Kamis, 13 Februari 2014

Dream Catcher [CHAPTER 5]





~CAST~
SMALLKEY MEMBER AS YEOJA CAST
Kim EunHee ( f(x) Victoria)
Wu Yoora (f(x) Krystal),
Oh InKyung (BPPOP Kang Inkyung),
Kim minhyo (HV Yoonjo),
Park Sungchan (Ulzzang Ryu Hyeju),
Xi Yi Jie / Micha (IU),
Lee Miyoung (SNSD Yoona),
Lee Songhee (f(x) Sulli),
Kim EunKyo (AOA Hyejeong)

EXO MEMBER AS NAMJA CAST
Kim Minseok (Xiumin)
Kris Wu
Xi Luhan
Do Kyungsoo (DO)
Byun Baekhyun
Kim Jongdae (Chen)
Zhang Yixing (Lay)
Park Chanyeol
Kim JoonMyeon (Suho)
Huang Zi Tao (Tao)
Kim Jongin (Kai)
Oh Sehun




☆*:.。. o)o .。.:*☆

POV : Minseok
08.20

Pada bagian atas pintu kelas terlihat 4-3, ah benar.. Ini kelas yang harus ku masuki, samar-samar sudah terdengar suara sonsaengnim dari dalam, aku memang sedikit eumm banyak mungkin, terlambat. Ku ketuk pelan pintu kelas lalu, kugeser. Tubuhku membungkuk 90 derajat. Sonsaengnim mempersilahkan ku masuk. Ku serahkan berkas-berkas yang  ia perlukan. Ia melihatnya sebentar, lalu menyuruh ku duduk. Tak ada perkenalan, karena sebagian isi dari kelas ini juga adalah anak-anak upgrade class yang mungkin juga baru bertemu dengan yang lain.
Ku pedarkan mataku untuk mencari kursi yang kosong. Seseorang mengangkat tangannya mencoba memberi tahuku bahwa ada kursi kosong dibelakangnya. Seorang namja yang wajahnya terlihat masih eum.. harus ku bilang apa, entahlah.. mungkin bisa kukatakan sedikit seperti anak-anak, mungkin dia salah satu anak upgrade class.
Aku berjalan ke arah kursi kosong yang diberitahukan oleh namja tadi. Sebelum sampai di tempat itu seseorang menyerukan namaku "Xiumin?"
Aku melihat kearahnya, dan ternyata namja tersebut adalah Kris "Eo? Kris, kupikir kau sudah lulus" Seru ku.
"lulus lebih cepat itu tidak mengasikkan haha" Jawabnya enteng seperti biasanya.
"Ahaha.. " Jawab ku dengan tawa. Melanjutkan langkah ku.
Dibelakang Kris terlihat namja yang tadi memberi tahuku tempat kosong, ia memperhatikan namtag ku, lalu tersenyum ramah. Senyum nya mengingatkan ku pada seseorang. "Annyeonghaseyo" Sapanya saat aku sudah duduk di kursi belakang nya.
"Ne annyeonghaeyo, Xiumin imnida" sapa ku sekaligus memperkenalkan diri.
Namja itu langsung menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan ku "Luhan imnida" Ujarnya "Kau pindahan dari China?"
Aku sedikit membulatkan mataku, gawat sepertinya namja ini juga berasal dari China, aku juga sedang pura-pura sebagai siswa pindahan dari China, bagaimana kalau ia mengajakku berbicara dalam bahasa China. "Ne.. Tapi chinese ku tak terlalu baik" jawab ku canggung.
Wajahnya terlihat heran beberapa detik, aneh memang nama ku xiumin saat ini, ia pasti berfikir aku memiliki keturunan China, juga siswa transfer dari China, dan aku baru saja mengatakan chinese ku tak terlalu baik. Tapi ekspresi herannya tak bertahan terlalu lama, ia tersenyum lagi setelah itu "Gwenchana, aku juga sudah lama tinggal disini ^^"
Fyuuhhh.. Nafasku begitu lega mendengar jawabannya. Tapi tunggu... Dia bilang namanya Luhan? Kenapa mirip dengan nama namja yang disukai oleh Miyoung? Tapi mungkin juga ada banyak siswa bernama Luhan, bisa jadi juga Luhan yang Miyoung maksud sudah lulus. Tapi bisa jadi juga namja ini benar-benar Luhan yg sama.

Seorang yeoja yang duduk disamping Luhan menepuk pundak Luhan, ia menyerahkan handphone yang bergetar pada Luhan "Adik mu menelpon" Seru Yeoja itu.
"Yi Jie!" Seru Luhan "Xiumin nanti kita berbincang lagi, adikku menelpon" Ujar Luhan padaku. Luhan meminta izin pada songsaengnim untuk pergi ke kamar mandi sebagai alasan untuk mengangkat telpon adiknya. Yi Jie? Xi YiJie? Apa Luhan adalah kakak Yi Jie? Baru saja aku berfikir caranya tersenyum mirip YiJie, apa mereka benar-benar adik kakak? Sepintas ku ingat sesuatu yang YiJie ucapkan padaku bahwa kakaknya adalah seorang kakak yang baik.    "Mian.. Bisakan aku bertanya?" Tanya ku pada yeoja yang duduk disamping Luhan. Yeoja itu menoreh kearah ku.. DEG! aku mengingat wajahnya, aku pernah melihatnya "Sung.. Ups.." Hampir saja aku menyebutkan nama nya.. aiissh bodoh. Tatapan Sungchan menelisik kearah ku, aku yakin sekali yeoja ini adalah Park Sungchan, dunia mimpi sungguh mempermainkan ku. "Kau mau tanya apa?" tanya Sungchan terkesan dingin.
"Eom.. Apa adik Luhan bernama Xi YiJie? Yeoja yang namanya berada di peringkat 1 pada tingkat 3?" Tanya ku langsung.
"Dari mana kau tau?" Tanya Sungchan.
"Eum.. Tadi aku bertemu dengannya, aku hanya memastikan hal itu benar" Ujar ku "Jadi benar?". Sungchan mengangguk.
"Ne.. Kamsahamnida" Ucap ku.. Hoaah.. semua ini begitu menarik bagiku, aku bertemu dengan orang-orang yang kukenal, juga yang tak ku kenal tapi ingin sekali ku temui, tapi apa wajah mereka yang asli sama persis dengan mimpi ku ini? Jika iya.. Aku mengerti sekarang mengapa selama bertahun-tahun sejak kecil Miyoung jatuh cinta pada Luhan.. hahaha.. Daftar List namja yang membuat ku iri bertambah satu lagi, poor you Kim Minseok kkkk.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

