~CAST~
SMALLKEY MEMBER AS YEOJA CAST
Kim EunHee ( f(x) Victoria)
Wu Yoora (f(x) Krystal),
Oh InKyung (BPPOP Kang Inkyung),
Kim minhyo (HV Yoonjo),
Park Sungchan (Ulzzang Ryu Hyeju),
Xi Yi Jie / Micha (IU),
Lee Miyoung (SNSD Yoona),
Lee Songhee (f(x) Sulli),
Kim EunKyo (AOA Hyejeong)
EXO MEMBER AS NAMJA CAST
Kim Minseok (Xiumin)
Kris Wu
Xi Luhan
Do Kyungsoo (DO)
Byun Baekhyun
Kim Jongdae (Chen)
Zhang Yixing (Lay)
Park Chanyeol
Kim JoonMyeon (Suho)
Huang Zi Tao (Tao)
Kim Jongin (Kai)
Oh Sehun
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Author
11.00 AM
"Jadi
Luhan hyung dan Sungchan noona sudah putus?" Tanya Chen pada Chanyeol, mulutnya
membuka lebar saking tak percaya. Chanyeol mengangguk menyayangkan "Noona tidak
mengatakan secara rinci apa yang sebenarnya terjadi, tapi ia kelihatan sekali terpukul
atas hal itu"
Chen membanjiri
pertanyaan lain kepada Chanyeol "Ngomong-ngomong, kau kemarin tidur di rumah
Kris hyung Chanyeol-a? Kau sudah baikan dengan Sungchan noona? kenapa bisa tiba-tiba
begitu? Kalian berdua sebenarnya ada masalah apa? Apa kau akan tinggal disana selamanya?"
Chanyeol
tertawa renyah "Hehhe.. lupakan saja, yang penting sekarang sudah selesai..
eumm mungkin aku hanya akan menginap beberapa hari, rumah Suho hyung lebih dekat
dengan academy, Noona bilang sampai aku lulus, lebih baik aku tetap di rumah Suho
hyung dulu, kau tenang saja Jongdae-a"
D.O pamit
lebih dahulu pada yang lain "Aku harus ke perpustakaan, kalian makan siang
duluan saja, nanti aku menyusul"
"Kapan
kalian selesai berbincang, aku sudah lapar" Protes Baekhyun.
"Kau
sabar sedikit Baekhyun, Chanyeol kan sedang cerita" Seru Songhee. "Eu..
tapi, kalian mendapat kabar dari Micha eonnie? kenapa hari ini ia tidak masuk?"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Luhan membaringkan
kepala diatas meja, Sonsaengnim sudah keluar sejak tadi, tapi ia nampak tak berniat
berajak dari tempat duduknya. Tak ada tegur sapa antara dirinya juga Sungchan yang
duduk disampingnya. Sejak tadi Sungchan hanya menyibukkan diri dengan bermain game
pada ponselnya. Minhyo mengerutkan dahi melihat keanehan pada kedua temannya itu,
tak terdengar rayuan-rayuan yang membuat Minhyo mual seperti biasanya.
"Ya! Kalian berdua mau makan atau tidak sih?"
"Kalian
saja, aku tidak lapar" Jawab Luhan malas, sedikitpun ia tak mengangkat kepalanya.
"Kau
Park Sungchan? tidak mau makan juga?" Tanya Minhyo lagi.
"Aku
mau, aku kan menunggu kalian sejak tadi" Ujar Sungchan santai. Luhan tidak
bicara apapun, ia bangkit dari tempat duduk nya, kemudian menempati tempat duduk
disamping Xiumin, ia membaringkan kepalnya lagi setelah itu. Minseok mentap Minhyo dan Kris bertanya
'wae?' melalui tatapan matanya. Minhyo dan Kris menggeleng.
Minseok memungut
kunci yang terjatuh dari saku Luhan, ia menyentuh pundak Luhan
untuk mengembalikan
kunci tersebut "Luhan..", Luhan mengangkat kepalanya, ia menoreh kesamping
"Eum?. Minseok menyerahkan kunci tersebut "Ini jatuh.."
"Ah..
gomawo" Jawabnya lemas.
"Itu
kunci apa? tumben sekali kau bawa-bawa kunci" Tanya Minseok.
