoung tak menyangka ia akan bertindak sejauh ini, ia begitu kesal melihat tingkah Luhan yang seenaknya mengambil kesimpulan. "Lay sekarang bekerja di toko bunga milikku, kami sering berbincang.. ia mencintai gadis bernama Oh Inkyung, ia melakukan apapun agar yeoja itu tetap bersamanya, tidak ada hubungannya dengan kau dan Sungchan. Aku tidak tahu pasti perasaan Sungchan padamu, bisa dibilang lebih kepada tidak mau tahu juga.. tapi apakah kau bernah bertanya pada Sungchan secara langsung tentang perasaan nya kepada mu?"
Luhan tidak bisa menjawab apa yang Miyoung jabarkan, ia.. memang tidak pernah bertanya pada Sungchan tentang perasaan Sungchan, selama ini ia terlalu takut Sungchan akan berkata sejujurnya, lalu meninggalkan nya. Sementara kata 'sejujurnya' sendiri tidak pernah ia ketahui dengan pasti.





"Meski terdengar sakit bagiku, tapi aku cukup berterima kasih pada mu karena kau selalu jujur mengungkapkan perasaan mu pada ku, setidaknya aku tidak akan berharap banyak dan tau resiko jika aku tetap ingin tetap berharap.. dengan begitu kau dan aku juga tetap bisa menjadi sahabat normal seperti ini.." Miyoung menepuk pundak Luhan "Kau seorang namja, kau harus berani mengambil sebuah keputusan, tapi bukan berarti kau bisa mengambil nya tanpa berfikir panjang. Perbaiki apa yang masih bisa kau perbaiki, sebelum kau menyesal nantinya"
 "Aku mengatakan hal ini bukan sebagai seseorang yang pernah menyukai mu, aku mengucapkan nya sebagai seorang sahabat yang berharap kau akan mendapatkan kebahagiaan dalam hidup mu, Luhan" Ujar Miyoung.





☆*:.. o)o ..:*☆

19.40 (07.40 PM)

Matahari sudah bersembunyi. Langit gelap menyambut. Aku berjalan ditengah keheningan danau. Mencari jawaban yang tak kian kutemukan. Aku merindukan suasana danau ini sekalipun aku sedang berada ditempat ini sekarang, mungkin karena bukan tubuh ku yang sesungguhnya yang berada disini. Seorang yeoja terlihat sedang terdiam di dekat danau sana. Apa yang yeoja itu lakukan sendirian saat danau sedang sepi begini. Ku pertegas penglihatan ku, sepertinya aku mengenal yeoja itu.

===
"Kau ingin pulang dengan keadaan begini! Apa yang kau dapatkan dengan terus melakukan kebodohan semacam ini!" Kesabaran ku mulai habis menghadapi nya, kapan ia berhenti membuat berbagai masalah, apa ia tidak memikirkan dampak perbuatannya. Ia membalas ucapan ku dengan smirk kesal "Cih.. Kau sudah merasa hebat, wae? karena kau sekarang sudah remi menjalin hubungan dengan anak pertama keluarga Byun? Chukhae Kim Minseok.. "
"Jangan mengalihkan pembicaraan!!" Kemarahan ku memuncak, ia tidak pernah mendengarkan semua ucapan ku, aku memang hanya anak seorang pesuruh, tapi bukan berarti aku tidak peduli kepadanya.
"BICARA!! KAU SEBUT KITA SEDANG BERBICARA!!! AKU HANYA MERASA KAU SEDANG MEMOJOKKAN KU!! SETIAP SAAT KAU SELALU MELAKUKANNYA!" Bentak nya. "Aku tidak memiliki tujuan hidup, tak penting lagi apapun yang terjadi pada ku, jadi lebih baik kau urus saja tunangan mu itu.. dan berhenti mencampuri hidup ku, biarkan aku melakukan apa yang kuingin kan, jangan meng- halangi ku" Ia berlari, jauh meninggalkan ku. Ia tidak memperdulikan kondisi dirinya saat itu, tubuhnya penuh dengan luka begitu juga dengan bagian wajahnya. Aku mengerti ia begitu kecewa, tapi.. terus melakukan kebodohan tidak akan memperbaiki apapun.
"Tolonggg...aaaa tolongg" Mendadak suara orang meminta tolong membuat buyar konsentrasi ku, ku cari arah suata tersebut. Ternyata berasal dari danau, seorang anak wanita tenggelam di dalau sana. Aku berlari cepat mendekat, tanpa banyak berfikir kubiarkan diriku merasakan dinginnya air danau malam itu untuk menyelamatkannya. Kubawa ia menepi, ia terlihat masih sulit mengatur nafasnya. "Gwenchana? apa yang kau lakukan disini?"
Ia menatap ku lemah "Eungh~ Kamsahamnida Oppa"
Yeoja ini memang terlihat jauh lebih kecil dari ku, mungkin ia melihat seragam yang melekat pada tubuh ku, karena itu ia bisa menyimpulkan aku lebih tua darinya. "Bagaiman kau bisa sampai tenggelam?"
Ia menarik pakaian ku, memeluk ku, gadis kecil ini ketakutan "Oppa selamatkan aku.. selamatkan aku hikss... mereka menemukan ku, mereka akan membuh ku, tapi aku harus memberikan sesuatu pada eonnie.. Oppa tolong."
"Siapa?" Tanya ku panik karena reaksinya. "Apa yang biasa kulakukan untuk menyelamatkan mu?"
Anak itu sepertinya teringat sesuatu, ia berlari menuju semak-semak. Ia kembali dengan membawa sebuah boneka teddy bear besar "Tolong berikan boneka ini pada eonnie ku"
"Eonnie? Siapa eonnie mu?" Tanya Ku bingung. Ia menjulurkan tangannya pada ku, "Arrgh" Ia terjatuh tiba-tiba saja, spontan ku tahan tubuhnya "Oppa, tolong lepaskan gelang giok ini, jebal"
Ku lepaskan gelang giok milih anak itu. Anak itu mengambil gelang gioknya, lalu memasangkannya pada tangan ku "Aku harus pergi.. mianhae" Tiba-tiba anak wanita tersebut menghilang begitu saja dari hadapan ku. Apa anak tadi hantu?

