~CAST~
SMALLKEY MEMBER AS YEOJA CAST
Kim EunHee ( f(x) Victoria)
Wu Yoora (f(x) Krystal),
Oh InKyung (BPPOP Kang Inkyung),
Kim minhyo (HV Yoonjo),
Park Sungchan (Ulzzang Ryu Hyeju),
Xi Yi Jie / Micha (IU),
Lee Miyoung (SNSD Yoona),
Lee Songhee (f(x) Sulli),
Kim EunKyo (AOA Hyejeong)
EXO MEMBER AS NAMJA CAST
Kim Minseok (Xiumin)
Kris Wu
Xi Luhan
Do Kyungsoo (DO)
Byun Baekhyun
Kim Jongdae (Chen)
Zhang Yixing (Lay)
Park Chanyeol
Kim JoonMyeon (Suho)
Huang Zi Tao (Tao)
Kim Jongin (Kai)
Oh Sehun
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Minseok
05.00 AM
Aku terbangun, kembali ke dunia ku yang
sesungguhnya, dunia ku yang begitu hampa. Dunia yang menghianati ku. Mata ku mentap
lurus ke atas, di lagit-langit kamar ku tertempel beberapa hiasan bintang yang akan
menyala disaat gelap, siapa yang menempelkan benda itu? Sejak kapan? Mengapa aku
tak melihat nya sebelumnya. Clekk.. Terdengar suara pintu kamar ku terbuka, sesegera
mungkin kupejamkan mata ku, aku tak ingin siapapun melihat ku terbangun saat ini.
"Bagaimana keadaan mu saat ini? Kau merasa baikan?" Kurasakan telapak
tangan yang halus membelai pucuk kepala ku. Dapat kurasakan ia sangat menghawatirkan
ku. Karena aku sudah tak memiliki orang tua lagi, kadang perlakuan semacam ini membuat
hati ku sedikit merasa bahagia. Kurasakan ia mengambil sebuah kertas dari tangan
ku, tunggu? kertas?
Kucoba membuka kecil mataku, kulihat
ia sedang membaca kertas yang baru saja ia ambil dari tanganku, wajahnya sedikit
heran membaca kertas tersebut. Kertas itu... Adalah kertas yang kutulis dikamar
EunHee sebelum aku terbangun, bagaimana mungkin kertas itu terbawa ke dunia nyata
ku? apa yang sedang kualami sesungguhnya? Kulihat ia menyimpan kertas tersebut di
laci samping tempat tidur ku, ia tak mengatakan apapun lalu keluar dari kamar ku.
Semua yang terjadi padaku adalah sebuah kejanggalan, bagaimana mungkin aku bisa
kembali masuk ke dunia mimpi ku setiap kali aku tertidur? Bertemu dengan orang-orang
yang kukenal, dan apa yang terjadi disana terasa begitu nyata bagiku. Semua ini..
masih terlalu sulit untuk pikiran ku cerna, sebuah keajaiban? Mimpi indah? Atau
hal lainnya?
Clekk.. Suara pintu kamar ku terbuka
untuk kedua kalinya terdengar, kupejamkan lagi mata ku. Sosok lain memasuki kamar
ku. Dia.. aku merindukannya, apalagi setelah memasuki dunia mimpi ku. Seketika perasaan
bersalah ku merebak memenuhi relung hatiku, apakah aku.. telah menyebabkan kesedihan
dalam hidupnya? Kuharap hal itu hanya terjadi dalam mimpi ku, kuharap rasa sakitnya
yang kulihat dalam mimpi ku tak sama dengan perasaannya yang sesungguhnya. Dengan
sengaja kubuka mataku agar ia mengetahui bahwa aku tak tidur
"Annyeong.." Sapa nya, ia
tersenyum tenang, tak terlihat kesedihan sedikitpun dari raut wajahnya. Syukurlah..
kuharap hidupnya baik-baik saja. Annyeong. "Ini jam 5 pagi, kau seharusnya
istirahat" Aku ingin berkata seperti itu, tapi tak kulakukan. Ia duduk sofa
kecil disamping tempat tidurku, ia merebahkan tubuhnya disana.
"Aku tidak bisa tidur, karena hari
ini aku pasti bertemu dengannya, besok.. lusa.. aku juga mungkin akan bertemu dengannya.
Mengapa begitu berbeda melihat dari jauh dan berada didekat nya langsung?"
Ia menatap ku lekat, senyumnya terkembang,
aku menyambut senyumnya tanpa menjawab, aku hanya ingin tahu apa yang ia ceritakan.
"Tapi.. Mengapa rasa takut dan
keinginan ku maju secara bersamaan. Aku tak tau harus memperlakukannya seperti apa,
aku tak tau harus berbuat apa didekatnya. rasa takut ku dalam memulai sesuatu sama
besar dengan rasa takut ku akan kehilangan sesuatu tersebut suatu saat nanti. Banyak
hal yang begitu ku inginkan sejak dulu, tapi setiap kali aku mengingkannya, aku
akan memendam nya.. hanya melakukan usaha kecil untuk mendapatkannya, dan jika terasa
berat,aku akan terus memendamnya sampai waktu membuat ku melupakan apa yang kuinginkan.
Aku tak ingin seperti itu pada yang satu ini.. tapi nampaknya aku tetap berperilaku
seperti diriku dalam cara ku untuk meraihnya, eotthokhe?"
Ia tak berubah, tak pernah berubah.
Sikapnya yang satu itu membuat ku gemas terhadapnya. Dulu.. dulu sekali ia bahkan
hanya diam saja saat menginkan sebuah sarung tangan untuk melindungi nya dari dingin
pada musim dingin. Ia tak ingin menggunakan uang sang ayah, karena itu ia tak mau
meminta orang tuanya untuk membelikan. Ia juga tak terlalu suka memasukkan tangan
ke dalam saku jaket yang tebal, akhirnya setiap kali ia pulang sekolah.. tangannya
membeku, dan ia selalu bersembunyi di kolong tempat tidurnya, ia bilang disana hangat,
beberapa kali aku menemaninya mengumpat dikolong tempat tidur nya. Dan tak jarang..
kutemukan ia menangis disana. Satu tahun terakhir ia jatuh cinta pada seseorang,
setiap kali aku terbangun ia akan menceritakan padaku tentang yeoja itu. Bodoh memang,
tapi ia tak pernah mendekati yeoja itu, ia memperlakukan yeoja itu normal seperti
ia memperlakukan semua orang. Kadang.. Ia melakukan hal-hal kecil yang mungkin bagi
orang awam akan sulit dikatakan sebagai 'signal' darinya. Dia adalah anak yang begitu
baik. Sahabat terbaik yang kumiliki sepanjang hidup ku, ia tak pernah memperdulikan
dari mana aku berasal dan mempertanyakan mengapa aku berada didekatnya. Kugerakkan
bibirku, kuucapkan sesuatu tanpa suara.. 'babo' kata tersebut yang ku sebutkan melalui
gerak bibirku, dan kurasa ia begitu mengerti
"Kurasa begitu" Ujarnya tenang.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Next One week
POV: Author. Time: 07.00 AM
Minggu pagi yang cerah membuat sebagian
anak malas bangkit dari tempat tidurnya, begitu pula dengan Chanyeol. Tapi suara
notification handphone nya membangunkan Chanyeol dari tidurnya yang lelap.
POST »» Lee SongHee
Eonnie menggunakan ku lagi T.T Aku bosan
ke perkebunan bunga, INI HARI MINGGU.. Aku butuh waktu untuk diriku sendiri T.T.
REPLY » Xi Yi Jie
Songhee-a rumah ku dekat dengan perkebunan
bunga ^^
REPLY » Lee SongHee
JINCHA!!! Eonnieee.. Ayo main ke sana
nanti, temani aku agar aku tidak bosan.
REPLY » Xi Yi Jie
OK ^^ jam berapa kau akan kesana?
REPLY » Lee SongHee
HOREEEEEEE....... Jam 9, see u there
eonnie ^^
Chanyeol tersenyum simpul, ia buru-buru
membuang jauh rasa malasnya. Ia bangkit dari tempat tidur dan segera masuk ke dalam
kamar mandi.
***
Chanyeol, Chen, Tao dan Suho sedang
menikmati sarapan pagi mereka. Chen dan Tao hanya berpakaian santai dengan T-shirt
dan celana pendek, begitu juga dengan Suho. Hanya Chanyeol yang sudah rapih sendiri.
"Kau ada rencana pergi keluar Chanyeol-a,
sepertinya rapi sekali?" Tanya Suho.
"Eum.. Ne, aku mau ke perkebunan
bunga, ada yang harus ku bicarakan dengan Kris hyung" Ujar Chanyeol.