"Eomma
dan Appa ku sedang di luar kota, hanya Yi Jie dirumah, dia bilang ia sering lupa
meletakkan kunci, jadi memintaku membawa kunci ini" Jelas Luhan. Minseok membulatkan
matanya "Mworago! Yi Jie tidak berangkat ke academy?
Lalu kau
kembawa kunci sementara adik mu didalam rumah begitu?". Luhan mengiyakan, ia
kembali membaringkan kepalanya di atas meja.
"Dia sakit.. Ia yang menyuruh ku membawa kunci, aku menurut saja"
"Luhan..
Dengan kunci ditangan mu, Yi Jie akan sulit menyelamatkan diri kalau terjadi apa-apa,
bagaimana kalau terjadi kebakaran atau hal lainnya?"
Luhan tersentak!
"Eothokhe?!" Ujar Luhan panik "Xiumin kurasa aku harus pulang".
Minseok berfikir sebentar "Tidak perlu.. berikan kunci itu padaku, ada yang
ingin kulakukan juga kesana?"
"Sungguh
gak apa?" Tanya Luhan memastikan. Minseok tersenyum tenang "Ne ^^"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.02 AM
Kelas 4-1
sudah sepi menjelang jam makan siang. Suho, Eunkyo, Miyoung dan Lay yang terisa
didalam sana. Miyoung sibuk dengan laptopnya, ia memang jarang sekali makan siang
diluar. Eunkyo menunggu Suho yang sepertinya juga sedang ada sedikit urusan dengan
Lay. Miyoung melirik-lirik wajah ketiga orang yang tersisa disana, tersirat ketegangan.
Ia menutup laptopnya, sepertinya lebih baik jika dirinya tidak terlibat "Aku
duluan" pamitnya seraya melangkah keluar meninggalkan ketiga orang tersebut.
Setelah Miyoung keluar, Suho memulai pembicaraan "Lay-a"
"Aku
sudah mengakhiri hubungan ku dengan Inkyung, kurasa tidak ada yang perlu kita bicarakan"
Jawab Lay cepat dan dingin.
"Ada
apa dengan mu? Kau marah pada ku? Ya.. Aku bukan dengan sengaja mencampuri urusan
mu, karena kau teman ku.. aku tidak ingin kau terluka nanti" Jelas Suho setelah
melihat jawaban dingin Lay.
"Gomawo"
Jawab Lay singkat, ia kemudian pergi meninggalkan Suho. Suho mengacak-acak rambutnya
pusing "Aaasssh Mengapa ia seperti itu!". Eunkyo berdiri, mendekat pada
Suho "Mianhae" Ujarnya singkat.
"Wae?"
Tanya Suho bingung. Eunkyo terdiam sesaat, tapi ia rasanya ia juga bagian dari masalah
ini "Aku.. juga mengetahui tentang hubungan mereka dari awal, tapi aku tidak
memberi tahu mu". Suho mendelik "Ya!" Bantaknya kesal "Aku sungguh
tak tau alasan mu ikut serta menyembunyikan hal ini dari ku! Aku selalu terbuka
pada mu atas setiap masalah ku Eunkyo-a, begini cara mu membalas ku?! aaaassh"
Suho menarik tasnya kasar, ia pergi meninggalkan Eunkyo dalam keadaan marah. Eunkyo
menutup matanya "Gwenchana Eunkyo-a.. gwenchana.." doktrin Eunkyo pada
dirinya sendiri.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.15 AM.
Micha masih
berbaring di tempat tidurnya, tubuhnya terlalu lemas untuk beraktivitas, ia tidak
beranjak dari kamarnya sedari tadi. Setiap menit handphonenya dibanjiri pesan oleh
Luhan. Pesan yang isinya selalu sama, berisi kecemasan atas keadaanya.
Handphone
Micha bergetar sekali lagi, ia berfikir luhan mengirimkan pesan lagi, ternyata pesan
tersebut dari Kris "Kris Oppa?" Ujar Micha heran
Kris Oppa
««
Yi Jie, Aku
ada di depan pintu rumah mu, aku membawa kunci dari Luhan. Bolehkah aku masuk sekarang?