===

"Jogiyo.." Panggil ku padanya, perasaan ku mengatakan anak ini ada hubungan nya dengan apa yang terjadi pada ku. Ia menoreh ke arah ku "Oppa.. akhirnya kau datang"
"Kau mencari ku?" Tanya ku padanya. Ia mengangguk "Ne.."

☆*:.. o)o ..:*☆





POV: Author

Perkebunan bunga ditutup untuk sementara, Suho meminta izin pada Miyoung untuk menggunakannya. Ia ingin mengadakan sebuah event penting malam ini. Lay, Chanyeol, D.O, Tao, Chen, Baekhyun, Kris, Minhyo, Songhee, Micha dan yang lainnya berada disana untuk membantu. Suho kebingungan mencari-cari seseorang, ia bolak balik dari dalam kembali ke luar perkebunan berkali-kali.
"Hyung cari siapa?" Tanya Chen pusing melihat Suho bolak-balik sejak tadi.
"Eunkyo belum datang?" Tanya Suho singkat. D.O membawa kardus-kardus berisi keperluan untuk mempercantik tampat event akan di selenggarakan "Eunkyo noona sudah dijalan hyung, tenang saja ia pasti datang sebentar lagi"
"Ah gurae.. Baiklah kalau begitu" Jawab Suho, ia kembali masuk ke dalam toko bunga untuk mempersiapkan beberapa keperluan. Chen menggaruk-garus kepalanya yang tidak gatal itu. DUUAAK.. Minhyo dengan sengaja menabrak Jongdae menggunakan troli berisi bunga dekorasi. "Ah Mian sengaja"
"Ya! Minhyo noona.. aww sakit"  Eluh Chen.
"Manja sekali, aku hanya menabrak mu pelan.. ahh atau jangan-jangan kau sengaja menarik perhatian ku ya, aishh kau genit sekali, Kim Jongdae" Minhyo mencubit pipi Chen, kemudian berlalu.
"Mwoya..aww" Chen mengelus-elus kakinya yang sakit sungguhan.

***
Baekhyun dan Chanyeol mengurus kertas-kertas berisi daftar acara, mereka menjadi MC dadakan event malam itu. "Event macam apa ini sebenarnya? aku tidak bisa membuat daftar acara kalau acara macam apa yang akan berlangsung saja aku tidak tahu" eluh Baekhyun.
"Nado Molla Eotthokhe?" Tanya Chanyeol balik, Chanyeol dan Songhee dari tadi sibuk main berdua, ia tidak terlalu fokus dengan pekerjaanya.