POV : Author
08.30 AM
           
Lay memasuki kelas 4-1, ia berjalan tenang seperti tak terjadi apapun, tapi dalam pikirannya ia terbebani dan tak tau harus bicara pada siapa, ia tak mungkin mengatakan pada Suho, karena Inkyung tidak ingin Suho mengetahui bahwa ia dan Inkyung adalah sepasang kekasih, itu juga alasan mengapa ia mengatakan pada Ibu kepala bahwa kelasihnya adalah YiJie, bukan Inkyung. Ibu kepala adalah Eomma Suho, cepat atau lambat, jika ia mengakui Inkyung adalah kekasihnya dihadapan Ibu kepala, informasi tersebut pasti sampai pada Suho. Tapi disisi lain, ia yakin dengan pasti saat ini YiJie teman baiknya, pasti merasa sakit hati dengan tindakan nya tadi.
"Kau lama sekali" Ujar Suho pada Lay.
"Eum..." Jawab Lay "Mian.. Ah terima kasih kau telah mengurus berkas ku"
"Gwenchana.. Aku tau kau masih lelah setalah berlibur jadi mungkin belum sempat mengurus berkas-berkas mu, jadi sekalian saja ku urus, tak masalah kan?" Tanya Suho. Suho sama sekali tak mengetahui bahwa sebenarnya Lay memang sengaja tidak mengurus berkas upgrade class karena ia memang tidak jadi melakukan upgrade class. Suho hanya mengetahui bahwa Lay belum sempat mengurus, jadi dari pada terlambat nanti, Suho membantu mengurus berkas Lay bersamaan dengan berkas nya.
"Tentu saja tak apa, aku sangat berterima kasih, jika bukan karena bantuan mu, mungkin aku akan telat mengurus upgrade class ku, terimakasih banyak Suho-a" Jawab Lay. Suho tersenyum "Ah.. Kenalkan ini Eunkyo sahabat baikku" Suho menyentuh pundak Eunkyo untuk memperkenalkannya pada Lay "Eunkyo, ini Yixing". Eunkyo terkejut melihat Lay, ia beberapa kali melihat Lay bersama dengan Inkyung.
Lay tak kalah terkejutnya dengan Eunkyo, jantungnya berpacu cepat, ia takut Eunkyo mengatakan pada Suho, atau tak sengaja mengatakan tentang ia dan Inkyung, meski Lay tak tau pasti apakah Eunkyo mengetahui hubungannya dengan Inkyung atau tidak.
"Annyeonghaseyo Kim Eunkyo Imnida" Eunkyo memperkenalkan diri tenang tanpa membahas apapun. Saat itu pula Lay langsung menghembuskan nafas lega "Ne annyeonghaseo Zhang Yixing imnida". Miyoung yang sejak tadi tak sadar dengan semua aktivitas orang-orang disekitarnya, tiba-tiba seperti terbangun dari dunianya "Kelas sudah mulai?" Tanyanya heran karena sudah ada 3 orang sedang melihat kearahnya "Eo? JoonMyeon?" Seru nya setelah melihat Suho "Dan kau Eunkyo, lama tak bertemu.. Kau masuk kekelas ini?" Tanya Miyoung ramah.
"Miyoung eonnie?. Annyeonghaseyo Eonnie.. Sejak tadi aku tak sadar eonnie duduk dibelakang ku ^^ kupikir eonnie sudah lulus, kau meraih peringkat 1 semester lalu bukan?" Ujar Eunkyo.
"Ne.. Hufh.. Tapi aku tak mau buru-buru mengurus bisnis keluarga ku, karena itu aku memutuskan untuk tetap berada di academy, dengan begini aku masih bisa main dengan anak-anak lain, lagipula Kris juga bilang dia maih belum mau lulus heheh" Jelas Miyoung sambil terkekeh.
"Hidup kalian sungguh tak ada tujuan begitu.. Semua orang ingin lulus dengan cepat, kalian berdua malah main-main di academy meski ada kesempatan bagus" Sergah Suho tak setuju.
"Tidak semua orang berfikir kolot seperti mu :p" Miyoung menjulurkan lidah nya pada JoonMyeon. "Aku hanya belum siap melihat kehidupan yang terlalu rumit seperti orang tua, aku ingin menikmati masa muda ku"
"Aisshh aku sungguh tak mengerti pikiran anak wanita" Balas Suho kesal.
"Pantas kau tidak bisa-bisa punya pacar" Celetuk Miyoung "Yeoja mana yang mau dengan namja yang tak bisa mengerti pikiran nya :p"
"Esssh.. " Suho malas menjawab karena pertengkaran mereka bisa berujung panjang nantinya. Suho membenarkan posisi duduknya, dan kembali melihat kedepan.
"Eo.. Noona yang semalam?" Ujar Lay.  Miyoung menunjuk Lay "Kau teman Chanyeol yang semalam ku antar pulang juga setelah dari rumah yeoja chingu mu itu kan?"
           
Suho kembali berbalik kebelakang "Yeojachingu?! Kau punya yeoja chinggu?"
Lay menelan ludah. "Eum.. Itu bukan.. bukan yeojachinggu, mungkin noona salah dengar" Lay menyenggol kaki Miyoung dengan kakinya. Miyoung mengerti signal yang diberika Lay "Hahaha.. Teman mu ini protektif sekali, bukan urusan mu juga kalau sahabat mu punya yeojachingu atau tidak" Miyoung menyenggol tangan Lay "Lihat.. Itu tingkah ketakutan namja sok tampan yang belum juga laku, ia selalu khawatir kalau orang lain memiliki yeojachingu lebih dulu darinya"

☆*:.。. o)o .。.:*☆




Sejak masuk kelas hingga saat ini Yoora sama sekali tak tenang. Yoora terus menutupi wajahnya dengan buku tulis pink miliknya. Untung juga ia tak terlalu serius untuk mengerjakan tugas preclass sehingga ia tak harus maju untuk mempresentasikan tugasnya, karena tugasnya bukanlah salah satu tugas terbaik.
"Apa wajah mu sedang banyak jerawat?" Tanya seorang namja yang duduk disamping Yoora heran memperhatikan sikap Yoora sejak tadi.
"Ada yang lebih gawat dari sekedar jerawat" Jawab Yoora masih menutupi wajahnya dengan buku.
"Apa?" Tanya namja itu mau tau. Yoora menurunkan buku yang menutupi wajahnya sejak tadi "Hal itu.."
"Eii. Kau cantik rupanya" Seru namja itu sambil tersenyum. Blush.. Yoora menengok pada namja itu, dan ternyata namja itu cukup tampan. Yoora tak sadar ia duduk dengan namja tampan karena ia terlalu sibuk bersembunyi dari Tao yang ternyata berada dikelas yang sama dengannya. "Oh My God.." Ujar Yoora dengan accent english nya.
"Annyeong" Sapa namja itu. Tersemat namtag bertuliskan Oh Sehun pada bajunya.
"Eo.. Annyeong Sehun-a, na Yoora Wu Imnida"
"Ara.. Aku bisa baca, tak perlu memperkenalkan diri" Seru Sehun santai.
"Ya tuhan kau menyebalkan ternyata" Ujar Yoora terbuka, ia kembali menutupi wajahnya kali ini dengan tangan.




"Sampai kapan kau mau bersembunyi begitu, kalau orang yang kau hindari masih berada dikelas ini, cepat atau lambat ia pasti menemukan mu" Ujar Sehun asal menduga.
"Dari mana kau tau ia ada disini?" Tanya Yoora sebal.
"Susah menejelaskannya, yang pasti kau terlalu terlihat seperti penjahat yang sedang buron" Jawab Sehun masih dengan gaya nya yang terkesan menyebalkan itu.
"lalu apa yang harus ku lakukan?" Tanya Yoora.
"Tak ada" Jawab Sehun.
"Ishhh"
           
☆*:.。. o)o .。.:*☆


09.00 AM
           
Sonsaengnim kelas 3-4 meminta para siswa untuk mengumpukan tugas preclass mereka. Inkyung dengan bangga mengumpulakan tugasnya yang dari segi ketebalan pun jelas berbeda dengan anak-anak lain. Inkyung mengembangkan senyum puas saat melihat Songsaengnim memisahkan tugasnya dengan anak-anak lain setelah membaca sekilas tugasnya, biasanya tugas yang dipisahkan adalah tugas yang baik, dan biasanya nama siswa yang mengerjakan tugas yang baik akan mendapat point dan namanya juga akan disebutkan oleh sonsaengnim.
"Tugas preclass semester ini semua nya bagus, tapi ditangan ku, aku sudah memilih beberapa yang kuanggap terbaik" Sonsaengnim menyebutkan beberapa nama, dan nama terakhir yang disebutkan "dan yang terakhir.. Oh inkyung". Inkyung mengangkat dagunya puas "Ia membungkuk sopan dari kursinya" mengabaikan pandangan sinis anak-anak lain terhadapnya.
"Aku tak perduli dia pintar atau apa.. Tapi tingkahnya membuat ku muak"
"Gara-gara dia YiJie jadi dipindahkan"
"YiJie tetap lebih baik darinya"
Guman siswa-siswa pada kelas itu, membuat Inkyung kesal setengah mati.
"Oh Inkyung, bisa kau maju sebentar" Pinta Songsanegnim.
Inkyung maju dengan bangga nya "Ne Sonsangeninm"

☆*:.。. o)o .。.:*☆


 

"Do kyungsoo, Xi YiJie, Byun Baekhyun, Park Chanyeol" Sebut Sonsaengnim kelas 3-2 setelah memeriksa tugas preclass dari siswa dikelas tersebut. "Baru kali ini dalam satu kelas, aku tertarik pada banyak isi dari tugas siswa ku, kalian semua dari class upgrade?"
Baekhyun, D.O, dan Chanyeol mengangguk.
"Naega aniya sonsaengnim" Jawab Micha.
"Tapi kau tetap murid keayangan ku" Canda Shin Dong Hee sonsaengnim yang terlambat datang ke kelas pagi ini, ia adalah guru music theory Micha semester lalu juga, jadi ia sudah mengenal Micha. "Jha.. Mulai semester ini, kami menerapkan aturan baru.. bagi keempat siswa yang tadi kusebutkan namanya, kalian harus maju untuk mempresentasikan tugas yang kalian buat"
Kyungsoo tersenyum tenang "Ini diterapkan untuk semua kelas sonsaengnim?"
"Tentu saja" Jawab Shin sonsaengnim.
D.O melihat kebelakang, ia menyentuh tangan Micha "Maaf aku tidak banyak membantu, kuharap dendam noona akan sedikit terbalaskan" Ujar D.O
"Apa maksud mu?" Tanya Baekhyun.
D.O menjawab dengan senyuman, membiarkan bibir nya membentuk Love "^^"


☆*:.。. o)o .。.:*☆


Inkyung berdiri gemetar didepan kelas 3-4, ia memegang tugas preclass nya, mencoba memahami apa yang tertulis disana. Bahasa penulisan itu begitu tinggi, tugas yang bisa dibilang hampir sempurna, sepertinya dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Sayangnya karena terlalu tinggi bahasa penulisan tersebut, tak satupun kalimat disana dimengerti oleh Inkyung. Ditambah lagi sebagian besar penulisan itu dibuat menggunakan bahasa Inggris. Kebanggaan dan kesombongan yang semula ditunjukkan Inkyung berubah menjadi rasa takut dan malu karena ia tak bisa melakukan apapun saat harus mempresentasikan tugas miliknya itu, tentu.. karena tugas itu bukan dibuat olehnya.