"Alibi" Celetuk Chen.
"Alibi itu apa hyung?" Tanya
Tao yang tak begitu mengerti bahasa korea ini.
"Sejenis jajangmyung Tao-a"
Jawab Chen asal.
"Apa enak? Hyung harus teraktir
aku makan itu sekali-sekali" Pinta Tao.
Chen menggeleng tak tau harus apa "Apa
tak cukup kursi dan meja yang Suho hyung sediakan untuk makan mu setiap hari Tao-a?".
Tao tersenyum bodoh mendengar pernyataan Chen.
"Bukannya Tao makan beling?"
Lanjut Chanyeol.
"Sekarang ia sudah beralih karena
harga kaca lebih mahal dari kayu, pengertian sekalai dia pada Suho hyung, maklum
hyung kesayangan" Ledek Chen.
"Ya.. Jangan terus mem-bully Tao,
buatlah lelucon tentang orang lain, kasian Tao" Protes Suho membela Tao.
"Hanya Suho Hyung yang sayang pada
ku" Tao menatap penuh cinta (?) Suho. Suho menepuk-nepuk pundak Tao "Tentu
saja, hyung akan selalu membelamu"
"Awww.. So Sweet gigi ku bisa berlubang"
Ujar Chanyeol meniru kata-kata Sungchan (?) noonanya.
"Hahahah" Tawa nyaring Chen
kembali terdengar "Tao-a, kau tau tidak kalau rumah Yoora dekat dengan perkebunan
bunga? dan dia tinggal serumah dengan Kris hyung " Ujar Chen yang sebenarnya
sudah tau bahwa Yoora adalah adik dari Kris, ia hanya memanas-manasi Tao. KREK..
Tao mematahkan sumpit ditangannya, wajahnya membuas(?) lalu perlahan mulai dramatis,
tak butuh waktu lama bagi Tao untuk meneteskan air mata "Hiks..hyung.."
Adunya pada Suho dalam keadaan terisak, ia memeluk Suho. Karena dipeluk tiba-tiba,
Suho sapai tersedak "Uhukkk..uhukkk..T..Tao-a uhukkk" Tao tetap tak mau
melepas pelukannya meski Suho sudah semaput (?) dalam pelukannya. Chen dan Chanyeol
justru tertawa puas, mereka mengambil sedotan lalu menaruhnya didalam gelas berisi
air putih lalu menyodorkan pada Suho yang hampir mati(?) itu. Gluppp.. Glupp..Glupp
Suho dengan cepat menghabiskan isi air putih dalam gelas tersebut, setidaknya air
tersebut memberi harapan baginya untuk bertahan hidup dalam pelukan Tao.
"AAAA~~~ HIKSSSS HYUNGGGGG~~"
Tao menjerit semakin keras, mungkin bisa menyebabkan gendang telinga Suho pecah.
"Tao ya.. Awa..sssh.. Sabarlah..
Sabar" Suho mencoba menenangkan Tao meski dirinya yang sesungguhnya berada
dalam keadaan kritis (?). "Ya! Kalian berdua jangan diam saja" pinta Suho.
"Chukae hyung" Jawab Chen
santai melanjutkan sarapannya "Nyum..nyumm".
Chanyeol yang kasihan pada Suho pun
memutuskan untuk mengakhiri permainan (?) "Tao ya.. Sudahlah. Dengarkan dulu.."
"Tak perlu mengihiburku hyung..
Tak perlu.. Hatiku sudah sakit HUAAAA hiksss.. Hiksss" Pelukan Tao semakin
menjadi-jadi. Suho sampai sudah tak sanggup bicara.
"Tao ya.. Yoora tinggal satu rumah
dengan Kris hyung sebenarnya karena Yoora adalah adik Kris hyung, dia saudara sepupu
ku" Ujar Chanyeol
"KAU TIDAK BERCANDA HYUNG!"
Tao langsung melepas Suho dan hendak memeluk Chanyeol
"Ya.. Jangan mendekat, atau nanti
akan ku larang kau bertemu Yoora" Ancam Chanyeol takut Tao memeluknya, bisa-bisa
dandanan Chanyeol yang sudah rapi itu bisa rusak akibat ulah Tao. Tao mengangguk
tapi masih bersemangat "Araseo Hyung.. Hyung boleh aku ikut ke perkebunan bunga?"
Tanya Tao.
"Baiklah, asal jangan menganggu
ku" Ujar Chanyeol.
"Baiklah aku mandi dulu" Tao
menarik Suho untuk menemaninya mandi (?) mereka berlari cepat ke lantai antas, lagi-lagi
suho sudah menjadi korban Tao.
"Tapi benar juga ya, kalau dia
adik Kris hyung berarti dia adik sepupu mu, aku sampai lupa kau ada hubungan dengan
keluarga itu, kau sih durhaka tak pernah mengakui Sungchan noona".
"Jangan
dibahas" Elak Chanyeol malas. "Sebenarnya awal-awal bertemu Yoora juga
aku sempat tak mengenalinya, sudah lebih dari 5 tahun aku tak bertemu dengannya,
selama ia tinggal di US. Belakangan aku baru tau dia adik sepupu ku =_= itu juga
aku tau dari Baekhyun, kupikir dia yeojachingu Kris hyung sungguhan awalnya, bodohnya
Yoora juga tak mengenali ku, dia pikir aku orang lain"
"Ah jincha.. Bagaimana mungkin
kalian tak saling mengenali, babo ya!" Seru Chen.
"Pagi" Sapa Lay yang baru
saja turun, ia duduk disamping Chen untuk sarapan pagi "Dimana Suho dan Tao?"
Tanya Lay.
"Tao sedang mandi" Jawab Chen
singkat. Seminggu terakhir ini hubungan mereka bertiga sedang merenggang akibat
Inkyung.
"Ah" Jawab Lay singkat juga.
Ketiganya menikmati sarapan dalam keadaan canggung, mereka tak saling bicara satu
sama lain.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
08.30 AM.
Songhee dan Miyoung turun dari mobil,
mereka memasuki halaman perkebunan bunga, pagi itu beberapa orang pekerja di toko
bunga tersebut telah datang termasuk Kris. Juga Minhyo yang merupakan pegawai baru
disana. Micha juga sudah berada disana, ia datang bersama dengan Kris dan Yoora.
Yoora sering membantu-bantu diperkebunan pada hari minggu, ia hanya iseng, namun
Miyoung sering memberi uang 'jajan' pada Yoora karena ia telah membantu. Hal ini
dikarenakan sebagian pekerja di perkebunan memilih berlibur di hari Minggu, jadi
kehadiran mereka sangat membantu Miyoung.
"Annyeong" Sapa Miyoung ramah
pada semua "Minhyo-a kau sudah bekerja mulai hari ini ya?"
"Ne eonnie, terimakasih sudah membantu
ku" Ujar Minyo tak enak.
"Tapi kenapa tiba-tiba kau mau
bekerja disini Minhyo?" Tanya Micha.
"Hanya iseng saja noona" Jawab
Minhyo, ia belum siap memberi tahu apa yang terjadi padanya, karena Micha terlalu
mudah khawatir, maka ia memilih untuk tak bercerita. Hanya Kris, Miyoung, Sungchan,
Xiumin dan Luhan yang mengetahuinya.
"YiJie-a kebetulan kau datang,
bagimana kalau bantu-bantu hari ini, hari ini banyak pesanan, tapi banyak pekerja
yang libur juga, aku akan menggaji mu tenang saja" Pinta Miyoung.
"Gwenchana eonnie, tak usah sungkan
padaku, tak usah menggaji ku juga.. Lagipula aku juga datang untuk main dengan Songhee,
Songhee-ah kita bisa memetik bunga bersama, itu mengasikkan" Ujar Micha pada
Songhee.
"Okey" Jawab Songhee bersemangat.
Miyoung menepuk pundak Minhyo "Minhyo-ya nanti kau memetik bunga bersama YiJie
dan Songhee ya, ini hari pertama kau bekerja, kau harus membuat diri mu senyaman
mungkin ^^". Kris tersenyum melihat Miyoung, meski yeoja itu sering berbuat
seenaknya, sering bepergian dan menghabiskan uang saat ia sedang stress, namun hatinya
begitu baik pada setiap orang yang ia temui.
"Eonnie.. Apa kau masih butuh orang
tambahan?" Tanya Micha. "Kalau butuh masih ada 3-4 orang lagi yang mungkin
bisa datang hehe" Micha menyenggol Songhee. Wajah Songhee merona merah, ia
mengerti betul maksud Micha.