Yi Jie »»
Ne Oppa
1 Menit kemudian
suara ketukan pintu terdengar, Micha menengok kearah pintu kamarnya "Oppa masuk
saja" Ujarnya mempersilahkan. Begitu pintu terbuka, wajah seseorang yang familiar
untuk Micha muncul dari balik sana. Kelopak mata Micha melebar melihat sosok tersebut.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.16 AM.
POV: Xiumin.
Memang sebuah
kesengajaan aku pergi keluar pada jam makan siang hari ini, Aku menjemput Eunhee
untuk menemui Yi Jie. Kami sudah berada didepan kamar Yi Jie. Eunhee menatap mu
tak sabar, ia sudah lama sekali ingin bertemu dnegan Yi Jie. Ia sangat cemas saat
ku ceritakan tentang Luhan dan Sungchan yang sudah mengakhiri hubungan mereka, juga
menceritakan tentang Yi Jie yang sedang sakit. "Bukalah pintunya" Seru
ku padanya. Eunhee mengangguk pelan, ia menyentuh handle pintu kamar Yi Jie, setelah
lebih dulu mengetuknya. Eunhee memutar Handle pintu kamar tersebut. Senyum hangat
terkembang dari bibir Eunhee. Yi Jie terlihat kaget saat melihat sosok Eunhee.
"Annyeong
Yi Jie" Sapa ku pada Yi Jie.
"Eonnie~"
Panggil Yi Jie dengan suara lemah. Melihat Yi Jie hendak bangkit dari tempat tidurnya,
Eunhee segera menghampiri Yi Jie dengan cepat, ia melarang Yi Jie bangkit, karena
ia tahu anak itu sedang kurang sehat. Yi Jie langsung memeluk Eunhee tanpa mengatakan
sepatah kata pun, jelas bendungan air matanya sudah terlihat, tapi ia tidak menangis,
ia menahannya untuk alasan yang hanya dirinya yang mengetahui. Eunhee memeluk Yi
Jie balik. Ia mengelus-ngelus rambut Yi Jie seperti melakukannya kepada adiknya
sendiri. Jujur saja melihat mereka bertemu membuat ku sedih. Waktu dan keadaan memisahkan
mereka begitu lama. Dan mereka berdua hanya saling memeluk juga menahan tangis saat
bertemu. Kini keduanya melepas pelukan "Eonnie.. bogoshipo" Ujar Yi Jie
dengan kekehan kecil. Aku mendekat, duduk disisi kiri tempat tidur Yi Jie, mengelus
rambutnya sekilas
" Kupikir
kau akan menangis tadi" Canda ku. Yi Jie menggeleng "Ani.. ". Eunhee
mengembangkan senyum, ia mengelurkan note nya, menuliskan sesuatu disana. Yi Jie
heran melihat Eunhee menulis, ia menatap ku seolah bertanya 'Eunhee eonnie tidak
bisa bicara?' Kujawab dengan anggukan kecil. Kekhawatiran muncul dalam raut wajah
Yi Jie, tapi semua itu hilang setelah ia menarik nafanya, ia tidak mau mempertanyakan
hal itu, ia mungkin hanya sedang memberi tahu dirinya untuk menerima keadaan Eunhee
saat ini.
Eunhee menunjukkan
note nya 'Yi Jie tidak bisa menangis dalam waktu singkat, mungkin ia tau aku tidak
bisa lama-lama disini, jadi ia tidak menangis agar dapat menikmati waktu bersama
ku' Ah.. begitu rupanya. "Eonnie selalu mengerti diriku" Jawab Yi Jie.
"Eunhee eonnie benar, kalau aku menangis, pasti waktu ku dan eonnie hanya habis
untuk aku menangis aja, aku tidak ingin hal itu terjadi, karena aku sangat merindukan
Eunhee eonnie" Ia memeluk Eunhee dari samping dengan manja.
"Kalian
berdua pasti sangat dekat sebelumnya" Tanggap ku. "Ne.. karena aku tidak
memiliki saudara perempuan, begitu juga dengan Eunhee eonnie, jadi setiap kali aku
memiliki masalah yang sekiranya akan ditanggapi datar oleh Luhan Oppa =_=, aku akan
bercerita pada Eunhee eonnie" Jelas YiJie menceritakan. Tentu saja, Eunhee
juga pernah mengatakan padaku, Yi Jie terlalu mudah khawatir, karena itu ia setiap
kali Eunhee memiliki masalah, ia juga akan memberi tahu masalahnya pertama kali
kepada Yi Jie.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.20 AM
Keheningan berbuah menjadi keributan.