☆*:.。. o)o .。.:*☆
FLASH BACK
☆*:.。. o)o .。.:*☆
One day before

Im Sonsaengnim, kepala persatuan pengajar di academy yang juga merupakan ketua dari perpustakaan academy sedang mengurus beberapa berkas di ruang staff perpustakaan sore itu. D.O masih berada di perpustaan untuk mengerjakan tugas milik Inkyung. Ia setengah hati mengerjakan tugas tersebut, antara ingin membantu Eunkyo tapi ia sendiri tak pernah menyukai Inkyung, ia takut dengan mengerjakan tugas itu, Inkyung akan makin sering membebani Eunkyo dengan tugas-tugas lainnya.
"Kyungsoo-ah kau tidak pulang? Sebentar lagi langit akan gelap" Tanya Im Sonsaengnim pada D.O, ia duduk disamping D.O sembari menunggu banyak file yang ia cetak.
"Aku sedang mengerjakan tugas preclass sonsaengnim" Jawab D.O
"Kau rajin sekali" Seru sonsaengnim.
"Ne.. Sayang sekali" Jawab Kyungsoo.
"Apanya yang sayang sekali?" Tanya Im Sonsaengnim.
"Eum.. Bukan bermaksud protes atau apa, tapi.. Kebanyakan siswa lebih memilih untuk menghabiskan waktu liburan mereka, tak jarang beberapa siswa meminta siswa lain atau bahkan membayar untuk mengerjakan tugas mereka sonsaengnim.. Dan kadang, mengerjakan sendiri dan dibuat oleh orang lain jadi tak ada bedanya" Pelan-pelan D.O sedang menjalan rencana yang tiba-tiba terfikir di kepalanya.
"Kau benar juga, seandainya ada cara membedakannya" Ujar Im Sonsaeng.
D.O terlihat berfikir sesaat "Tapi.. Seseorang yang mengerjakan tugasnya, pasti mengerti apa yang ia tulis dalam tugas nya tersebut ssaem. Saaem mungkin bisa memilih beberapa anak yang mengerjakan tugas terbaik dalam satu kelas untuk mepresentasikan isi dari tugasnya tersebut"
Im sonsaengnim memikirkan apa yang D.O katakan "Bagaimana dengan anak-anak lain nantinya, jangan-jangan nanti mereka sengaja mengerjakan tugasnya biasa-biasa saja agar tidak disuruh maju untuk mempresentasikan tugasnya haahah"
"Hahah... Ne.. Tapi dengan begitu akan terlihat siapa yang benar-benar serius dan tidak, anggap lah sebagai penghargaan untuk mereka yang sudah susah payah mengerjakan" Jawab D.O
"O.. Saran mu bagus juga, akan ku pikiran tentang masalah itu" Im sonsaengnim  menepuk pundak D.O "Tenanglah Kyungsoo.. Aku percaya suatu hari nanti kau akan sukses dengan semangat mu itu"
Setelah Sonsaengnim pergi, D.O mencari lebih dari 10 referensi buku untuk mengerjakan tugas milik Inkyung "Sebutlah aku sedang berjudi.. Aku akan membuat tugas ini sungguh-sungguh, bahkan akan kubuat lebih serius dari tugas ku sendiri, jika aku tidak beruntung maka Inkyung akan mendapat penghargaan besar dari apa yang aku kerjakan. Tapi jika aku beruntung.. mungkin aku akan membuat sedikit beban Eunkyo terbalaskan tanpa Eunkyo harus mengotori tangannya, kebenaran tetapkan harus menjadi kebenaran, hidup akan menjawab nya.. semua hanya masalah waktu saja" Ujar D.O dalam hatinya, ia tak berhenti mengerjakan tugas tersebut. Bahkan ia baru kembali ke rumahnya pada pukul 22.30 PM.
***
Today 07.00 AM
Inkyung menemui Eunkyo diperpustakaan untuk mengambil tugas preclass nya, ia begitu senang karena tugas tersebut tebal dan dilihat sekilas saja sudah jelas tugas tersebut diatas rata-rata, Inkyung memeluk Eunkyo untuk berima kasih "Eonniee.. Eonnie memang yang terbaik, tidak salah aku meminta bantuan pada eonnie, terima kasih banyak eonnie" Setelah mengambil tugasnya Inkyung pergi dari sana.
"Kyungsoo-ah mengapa kau mengerjakan tugas Inkyung sampai seperti itu" Eunkyo memerhatikan tugas D.O yang bahkan jauh kalah tebal dengan tugas yang ia buat untuk Inkyung, Eunkyo merasa bersalah karena sepertinya D.O mengorbankan tugas miliknya. "Mian.. gara-gara aku..."
"Tugas ku lengkap ^^ tak perlu tebal asal semua lengkap, noona tenang saja" Jawab D.O tulus, ia memang tidak mengabaikan tugas nya, ia hanya sudah meringkas agar lebih simple tapi tetap lengkap.
"Tapi tugas Inkyung tadi.. Itu terlalu baik Kyungsoo, Inkyung tidak pantas mendapatkan kebaikan seperti itu dari mu" Ujar EunKyo iba pada D.O
"Waktu akan menajawab segalanya ^^ aku percaya itu" Jawab D.O.

☆*:.。. o)o .。.:*☆
END FLASBACK
☆*:.。. o)o .。.:*☆



11.10 AM

Sonsaengnim dikelas 4-1 keluar lebih cepat, siswa pada kelas tersebut pun satu persatu keluar dari dalam kelas. "Lay, Eunkyo, Miyoung noona aku duluan.. Ada janji dengan eomma ku"
"Tak perlu pamit, pergi ya pergi saja" Jawab Miyoung tenang. Ia berdiri dan membawa tas nya pergi tanpa pamit pada yang lain.
"Isssh.. Geu yeojaga jincha.." gerutu Suho. "Aku pergi dulu" Suho tersenyum pada Lay dan Eunkyo lalu pergi.
Eunkyo membereskan peralatan tulisnya juga buku-buku miliknya setelah selesai mencatat hal-hal penting yang sonsaengnim jelaskan pada preclass sesi pertama tadi. Eunkyo sedikit kaget saat Lay tiba-tiba saja duduk disampingnya. "Kau mau pinjam catatan?" Tanya EunKyo memperkirakan.
"Aniya.. Aku ingin bicara sesuatu" Jawab Lay ragu-ragu.
"Tentang apa?" Tanya Eunkyo.
           