"Aku bahkan masih butuh 8 orang
lagi T.T, kalau memang bisa 3-4 orang datang aku sangat berterima kasih" Ujar
Miyoung. Karena ia sering berpergian, ia jadi tak terlalu mengurusi perkebunan bunganya,
sekalinya ia kembali banyak pesanan yang harus diurus sementara manajement pekebunan
terbengkalai begitu saja, ia sering kali kelimpungan akibat ulahnya sendiri. Untung
saja orang-orang suruhan sang ayah sering membantu disana, tapi karena hal itu juga
tak jarang Miyoung mendapat teguran dari ayahnya. Kris diam-diam merangkul pundak
Minhyo
"Sepertinya pengeran mu akan datang"
Ujar Kris "Masih berniat menghindar?"
"Ani.. Seminggu ini aku berfikir
keras, aku akan mengejar-ngejar jongdae lagi untuk melepas stress ku, aku bosan
juga hanya diam setiap melihatnya, kurasa aku harus memanfaatkan waktu ku, selama
masih ada" Minhyo menghela nafasnya.
"Kau tidak bisa begitu, dari apa
yang telah ku amati, belakangan saat kau tak mengerjar-ngejar jongdae lagi, ia jadi
sering memperhatikan mu" Kris berbisik-bisik dengan Minhyo.
"Benarkah?" Tanya Minhyo tak
percaya, Kris sering bercanda jadi ia sulit mempercayai Kris.
"Aku serius.. Aku berani bersumpah,
kurasa ia juga menyukai mu. Ia hanya tidak menyadarinya, karena itu.." Kris
melirik Minhyo, lalu menunjukkan smirk nya "Kau harus sedikit jual mahal padanya"
***
POST »» Xi Yi Jie
CHINGUDEUL.. Park Chanyeol, Do Kyungsoo,
Kim Jongdae, Byun Baekhyun bisakan kalian datang ke perkebunan bunga, disini membutuhkan
bantuan, sekian.
Seperti biasa tak butuh waktu lama bagi
YiJie untuk mendapat replay dari Postnya pada account SNS.
REPLY » Kim Jongdae
NOONAAAAA... Kami memang berniat kesana,
tapi Tao tak selesai-selesai mandi, dia bilang ingin ikut.
REPLY » Byun Baekhyun
Ya mengapa baru bilang sekarang.. Aku
baru bangun hooaam..
REPLY » Park Chanyeol
Apa kita tinggal saja Tao? Jongdae ah
sepertinya dia masih lama.
REPLY » Kim Jongdae
Ide bagus..
REPLY » Huang Zi Tao (Note: Tao still
in the bathroom when he replay this post)
REPLY » Kim Jongdae
Baekhyun, kau jemput kami saja, aku
malas naik bus.
REPLY » Byun Baekhyun
Shireooo.. Kau selalu mengacak-acak
isi mobil ku!!
Lagipula Aku naik bus ke sana :p
REPLY » Xi Yi Jie
Kalian jangan berdebat terus, cepat
datang =_=
REPLY » Kim Jongdae
Noona sampai seperti itu merindukan
ku.
REPLY » Do Kyungsoo
Noona mian. hari ini ada hal lain yang
harus ku kerjakan, semangat untuk semuanya, sekian.
REPLY» Xi Yi Jie
Gwenchana Kyungsoo-a... Hwaiting ^^
REPLY » Huang Zi Tao.
Yoora yang sudah lebih dulu ke area
perkebunan bunga dikagetkan dengan Micha yang tiba-tiba saja berlari kearahnya
"Yoora
gawat"
"Wae eonnie?"
"Nanti kau harus bersembunyi, Tao
akan ikut datang ke sini bersama Chanyeol, Chen dan Baekhyun" Jelas Micha cepat.
"Huaaa andweee.. Eonnie eotthokhe,
tidak bisa begini" Yoora langsung berlari meninggalkan Micha dan meninggalkan
keranjang bunga.
"Yoora-ya mau kemana?"
***
Yoora berlari menemui Miyoung dan Kris
diruangan staff toko bunga tersebut "Miyoung Eonnie mian.. Kepala ku tiba-tiba
saja mulas, aku harus segera pergi, hari ini aku sungguh tidak bisa membantu.. Mianhae..
Jeongmal mianhae" shuuuunggg.. Yoora belrari dengan kecepatan maksimal meninggalkan
tempat tanpa menunggu jawaban Miyoung.
"Ada apa dengan adik mu?"
Tanya Miyoung pada Kris.
"Ya begitulah" Jawab Kris
enteng.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Minseok
08.40 AM
Pagi ini, seperti biasanya aku menemui
Eunhee, menaiki tangga yang biasa kugunakan. Semakin lama kurasa memasuki kamar
Eunhee menggunakan tangga rasanya tak ada bedanya dengan memasuki kamar ku sendiri
dengan jalan normal hahah. Sudah lebih
dari 1 minggu setelah kami bertemu, dan hingga saat ini aku masih belum mengetahui
apa yang membuat Eunhee sampai depresi seperti sekarang. Kadang keadaannya sudah
membaik saat malam hari bertemu dengan ku, tapi entah apa yang terjadi, saat kutemui
ia dipagi hari, keadaannya seperti kembali ke titik 0, ia dikuasai rasa takut, panik
dan tangannya gemetar. Sepertinya setiap kali aku terbangun dan tak ada disisi nya,
sesuatu terjadi padanya.
Pagi ini ia terlihat lemah berbaring
pada tempat tidurnya, sinar wajahnya terlihat cukup bahagia melihat kedatanganku.
Ia tersenyum manis.
"Tadi aku lihat JongIn keluar rumah"
Ujar ku "Bibi Shin juga sedang tak ada di rumah, bagaimana kalau kita juga
keluar untuk mencari udara segar". Eunhee membulatkan matanya, ia kembali melihat-lihat
sekitarnya seperti ketakutan. Ia menggeleng. Ku hela nafasku, kudekati Eunhee "Tak
sehat jika kau ada di dalam rumah terus menerus Eunhee-ah, siapa tau kita bertemu
dengan Eunkyo ataupun Yi Jie, atau mungkin juga Kris". Eunhee menggeleng, ia
mengambil foto Jongin disamping tempat tidurnya, menunjukkan foto itu padaku, ia
menunjuk-nunjuk ketakutan, lalu memeluk erat foto tersebut. Tunggu.. Apa yang coba ia katakan, mengapa aku..
Sepertinya menangkap sedikit maksudnya. Seperti.. Ia tidak bisa keluar dari rumah
ini, karena jika ia keluar maka.. "Seseorang akan menyakiti Jongin jika kau
keluar dari rumah ini?" Tanya ku.
Eunhee meneteskan air matanya, ia seperti
lega karena setelah sekian lama aku akhirnya bisa mengerti maksudnya. Ia menyentuh
tangan ku, menarik nafas untuk menenangkan dirinya sendiri, ia sudah banyak belajar
menahan emosinya untuk menyampaikan sesuatu padaku. Ia kembali menunjuk foto Jongin
juga memeluk foto itu.
"Kau ingin melindungi Jongin?"
Tebak ku sok tahu sekali lagi. Ia mengangguk. "Siapa? Siapa yang mencoba menyakiti
Jongin? Bagaimana cara kita bisa melindungi Jongin?". Tanya ku perlahan dengan
penuh kesabaran. Ia meminta ku menunggu, ia mencari-cari
foto lagi di laci nya. Kubiarkan ia
mencari, sampai ia kembali lagi ke hadapan ku
menunjukkan foto keluarga nya, pada
foto tersebut terdapat sepasang suami istri, seorang anak wanita dan seorang anak
laki-laki. Eunhee mengambil sebuah pulpen, lalu memberi tanda silang pada bagian tubuh pasangan
suami istri tersebut. Apakah ini berarti
"Pembunuh kedua orang tua mu?"
Tanya ku kaget. Eunhee mengangguk cepat. Telunjuk tangan kanan Eunhee menunjuk telunjuk
tangan kiri nya sendiri. Ia juga menunjukkan gerakan mencekik lehernya sendiri setelah
itu, dan menepuk-nepuk dadanya. "Dia.. Juga mengancam akan membunuh mu?"
Entah keberapa kalinya Eunhee mengangguk
mengiyakan ucapan ku. Itu berarti ada kemungkinan pembunuh orang tua Eunhee terus
mengintai rumah ini, Eunhee mungkin menyimpan suatu rahasia yang tak boleh diketahui
orang lain, karena itu orang tersebut terus mengancam untuk membunuhnya juga menyakiti
Jongin. Aku tidak bisa bertanya terlalu banyak pada Eunhee, bisa-bisa aku membuat
kondisinya drop lagi. Saat ini aku mencoba menenangkannya, ku usap pundak Eunhee,
mencoba memberinya senyum yang menenangkan "Tenanglah.. Kita harus memikirkan
jalan keluar dari masalah ini, tapi sekali lagi kau harus sembuh, kau.. setidaknya
harus memiliki kekuatan untuk berlari, suatu saat nanti mungkin kau dan Jongin harus
menghadapi mereka secara langsung untuk keluar dari masalah mu. Dan juga.. kau harus
mengatakan masalah ini pada Jongin, kau akan terus terkurung di tempat ini jika
kau tak melawan ketakutan mu Eunhee-a".