Chanyeol, Chen, Baekhyun & Songhee datang ke kelas 4-3. Dengan suara keras,
Chanyeol memanggil Sungchan "Noonaaa~~" Chanyeol berlari kecil seperti
bocah, lalu menempel(?) memeluk tangan Sungchan.
"Ya! Chanyeolie.. kau membuat ku
kalah iissh!" Sentak Sungchan kaget.
"Hehehe" Kekeh Chanyeol santai
"Noona ayo makan siang" Ajaknya. Sekali lagi Minhyo mengerutkan dahinya,
melihat tingkah mahluk lain tak seperti biasanya "Kurasa semalam ada komet
yang menyerang bumi"
"Kau pasti tidak sadar, kau selalu
tidur seperti kerbau" Ejek Kris.
"Jangan mulai lagi! Kuda" Ejek Minhyo balik. Kris mendekatkan
bibirnya ke telinga Minhyo, lalu berbisik "Ia memperhatikan mu" Bisik
Kris membicarakan Chen yang terus melihat ke arah mereka. Minhyo menyibak rambutnya
"Ara.. Aku kan spektakuler, wajar kalau banyak yang memperhatikan ku, itu hal
biasa"
"Hidung mu spektakuler wow.."
Ujar Kris santai.
"YAAAAA!!!"
PLUKK.. Baekhyun mendorong wajah Minhyo
dengan topi "Berisik, berisik berisikkk" Eluh nya. "Minhyo noona
tidak bisa diam sekali"
"Baekhyun.. Kau kenapa sih sensitif
sekali sejak tadi, kasihan Minhyo eonnie" Bela Songhee seraya menyingkirkan
tangan dan topi Baekhyun dari wajah Minhyo. Kris berlagak panik "Omooo.. Minhyo-a,
gwenchana?"
"Noona gwenchana? wajah mu memerah
(akibat wajahnya ditutupi topi oleh baekhyun tadi)" Ujar Chen khawatir.
"Sakitttt T.T Baekhyun jahat"
Adu Minhyo mengambil kesempatan untuk memegang tangan Chen.. "Lihat ini pipi
ku merah" Ia menggerakkan tangan Chen menyentuh pipinya.
"=_= ..." <=== Chen`s expression.
"Padahal pipi mu sepertinya baik-baik
saja" Celetuk Kris "Hidungmu sepertinya yang semakin terpendam" Ujung-ujungnya
hidung juga yang dibahas oleh Kris. Chanyeol terkekeh menyaksikan komedi (?) gratis
dari kawan-kawannya itu. "Ah.. Luhan Hyung, Dimana Yi Jie noona? ia tidak masuk
hari ini?" Tanya Chanyeol pada Luhan.
"Ia sakit.." Jawab Luhan singkat.
"Aku keluar sebentar" Ujar
Baekhyun tiba-tiba.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Suho memasuki perpustakaan, berjalan
cepat menuju rak-rak buku di dalam sana. D.O melihatnya. Ia mencoba menyapa, "Hyu.."
tapi sudah sekian kalinya ia hanya dilewati
begitu saja "Sepertinya aku tidak pernah beruntung setiap menyapa orang =_="
eluh D.O.
6 Menit setelah Suho masuk, Eunkyo juga
memasuki perpustakaan, sudut mata Eunkyo menyiratkan kesedihan yang dalam, ia duduk
disamping D.O.
"Eunkyo-a?" Tegur D.O
"Kyungsoo-a"
"Ne?"
Eunkyo menutup matanya beberapa detik,
ia menyertakan tetesan air mata ketika menangkat kelopak matanya "Hufffh~"
Tidak ada isakan disana, air mata Eunkyo hanya mengalir begitu saja. D.O tidak memberi
tahu Eunkyo, bahwa Suho ada di rak buku tepat dibelakang mereka, ia berfikir sebuah
ide yang mungkin sudah seharusnya ia lakukan "Kau menangis? Kau tidak pernah
menangis sebelumnya, pasti hal buruk sudah terjadi?" Ujar D.O tenang "Suho
hyung?" tebaknya.Eunkyo mengangguk lemah, pandangannya mengarah lurus kedepan
"Kurasa saat ini ia membenci ku" Eunkyo masih dapat tersenyum tenang "Kurasa
semua akan berubah, mungkin.. aku memang tidak ditakdirkan.."