Lay menggigit bibirnya, pandangan matanya berkali-kali memedar memerhati- kan siswa lain didalam kelas tersebut "Ini.. tentang Inkyung"
"Ah.. Itu" Jawab Eunkyo "Aku juga berniat bertanya tadi"
"Bisakan kau tidak membicarakan tentang diriku dan Inkyung didekat Suho?"
Eunkyo membulatkan matanya "Wae? Kalian merahasiakan hubungan kalian? Apa kau benar namjachingu Inkyung?"
Lay mengangguk "Eum.. Begitulah.. Nan molla, Inkyung memintaku agar merahasiakan hubungan kami dari Suho"
Eunkyo menghela nafas, ia ingin mengatakan suatu kebenaran yang mungkin saja Lay belum ketahui, dilihat dari caranya berbicara. Tapi sekali lagi ia hanya diam, ia takut jika terlalu jauh ikut campur, semua bisa semakin rumit "Dia.. Benar namjachingu dari Inkyung, kasihan sekali.. Bagaimana perasaannya jika ia tahu bahwa Inkyung sebenarnya sudah memiliki tunangan. Inkyung memang tak mungkin membiarkan Suho mengetahui hubungan ia dan Lay, mustahil.. Keluarga Kim dan keluarga Byun begitu dekat, kalau sampai semua ini terbongkar, Inkyung akan mendapat masalah. Aku.. Ingin sekali memberitahunya, tapi.. sudahlah lebih baik ku biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri, suatu saat nanti ia juga pasti akan mengetahuinya"
"Eunkyo-a gwenchana?" Tanya Lay bingung karena tiba-tiba Eunkyo melamun.
"Eo.. Ne.. Jika memang begitu yang terbaik, terserah kau saja" Jawab Eunkyo.
"Gomawo"
"Ne"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
 

11.20 AM
           
Suho memasuki ruang kepala academy "Annyeonghaseyo eomma" Sapa Suho, Ia memesan makanan untuk sang eomma, dan berniat untuk makan siang bersama. Suho berdiri dibelakang eomma nya, ia meletakkan kedua telapak tangannya pada pundak sang eomma, lalu memijatnya pelan "Eomma jangan terlalu lelah" Ujarnya.
Nyonya Kim tersenyum, ia menepuk-nepuk pundak tangan Suho "Gwenchana Hemm..Aku tak pernah menyesal memiliki mu.. Bagaimana kelas hari ini sayang?"
"Semua berjalan lancar eomma, bagaimana dengan perkejaan eomma? Eomma pasti repot sekali, biasanya di waktu preclass banyak berkas perpindahan dan upgrade class yang harus diurus"
"Sekertaris eomma mengerjalan semuanya, kau tak perlu berlebihan, eomma hanya perlu tanda tangan saja" Jawab Nyonya Kim. Ia meminta Suho untuk berhenti memijat pundaknya, lalu menepuk sebuah kursi disampingnya agar sang anak duduk disana. "Eomma jadi ingat sesuatu, tentang teman mu Yixing"
"Eo? Ada apa dengannya? Apa berkasnya ada yang kurang?"
"Bukan itu anakku.. tadi ia terlibat pertengkaran, sebenarnya bukan ia yang berkelahi, tapi 2 orang siswi, tapi sepertinya ia adalah penyebabnya, cerita anak muda ada-ada saja"
"Apa maksud eomma? Lay tidak menceritakan apapun padaku dikelas tadi" Tanya Suho menelisik.
"Kau tau YiJie.. ? Yeoja peringkat 1 yang mengalahkan mu itu.. Dia dan Yixing teman mu adalah sepasang kekasih, ia tak suka dengan keberadaan Inkyung dikelasnya tadi, sehingga ia berkelahi dengan Inkyung. Kau tau juga bukan bahwa Inkyung sudah dijamin oleh keluarga Byun? Jadi eomma tidak bisa menghukum anak itu terlalu berat, sehingga eomma memindahkan YiJie ke kelas lain" cerita Nyonya Kim. Suho terdiam, ia mengingat ucapan Miyoung dikelas tadi.

"Kau teman Chanyeol yang semalam ku antar pulang juga setelah dari rumah yeoja chingu mu itu kan?" Miyoung

"Benar, Rumah YiJie dekat dengan perkebunan bunga Miyoung noona, tapi mengapa Lay tak pernah menceritakan pada ku tentang hubungan ia dan YiJie? Mengapa sikap mereka berdua juga biasa saja?" Tanya Suho dalam hati.
"Eomma.. Aku kekelas sebentar, ada yang tertinggal, nanti aku kembali" Pamit Suho segera pergi keluar ruangan.

☆*:.。. o)o .。.:*☆



11.20 AM
           
Chanyeol cs minus D.O. Keluar dari kelas 3-2 untuk makan siang, dari kelas mereka, mereka dapat melihat Inkyung sedang berjalan kesal keluar dari kelasnya. Chen terkekeh nyaring "Lihat nenek sihir itu.. Aku yakin sekali dia sedang naik darah, ahh aku jadi penasaran bagaimana wajahnya saat dipermalukan didepan kelas ahhaha"
"Apa yang kau bicarakan? Kyungsoo juga bicara aneh sejak tadi, ada apa, beri tahu aku?" Pinta Baekhyun gemas karena ia tak tau informasi apapun.
"Kau tidak kaget mengapa tiba-tiba semester ini ada presentasi tugas preclass?" Tanya Chanyeol pada Baekyun. "Ayolah Baekhyun.. Hal ini tak terjadi begitu saja"
"Chakam.. Apa Mongie ada dibalik semua ini" Tanya Micha kaget.
"JINCHA??" Sontak Baekhyun kaget mendengar hal tersebut "Tak kusangka ia hebat juga, tapi apa yang ia lakukan.. Ceritakan secara detil pada ku" Pinta Bakhyun makin tak sabar.
"Akan kami ceritakan secara detil padamu, asal kau mau mentraktir kami makan siang" Seru Chen memanfaatkan kesempatan.
"Aiiissssh Neo!" Karena ia tak bisa menahan rasa penasarannya, Baekhyun pun menyetujui tawaran Chen "Baiklah, tapi kau harus berjanji menceritakan secara detil pada ku, karena melihat hasilnya saja aku sudah puas sekali begini hahah" Baekhyun memelototi Micha "Ya! Kau juga harus menceritakan secara detil apa yang terjadi pada diri mu tadi"
Micha hanya melihat ke arah Baekhyun tapi tak menjawab.
Songhaee menarik-narik lengan baju Chanyeol "Tidak adakah yang bisa kita lakukan untuk meledek yeoja itu atau apapun? hanya karena mendengar cerita saja aku sudah gemas sekali, wajah yeoja itu juga menyebalkan sekali"
"Kau ingin melakukannya?" Tanya Chanyeol bersemangat "Ayo"
"Aku ikut aku ikut..aku ikutttt" Seru Chen bersemangat.
"Aku tidak mau berurusan dengannya lagi.." Ujar Micha.
Baekhyun menarik tangan Micha "Kau takut padanya?" ia membawa yeoja itu berjalan lebih dahulu. "Payah.. Tapi baiklah... Khaja anggap dia tak ada"
"Ya tunggu kami" Seru Chen.
Chanyeol dan Songhee berjalan dibelakang mereka semua "Tunggu!"

☆*:.。. o)o .。.:*☆



Baekhyun membawa Micha berjalan melewati Inkyung, Pandangan mata Inkyung begitu tajam memperhatikan mereka. Micha melirik kecil kearah Inkyung, ekspresi yeoja itu jelas kesal, ia seperti ingin menghajar Micha tapi menahan.
"Jangan melihat kearahnya, lihatlah kedepan ^^" Ujar Baekhyun tenang.
Micha mengangguk lalu berusaha tak melirik Inkyung sedikitpun sampai mereka berdua melewati yeoja tersebut.
Chen dengan brutal bertanya pada setiap siswa yang keluar dari kelas 3-4 "Chinggudeul kudengar ada pertunjukan badut sirkus tadi? Bagaimana seru?"
Beberapa teman Chen yang merupakan siswa kelas 3-4  juga menanggapi pertanyaan Chen "Huaa seru sekali.. Badut sirkus itu tadi bernyanyi.. Sayang nya sepertinya ia lupa lirik"
"Jongdae-ah.. Aku bahkan memiliki video dan foto-fotonya" Celetuk namja lain.
"Share.." teriak Chanyeol bersemangat. Chanyeol terkekeh sambil menatap Songhee, Songhee juga terkekeh puas melihat ekspresi kesal Inkyung.
"Nanti malam jam 8" Jawab teman Chen.
Chen juga terkekeh puas melihat Inkyung yang kesal setengah mati "Kutunggu.. Byee.. Chingudeul"

☆*:.。. o)o .。.:*☆

Kris melihat jam tangan berkali-kali, ia sudah bosan dengan sonsaengnim yang terus mengoceh didepan. Ia menguap karena makin bosan ia akan makin mengantuk. "Kau tidak bosan?" Tanya Kris pada Minhyo.
"Bosan." Jawab Minhyo singkat tanpa mentap Kris, tangan Minhyo sibuk mengerakkan pensil, mencoret-coret bagian paling belakang buku kosong miliknya. Minyo sedikit berbeda dari biasanya, meski ia mengatakan ia bosan tapi sesekali pandangannya masih memerhatikan sonsaengnim, memaksakan dirinya untuk men- dengar celotehan itu. Minyo juga tak terlalu banyak bercanda dan berbicara tak waras seperti biasanya.
Kris menarik buku Minhyo, ia menuliskan "Kenapa kau upgrade class?" pada buku kosong milik Minyo, lalu menyerahkan kembali buku itu pada Minhyo.
"Kenapa bertanya?" Tulis Minhyo balik. Kedua berbicara lewat buku tersebut.