Ia terdiam.. ia menatap ku, dalam..Tidak..
ia sungguh menatap ku..sungguh. Kali ini.. Kulihat kehidupan dimatanya. Ia mengembangkan
senyumnya.. senyum yang sesungguhnya, seolah sebuah jawaban. Harapan.. Ia memberi
ku harapan. Tangan lemahnya menyambut tanganku, ia menggenggam nya.. erat. Ia menarikku..
Menjauh dari tempat tidur yang biasanya hampir 24 jam menjadi tempat hidupnya. Ia
melangkah perlahan tanpa melepas tangan ku.. Kami berdua melangkah menuju pintu
kaca geser yang biasa ku gunakan untuk memasuki kamarnya. Sebelah tangannya menggeser
pintu tersebut, ia menunjuk keluar pintu, menunjuk dirinya lalu menunjuk keluar
lagi. "Kau ingin keluar?" Tanya ku setengah tak percaya dengan permintaannya.
Ia mengangguk, telunjuk tangannya menunjuk tubuhnya lagi, ia menguatkan pegangan
tangan nya pada tangan ku "Hh..ssh.. Neo" ujarnya susah payah dengan senyum
terkembang. "Bersama dengan ku?" Tanya ku sekali lagi untuk meyakinkan
bahwa ia sungguh-sungguh ingin keluar bersama dengan ku. Senyum ku terkembang begitu
dapat kulihat lagi anggukannya. Kupeluk erat punggung tangannya dengan telapak tangan
ku, kuletakkan tepat didepan dada ku. "Aku akan menjaga mu" Ujar ku.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Author
08.45 AM
Sungchan melihat-lihat halaman utama
account SNS nya "Sepertinya Miyoung eonnie sedang butuh bantuan di perkebunan
bunga" Ujarnya pada Luhan.
"Kau tau dari mana?" Tanya
Luhan yang sedang menikmati secangkir kopi hangat di cafe tempatnya biasa ia berkencan
dengan Sungchan ini.
"SNS.. Account adik mu" Jawab
Sungchan.
"Ah.. " Jawab Luhan "Mau
membantu kesana? Kencan di perkebunan bunga nampaknya mengasikkan juga hahah"
Canda Luhan menatap genit yeojachingu nya.
"Psh.. Apa tak ada hal lain yang
kau pikirkan huh, rusa bodoh"
"Eobseo.. " Luhan menatap
Sungchan, lalu tersenyum manis "Only you". Deg.. Sungchan tak bisa lama-lama
menatap Luhan disaat seperti itu, ia langsung mengambil tas nya dan berpura-pura
mencari sesuatu didalam tasnya.
"Dimana aku menyimpannya tadi"
Ujarnya basa basi. Luhan terkekeh "Aku mau permen" Ujarnya memanja.
"Ya! Aku bukan ibu mu" Bantak
Sungchan.
"Hahahaha" Luhan tertawa lebar.
***
Inkyung, Sehun dan Kai memasuki cafe
yang sama dengan cafe dimana Luhan dan Sungchan berada. Inkyung melihat Luhan dan
Sungchan, ia sengaja menghampiri keduanya "Annyeonghaseyo" Sapanya. Sesaat
setelah mendengar suara Inkyung Sungchan sudah memiliki firasat tak enak, ia tak
menjawab sapaan Inkyung sama sekali, Luhan juga hanya tersenyum sopan. "Kupikir
Sungchan eonnie dan Lay Oppa tadi, habis biasanya Sungchan eonnie datang kesini
bersama Lay Oppa" Inkyung sengaja mengucapkan hal tersebut karena ia pernah
tak sengaja bertemu sungchan disana sedang bersama Lay, hanya satu kali. Saat Inkyung
dan Lay belum menjadi sepasang kekasih, itupun hanya karena mereka mengerjakan tugas
kelompok. Inkyung melebih-lebihkan ucapannya untuk membuat buruk hubungan Luhan
dan Sungchan. Sungchan mengepalkan tangan kirinya dibawah meja, ia mencoba mengontrol
amarahnya. Ia tak ingin emosinya meledek karena profokasi Inkyung. Ia menatap Luhan,
ekspresi Luhan sudah berubah, Luhan jelas tersakiti dengan ucapan Inkyung. Pandangan
mereka bertemu dan Luhan tersenyum tenang. Seketika kesal yang Sungchan pendam runtuh
begitu saja, ia membalas senyum tenang Luhan. Disaat yang bersamaan Luhan menggenggam
erat tangannya beberapa saat, lalu melepasnya lagi.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
8.49 AM
"Annyeonggg!!!!!!" Suara Baekhyun
berteriak keras dengan penuh semangat terdengar memasuki ruangan staff toko bunga.
"Ya! Pelankan suara mu Byun Baekhyun!"
Sergah Miyoung menutup telinga.
"ANNYEONG!ANNYEONG!ANNYEONG!"
Teriak Baekhyun makin tengil saat disuruh memelankan suara.
"Ya! Bocah tengil" Bentak
Miyoung kesal.
"Hahahahaha..Mana yang lain noona?"
Tanya Baekyun.
"Belum datang" Jawab Kris
sembari menarik kerah belakang pakaian Baekhyun, menyeret bocah itu mundur sampai
keluar ruangan. Kris berhenti di luar ruangan, ia mengambil keranjang bunga dan
gunting khusus, lalu menyerahkan pada Baekhyun "Teman-teman mu disana, kau
main disana saja, cepat"
"Baik Oppa tampan.." Baekhyun
menggoda Kris dengan suara aegyo bagaikan ia adalah seorang dongsaeng perempuan
Kris. Baekhyun lalu berlari kecil menuju perkebunan bunga yang luas itu.
"Sepertinya dia semangat sekali"
Ujar Miyoung mengintip dari dalam.
***
"Minhyo-a ajarkan aku cara memotong
bunga yang benar agar tidak merusak tanaman bunga nya" Pinta Micha pada Minhyo.
Sementara Minhyo sendiri sejak tadi asal potong saja.. "Begini saja" Tekkk..
"Ya! eonnie bisa merusak tanaman
bunga nya nanti" Teriak SongHee repot "Lihat baik-baik cara aku memotongnya"
SongHee berniat menunjukkan pada Micha dan Minhyo cara memotong bunga yang benar,
ia mencari tangkai bunga yang sudah mekar, memotongnya hati-hati, tapi tiba-tibaa..
"Wuaaa..!!!!" Baekhyun datang
mengagetkan Songhee
"YA!!!" Songhee berteriak
kesal karena gara-gara hal itu Songhee justru tak sengaja memotong tangkai bunga
yang belum mekar disebelah tangkai bunga yang tadi hendak ia potong. Crikkk.. "Done..
Kalau kau marah lagi foto ini akan kuberikan pada Chanyeol" Ujar Baekhyun yang
baru saja memoto SongHee saat sedang berteriak kesal. Songhee menahan kesalnya,
ia mengembungkan pipinya sebal, ia menarik tangan Minhyo.
"Aku tak mau memotong bunga didekat
Baekhyun, Baekhyun sedang kumat jahilnya, ia pasti salah minum obat lagi. eonnie
ayo ke tempat lain saja"
"Kenapa pergi, aku datang untuk
bermain.. Ya Lee Songhee sebentar lagi Chanyeol datang" Seru Baekhyun, namun
songhee tetap tak mau mendengar, ia tetap menarik Minhyo menjauh, meski akhirnya
ia tak pergi terlalu jauh, hanya pindah tempat, tapi masih di daerah bunga yang
sama.
"Kau nakal sekali, dasar Baekhyun"
Seru Micha. Micha melanjutkan memotong bunga, ia memotong perlahan takut merusak
tanaman bunga.
"Hahha.. Potong..potong...potong"
Ujar Baekhyun sambil memotong tangkai bunga yang bermekaran, sepertinya ia sedang
bahagia pagi itu. "Shimi.. Apa ini terlalu pendek?" Tanya Baekhyun. Micha
melihat hasil potongan Baekhyun
"Eo, tangkai nya terlalu pendek,
tapi yang satunya terlalu panjang. Kata Kris oppa kalau terlalu pendek nanti tidak
bagus bentuknya, tapi kalau terlalu panjang bisa merusak sisa tanamannya"
"Aku tanya pendek, kau jawab panjang
sekali.. Dasar shimshimi" Ujar Baekhyun.