Kyungsoo menyela ucapan Eunkyo "Jangan
bicara soal takdir, takdir.. memang selalu mempermainkan mu, kau tak pernah tau
kemana takdir akan membawa mu."
"Gurae" Jawab Eunkyo pasrah.
"Kau harus mengejar mimpi mu sekalipun
hal itu sulit.. Jika kau memang benar-benar ingin mendapatnya. Sejak awal aku sudah
mengatakan hal itu pada mu bukan, berada ditengah tengah setiap saat akan menyulitkan
mu.. " Kyungsoo mengambil jeda dalam ucapannya "Kalau kau mencintai nya,
katakan padanya.. Dan jika kau menyerah, mundurlah mulai saat ini" Kyungsoo
sengaja menaikkan volume suaranya. Eunkyo tersenyap akibat ucapan Kyungsoo "Aku..
menyukainya, aku bahagia berada didekatnya, tapi.. ia tidak akan pernah melihat
kearah ku, saat ini ia bahkan membeci ku, kurasa.. Ini saat yang tepat untuk menyerah..
hufh" Eunkyo menengok ke arah Kyungsoo disamping kanannya. "Aku tidak
konsentrasi meneruskan pelajaran setelah makan siang.. aku ingin pergi ke suatu
tempat untuk meluapkan perasaan ku"
Kyungsoo tersenyum tenang "Kau
butuh teman?" tawar Kyungsoo.
"Tentu.. Asal tidak menganggu waktu
teman ku saja ^^" Jawab Eunkyo.
"Tentu saja tidak, aku siap"
Jawab Kyungsoo. "Mianhae noona, aku terpaksa
melakukan hal ini, aku tidak tau bagaimana harus memberi tahu Suho hyung tentang
perasaan mu, aku yakin ia mendengar perbincangan kita barusan, ia akan memutuskan
hal ini secepatnya, aku.. sudah siap melepaskan mu, jika ia memang akan memilih
mu, hanya ini yang bisa kulakukan untuk membuat mu bahagia" Ujar Kyungsoo
dalam hatinya.
***
"Kau
menangis? Kau tidak pernah menangis sebelumnya, pasti hal buruk sudah terjadi?"
"Suho hyung?"
"Kurasa
saat ini ia membenci ku" "Kurasa semua akan berubah, mungkin.. aku memang
tidak ditakdirkan.."
"Jangan bicara
soal takdir, takdir.. memang selalu mempermainkan mu, kau tak pernah tau kemana
takdir akan membawa mu."
"Gurae"
"Kau
harus mengejar mimpi mu sekalipun hal itu sulit.. Jika kau memang benar-benar ingin
mendapatnya. Sejak awal aku sudah mengatakan hal itu pada mu bukan, berada ditengah
tengah setiap saat akan menyulitkan mu.. "
"Kalau kau mencintai nya, katakan padanya.. Dan jika
kau menyerah, mundurlah mulai saat ini"
"Aku.. menyukainya, aku bahagia berada didekatnya"
Suho mendengarnya, ia mendengar pembicaraan
D.O dan Eunkyo. Ia terpukul saat mendengar tentang perasaan Eunkyo terhadapnya,
ia tak pernah mengatahui bahwa Eunkyo menyukainya. Ia sejujurnya nyaman berada di
dekat Eunkyo, Eunkyo adalah teman yang baik baginya, ia juga merasa bersalah karena
membentak Eunkyo. "Jadi.. Eunkyo menyukai ku.. Siapa yang harus kupilih sekarang..