"Aneh.." Kris
"Apa?"
"itu"
"Apa?"
"Hidung mu"

Tulisan terakhir Kris membuat Minhyo naik darah, Minhyo tersinggung(?) jika seseorang membahas urusan(?) hidung(?). "YAAA!" Bentak Minhyo keras sampai satu kelas termasuk sonsaengnim melihat kearahnya.
Kris menahan tawa.
"Hachiihhhhhh" Minhyo pura-pura bersin, ia tersenyum bodoh pada setiap mata yang memandang nya. Minhyo kembali membalas tulisan Kris.

"Awas kau naga sial, aku akan mengikat mu kembali ke kastil tua " M
"Aku bisa terbang" K
"Aku keren =_=" M
"Aku tampan" K
"Aku cool" M
"Hidung ku mancung" K
"Hidung ku antik" M
"1000 won dapat 3" K
"Kau 1000 won dapat setengah, bisa dipotong-potong" M
"Paket hemat" K
"Barang murahan" M
"Yang murah banyak dicari" K
"Oleh fakir miskin dan anak-anak terlantar!" M

***
           
Luhan tertawa lebar tanpa suara akibat teriakan Minhyo tadi, ia terus membuka mulutnya, terlihat seperti bocah cacat. Sungchan melakukan apa yang ia lakukan setiap kali melihat sikap namjachingu nya itu. Membuka sebungkus permen, lalu memasukkan ke dalam mulut Luhan.
"Nyumm..~" Luhan tersenyum ke arah Sungchan.
"=_="
"Mereka Lucu, dulu kau dan Minyo saja sudah Lucu, sekarang ada Kris juga" Ujar Luhan sambil terus menikmati permen dimulutnya.
"Kami bukan tokoh kartun" Jawab Sungchan.
"Tapi kalian lucu hihihi"
"Terserah =_="
Luhan menghadap ke belakang, bermaksud ingin mengatakan pada Xiumin bahwa Kris dan Minhyo itu lucu "Xiu..." Kata-katanya terputus saat ia tak menemukan Xiumin disana. Luhan bertanya pada yeoja yang duduk disamping xiumin "Dimana xiumin?"
"Eum? Molla.. Mungkin ia ke toilet, tapi aku tak lihat kapan ia pergi" Jawab Yeoja itu.
Luhan kembali menghadap kedepan, ia bicara pada Sungchan "Kau lihat xiumin keluar kelas?" Tanya Luhan.
"Tidak ada yang keluar kelas sejak tadi" Jawab Sungchan.
"Lihat lah, dia tidak ada" Seru Luhan.
Sungchan mengangkat sebelah alisnya "Mungkin dia alien dari pelanet lain =_="
"Huaa daebak OoO" Seru luhan.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

11.30 AM
           
Inkyung begitu kesal atas apa yang terjadi pada dirinya hari itu, ia memasuki kelas 4-1 dan menemukan Eunkyo disana, ia berjalan cepat memasuki kelas yang sudah sepi saat itu, ia tak begitu perduli saat melihat namjachingu nya juga ternyata berada disana. BRAKKK! Tangan Inkyung memukul keras meja Eunkyo.
Eunkyo tersentak dengan kejadian tersebut "Apa yang kau lakukan Inkyung?"
"Tak perlu pura-pura tak tau eonnie!!!" Bentak Inkyung dengan nada meninggi.      "Aku sungguh tak mengerti maksud mu" Ujar Eunkyo.
Inkyung membuka tas miliknya, ia mengeluarkan tugas preclass yang dikembalikan oleh sonsaengnim, lalu membanting tugas tersebut ke lantai "KAU SENGAJA MELAKUKAN INI BUKAN!" Bentak Inkyung semakin meninggi.
Eunkyo menghela nafas "Apa lagi yang salah, semua sudah dikerjakan sesuai keinginan mu, apalagi yang kau inginkan?" Eunkyo tetap menahan emosinya, meski rasanya ia ingin sekali meninggikan suara seperti yang inkyung lakukan.
Lay sendiri hanya bisa diam karena ia tak mengerti sama sekali masalah yang terjadi.
"CIH!.. Jangan pura-pura polos eonnie! Kau sudah tau kan bahwa sebenarnya ada aturan baru semester ini bahwa tugas preclass akan di presentasikan!  KARENA ITU KAU SENGAJA MENGERJAKAN TUGAS MILIKKU SAMPAI SESEMPURNA INI! KARENA KAU TAU AKU TAK AKAN MENGERTI SAAT JIKA AKU HARUS MEMPRESENTASIKANNYA!!!! BEGINI CARA MU BALAS DENDAM HUH" Inkyung melayangkan tangannya ke arah Eunkyo.
Eunkyo tak menghindar, ia memejamkan matanya pasrah.
"HAJIMA!"
TAPPP... Lay menahan tangan Inkyung bersamaan dengan suara tadi terdengar. Lay melihat ke arah pintu, menemukan Suho disana "Suho!"
Suho berjalan cepat menghampiri Inkyung, Eunkyo dan Lay. Melihat Suho datang, Inkyung menepis tangan Lay, ia juga menahan keinginanya untuk memukul Eunkyo tadi. Eunkyo pun membuka matanya saat mendengar suara Suho.
"Tak seorangpun diantara kami yang tau bahwa semester ini tiba-tiba akan diadakan presentasi tugas preclass, bahkan aku sendiri sedikit terbata saat menjelaskan presentasi tugas ku Inkyung, mianhae.. Aku sungguh tak tau" Jelas Eunkyo.
"Kau tak perlu minta maaf padanya!" Seru Suho, ia tersenyum pada Eunkyo. Ia menatap tajam mata Inkyung "Pulang nanti kau harus menghadap ruang kepala academy, Eomma akan memberikan suarat peringatan yang harus kau berikan pada orang tua mu"
"Apa! Apa salah ku!" Bantah Inkyung tetap tak mau mengakui kesalahannya.
"Kau masih bertanya! Jelas-jelas aku mendengar kau mengucapkan dengan bibir mu sendiri bahwa tugas preclass mu bukanlah hasil kerja mu sendiri, ditambah lagi hari ini kau dengan sengaja menggunakan hubungan mu dengan keluarga byun untuk terhindar dari hukuman, kau pikir aku tidak bisa menggunakan nama keluarga ku untuk memberi hukuman pada mu! ingat baik-baik sekalipun kau mendapat backingan dari keluarga byun, academy ini tetap milik keluarga ku, jadi jaga baik-baik sikap mu selama kau masih ingin berada di academy ini" Ancam Suho.