"AHH terserah" Baekhyun jealous, ia membuang semua kertas, ia pusing mengurusi sendiri tanpa ada yang mau membantu. "Pacaran saja terus.. terus saja.."
"Lay..bantu aku memasang itu lebih tinggi, tubuh ku tidak sampai" Pinta Micha
"Ne.." Lay menghampirinya, ia mengambil pita ditangan Micha "Segini?"
"Ani kurang tinggi" Ujar Micha, ia menarik bangku agar Lay bisa memasang pita tersebut lebih tinggi lagi. "Gunakan Ini Lay.
"Baiklah"






Baekhyun menggerutu sendiri "HHHAAA~~~~~~~~~~"
"Ya Baekhyun, kenapa kau membuang kertas-kertas ini?" Tanya Chanyeol baru sadar kertas-kertas itu dibuang oleh Baekhyun.
"Aku tidak mau kerja sendiri, aku pulang saja!" Ancam Baekhyun.
Chanyeol merangkul Baekhyun "Kau jangan ngambek terus haha.. baiklah baikklah ayo kita lanjutkan" mereka memungut kembali kertas-kertas itu.




***
"Kim JoonMyeon, sebenarnya untuk siapa hendak kau nyatakan cinta sampai membuat event seperti ini?" Tanya Miyoung. Ia dan Kris tidak ikut membantu, mereka terlalu malas, sehingga mereka hanya menunggu didalam ruangan kerja Miyoung.
"Seseorang yang spesial" Suho tidak ingin memberi tahu orang lain.
"Cih.. sok misterius sekali" Gertak Miyoung.
Suho menatap jam dinding di ruang kerja Miyoung "Ah.. sudah jam segini, sudah waktunya, aku duluan" Suho berlari cepat-cepat meninggalkan tempat. Kris berbaring di sofa, matanya menerjap-nerjap mengantuk "Beri tahu aku bila acara sudah selesai"
"Kris"
"Eo"
"Mengapa perasaan ku tidak tenang sekali" Ujar Miyoung.
Kris menanggapi santai "Mungkin jauh di lubuk hati mu, kau mencintai Suho, jadi kau tidak rela ia akan menyatakan cinta pada yeoja lain"
"Ya! neo michoseo! Bukan itu... tapi ah.. molla aku merasa tidak enak saja dengan acara ini"
"Kalau begitu kau cek saja keluar, aku tidur dulu"
"Issh"
***
Diluar, 2 buah mobil mewah berhenti didepan perkebunan, beberapa orang berpakaian rapi keluar dari sana. Mereka memasuki perkebunan melewati jalan belakang.

☆*:.. o)o ..:*☆


20.12 (08.12 PM)

D.O berpapasan dengan Eunkyo di depan kawasan perkebunan. Ia mengigit bibirnya pelan.
"Kyungsoo-a acaranya sudah mulai? aku terlambat?" Tanya Eunkyo.
"Belum.. kau belum terlambat"
"Kau mau kemana?"
"Aku ada urusan.. good luck Eunkyo noona" D.O melewati Eunkyo, sosoknya berlalu dengan perasaan aneh membekas pada diri Eunkyo. Eunkyo menyentuh dadanya, terasa sesak disana "Noona? wae?"
"Eunkyo eonniee!!" Songhee berlari dari dalam, ia menarik tangan Eunkyo segera "Eonnie cepat.. semua sudah menunggu"
"Mwo.. tapi"
"Sudah ayo cepat" Tarik Songhee.

***
20.15 (08.15 PM)

Dekorasi manis taman bunga menyambut Eunkyo dan Songhee begitu memasuki daerah tempat event diadakan "Dari tadi aku didalam, tapi baru sadar kalau decorasinya cantik sekali kalau dilihat dari sini"





Eunkyo belum tersadar, ia masih tercengang melihat decorasi tempat itu "Apa ada yang akan menikah disini?" Tanya Eunkyo.
"Heheheh.. mungkin" Jawab Songhee.