"Aku hanya menjelaskan" Ujar
Micha.
"Okay.. Miss explaination."
Seru Baekhyun. Baekhyun mencoba memotong satu tangkai lagi "Ini sudah pas?"
Tanya Baekhyun lagi. Micha mengangguk tanpa menjawab, ia menatap Baekhyun dengan
cara aneh, ia seperti menemukan ada sesuatu yang salah.
"Wae?"
"Gwenchana?" Tanya Micha.
"Ya.. Aku hanya sedang bersemangat
untuk main, aku..". Micha memotong kata-kata Baekhyun "Mata mu bengkak,
kau tidak habis menangis kan?"
Baekhyun terdiam. Sejak tadi Kris, Miyoung,
dan Songhee protes karena ia terlihat sedang terlalu bersemangat, tapi Micha justru
bertanya sebaliknya. Sekilas Baekhyun mengalihkan padangannya dari perhatian Micha,
ia menghela nafas "Ya! Seharusnya aku yang bertanya apa kau baik-baik saja.
Sudah tau tadi di replay post mu kubilang aku baru bangun, aku buru-buru kesini,
jadi mata ku masih seperti ini.. Lagipula kenapa kau selalu tiba-tiba sedih begitu
jika sedang berdua saja dengan ku, apa kau punya 2 kepribadian huh?" Jelas
Baekhyun panjang lebar.
"Ah.. Kau pasti kurang tidur"
Ujar Micha pelan.
Baekhyun menghela nafasnya lagi, ia
berfikir harus diapakan yeoja ini agar berhenti bermellow-mellow ria dipagi buta
begini. "Tentu saja aku kurang tidur" Ia mendekati Micha, menunjukkan
wajah imut nya dengan manja "Semalaman aku sibuk memikirkan mu.." Ledek
Baekhyun kembali menggunakan jurus aegyo. Micha mengerutkan dahi "=_= Kau ini
selalu menanggapi tak serius ucapan ku"
"Siapa yang menyuruh mu serius
terus setiap kali bertanya keadaan ku, seolah aku ini adalah seorang pesakitan yang
harus terus dipantau keadaannya, apa hidup mu tidak bisa bahagia sedetik saja?"
protes Baekhyun balik. "Aku bukan tipe-tipe mahluk mellow seperti dirimu :p
Aku sedang bahagia.. Jangan merusak hari ku dengan imajinasi menyedihkan mu"
"Yooo Byun Baekhyun, Micha noona!!!"
Chen berseru dari jauh. Ia dan Chanyeol berlari kearah mereka, namun seperti biasa
Chanyeol berhenti saat bertemu Songhee, dan ia menahan tangan Chen.
"Baekhyun-ah, ayo kesana"
Ajak Micha.
Baekhyun menggeleng, ia berbisik pelan
"Jangan"
"Wae?"
"Nanti kita menganggu" Jawab
Baekhyun. Micha baru sadar apa maksud Baekhyun nanti mereka menganggu, disana ada
Chanyeol-Songhee dan Chen-Minhyo "ahh.. Arasseo hihi.."
***
"Annyeong SongHee-a" Sapa
Chanyeol malu-malu. Songhee berperilaku serupa dengan Chanyeol "Annyeong Chanyeol-a"
"Eum.. Tadi Miyoung noona bilang
kita jangan berkumpul disatu lokasi bunga saja, ia memberi catatan nama bunga yang
harus kita potong, ini" Chanyeol menyerahkan catatan ditangannya yang berjumlah
6 buah. Songhee membaca catatan tersebut "Ah begitu rupanya.. Banyak juga jumlah
yang harus dipotong, eonnie sungguh teledor sampai seperti ini ckckc"
"Sepertinya disini serahkan pada
Micha noona dan Baekhyun saja, mereka sudah terlanjut memotong lumayan banyak "
Seru Chen, ia masih pura-pura tak melihat Minhyo.
"Kalau begitu aku dan Chenyeol
akan memotong bunga disebelah sana" Ujar SongHee menunjuk sisi kirinya. "Setiap
blok tanaman bunga sudah tercantum namanya, jadi kau tak akan salah, Chen ditemani
Minhyo eonnie memotong yang sebelah sana ya" Ujar SongHee lagi menunjuk sisi
kanannya.
"Kalau begitu aku memberi catatan
ini pada Micha noona dan Baekhyun dulu" Seru Chanyeol segera menghampiri Micha
dan Baekhyun.
***
Setelah memberi catatan pada Baekhyun
dan Micha, Chanyeol bersama dengan Songhee berjalan pelan menuju blok bunga lainnya.
Dari tempat mereka berdiri dapat terlihat toko bunga dimana Miyoung dan Kris berada.
Suho dan Lay juga ada disana. Songhee bersembunyi dibelakang Chanyeol "Ahh
kenapa dia disini"
"Siapa?"
"Suho Oppa, aku malas bertemu dengannya"
Jelas Songhee.
"Haruskah aku seperti ini"
Chanyeol Membuka jaketnya, ia merentangkan tangannya, tangan kanan memegang bagian
kanan jaket dan tangan kiri memegang bagian kiri jaket untuk menutupi tubuh Songhee.
Songhee tersenyum melihat tingkah lucu Chanyeol. Ia terus berjalan dan Chanyeol
terus menutupi nya seperti itu sambil terkekeh lucu.
Keduanya memilih blok tanaman bunga
yang letaknya sedikit jauh, untuk menghindari Suho menghampiri mereka. Chanyeol
dan Songhee mulai memotong satu persatu bunga pada blok tersebut, mereka tak banyak
bicara karena setiap kali pandangan mereka bertemu, wajah mereka memerah dan mereka
sama-sama grogi. Sekitar 10 menit mereka terus seperti itu.
"Chanyeol-a" "Songhee-a"
Sebut keduanya bersamaan. Chanyeol menyebut nama Songhee begitu pula sebaliknya.
"Kau dulu" Ujar Chanyeol.
"Ani.. Aku hanya ingin bertanya
apa kau lelah? Kalau kau lelah kita bisa istirahat dulu" Ujar SongHee.
"Aku tidak lelah, terima kasih..
sudah bertanya" Jawab Chanyeol malu-malu.
"Ne.." Seru Songhee singkat
"Sekarang.. Giliran mu"
"Eum ne.. Eum.. Aku ingin bertanya
sedikit pribadi, gwenchana?" Chanyeol mencoba meminta persetujuan sebelum ia
bertanya pada Songhee. Songhee semakin gelisah, ia tak henti bicara dalam hatinya.
"Apa ia akan menyatakan perasaannya sekarang..
Aigooo aku menyukainya, tapi.. Tak kusangka akan secepat ini juga, eotthokhe"
"Songhee-a gwenchana?" Tanya
Chanyeol untuk menyakinkan.
"Ah.. Ne gwenchana" Jawab
Songhee.
"Eum.. Kau dan Suho hyung, kalian
sudah lama sekali mengenal bukan?". Songhee mengangguk "Ne.. Wae?"
"Kau pernah mengatakan padaku,
bahwa keluarga mu sangat mendukung hubungan mu dengan Suho hyung.. Eum.. Apa kau
juga menyukainya?" Chanyeol awalnya agak ragu menanyakan hal ini pada Songhee,
mengingat ia dan Songhee pun belum lama saling mengenal.
"Sebenarnya aku.. pernah menyukainya,
tapi itu sudah lama sekali, sebelum aku tau Suho oppa seperti apa" Jawab Songhee
"Wae? Apa yang salah dari Suho
hyung, kurasa ia memiliki semua hal yang disukai oleh para yeoja. Dia tampan, baik,
pintar, dan juga.. kaya.. kenapa kau tak menyukainya?" Tanya Chanyeol menelisik,
ia sebenarnya sedang mencoba mencari tau selera Songhee.
"Eo.. Itu juga yang kupikirkan
awalnya, tapi semakin aku mengenalnya ia semakin menyebalkan, ia sering merasa tampan,
ia mudah sekali merasa orang menyukainya, ia suka meninggi-ninggikan apa yang ia
dapatkan, yang terpenting.. kadang ia terlalu perasa, terlalu serius, juga protektif,
jika aku melakukan kesalahan ia akan beracting seperti kesalahan ku begitu besar
dan sulit untuk dimaafkan, tapi akhirnya ia memaafkan ku, membuat seolah-olah ia
bisa memaafkan ku karena ia murah hati =_=" Wajah Songhee tak sesumringah saat
membicarakan Suho.
"Ah gurae.." gumam Chanyeol.