"AAAASHHH NEO! AARRH" Inkyung berbalik, langkahnya menghentak beranjak pergi meninggalkan Suho, Lay dan Eunkyo.
"Satu lagi.. Mulai saat ini aku akan mengawasi Eunkyo, jika sampai aku mendapati kau menyusahkan nya lagi, kau akan berurusan dengan ku Oh Inkyung" Tambah Suho membuat Inkyung semakin tak bisa menahan emosinya, BRAKKK ia menutup keras pintu kelas tersebut saat ia keluar.
Lay bergelut dengan pikirannya sendiri, kata-kata suho tentang hubungan Inkyung dan keluarga Byun masih berputar-putar dikepalanya "Apa hubungan Inkyung dengan keluarga Byun? Ia tak pernah menyinggung masalah itu sedikitpun dihadapan ku, apa ini berhubungan dengan permintaan Inkyung untuk tidak memberi tahu hubungan kami kepada Suho?" Tanya Lay dalam hatinya.
"Eunkyo-a Gwenchana?" Tanya Suho pada Eunkyo penuh kekhawatiran.
Eunkyo masih menerjap-nerjapkan matanya tak percaya barusan Suho membelanya dihadapan mahluk paling menakutkan baginya, dimatanya saat ini hanya terdapat Suho, ia tak mengatakan sepatah kata pun, hanya menatap lurus kearah mata Suho, ia mengangguk seperti kehilangan kesadaran.
"Kumohon.. Mulai hari ini jangan membantu Inkyung mengerjakan apapun, jika dia memaksa atau mengancam mu, katakan pada ku, kau tak perlu takut pada Inkyung, ia tak bisa melakukan apa-apa, ia hanya pintar mengancam saja" Suho menasehati Eunkyo dengan menebar senyum manis dihadapan yeoja itu.
Eunkyo menghembuskan nafasnya bersamaan dengan kembalinya kesadaran Eunkyo, ia tersenyum kecil "Bantuan mu sangat berarti untukku, mian harus melibatkan mu"
"Ini bukan apa-apa.. Aku hanya melakukan sesuatu yang seharusnya kulakukan" Ujar Suho.
Lagi-lagi Eunkyo tersenyum "Tapi ini sudah lebih dari cukup bagiku, kau memberi jawaban yang terus kucari selama ini, ani.. Bukan waktunya lagi berfikir untuk maju ataupun mudur, aku hanya akan menjalani semua ini, lepas dari apa yang akan kudapatkan akhirnya nanti, aku.. bahagia berada didekat mu, itu sudah cukup bagiku saat ini" Ucap Eunkyo dalam hatinya.
"Lay" Seru Suho.
Lay tersadar dari lamunanya "Ne?"
"Ada yang ingin kubicarakan dengan mu" Ujar Suho lagi.
Sepertinya apa yang Suho dan Lay adalah hal penting, Eunkyo pun pamit pada keduanya agar mereka bisa bicara lebih leluasa "Aku duluan.. Aku harus ke perpustakaan"
"Hati-hati Eunkyo-a, acuhkan saja Inkyung jika kau bertemu dengannya" Saran Suho pada Eunkyo masih tak melepas senyumnya.
Eunkyo menyambut senyum Suho "Araseo, sekali lagi terima kasih, annyeong"
Selepas kepergian Eunkyo, Suho dan Lay duduk dikursi mereka "Apa yang ingin kau bicarakan dengan ku?" Tanya Lay.
"Mengapa kau tak pernah mengatakan pada ku bahwa kau dan Yijie sepasang kekasih?"
"Eum itu..."
Belum sempat Lay bicara, Suho memotong ucapannya, ia meletakkan tangan nya pada pundak Lay "Ya.. Berita sebagus itu seharusnya kau bagi-bagi dengan ku, dan maaf aku sering mengucapkan beberapa hal tak enak tentang YiJie pada mu, itu semua hanya karena aku bersaing dengannya saja, aku tak bermaksud menjelek-jelekkan ia dihadapan mu, mianhae"
Lay tersenyum pasrah "Ne.. tak masalah, YiJie juga sering mengeluh tentang mu pada ku" Ujar Lay, ia tidak berbohong beberapa kali YiJie memang kesal dengan tingkah sok pintar Suho dan sering menceritakan pada Lay.
"Dia juga sering menjelek-jelekkan ku?"
"Tidak menjelek-jelekkan juga, hanya mengeluh. Karena kau sering mengham- pirinya setiap kali kau mendapat nilai tes lebih rendah darinya, ia sedikit terganggu dengan hal itu" Jelas Lay.
"Aku hanya berniat mengucapkan selamat saja, hanya itu" Jelas Suho membela diri. "Dia sensitif sekali rupanya.. Ups.. Maksud ku.. mian"
"Ne.. Aku mengerti, akan kukatakan padanya nanti" jawab Lay.

☆*:.。. o)o .。.:*☆

Yoora menarik tangan Sehun, ia menahan Sehun untuk keluar dari kelas saat ia melihat Tao masih duduk di kursinya, ia ingin Tao keluar dulu, baru ia bisa keluar, Ia menggunakan tubuh Sehun untuk bersembunyi.
"Ya.. Apa-apaan kau ini" Tanya Sehun.
"Shuut.." Seru Yoora bersembunyi dibelakang Sehun.
Sehun mengerutkan dahinya "Kau menghindari anak itu?" Tunjuk Sehun pada Tao.
Yoora mengangguk "Kita tunggu sampai dia keluar" Ujar Yoora.
"Kita? Kau saja sendiri" Ujar Sehun, ia menunjukkan smirk nya "Tao-ya!"
"Ya!" Erit Yoora, ia seketika berjongkok agar tubuhnya tertutup meja "Sial seharusnya aku tidak mempercayai bocah ini."
Tao menoreh kearah Sehun dengan wajah lemas karena ia belum makan "Wae?"
"Kemarilah, ada yang mencari mu disini" Sehun menunjuk ke bawah menunjukkan tempat Yoora berada.
Kai yang duduk disamping Tao ikut menengok "Tak ada orang disana" Ujar Kai tidak melihat, karena Yoora berjongkok.
"Ada dibawah sini" Ujar Sehun rusuh, masih menunjuk ke bawah. "Seorang yeoja bernama Wu Yoora"
BRAKK.. Detik selanjutnya Tao langsung berdiri, sampai-sampai kursi yang ia duduki sebelumnya terjatuh ke samping. Kai sampai kaget melihatnya "Woa.. Tao gwenchana? Kau tidak kesurupan kan?"
Disisi lain Yoora semakin panik sekaligus kesal pada Sehun, ia sudah kehabisan akal, ia mencubit keras kaki Sehun hingga sang pemilik teriak kesakitan "Aaaah!!!!" Setelah itu.. Shuuuuuunggg~~.. Yoora berlari kencang keluar dari kelas tanpa menatap Tao sedikitpun.
Wusssshhh... Angin berhembus getting slow motion dihadapan Tao mengiringi kepergian Yoora, Tao menatap dramatis ala telenovela. "Ia begitu belum siap bertemu dengan ku lagi, pasti jantung nya berdebar begitu cepat karena ia malu.. tak apa pelan- pelan ia juga pasti bisa terbiasa dengan perasaan berdebarnya itu, aku.. Juga merasakan apa yang kau rasakan calon jodoh ku" ujarnya juga dramatis.
Kai menggeleng melihat kepercayaan diri Tao, padahal jelas-jelas yeoja tadi berlari ketakutan, bukan karena malu atau apapun. "Kasian yeoja itu ckckck" Seru Kai pelan. Sedangkan Sehun masih mengelus-ngelus kakinya yang membiru akibat cubitan Yoora.
☆*:.。. o)o .。.:*☆

Minhyo, Kris Luhan dan Sungchan pergi ke sebuah cafe didekat academy untuk menikmati makan siang mereka, mereka sedang malas makan siang di kantin academy, tak sengaja mereka bertemu dengan Baekhyun, Chanyeol, Chen, SongHee dan Micha.
"Yi Jie.." Seru Luhan melihat sang adik yang ia khawatirkan sejak tadi. "Tumben sekali mereka makan siang bersama"
Sungchan menunjukkan sebuah pesan dari Chanyeol kepada Luhan.

Chanyeol's replay««
Aku baru melihat pesan mu, hem.. Gwenchana sekarang Micha noona ada di sini, ternyata ia dipindahkan ke 3-2, dikelas ku, katakan pada Luhan hyung agar tidak khawatir. Terimakasih sudah mengabari ku Park Sungchan.

"Eo.. Kapan ia mengirim pesan?" Tanya Luhan.
"Tadi.. Tapi aku lupa memberitahu mu, mian" Ujar Sungchan.
Luhan menggenggam tangan Sungchan "Gwenchana baby ^^" Luhan mengajak Sungchan untuk menemui Chanyeol cs.
Kris berdiri terpaku seperti patung, begitu juga dengan Minhyo. Minhyo awlanya exited begitu melihat Chen, tapi menyadari keadaan saat ini, entah mengapa Minhyo justru terdiam ditempat "Tak ada gunanya, aku terus mengejar seseorang yang sama sekali tak pernah memperdulikan ku, waktu ku pun tinggal sedikit, tak akan cukup waktu untuk membuatnya menatap ku.. lebih baik aku menghindar sebelum aku semakin berharap pada takdir yang sepertinya memang bukan untuk kami" Minhyo bicara dalam hatinya, ia menunduk perlahan "Dimana kita harus duduk?" Tanya Minhyo pada Kris.
"Dimana saja bisa" Jawab Kris.
Minhyo pun duduk dilantai yang sebelumnya menjadi tempat mereka berdiri, didepan pintu masuk cafe tersebut.
Kris membelalak "Ya.. Tidak disini juga, cepat bangun sebelum orang-orang menganggap mu pengemis" ia membangunkan Minhyo.
Minhyo bangun dengan malasnya "Kau bilang bisa duduk dimana saja" ia melewati Kris lalu duduk di kursi terdekat.
Kris duduk disampingnya, ia ingin bertanya tapi malas. "Kita kesana saja"