Mereka terus berjalan menyusuri jalan setap akyang sisi kanan dan kirinya sudah dihias dengan lilin putih. Cahaya lilin tersebut menerangi jalan setapak itu. Mereka kini sampai ditengah. Teman-teman mereka sudah menunggu dipinggir jalan setapak tersebut, hanya Suho yang berdiri di ujung jalan setapak. Setelah menyampaikan beberapa sambutan(?), Baekhyun menyerahkan mic di tangannya kepada Suho, dengan sengaja ia melepaskan mic itu saat tangan Suho belum memegangnya sempura, alhasil suara NGGGGIIIIINGGGGG~ keras mengganggu suasana romantis yang tercipta. Chanyeol secepat mungkin mengambil mic tersebut, kemudian mematikannya "Jeosonghamnida.." Ujarnya, ia menyerahkan mic nya pada Suho. dan suasana disana pun kembali seperti semula.
Alunan suara piano yang dimainkan oleh Lay membuat suasana disana semakin hangat.
"Beruntung sekali yeoja yang dicintai oleh Suho Oppa" Ujar Yoora iri.
Sehun disampingnya berbisik "Hal simple itu lebih menunjukkan ketulusan Yoora-a, untuk apa acara sebagus ini hanya untuk menyatakan perasaan, kalau nanti putus sayang sekali uangnya."
Kai tertawa sambil memukul-mukul tangan Sehun "Haha Aku setuju"
"Kalian berdua tidak romantis huh" cibir Yoora.
Suho mengambil nafas panjang sebelum bicara "Sebelum aku memulai.. ku ucapkan terima kasih untuk kalian semua yang telah membantu ku merealisasikan semua ini. Baekhyun menguap lebar.
 "Acara apa ini huaa seperti upacara bendera" Ujarnya.
"Mungkin Suho ingin mencalonkan diri jadi presiden" Sambar Luhan.
"Atau pemimpin planet bumi bwhahah" Tawa Baekhyun ribut, Luhan ikut tertawa bersama Baekhyun.
Suho menyampaikan tatapan listrik pada dua namja yang baru saja menganggu pidato(?) nya dengan suara tawa tadi. Keduanya pun menutup mulutnya saat itu juga. Suho lalu melanjutkan ucapannya "Aku sengaja mengadakan acara semacam ini karena aku merasa bersalah. Aku tidak peka terhadapnya, aku selalu memikirkan ego ku sendiri. mianhae.. jeongmal minhae"
Suho mengambil setangkai bunga mawar putih, satu langkah Suho membawa dirinya tepat dihadapan Eunkyo dan Songhee. Songhee tersenyum pada Eunkyo, ia diminta oleh Suho untuk mendampingi Eunkyo. "Eunkyo-a" Suho menyerahkan setangkai mawar putih tersebut pada Suho "Aku selalu menganggap mu teman yang baik. Tapi terkadang, kupikir kau tidak terlalu menyukai ku, entah cara bicara ku atau yang lainnya. Karena kau sering menghindar dariku. Sekarang aku menyadari semua itu adalah kesalahan besar. Aku ingin lebih dekat dengan mu, apapun itu alasannya.. aku tidak ingin kau merasa canggung berada di dekat ku. Aku ingin kau dan aku.."

☆*:.. o)o ..:*☆


20.14 (08.14 PM)

Miyoung tetap merasa tidak tenang, ia membiarkan Kris tidur di ruangannya. Ia keluar dari ruang kerja itu, ia menemukan Tao melamun sendirian didalam toko bunga. "Tao-a sedang apa kau sendiri disini? kau tidak ke tempat acara?"
"Tidak.. acara itu hanya membuat hati ku semakin sakit, aku iri Suho hyung bisa mengungkap kan perasaanya pada yeoja yang telah lama dicintainya, sementara aku... hufh~"
"Gurae.. sabar lah" Miyoung kasihan pada Tao, ia menepuk-nepuk pucuk kepala Tao "Aku tinggal dulu"
"Ne noona"

***

Baru Miyoung keluar bangunan toko bunga nya, berniat menuju perkebunan bunga, ia bertemu dengan sekertaris Han. Salah satu orang kepercayaan sang ayah. Ia kaget dengan keberadaan sekertaris Han disana "Sekertaris Han, apa yang anda lakukan disini?"
"Annyeonghaseyo nona muda.. Ah, saya disini tentu untuk menemani tuan dan nyonya, mereka datang khusus untuk Event ini, tadi mereka melewati jalan belakang bersama Tuan dan Nyonya Kim" Jawab Skertaris Han.
DEG Miyoung tertohok mengetahui kedua orang tuanya berada disana "Eomma dan Appa?" "Tidak mungkin.. andwe" Miyoung berlari ke arah perkebunan bunga seketika itu juga.
"Nona muda.. ada apa? nona muda..!!"