Dua orang yeoja menyukai ku disaat yang bersamaan. Songhee dan Eunkyo. Aku menyukai
Songhee, tapi.. Aku lebih nyaman bersama Eunkyo.. Aiissh" Pikir Suho.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.22 AM
POV : Minseok
Eunhee tertawa lepas bersama YiJie,
mereka memanfaatkan waktu bersama dengan penuh keceriaan, meski mereka hanya berbincang
dan bermain didalam kamar begini. Hidup Eunhee sudah cukup berubah, aku bahagia
melihat nya dapat tersenyum dan tertawa selepas itu. Entah hanya kebetulan atau
memang sungguhan tapi apa yang kualami dalam mimpi ku, secara tak langsung kudengar
dari orang-orang yang terus mengunjungi ku, semua terjadi juga dalam dunia nyata
ku. Dengan begitu.. Ada kemungkinan aku juga akan bertemu Eunhee dalam dunia nyata
ku. Mungkin Eunhee juga berwajah mirip dengan Eunhee dalam mimpi ku, mungkin kondisi
dan situasi Eunhee juga sama. Tapi yang pasti.. Ia tidak akan mengenali ku. Mungkin
juga tidak, karena ku tak pernah tau pasti hal aneh apa yang sebenarnya terjadi.
Keputusan ku sudah bulat, aku.. akan mencari tahu apa yang sesunguhnya terjadi padaku,
dan saat aku sudah menemukan alasan itu, maka aku akan menjalani kehidupan nyataku,
aku akan pergi dan tak akan pernah kembali ke tempat ini lagi. Tapi selama aku mencari
tahu. Tak ada salahnya aku menyelesaikan beberapa hal yang ingin sekali kuselesaikan,
karena bisa jadi, kenyataan juga akan berubah dengan apa yang ku lakukan dalam mimpi
ku. Kuharap ini akan berarti untuk mereka dikehidupan nyata ku. Kulihat sebuah buku
berwarna merah diatas meja belajar Yi Jie, aku tersenyum kecil "Baekhyun meninggalkan
buku nya di tas mu lagi?" Tanya ku. Yi Jie menatap ku "Ia tidak pernah
sengaja meninggalkannya, aku selalu teledor oppa, jadi tidak sengaja buku catatan
itu sering terbawa oleh ku" psh.. polos sekali jawabannya.
Aku mendekat kearahnya, ku usap pelan
kepala YiJie "Jangan terlalu polos begitu, namja selalu menggunakan trik trik
semacam ini, ini meninggalkan buku nya didalam tas mu, lalu ia akan menelpon mu
untuk menanyakan bukunya. Ia sebenarnya hanya ingin mendengar suara mu haha"
Yi Jie sepertinya sedang memikirkan
kata-kataku barusan, tebakan ku tidak mungkin salah, ia pasti memikirkannya karena
Baekhyun memang selalu menelponnya untuk menanyakan buku itu "Oppa mwoya, tidak
mungkin seperti itu.."
Belum kering bibir ku bicara, Handphone
Yi Jie bergetar, kulihat sekilas nama Baekhyun tertera disana "Chamkaman"
izin Yi Jie mengangkat handphonenya. "Yoboseyo"
"Ya Shimshimi..
Kau tidak masuk hari ini.. issshh buku catatan ku tertinggal pada mu, aku jadi tidak
bisa mempelajari materi sebelumnya tadi, untung aku mengingat sebagian saat sonsaengnim
bertanya... kau sakit? istirahatlah Besok kau harus masuk, araseo!"
"Ne.. Mianhae Baekhyun-a"
"Akan ada
test untuk pelajaran setelah makan siang nanti, kau tenang saja karena kau akan
ikut susulan, aku bisa membocorkan soal yang akan keluar nanti, Kau harus cepat
sembuh, karena aku sedang menggoda Sungchan noona, mumpung dia sudah putus dengan
Oppa mu hahaha, Bye"
"Ya..Neo.. Byun Baekhyun!"
Pipi Yi Jie menggembung sebal setelah mendapat telphone dari Baekhyun, tapi justru
ia terlihat lebih sehat disaat yang bersamaan. "Baekhyun bilang ia akan menggoda
Sungchan, kasian oppa" Keluh Yi Jie. Eunhee memerikan note pada Yi Jie 'Baekhyun
nugu? Byun Baekhyun anak keluarga Byun yang nakal itu? Kau berteman dengannya?'
"Aniya eonnie, Baekhyun sudah tidak
membuat onar seperti dulu lagi.. Aku tidak tau eonnie mengenalnya" Ujar Yi
Jie pada Eunhee
'Ne.. Dan Ia perhatian sekali padamu
sepertinya' Goda Eunhee menggunakan tulisannya.