"Kau sendiri.. Kau pribadi yang seperti apa menurut mu? Eum.. Kau tau kan kadang
apa yang orang lain pikirkan tentang mu dengan apa yang sebenarnya kau lalukan seringkali
tak singkron, aku hanya ingin tau saja"
"Aku.." Songhee berfikir apa
yang harus ia jawab dari pertanyaan Chanyeol "Aku..
Kadang saat aku sedang melakukan sesuatu,
sering sekali aku tak mendengarkan atau memperhatikan apa yang orang-orang sekitar
ku kerjakan, tapi itu bukan berarti aku seterusnya akan tidak memperhatikan, aku
hanya butuh sedikit waktu untuk mengerjakan apa yang harus ku kerjakan, baru setelah
itu aku akan mendengarkan apa yang lain katakan. Aku suka orang-orang yang menghargai
ku dan mereka yang selalu mendukung ku
apapun yang kulakukan, menasehati tanpa
memaksa, membiarkan dan mencoba
mengerti hal-hal aneh yang kadang hanya
aku dan tuhan yang tau artinya, sisanya tentang diriku.. kurasa normal-normal saja"
Jelas Songhee.
"Neoga eoddae? Nado kkumguhae"
"Aku suka berkeliling dan mencicipi
makanan di tempat yang ku kunjungi" Jawab Chanyeol singkat memberi signal pada
Songhee. Songhee tersenyum kecil.
"Nado.. Sesekali kau harus mengajakku berkeliling
dan mencicipi makanan di tempat yang belum pernah ku kunjungi ^^"
"Tentu.. Tak masalah jika sedikit
jauh dari sini?" Tanya Chanyeol lagi.
"Eo.. Dekat ataupun sedikit jauh
tak masalah" Jawab Songhee "Selama aku bersama mu" Lanjutnya dalam
hati.
***
Chen begitu canggung berada di dekat
Minhyo. Mereka berada di blok bunga yang sama, tapi sejak tadi Minhyo menjauh terus
dari Chen. Ia tak sedikitpun memanggil Chen untuk minta tolong ataupun untuk hal
lain. Pribadi Chen yang biasanya berisik itu membuat dirinya bosan jika harus diam
saja dalam keadaan hening. Ia pun menghampiri Minhyo.
"Minhyo noona" Serunya "Apa
ini sudah benar?" Tanya Chen basa basi. Minhyo melangkah menjauh sambil terus
motong bunga "Nado molla, aku juga baru hari ini bekerja disini" Jawab
Minhyo.
"Noona, ada apa dengan mu? Mengapa
kau jauh-jauh terus begitu? Apa aku berbuat salah?" Tanya Chen blak-blakan
karena ia merasa memang tidak melakukan apapun sebelum akhirnya Minhyo memperlakukan
dirinya seperti itu. Minhyo menggeleng "Tidak ada yang salah, aku hanya takut
kau gatal-gatal nanti"
"Gatal-gatal? Wae?"
"Karena berdekatan dengan ku..
sepertinya kau punya alergi terhadap ku".
Sindir Minhyo.
Chen mengerti, Minhyo membicarakan tentang
sikapnya yang selalu saja menjauh setiap kali Minhyo memanggil namanya "Ok..
Mian" Ujar Chen menjulurkan tangan,
"Kundae.. Keugae anirago.. Aku
sama sekali tidak menjauhi noona, ataupun alergi pada noona.. Hanya saja noona kadang
terlalu ekstrim dan membuat ku tak nyaman, ayolah noona..kalau noona biasa-biasa
saja, aku juga akan biasa-biasa saja"
"Tapi aku luar biasa, tak bisa
menjadi biasa-biasa saja" Jawab Minhyo mulai melenceng dari pembicaraan. Chen
tertawa nyaring.
"Ahhahahaha.. mwoya.. Neoneun superhero?"
"Wonderboy.. "
"Ahahah aniya kau seharusnya Wonderwoman
Minhyo noona" Ujar Chen membetulkan"Aku tidak memaksamu ya.. Kau sendiri
yang bilang aku yeoja yang mengagumkan (Minhyo freestyle translete of wonderwoman)"
Ujar Minhyo enteng "Gomawo, rekaman ini akan kusimpan baik-baik" Minhyo
merekam diam-diam suara Chen pada ponselnya saat chen mengatakan 'wonderwoman minhyo
noona'
"Ya noona menjebakku? Aissshh~
Jincha"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Minseok
09.30 AM
Kami. Aku
dan Eunhee berjalan tenang disekitar sebuah danau, danau ini adalah tempat yang
cukup berarti untukku, dulu sering sekali kuhabiskan waktu disini bersama eomma
ku saat ia masih hidup. Ia sering bercerita padaku mengenai mitos pada danau ini.
Tentang dua orang, yeoja dan namja yang tak sengaja melemparkan batu disaat yang
bersamaan ke dalam danau akan menjadi sepasang kekasih. Aku sendiri tak tau harus
mempercayainya atau tidak, karena sekalipun tak pernah ada yang melemparkan batu
ke danau sana bersamaan dengan ku.
"Kau
tau mitos pada danau ini?" Tanya ku pada Eunhee sambil terus berjalan.
"Eum"
dapat kudengar suaranya.
"Kau
pernah mengalami apa yang tertulis dalam mitos itu?" Tanya ku lagi.
Diluar dugaan
ku, Eunhee menganggukkan kepalanya. Mata ku membulat sempurna, sedikit kecewa atau
iri mungkin. Sejak dulu aku ingin sekali mengalami apa yang tertulis di mitos, sekedar
membuktikan apa mitos tersebut benar adanya, karena sepertinya penasaran saja seseorang
seperti apa yang memiliki 'kemungkinan' menjadi jodoh ku "Dengan siapa? Apa
kau masih mengenalnya sampai sekarang?". Eunhee
merentangkan telapak tangan ku, ia mencoba menulis sesuatu menggunakan jarinya "Keu..ri..seu"
Ia menuliskan nama Kris ditelapak tangan ku .
"KRIS!"
Seru ku "Ah jincha.. Aku iri sekali" Ujar ku. Ia tersenyum melihat ekspresiku.
"Apa
yang lucu?" Tanya ku sebal.. Ya tuhan ia pasti mengira aku cemburu. Cemburu?
Ataukah memang aku cemburu, aku mencemburui seseorang dalam mimpi ku, psh.. bodoh
kau Kim Minseok, mimpi tetaplah mimpi, seindah apapun itu.. semua akan hilang saat
kau membuka mata mu. Ku hela nafas ku "Kuharap suatu hari nanti.. saat kau
sudah kembali ke kehidupan mu, saat kau sudah menjadi Eunhee yang dulu lagi. ....
Kau.. Akan berjodoh dengan namja seperti Kris ^^" Ujar ku tulus. Jika kau hidup
disuatu tempat yang entah dimana, suatu tempat yang mungkin tak kuketahui, kuharap
kau akan hidup bahagia. Kau adalah bagian dari mimpi ku, bagian dari dunia yang
akan menghilang dari kehidupan ku, sebuah dunia..... yang mungkin tak akan bisa
kudatangi lagi suatu hari nanti.
"Palli..
Palli.."
"Bersemangat sekali rusa bodoh..
Aku masih kenyang, tak bisa lompat-lompat"
"Tentu saja.. Kau bukan kelinci"
"Terserah =_="
Suara sepasang manusia terdengar tak asing bangiku,
kucari arah suara itu berasal. Mereka.. Ah.. Mereka rupanya, kedua mahluk yang hubungannya
selalu membuat ku semakin iri. Luhan dan Sungchan ^^ mereka sekilas terlihat tak
cocok (?)
Luhan sosok
yang terlampau polos tapi ia memperhatikan Sungchan setiap detik, bahkan saat dikelas
ia lebih banyak memperhatikan Sungchan daripada memperhatikan sonsaengnim yang mengajar
haha. Sungchan.. kesan pertama ku terhadapnya, ia begitu dingin, sikapnya.. ucapannya,
terutama pada luhan, terdengar ketus....sama seperti apa yang kuketahui tentangnya
dalam kehidupan nyataku. Tapi setelah aku mengenalnya, semakin terlihat bahwa perhatiannya
terhadap Luhan tak kalah besar dengan perhatian Luhan terhadapnya. Ia hanya tak
menunjukkannya secara terang-terangan, hal yang paling membuatku iri adalah.. sekalipun
Sungchan menunjukkan perhatiannya sedikit tertutup, Luhan tetap dapat membaca hal
itu dengan baik, ia bisa tetap menjadi dirinya, dan membiarkan Sungchan tetap menjadi
Sungchan.. Dan cinta mereka.. hanya milik mereka. Tentu 180 derajat dengan hubungan
ku dan Inkyung. issh untuk apa aku mengingat yeoja itu, merusak hariku. "Luhannn!!!" Panggil ku. Luhan
melihat ke arah ku "Eoo.. XIUMIN!!"
ujarnya ceria.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Author.