☆*:.. o)o ..:*☆
20.16 (08.16 PM)

"Aku ingin lebih dekat dengan mu, apapun itu alasannya.. aku tidak ingin kau merasa canggung berada di dekat ku. Aku ingin kau dan aku.. bisa menjadi.. sahabat mulai saat ini"
"Mworago!!! Oppa kau mengadakan event seperti ini hanya untuk menjadikan Eunkyo eonnie sahabat?"  Bentak Songhee. Eunkyo sangat terpukul, ia terpatung pada posisinya. "Apa yang kau pikirkan Kim Eunkyo.. tentu saja.. tentu saja ia tidak akan menawarkan sesuatu yang lebih dari sekedar sahabat, hiks.. Kim Joonmyeon hanya sebuah mimpi bagimu, mimpi yang tak akan pernah kau raih" Rintih Eunkyo dalam hatinya.
"Kau tidak perlu protes begitu Lee Songhee, Aku memang ingin meminta maaf pada Eunkyo karena selama ini mengabaikan dirinya meskipun ia selalu berada disamping ku.. Kau tak perlu iri" Jawab Suho memberi senyum untuk Songhee.
"Iri katamu! !" Sontak Songhee.
           

TAP TAP TAP "Hentikan semua ini..!!!" Miyoung sampai disana dengan nafas terengah, tak ada ba bi bu.. ia menarik Sang adik pergi dari tempat itu. "Mianhae JoonMyeon-a, kau harus menunggu" Ia membawa lari Songhee dari sana. "Ya Miyoung noona!!" Sentak Suho tak diperdulikan Miyoung.

☆*:.. o)o ..:*☆

"Ah eonnie.. huhh.. huhh" Songhee menghempaskan tangan Miyoung "Eonnie kenapa mengajakku berlari begini, heels ku membuat kaki ku sakit"
Miyoung menoyor kepala  Songhee "Ya paboya.. kau masih belum mengerti juga? Event ini diadakan Joonmyeon untuk menyatakan cinta padamu!"
Songhee terdiam "Mwo?"
"Eomma, Appa juga kedua orang tua Suho juga berada disini, ia serius ingin menjadikan mu pasangan hidupnya" Jelas Miyoung.
"Kalau begitu aku harus lari" Ujar Songhee seenaknya. "Terimakasih telah menyelamatkan ku eonnie"
"Aku justru datang untuk meminta mu menerima pernyataan cinta Suho!"
Hati Songhee sakit mendengar Sang kakak mengatakan hal semacam itu padanya "KAU KAKAK KU! BISA-BISANYA KAU MEMINTA KU MENERIMA NYA! Aku hanya mencintai Chanyeol eonnie tau itu.."
PLAKKKK.. Sebuah tamparan Miyoung daratkan di pipi Songhee. Ia tahu ia akan menyesalinya meski begitu ia tetap melakukannya.
Songhee meneteskan air mata "Hiks.. hiks.." Songhee sangat kecewa dengan sikap Miyoung. Miyoung juga meneteskan air matanya "Mian.. tapi aku ingin kau berfikir lebih jauh sekali saja. hiks.. Sudah kukatakan..Eomma, Appa dan kedua orang tua JoonMyeon berada disini Lee Songhee, Jika kau pergi ataupun menolak JoonMyeon malam ini.. Kau juga tidak akan pernah bisa bersama dengan Chanyeol. Eomma dan Appa tidak akan pernah menerimanya, mereka akan membandingkan Chanyeol dan JoonMyeon, sementara kau tau JoonMyeon sudah memiliki tempat tersendiri di hati eomma dan Appa. hikss.. Ini pasti sulit untuk mu, tapi jika kau menolaknya.. semua bisa semakin sulit. Biarkan malam ini berlalu, kita bisa membicarakan dengan JoonMyeon setelah ini, aku yakin meskipun ia begitu menyebalkan, ia pasti mengerti dan bisa melepaskan mu. Aku akan meminta Suho yang  mengakhiri hubungan kalian, sehingga eomma dan appa tidak akan menganggap hubungan berakhir karena kesalahan mu. Dengan begitu saat kau membawa Chanyeol kehadapan mereka nanti, meski mereka juga pasti akan tetap membandingkan, tapi setidaknya mereka tidak akan menekan habis Chanyeol"
Miyoung benar.. Menolak ataupun pergi dari tempat ini akan mempersulit hubungan Songhee dan Chanyeol kedepannya, mengingat keluarga keduanya begitu dekat. Songhee mendekap erat Sang kakak "Eonniee.. hiksss aku takut hikss aku takut kehilangan Chanyeol.. hikss aku takut"

Miyoung mengelus punggung Songhee "Kita akan langsung bicara padanya.. agar Chanyeol tidak salah paham, aku akan menahan Chanyeol agar tidak pergi sampai acara selesai.. uljima.."
"Hiks.. hikss.."
           