Aku ikut memprovokasi Yi Jie "Kau
benar, mereka berdua dekat Eunhee. Kata-kata ku juga benar kan, ia menggunakan buku
ini hanya sebagai alasan untuk menelpon Yi Jie"
Wajah Yi Jie memerah ".. A.. Aniya"
Elak Yi Jie. "Baekhyun tidak seperti itu" Lanjut Yi Jie. Kulirik jam tangan
ku, sudah waktunya Eunhee kembali ke rumahnya "Mianhae.. Tapi sepertinya Aku
harus mengatar Eunhee pulang"
"Gwenchana.. Eonnie lain kali main
lagi kesini" Seru Yi Jie memeluk Eunhee. Eunhee mengangguk membalas pelukan
Yi Jie.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Author
11.30 AM
Sebagian meja pada kantin telah terisi
penuh oleh siswa, Inkyung termenung sendiri duduk disalah satu meja, ia sudah mengambil
makan siang. Kai, Sehun, Yoora dan Tao melihat Inkyung dari kejauhan.
"Kita makan disana saja" Tunjuk
Sehun.
"Ok" Jawab Kai.
Yoora memedarkan pandangannya ke seisi
kantin, mencari tempat lain yang mungkin bisa ia gunakan selain didekat Inkyung,
ia tidak melihat Kris, Sungchan ataupun yang lainnya
"Dimana mereka?"
"Disana ada bangku kosong"
Tunjuk Tao. Yoora melirik Tao "Tapi itu berarti aku hanya akan makan siang
berdua Tao, bahaya" Gumam Yoora.
"Kami makan disana saja Sehun,
Kai" Izin Tao, ia menarik tangan Yoora tanpa permisi.
Sehun melirik tajam "Ishh ia terus
memaksa Yoora, ku yakin Yoora tidak mau" Sehun mengkuti Yoora dan Tao, dengan
mengabaikan Kai.
"Ya Oh Sehun.. ahhhs" eluh
Kai. "Terserah saja, aku akan tetap menemani Inkyung noona" Kai melangkahkan
kakinya mendekat. Mendadak Kai mengepalkan tangan saat dilihatnya Lay lebih dulu
mengambil posisi disana. "Mau apa dia"
***
Melihat Lay menghampirinya, Inkyung
segera berdiri dari tempat duduknya, sayanganya Lay menahan tangan Inkyung "Beri
aku waktu sebentar saja.." Ujar Lay. Inkyung kembali duduk di kursinya, ia
tidak menatap Lay sedikitpun, ia masih mencintai namja itu, menatapnya hanya akan
membuat hati Inkyung semakin sakit "Semua sudah berakhir, kau harus menjalani
kehidupan mu tanpa diriku mulai sekarang, aku.. tidak akan mencampuri segalanya
lagi, teman.. Keluarga, sahabat baik mu, aku akan berhenti menyakiti mereka"
"Araseo" Dengan mudahnya Lay
tersenyum tenang. "Aku juga tidak akan mengganggu hidup mu lagi" Jawab
Lay. Sesuatu dalam hati Inkyung begitu tersakiti, disatu sisi ia ingin Lay benar-benar
menjauh darinya, tapi disisi lain ia ingin Lay bertahan disampingnya, Inkyung ingin
sekali menangis saat itu.
"Setidaknya.. Sampai suatu hari
nanti kau memanggil ku kembali ^^"
DEG.. Satu kalimat ucapan Lay kali itu
membuat pertahanan Inkyung merapuh, setetes air matanya mengalir. Ia dapat merasakan
sentuhan hangat telapak tangan Lay menyelimuti tangannya. "Kau akan melewatinya,
percayalah padaku. Apapun itu.. seberat apapun itu, bertahanlah. Jangan memikirkan
ku, jangan menyulitkan diri mu sendiri, aku tau kau juga lelah menyakiti semua orang
disekitar ku, karena itu aku akan berhenti mempersulit keadaan mu. Karena aku percaya,
apa yang ada didalam hati mu.. Sama dengan apa yang ada di dalam hati ku. Saranghae
Oh Inkyung" Lay mendekatkan tubuh Inkyung pada nya, ia mengecup kecil kening
Inkyung, menatap sayu yeoja yang dicintainya itu. Lalu pergi dari sana.