***

Luhan sampai dihadapan Micha dan teman-temannya "Oppa" Seru Micha.
Luhan ingin memeluk sang adik, tapi tak enak dengan anak-anak lain "Ya!" Sentak Luhan tanpa sebab.
"Wae?" Tanya Micha bingung.
"Ya Luhan Hyung.. Jangan mengikuti Sungchan noona kemana-mana! Sungchan noona milikku" Ujar Baekhyun mendorong kecil Luhan. "Annyeong Chagi"
"=_= bocah ini.." Gumam Sungchan.
Baekhyun berdiri, lalu mempersilahkan Sungchan duduk ditempat duduknya "Silahkan duduk cantik" Ujar tengil.
Luhan melirik sebal, membuat wajahnya justru terlihat lucu, ia melipat kedua tangannya didepan dada, lalu duduk disamping Micha. Melihat ekspresi Luhan, Micha menjadi kesal "Ya Byun Baekhyun jangan lakukan hal itu pada oppa ku, kau menyakiti perasaanya"
Baekhyun berdecak, ia berbisik meski suara nya masih terdengar jelas "Lihat adik ipar mu yang sensitif itu"
"Kau juga yang cari gara-gara lebih dulu dengan kakak-beradik mellow itu" Seru Sungchan.
"Baekhyun diciptakan oleh tuhan memang untuk membuat gara-gara ahhahaha" Seru Chen.
"Ya diam kau evolusi lumba-lumba dinosaurus!" Selak Baekhyun.
"Kau yang diam anak bebek" Sergah Chen.
"Bibir mu yang seperti bebek" Ledek Baekhyun.
Chen tetap tak mau mengalah "Tapi kau yang bebek" Chen tiba-tiba terdiam saat Kris dan Minhyo menghampirinya, ia langsung menutupi wajahnya dan pura-pura melanjutkan makan siang.
"Kita duduk disini saja" Kris menunjuk meja disamping meja Chanyeol dan kawan-kawannya.
Minhyo sama sekali tak menyapa Chen, ia hanya duduk ditempat yang ditunjuk Kris, melihat-lihat menu yang terdapat di meja tersebut.
Chen melirik-lirik heran "Dia tidak menyapa ku? Apa ia sudah tidak menyukai ku lagi? Atau.. Dia marah karena tadi pagi" Tanya Chen pada dirinya sendiri.
Luhan beralih duduk di dekat Kris dan Minhyo "Kau mau duduk disana juga tak apa" Ujar Luhan ngambek (?) pada Sungchan.
Paaakk.. Sungchan menepak pundak Baekhyun "Lihat hasil perbuatan mu =_="
Baekhyun hanya terkekeh, ia kembali duduk pada tempatnya, Sedangkan Sungchan beranjak menuju ke meja sebelah "Noona"
"Apa lagi? =_="
"Ya Lee songhee berdiri" Perintah Baekhyun.
"Wae?" Tanya Songhee bingung, ia berdiri tanpa tau apa yang terjadi. Ia membungkuk sopan pada Sungchan yang sebenarnya sudah ia temui semalam.
"Sungchan noona, ini Lee Songhee yeojachingu baru Chanyeol" Seru Baekhyun "Songhee-ah ini calon kakak ipar mu" Baekhyun memperkenalkan Sungchan pada Songhee.
Songhee menatap Chanyeol, mencoba mencari jawaban dari pernyataan Baekhyun "Park Sungchan.. Nama.. Yeoja itu" Ujar Chanyeol tanpa sedikitpun mengarahkan matanya pada Sungchan.
"Annyeonghaseyo Sungchan Eonnie" Sapa Songhee sopan.
Sungchan tersenyum kecil "Jaga Chanyeol baik-baik" Ujarnya.
Songhee langsung salah tingkah "E.. A.. O.. Eonnie.. Aku dan Chanyeol bukan sepasang kekasih" Ujar Songhee terbata.
"Hanya tinggal tunggu waktu" Celetuk Baekhyun "Berarti kau calon adik ipar ku juga Songhee" Seru Baekhyun sengaja mengeraskan suaranya agar terdengar Luhan.
Pipi Luhan menggembung semakin besar "Ehem..Eum"
Micha menginjak kaki Baekhyun sebal "Ya!"
"Aw.. Ya!" erang Baekhyun.

Chen melirik Minhyo sekali lagi, memastikan bahwa yeoja dimeja sebelah benar-benar Minhyo, pada saat yang bersamaan Minhyo juga melihat kearah Chen. Keributan di sekitar mereka seolah tak menjadi halangan bagi mereka untuk merasakan bahwa saat itu hanya ada mereka berdua. Dihadapan mata Chen, Minhyo menghela nafas dan memalingkan wajahnya begitu saja.
"Ada apa dengannya?" Tanya Chen dalam hatinya yang tanpa sadar menghawa- tirkan Minhyo.





☆*:.。. o)o .。.:*☆

Eunkyo memasuki ruang perpustakaan, ia menghampiri D.O ditempat biasa mereka berdua membaca buku, tatapan mata Eunkyo masih mengawang.
D.O berniat membuka pembicaraan, ia ingin membicarakan tentang Inkyung, tapi belum sempat D.O bicara, EunkYo justru bicara lebih dahulu.
"Inkyung marah besar pada ku tadi.." ujarnya masih belum menatap D.O "Ia marah karena tugasnya terlalu baik tapi tidak ia mengerti sama sekali, dan dia hampir menyerang ku" Ujar EunKyo
Seketika ekpresi D.O berubah, ia merasa telah berbuat kesalahan, karena dirinya Eunkyo justru mendapat masalah semakin besar "Mianhae"
"Kyungsoo-a" Eunkyo memiringkan posisi duduknya, kali ini ia mentatap D.O "Suho menyelamatkan ku"
"Gurae" Jawab D.O "Syukurlah" jawabnya tak bertenaga, ia memaksa senyum palsu nya terkembang.
"Aku.. Tak pernah merasa begitu aman dari seseorang seperti Inkyung sebelum- nya, tapi.. Keberadaannya tadi merubah segalanya" Jawab Eunkyo menceritakan, tergambar senyum tipis di bibir Eunkyo. "Aku.. sudah memutuskannya"
"Apa?" Tanya D.O pelan.
"Aku tidak akan mundur, tak perduli apapun yang akan terjadi didepan nanti, entah bisa atau tidak bisa aku memilikinya nanti, aku.. tak akan menghindar darinya. Ini bukan sekedar masalah memiliki atau tidak tapi.. aku ingin menikmati setiap saat ku bersamanya nya, meski ia tak mengetahui apapun tentang perasaan ku padanya, aku.. cukup bahagia dengan keberadaannya, dengan senyumnya, dengan cara nya melindungi ku, aku tidak akan berlari, aku.. Akan berjalan perlahan kearahnya, dan akan pernah mundur, dan jika suatu saat nanti ia ingin berlari jauh meninggalkan ku, aku akan tetap dengan jalan ku kearahnya, aku.. Hanya akan berhenti saat aku tak lagi bisa menemukan sosoknya"
D.O menghela nafasnya, senyum parau nya kembali terkembang "Kau memang harus melakukannya, kau.. tak bisa menyerah sebelum mencoba, kuharap.. kau akan selalu bahagia, apapun.. yang terjadi terjadi"
Eunkyo tersenyum tulus pada D.O "Gomawo kyungsoo-a"
"Eum" Jawab Kyungsoo juga dengan senyumnya.

"Aku... juga akan melakukan apa yang kau lakukan.. berjalan perlahan kearah mu, tak perduli kau berlari sejauh apapun meninggalkan ku, aku.. tak akan berhenti bahkan.. Hingga mataku tak dapat melihat sosok mu lagi... karena kau telah berlari terlalu jauh meninggalkan ku, aku akan terus berjalan... menunggu sampai langkah kecilku membawa ku pada mu yang telah lelah berlari nantinya, entah karena seseorang yang kau kejar tak dapat lagi kau raih, atau karena kau telah berhasil menemukannya. Aku hanya ingin.. melihat mu tersenyum diakhir cerita mu, hanya itu" D.O's mind.