***

Baik Kedua orang tua Suho maupun Songhee keluar dari persembunyian mereka, mereka mempertanyakan apa yang terjadi. Saat mereka keluar semua yang datang disana sudah tahu pasti maksud sebenarnya dari Event ini, termaksud Chanyeol. Baekhyun dan Chen menatap kearahnya, mereka sadar perasaan Chanyeol pasti hancur saat itu "Chanyeol-a.. Songhee belum tentu menerima kalaupun Suho hyung menyatan cinta padanya" Hibur Chen. Baekhyun hanya diam, ia memiliki firasat kurang baik sejak awal, bukan D.O tapi Chanyeol.. sama saja kedua orang itu sama-sama sahabatnya.
Micha disampingnya juga terlihat sangat terpukul "Kedua orang tua mereka disini, bagaimana cara Songhee menolak" Ucap nya sedih. "Kasihan Chanyeol" suara Micha sangat pelan, ia tidak ingin ucapannya terdengar banyak orang, hanya Luhan dan Baekhyun yang berada di dekatnya yang mendengar. Sungchan yang berdiri di samping Chanyeol terus menggenggam tangan Chanyeol, berharap itu dapat menguatkan adiknya. Cukup apa yang telah terjadi pada dirinya, ia tidak ingin hal serupa terjadi pada sang adik.
"Noona"
"Eum"
"Malam ini aku ingin menonton fim horor lagi dengan noona"
"Kita bisa menonton sampai pagi.. aku akan menemani mu"
Chanyeol merangkul Sungchan. "Na.. Happy Virus Park Chanyeol.. Aku harus selalu terlihat bahagia.. bukankah begitu?" Ujarnya membuat Sungchan miris.
Setelah hampir 30 menit lebih, Songhee dan Miyoung kembali ke tempat event berlangsung. Miyoung memoles sedikit wajah sang adik agar tidak terlihat sekali ia habis menangis.
"Kalian berdua dari mana saja, jangan pergi begitu saja" Ujar Ny. Lee kepada kedua anaknya.
"Acaranya belum selesai eomma?" Tanya Miyoung seolah tak tahu. Pakkk Ny.Kim memukul bokong anaknya "Aigoo.. ini juga gara-gara kau terlalu lama bicara JoonMyeon-a"
"Mianhae eomma.. jangan memukul ku dihadapan Calon ku ehem.." Jawab Suho.
Sudut mata Songhee menemukan sosok Chanyeol, mereka saling bertatapan meski jarak diantara mereka cukup jauh, Chanyeol tersenyum tenang memberikan semangat untuk Songhee. Songhee yakin Chanyeol sudah bisa menduga Suho akan mengungkapkan cinta pada Songhee, tapi mengapa ia masih tersenyum tenang seperti itu. Songhee semakin takut, ia takut Chanyeol akan sakit hati.

Suho menggenggam tangan Songhee "Aku tidak akan bertele-tele lagi.. Aku sempat ragu dan berfikir mungkin aku salah paham tentang perasaan mu pada ku. Tapi disaat itu kau kembali menyadarkan ku, kau juga menginginkan ku.. Kemarin kau mengatakan padaku, kau akan memberikan hadian untuk seseorang yang berarti bagimu, kau bilang mengajakku karena kau ingin aku membantu mu mencari hadian tersebut, tapi ternyata hadian yang kau pilih adalah hadiah pilihan ku.. dan untuk diriku. Tak kusangka kau begitu manis Lee Songhee."
Suho 100% salah paham atas kejadian kemarin. Songhee memang memberikan jaket yang Suho sukai untuk Suho, tapi itu hanya sebagai hadian karena Suho telah mengantar Songhee membeli hadiah untuk Chanyeol. Songhee menyesali perbuatan baik justru disalah artikan oleh Suho. "Karena itu" Suho berlutut di hadapan Songhee, ia mengeluarkan kotak cincin yang memang sudah disiapkan nya "Maukah kau menjadi kekasih ku Lee songhee"
Ny. Kim dan Ny. Lee tersenyum sumringah atas pemandangan dihadapan mereka saat itu. Mereka sudah memimpikan menjadi besan dalam waktu yang lama. Miyoung setia memeluk Songhee dari belakang sedari tadi, ia tidak meninggalkan sang adik sendiri disaat berat seperti itu. "You are strong, Lee songhee" Bisik Miyoung di telinga Songhee. Songhee menitikkan air mata nya kembali "Hiks.. Ne.. Ne Suho Oppa" jawabnya. "Hhhh~ Hiksss.."
Tepuk tangan hampa dilakukan oleh teman-teman mereka yang datang, hampir semua dari mereka mengetahui tentang hubungan Chanyeol dan Songhee, mereka tidak tahu harus bahagia atau bersedih dengan kenyataan Ini. Mereka yang bahagia dengan keputusan itu hanya Suho dan Ny. juga Tuan Kim dan Lee saja.