09.35 AM
"Dimana Tao?" Tanya Suho baru
sadar Tao sudah tak ada.nbLay melihat-lihat sekitar,
"Bukankah tadi ia bersama dengan mu?"
Kris seperti sudah menebak apa yang
akan Tao lakukan, ia sepertinya mencari Yoora. Kris terkekeh kecil mengingat ternyata
keputusan sang adik pergi tadi adalah suatu kesalahan, karena jika ia tetap di dalam
perkebunan justru ia mungkin tak akan bertemu Tao, diluar sana justru lebih berbahaya
(?).
"Kris hyung, apa benar wu Yoora
itu adik mu?" Tanya Suho "Tao sepertinya menyukai Yoora"
"Begitulah" Jawab Kris seperti
robot yang memiliki baterai.
"Jangan bilang kau berniat membantu
Tao mendekatkannya dengan Yoora, Joonmyeon-a" Tebak Miyoung.
"Ah majayo.. Aku berniat seperti
itu" Jawab Suho.
"Ya! Yoora tidak menyukai Tao,
lagipula Tao itu aneh.. Kasihan Yoora kalau harus dijodohkan dengannya" Gertak
Miyoung santai. Suho tidak terima dengan pernyataan Miyoung yang memojokkan Tao
"Ya noona! kau tidak bisa menilai seseorang begitu saja. Tao tidak aneh, dia
anak yang baik dan penurut, dia tulus menyukai Yoora"
"Kau itu seorang namja, seharusnya
berfikir sedikit lebih realistis.. Seperti apapun kau mengatakan Tao baik hati dan
lain-lain, kenyataannya Tao selalu terlihat seperti anak aneh" Sergah Miyoung
lagi.bSuho semakin emosi mendengar ucapan Miyoung "Itu karena kau selalu menilai
seseorang sesuka mu, apa kau pikir diri mu itu juga baik huh"
Miyoung masih tenang menghadapi Suho
"Tentu saja, kau juga pasti menilai sesuka mu kan? Apa kau pernah bertanya
dulu pada seseorang apa penilaian mu tentang orang itu benar? Tidak kan.. Kau memiliki
hati dan otak mu sendiri, tentu tak perlu menilai orang lain dengan mata hati orang
lain juga"
Sigh.. "Miyoung noona!! ?.. "
gertak Suho.
"Hajima!!" Bentak Kris yang
mulai pusing dengan pertengkaran mereka berdua. "Biarkan saja mereka menemukan
kecocokan dan ketidak cocokan mereka sendiri, kenapa jadi kalian yang repot"
Seru Kris tak mau ambil pusing.
"Kami kembali..." Micha dan
Baekhyun berseru bersama, mereka masuk ke ruangan staff sambil membawa keranjang
bunga besar yang kini sudah penuh dengan bunga. Keduanya yang terlihat ceria setelah
memetik bunga bersama itu terpaku saat melihat keadaan hening dan wajah-wajah kesal
didalam ruangan tersebut.
"Wae gurae?" Tanya Baekhyun.
"Hyung apa yang harus kami lakukan pada bunga-bunga ini?" Tanya Baekhyun
pada Kris.
"Letakkan disana saja, ada pekerja
yang biasa merapihkan tangkai-tangkai bunga nya nanti" Kris menunjuk sebuah
pintu tempat mensorting bunga.
"Ok" Jawab Baekhyun bersemangat
"Shimi palli" Ujarnya pada Micha. Micha tertawa, ia mengikuti Baekhyun
sambil membantu Baekhyun membawa keranjang2 bunga.
Suho menatap Micha yang terlihat akrab
dengan Baekhyun, ia lalu memerhatikan Lay
yang sejak tadi diam saja, entah menatap
kemana. Sedikit kebingungan tersirat dari raut wajah Suho. Ia tak mengerti mengapa
Lay diam saja saat yeojachingunya berada didekatnya, dengan namja lain pula. Setelah
Micha dan Baekhyun kembali dari ruang sortir, Suho berdiri dan menyapa Micha.
"Annyeong Yijie"
"Aish" gerutu Micha "Aku
sedang sibuk, kita bicara nanti" Ujarnya cepat.
"Ya! Araseo.. Aku tak akan membahas
peringkat ataupun nilai, kau tak perlu buru-buru ingin pergi begitu" Seru Suho.
Suho menjulukan tangannya "Chukae". Micha menghela nafas, Suho baru saja
mengatakan ia tak akan membahas mengenai peringkat ataupun nilai di academy lagi,
tapi baru saja ia memberi selamat pada Micha =_= "Kau sungguh tidak konsisten"
Ujar Micha.
"Aniya.. Aku bukan memberi mu selamat
karena kau meraih peringkat 1" Ujar Suho.
"Lalu?" Tanya Micha bingung.
"Selamat karena kau dan Lay sudah
resmi menjadi sepasang kekasih sekarang" Suho pun menyenggol Lay yang sedang
termenung.
"Eum?" Lay menatap Suho bingung.
Suho menunjuk-nunjuk Micha dengan pandangan matanya untuk memberi tahu Lay "Kau
tak mau menyapa yeojachingu mu" Goda Suho.
Lay mengalihkan pandangannya, ia baru
sadar ada Micha disana "Eo.. YiJie".
"Anyeong Yixing-a" Micha tersenyum
tenang pada Lay "Bagus sekali kau diam saja sejak tadi" Ia bepura-pura
marah.
Lay tercengang, ia tak mengira bahwa
Micha akan membantunya dihadapan Suho.
"Mian.. aku sungguh tak melihat tadi"
Lay berdiri lalu melangkah mendekat pada Micha. "Jangan terlalu lelah"
Ujarnya berlagak prihatin, ia berpura-pura menyentuh kepala YiJie, padahal sesungguhnya
tangan Lay melakukan gerakan mendorong.
"Gwenchana, ini menyenangkan jadi
aku tidak merasa lelah, kau mau ikut?" jawab Micha tersenyum namun matanya
sedikit mendelik kesal. Suho tersenyum tipis "Ah peureopta"
Menyadari tak ada yang bisa ia perbuat
disana selain menjadi penonton, Baekhyun pun meninggalkan ruangan tersebut "Aku
akan memotong bunga lainnya"
"Istirahat dulu Baekhyun-ah"
Ujar Kris, tapi Baekhyun tetap berjalan pergi keluar
sambil membawa keranjang bunga lain
yang masih kosong.
"Aku akan membantu mu Baekhyun,
tunggu" Suho berlari keluar mengejar Baekhyun.Miyoung menyenggol Kris, ia berbisik
pelan "Sejak kapan mereka menjadi kekasih? Setahu ku kemarin Lay menyebut yeojachingu
nya itu bernama Inkyung"
"Biarkan saja, suka-suka mereka
mau apa" Jawab Kris tenang.
"Isssh.. Memang gak ada gunanya
bicara padamu" Eluh Miyoung.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
FLASHBACK A
WEEK AGO
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"Oh Lay? Kau datang cepat sekali
aku bahkan belum siap-siap" Ujar Luhan menemukan Lay saat ia membuka pintu
rumahnya.
"Gwenchana, biasa juga kau selalu
begitu, aku akan menunggu, jangan salahkan aku kalau sebentar lagi Sungchan akan
keluar dan menunggu bersama ku" Ancam Lay pada Luhan.
"5 menit.. aku hanya butuh 5 menit..
jangan macam-macam" Luhan melirik-lirik rumah disebrang, memastikan Sungchan
belum keluar dari sana.
"Siapa Oppa? kenapa tidak disuruh
masuk" Tanya Micha pada Luhan.
"Ah.. pas sekali" Seru Luhan
"Masuklah dulu Lay" Ajak Luhan sekaligus mengamankan posisi.
"Gwenchana aku menunggu disini
saja" Seru Lay.
"Gurae.. Kalau begitu.... "
Luhan mendorong Micha keluar pintu "Yi Jie.. temani Lay dulu" ia juga
berbisik pada sang adik "Pastikan saat Sungchan keluar kau tetap memantau mereka,
araseo.. I trust u nae dongsaengie, hwaiting" Setelah itu Luhan buru-buru berlari
ke kamarnya.
***
"Luhan sepertinya baik-baik saja
padaku, kau tidak menceritakan padanya tentang apa yang kulakukan terhadapmu? Tanya
Lay pada Micha.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya
Micha pura-pura tak ingat.
"Kau selalu seperti itu.. mianhae
tentang Inkyung, aku.."