☆*:.。. o)o .。.:*☆
NEXT DAY
02.35 AM
POV : Minseok

Sial memang aku terbangun disaat-saat penting, padahal aku merindukan makan siang bersama teman-teman ku, sekarang sudah hampir pukul 3 pagi, aku baru bisa kembali kesini, tapi tentu belum ada orang di academy. Bukan masalah bagiku, karena memang tujuan ku saat ini adalah tempat itu.
Mata ku menatap jendela kamar EunHee, aku datang..
"Aaaaaaaa!!!!! Aaaaaaaa!!" Suara tersebut terdengar dari atas sana, nampaknya Eunhee yang berteriak, hal ini terjadi lagi. Hal apa sebenarnya yang membuat EunHee jadi seperti itu? Aku ingin sekali masuk kesana tapi.. saat ia berteriak seperti itu JongIn dan bibi Shin pasti sudah berada disana, bisa gawat jika mereka menemukan ku. Tapi aku juga tak bisa diam saja. Eummm..
Nekat memang, aku tetap memanjat tangga yang selalu kugunakan untuk naik ke kamar Eunhee dilantai 2 rumah ini. Keberanian ku belum cukup besar untuk naik sampai beranda, jadi aku hanya mengintip dari tangga melalui pintu geser.
Eunhee memberontak, disana JongIn dan bibi Shin memegangi nya, mereka membawa sebuah alat suntik kecil, dengan cekatan Jongin menyuntikkan alat itu pada lengan EunHee, setelah itu Eunhee tak memberontak lagi. Sepertinya itu adalah obat penenang atau sejenisnya, kasihan sekali Eunhee. Jongin juga tak kalah kasihan, setelah menyuntikkan obat pada Eunhee ia terlihat meneteskan air matanya, ia tak tega mungkin.. tapi tak ada yang bisa ia lakukan juga.
Bibi Shin mengelus pundak Jongin, lalu ia keluar dari kamar EunHee. JongIn masih disana sampai kurang lebih 10menit, ia mengelus kepala Eunhee sampai Eunhee menutup mata dan tertidur. Setelah itu JongIn keluar dari kamar EunHee. Akhirnya. Lelah juga berdiri di tangga 15 menit begini. Kaki ku menapak pada balkon / beranda kamarnya. Ku sentuh pintu kaca geser bertirai putih tipis.. Sreeekk.. Eo? Pintu ini tak terkunci, atau Eunhee memang sengaja tak mengunci nya karena ia tau aku akan datang.
Dengan hati-hati aku membuka pintu tersebut, berjalan mengendap-endap seperti pencuri.
"Hiks..~ hiks..~" Eunhee menangis, suara tangisnya samar-samar terdengar, ia belum tidur rupanya.
Sekarang aku berjalan merangkak dan terhenti di bawah tempat tidurnya. Pelan-pelan kepala ku muncul dari bagian bawah tempat tidurnya itu "Annyeong.."





Eunhee mendengar suaraku, ia langsung menoreh, ia ingin bangun tapi nampaknya pengaruh obat penenang membuatnya sulit melakukan hal tersebut.
"Jangan memaksakan diri, Gwenchana ^^" Aku pun menghampirinya, duduk tenang di sisi tempat tidurnya, membantu Eunhee untuk duduk. Tubuhnya begitu lemah, ia bersandar pada pundak ku. Dapat kubaca masih terdapat ketakutan dalam dirinya, karena saat ini ia mencengram kuat lengan ku, ia juga tak berhenti menangis.
Kuberanikan diri untuk mengelus kepalanya, kubiarkan ia memeluk ku. "Kau aman sekarang.. Tenangkan dirimu, aku disini"
"Eung.. Eung..~ eung.. Hiks" Ia memelukku dengan tangannya yang semakin melemah, tatapan matanya seolah mencoba bicara padaku, seandainya aku dapat membaca semua arti dibalik tatapannya, mungkin aku dapat melakukan sesuatu untuknya.
"Maafkan aku.. Aku pergi terlalu lama, kau pasti kesepian" Ujar ku.
Ia mengangguk lemah, perlahan ia mulai tenang, isak tangisnya pun sudah mulai menghilang. Kulihat matanya sudah mulai sedikit berat, mungkin obat tadi juga membuatnya mengantuk. Kubantu ia merebahkan tubuhnya, kutarik selimut agar menutupi tubuhnya "Tidurlah ^^"
Eunhee mengangguk lagi. Ia lalu menunjuk diriku dan menunjuk sebuah bantal disamping bantalnya. Ia mungkin meminta ku untuk berbaring, mungkinkah? Deg..deg.. Mengapa aku jadi berdebar lagi. Tak ada salahnya, toh tak ada yang kami lakukan. Aku berbaring disampingnya, kami sama-sama dalam posisi miring dan saling berhadapan satu sama lain. Ya tuhan.. Aku tak pernah seperti ini sekalipun saat aku sedang bersama Inkyung dulu.
"Kemarin aku datang ke academy" Ujar ku mulai bercerita.
Ia memperhatikan ku meski matanya semakin berat untuk terus terbuka.
"Aku bertemu dengan YiJie dan Eunkyo"
Mata EunHee melebar, ia bagai bertanya padaku "Bagaimana keadaan mereka" setidaknya itu yang sedikit bisa kuartikan dari caranya menatap ku.
"YiJie meraih peringkat 1 semester lalu, tapi ia tidak upgrade class karena kakaknya masih ada di tingkat 4, ia sedikit mendapat masalah dengan seorang siswa bernama Inkyung dan ia dipindahkan ke kelas lain karena hal itu" Begitu mendengar ceritaku tentang YiJie, Eunhee langsung merespon dengan kehawatiran, ia menunjuk sisi matanya membentuk garis lurus dari arah mata sampai pipi dengan jarinya, sepertinya ia bertanya apakah YiJie menangis karena kejadian itu.
"Aku tak sempat bertemu dengan YiJie lagi setelah itu, tapi tenang saja.. Kuyakin YiJie pasti baik-baik saja, dia gadis baik. Ah.. Aku juga bertemu dengan Luhan kakaknya, kau mengenal Luhan?" Tanya ku.
Eunhee kembali mengangguk.
"Dia juga baik sekali, sama seperti YiJie ^^. Lalu Eunkyo.. eumm apakah kau tau bahwa ia menyukai seseorang bernama JoonMyeon?" Tanya ku lagi.
Kali ini Eunhee menggeleng.
"Eum.. Sepertinya ini sedikit sulit kujelaskan, jadi.. Aku bertemu juga dengan seorang siswa bernama Do Kyungsoo, dia baik sekali, ia membantu ku juga tadi.. Dan nampaknya ia menyukai Eunkyo" Seru ku berbisik seperti penggosip, aku begitu bersemangat menceritakan apa yang kualami pada Eunhee. "Tapi Eunkyo menyukai JoonMyeon.. "
Kekhawatiran kembali tergambar dari ekpresi wajah EunHee, ia lalu menunjuk dirinya, setelah itu membuat gerakan seperti memeluk sesuatu. "Kau merindukan mereka?" Tebak ku.
EunHee mengangguk lagi.
"Sudah ku katakan pada mu bukan ^^ aku akan membawa mu menemui mereka, tapi kau tak bisa berteriak seperti tadi, jika kau seperti itu maka akan banyak orang yang mencurigai mu" Ujar ku.
Eunhee murung, ia seperti menyerah, ia menghela nafasnya berkali-kali, seperti ingin menangis, ia takut.. Takut untuk melawan rasa takutnya, takut jika ia terus terkalahkan dengan rasa takutnya itu.
"Aku sudah berjanji akan membantu mu.. dan aku.. Tak akan mengingkarinya" Ujar ku berusaha menyakinkan Eunhee "Kau harus tenang, setiap kali kau takut.. pejamkan mata mu, berusahalah berfikir apa yang kau takutkan itu tak ada didekat mu, bukankah kau juga takut padaku saat pertama kali kau melihat ku? Kau takut jika seseorang berada didekat mu? lihatlah sekarang.. Kau dan aku sedang berbincang, bercerita, berbagi kekhawatiran.. kau bisa melawan nya, semenakutkan apapun itu, percayalah padaku" Tangan ku menggenggam telapak tangannya erat. "Kau harus melakukannya, demi hidup mu, demi melindungi orang-orang yang kau sayangi, kau.. harus melawan semua itu"
Ia menggenggam baik tangan ku, erat.. lebih erat.. dan semakin erat "euh..euh" serunya mencoba mengucapkan sesuatu "hhh.. euh.. ssih.. hhh ssi..siyu..min"
DEG!!! Ia.. "Mworago? Barusan kau bilang apa, coba ucapkan lagi" Aku bermimpi, ah..aku memang bermimpi, tapi ia... baru saja menyebutkan nama ku, aku tak salah.. pasti tidak salah ia mengatakan siyumin (xiumin). HUG... Terlalu bahagia, mungkin begitulah perasaan ku saat ini, aku memeluknya tanpa izin.
Tanpa kuduga ia juga memelukku, tangannya bergerak pelan merangkul ku. Bisakah kutukar kehidupan nyataku dengan mimpi ini, bisakah aku hidup disini selamanya, aku ingin bersama yeoja ini sampai suatu hari nanti ia bisa bicara panjang lebar pada ku, aku ingin mendengar suara nya. Ingin.. Sangat ingin.


»»»»» TBC««««««

Tidak ada komentar:

Posting Komentar