***
21.00 (09.00 PM)

Minhyo berada di ruangan kerja Miyoung. Kris baru bangun dari mimpi indah nya, Ia tertawa terbahak melihat Minhyo menangis "Bwhahaha Patrick.. kenapa menangis begitu? Kau sedih karena jongdae tidak jua menyatan cinta pada mu ya? ahhaha"
"Hikss.. Hikss kasihan Chanyeol hikss Songhee juga, Suho bodoh sekali.. Dimana ia letakkan mata nya selama ini, apa yang ia lihat? bodoh! " Umpat Minhyo.
Kris kebingungan "Ah Wae? Chanyeol, Songhee, Suho?"
Minhyo memukuli Kris saking sebalnya.
"Aw. aw.. Ya.. Mwoya.. aww"
"Makanya kau jangan tidur terus, sampai-sampai sepupu mengalami masalah kau tidak tahu"
Clekk.. Pintu ruangan itu terbuka. Miyoung masuk ke dalam sana, diikuti Songhee dan Chanyeol. "Kalian bicara lah berdua.. kupastikan tidak akan ada yang masuk" Ujar Miyoung. Ia melirik Kris dan Minhyo "Kalian berdua ikut aku keluar dulu"

***
Songhee menjelaskan pada Chanyeol hal yang sebenarnya terjadi "Aku tidak memiliki pilihan lain Chanyeol-a, maafkan aku.. "
"Gwenchana"
Songhee tersenyum mendengar jawaban Chanyeol "Goma..."
"Tolong jangan beri tahu Suho Hyung" Potong Chanyeol. Tubuh Songhee membeku seketika "A..Apa maksud mu?"
"Songhee-ah.. Suho hyung tulus mencintai mu, Ia mencintaimu bahkan sebelum aku bertemu dengan mu" Chanyeol berusaha untuk terus mengatur nafasnya "Ia tidak pernah merebut mu dariku, akulah.. yang telah merebut mu darinya"



 


Songhee menutup kedua telinganya, ia sangat takut.. sangat takut "Hajima, aku tidak mau kau melanjutkan kata-kata mu, hajima Park Chanyeol" Ia membuang muka dari Chanyeol, tak terhitung lagi berapa tetes air mata yang telah membasahi pipinya.
"Songhee-a" Sebut Chanyeol lirih. Chanyeol menahan bahu Songhee "Suho hyung sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri, terlepas dari segalanya. Aku telah berhutang banyak pada nya, ia menyelamatkan ku dari kehidupan ku yang menyakitkan sebelumnya, aku tidak bisa egois. Kau harus belajar mencintai Suho hyung. Lupakan. .... aku"
PUUKK.. PUKKK.. Songhee meronta, ia memukul dada Chanyeol berkali kali "shireo.. Shire!!! SHIREO..!! Ahhh~ Hiksss hiksss hh..Kau jahat Chanyeol, kau jahat"
"Mianhae.. mianhae Songhee Hiks.. Aku tidak ingin menikam Suho hyung dari belakang, hiks.. ia sudah terlalu banyak melakukan berbagai hal untukku, mianhae"
"AKU PASTI SEDANG BERMIMPI.. AKU PASTI SEDANG BERMIMPI" Songhee menarik pakaian Chanyeol, ia frustasi karena Chanyeol lebih memilih melepaskannya "KATAKAN PADA KU, BAHWA AKU SEDANG BERMIMPI PARK CHANYEOL..KAU BUKAN PARK CHANYEOL KAU... hiksssssss aaaaaarrrhhh~"
"Mianhae.."
"HAJIMAAA!"
"Mianhae.."
Songhee mendorong Chanyeol dengan kuat "Kau pasti bukan Chanyeol, kau bukan Chanyeol.. pergi dari hadapan ku"