"Lupakan.. kelas ku sekarang lebih
baik, seharusnya aku sedikit berterima kasih pada Inkyung" Jawab Micha "Aku
tidak mau berkelahi dengan mu karena masalah semacam itu" Sampai disini Micha
masih tenang, tapi selanjutnya, ia menunjukkan ekspresi kesal "Tapi jika kau
mengulangi nya lagi, aku tak akan memaafkan mu!"
"Ara hahaha"
"Jangan tertawa, merasa bersalah
lah kau sedikit saja" Gertak Micha "Lagipula kenapa kau tahan sekali pada
yeoja seperti Inkyung, kau tidak berniat mem-penisiunkan hubungan mu dengan Inkyung
huh!". Lay terdiam, ia menghela nafasnya "Terkadang aku juga berfikir
begitu... tapi"
"Kau mencintainya? huh.. apa cinta
sungguh bisa membutakan segala hal, perasaan macam apa itu sebenarnya, menakutkan"
Seru Micha. Lay tersenyum parau "Keluarlah dari kandang mu, temukan seseorang
yang akan kau cintai, sehingga suatu hari nanti kau bisa mengerti apa yang kurasakan
haha" Ujar Lay memberi nasehat dengan sedikit tawa.
"Kau menyindir ku huh! Aku tak
sebodoh itu.. aku tau apa itu cinta"
"Secara teori" Sindiri Lay
lagi.
"Ya!" Micha berdiri, ia berteriak
ke dalam rumahnya "Luhan Oppa palli.. aku tak tahan menemani tamu mu disini".
Lay tertawa lepas melihat sahabatnya itu. Tak lama, Lay melihat Sungchan sudah keluar
dari rumahnya "Oh Sungchan". Micha segera berlari ke
dalam untuk memanggil Luhan dengan panik
seperti ada kebakaran. "Oppaa!!! Oppa!"
"Noona kenapa lagi =_=" Tanya
Sungchan pada Lay saat sampai di depan rumah Luhan.
"Biasa.. mereka kan memang begitu
hahaha" Jawab Lay.
"Adik-kakak cacat =_="
☆*:.。. o)o .。.:*☆
END FLASHBACK
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Baekhyun tidak kembali melanjutkan pekerjaannya,
ia justru duduk di rerumputan luas yang terdapat disalah satu sisi dari perkebunan,
pemandangan disana cukup bagus, ia dapat melihat seluruh isi perkebunan bunga, udara
nya juga cukup segar. Baekhyun mengecek handphonenya, terdapat satu pesan disana.
EOMMA««
Sayang.. hari ini appa mu pulang dari
Italy, kau jangan pulang terlalu sore.
Psh.. Baekhyun melempar pelan handphone
itu ke rerumputan, ia nampak malas menanggapi isi pesan tersebut, ia merebahkan
tubuhnya disana. "Ya Byun Baekhyun kau bilang mau memotong bunga lagi, kenapa
malah merebahkan diri disini?" Suho sejak tadi mengejarnya untuk membantu Baekhyun
memotong bunga.
"Aku lelah hyung"
"Araseo.." Suho duduk disamping
Baekhyun "Kenapa tidak istirahat di ruangan saja tadi?"
"Tak ada yang menarik disana.."
Jawab Baekhyun singkat, ia memejamkan matanya.
"Ah.. Bagaimana kabar hyung mu?
ada perkembangan?" Tanya Suho lagi, ia terus bertanya agar suasana tidak hening,
melihat sepertinya suasana hati Baekhyun sedang kurang baik.
"Tak ada perkembangan berarti.."
Jawab Baekhyun singkat lagi.
"Ah ne.. istirahatlah" Seru
Suho, ia pun berhenti bertanya. ia hanya terduduk diam sambil menikmati pemandangan.
Dari tempatnya duduk, ia melihat Chanyeol dengan seorang yeoja, mereka terlihat
bahagia, tapi Suho tak bisa terlalu jelas melihat siapa yeoja yang bersama Chanyeol,
karena terhalang tubuh tinggi Chanyeol. "Semua terlihat begitu bahagia"
serunya.
"Ucapan mu terkesan menyebutkan
hidup mu tak bahagia" Celetuk Baekhyun.
"Ani tentu saja hidupku bahagia..
aku hanya.. iri melihat beberap teman ku terlihat begitu bahagia dengan yeoja pilihan
mereka" Jawab Suho miris.
"Cepat cari pasangan mu kalau begitu
hyung"
"Aku sudah menemukannya, tapi aku
ingin memastikan hatinya untukku dulu"
"Gurae.. hwaiting hyung"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Yoora beristirahat di salah satu toko
ice cream tak jauh dari perkebunan bunga, ia sudah hampir 1 jam disana, ice cream
yang dipesannya sudah habis sejak tadi. "Hari ini aku gagal dapat uang jajan
tambahan, dan malah justru membelanjakan uang disini, semua gara-gara hantu danau
yang tak henti mengintai ku T.T"
"Kau masih
mau makan ice cream lagi? perut mu terbuat dari apa Sehun"
"Aku tidak
pakai uang noona, noona jangan protes terus, kai kau mau tidak?"
"Boleh,
rasa vanilla"
"Nado"
"Ya noona,
kau tadi marah-marah sekarang mau juga"
"Kau cerewet
sekali, cepat beli sana"
"Shireo,
kalau kau ikut beli, maka beri aku uang"
"Ah neo
jincha oh sehun.. Ini.. cepat pesan"
Yoora penasaran mendengar pembicaraan
2 orang namja dan seorang yeoja yang ribut
hanya karena ingin memesan ice cream,
repot sekali hidup mahluk itu, pikir Yoora. Ia pun menoreh "Omoo" Serunya
saat melihat Sehun dan Kai teman sekelasnya, tak heran memang mereka ada disekitar
sini, rumah mereka memang tak jauh dari rumah Yoora, Yoora hanya malas saja bertemu
dengan mereka. Alih-alih menghindar, Yoora justru tertangkap oleh pandangan Sehun
"Hoii Wu Yoora"
"Aissshh.. chajingna.." Seru
Yoora.
Sehun memesan 2 ice cream vanilla, dan
2 ice cream stawberry, ia mengajak Inkyung dan Kai untuk duduk di meja yang sama
dengan Yoora. Yoora ingin membentak Sehun,
tapi tak enak karena ada Inkyung disana.
Yoora tak terlalu mengenal Inkyung, tapi ia cukup banyak mendengar cerita dari Kris,
Sungchan, Micha, Luhan dan yang lainnya mengenai yeoja yang sering disebut-sebut
nenek sihir itu.
"Kau sendiri saja Yoora-a?"
Sapa Kai ramah.
"Ne.. tadi aku dari perkebunan
bunga Miyoung eonnie" Jawab Yoora "Kalian bertiga sedang apa?"
"Jalan-jalan saja" Jawab Kai.
"Ah."
Sehun membahas hal yang 'haram'bagi
Yoora untuk dengar "Aku lihat Tao tadi". Secepat kilat Yoora langsung
menutupi kepalanya dengan jaket,
"Dimana?"
"Aku bukan menakuti mu, tapi ia
tak jauh dari sini, kami mengajaknya kesini juga tadi, tapi ia menolak, katanya
ia sedang sibuk.." Jelas Kai. Yoora makin panik "Eotthokhe"
Gumamnya. Belum lama dibicarakan, Sosok Tao terlihat akan
menyebrang jalan menuju tempat mereka berada. Yoora membulatkan matanya, ia gerusak-gerusuk
berusaha mencari tempat persembunyian, terlalu bahaya kalau ia keluar, tapi kalau
ia tetap didalam bisa jadi Sehun juga sengaja akan memberi tahu keberadaannya pada
Tao. Tao semakin dekat, dan kaki Yoora justru semakin lemas untuk kabur, dinding-dinding
yang menggunakan kaca transparan itu dijamin akan membuat Tao melihat Yoora sesaat
setelah ia
menyebrang. Tao sudah satu langkah lagi
selesai menyebrang, ia melambaikan tangannya karena melihat Kai lebih dulu yang
duduk dipojok, Yoora sudah memejamkan matanya. Tanpa disangka.. Srrreeekk.. Sehun
menarik Yoora kedalam pelukannya, ia memendamkan wajah Yoora didadanya, membelakangi
dinding kaca sekaligus membuat pandangan Tao ke arah Yoora terhalang tubuh Sehun.
DEG..
***
Tao diluar sana berfikir bahwa Sehun
sedang memeluk kekasihnya, ia iri pada Sehun yang bisa memeluk seorang yeoja pujaan
hatinya, wajahnya makin mellow dan dramatis, ia jadi sedih karena ia tidak juga
menemukan Yoora meski telah berputar-putar disekitar sana sejak tadi, ia tersenyum
tipis pada Kai lalu hanya pergi berlalu.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Tidak ada komentar:
Posting Komentar