 





***

Miyoung di depan pintu mendengar semua pembicaraan mereka, hal ini berada diluar perhitungannya "Andwe.. Hiksss andwee.. Songhee mianhae.. hh" Miyoung memukul-mukul keras kepalanya sendiri "Neo Paboya Lee miyoung, neo pabaya hhh~"
"Miyoung-a hentikan" Kris menarik Miyoung kedalam pelukannya sebelum Miyoung menyiksa dirinya sendiri "Tenanglah..."
"Semua ini kesalahan ku Kris.. semua ini kesalahan ku hikss..." Umpat Miyoung pada dirinya sendiri.
"Tenanglah.." Ujar Kris mempererat pelukannya.
"Eonnie ini bukan kesalahan mu" Seru Minhyo ikut menenangkan. Pintu ruangan itu terbuka, Chanyeol keluar dari dalam sana tanpa mengatakan apapun.

***
"Chanyeol-a kau mau kemana?" Chen mengikuti Chanyeol, ia tidak ingin Chanyeol berbuat nekat.
"Aku ingin ke rumah Suho hyung"
"Untuk apa?"
"Membereskan barang-barang ku" Chanyeol berjalan semakin cepat menuju halte bus, Chen mempercepat langkahnya untuk mengejar Chanyeol.
"Ya Aku ikut, Aku tidak bisa tetap berada disana kalau tidak ada kau, tapi kita akan tinggal dimana? Aku tidak punya rumah disini"
Chanyeol memberikan kunci rumahnya pada Chen "Kau bisa tinggal di rumah ku dulu jika kau mau, malam ini aku akan menginap di rumah Kris hyung"

☆*:.. o)o ..:*☆



Eunkyo sudah hampir 1 jam berada dikawasan danau, ia langsung pergi sebelum event tadi selesai, Ia tidak ingin menangis, ia tidak boleh menangis, ia melakukan apapun untuk menenangkan dirinya. Menyendiri, itulah pilihannya. Di dalam tas nya ia membawa beberapa buku, ia mencoba melupakan apa yang terjadi dengan membaca buku sendirian di pinggir danau. Ia membaca buku ke 3. Ada yang aneh dalam buku itu. Beberapa bagian dari buku tersebut sudah diberi warna, ia tidak yakin buku itu miliknya. Eunkyo membuka halaman paling awal buku tersebut, tertera nama `Do Kyungsoo` disana.
"Buku itu ini milik Kyungsoo, pasti tertukar" Ujarnya. Eunkyo memiliki beberapa buku yang sama persis dengan Kyungsoo. Mereka juga sering bersama, jadi normal jika buku mereka tertukar. EunKyo tertarik dengan beberapa kata yang telah digaris bawahi dan diberi warna oleh Kyungsoo dalam buku itu.

Fate is like a strange, unpopular restaurant filled with odd little waiters who bring you things you never asked for and don't always like.

Knowing too much of your future is never a good thing.

Some things are destined to be -- it just takes us a couple of tries to get there.

Fate is never fair. You are caught in a current much stronger than you are, struggle against it and you'll drown not just yourself but those who try to save you. Swim with it. and you'll survive.

"All about fate? Mwoya Kyungsoo-a.." Ujar Eunkyo "Sigh~" Eunkyo mulai bosan, Ia mengambil sebuah batu kecil yang ada disekitarnya "Dapat kah kutemukan takdir ku dengan cara ini" Eunkyo melemparkan batu kerikil tersebut ke dalam danau. Gluppp~ Selang 2 detik Glupp~ batu lain terdengar masuk kedalam danau. Eunkyo menaikkan alisnya, ia hanya terkekeh pelan "Jika kutemukan haraboji tua renta didekat sini, berarti ia jodoh ku =_=, danau ini tidak adil.." Tawa Eunkyo. Meski ia tidak percaya, tapi karena penasaran, ia mencari-cari sang pelempar batu selain dirinya. Eunkyo menjatuhkan semua buku ditangannya saat ia menemukan namja yang melemparkan batu bersamaan dengannya. Memory nya memutar kalimat terakhir yang sempat ia baca dari buku milik Kyungsoo.

People who are meant to be together find their way back, they may take a few detours, but they're never lost.



~ To Be Continued ~