"Hhh~ lay.. Hikss.. Hiksss.."
Inkyung memendamkan wajahnya pada meja, ia menangis tanpa suara yang terlalu keras.
Tap..Inkyung menghapus air matanya,
ia menyadari seseorang kini telah duduk disampingnya.
"Noona, ayo makan" Ucap Kai
seolah tidak terjadi apapun.
"Jongin-a" Seru Inkyung dengan
penekanan.
Kai menengok ke arah Inkyung, mempersatukan
pandangan mereka "Ne?" Ia memberikan senyuman ringan untuk Inkyung.
"Menjauhlah dari ku.. Aku tidak
ingin menyakiti mu, aku tidak memiliki perasaan apapun pada mu selain sebagai seorang
adik, aku memang tidak bisa bersatu dengan Lay Oppa, tapi bukan berarti aku bisa
bersatu dengan mu, mianhae.."
Kai merasa seperti seseorang melempar
batu ke kepalanya, tapi apa yang Inkyung ucapkan adalah sesuatu yang dalam perkirakannnya.
Ia hanya bisa menunjukkan senyum getir "Noona jangan salah paham, aku juga
tidak menyimpan perasaan pada noona ^^, aku melakukan ini hanya karena noona adalah
kakak dari teman baikku, aku.. hanya ingin berteman dengan noona juga" Elak
Kai. "Lebih baik sekarang kita makan"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV: Minseok
11.24 AM
Aku dan Eunhee berada di kamar Eunhee,
syukurlah bibi Shin belum pulang saat kami kembali. Masih ada yang menganggu pikiran
ku, meski aku sudah memberi kode pada Yi Jie mengenai Baekhyun, mengapa anak itu
mati-matian mengatakan mustahil Baekhyun menyukainya. "Eunhee-a apa Yi Jie
tidak memiliki kekasih selama ini?" Tanya ku penasaran. Eunhee mengangguk,
ia menulis pada note nya 'Ia tidak percaya ia cukup baik untuk siapapun'
"Wae? Tidak ada yang salah dengan
Yi Jie.. " Ujar ku pada Eunhee. Eunhee merentangkan telapak tangannya di hadapan
ku, meminta ku menunggu sebentar, karena ia ingin menuliskan hal yang lumayan panjang.
Setelah selesai ia memberikan note nya pada ku. Aku tertegun membaca penjelasan
Eunhee. Dalam menjalin hubungan, dua orang yang bersangkutan memerlukan kecocokan,
kesatuan pikiran dan sebaginya, setidaknya itulah yang pernah kubaca. Tapi adakalanya
kesamaan dan kecocokan sifat menjadi penghalang terbesar dua orang untuk bersatu.
"Boleh aku menyimpan lembaran note ini?"
Eunhee mengangguk, ia merobek satu lembar
note tersebut, lalu memberikan- nya padaku. "Gomawo Eunhee-a" Mataku mengarah
dalam pada mata Eunhee, seperti ada magnet yang menyatukan pandangan kami. Aku ingin
bertemu dengan mu, dirimu yang sesungguhnya, dengan diriku.. sebagai diriku yang
juga sesungguhnya. TAK.. Argghh apa ini, kurasakan sakit
yang begitu menusuk pada dada ku, tidak mungkin.. aku berada dalam mimpi ku, mengapa
aku masih merasakan sakit ku. "Eugh"
Wajah Eunhee panik melihat ku. Kucoba
mengehela nafas ku berkali-kali, mencoba memberikan signal bahwa aku baik-baik saja
"Tenanglah, aku tidak apa-apa, aku harus kembali ke academy sekarang"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
POV : Author
11.30 AM
Bunyi bel rumah Micha, memaksanya untuk
bangkit dari tempat tidur untuk membukakan pintu, ia merapihkan rambutnya juga pakaiannya.
Micha menuruni tangga perlahan, berjalan menuju pintu. Ia membuka pintu rumahnya
"Eo.. Oppa, ada yang tertinggal?"
"Ani.. Aku ingin bicara penting
dengan YiJie ^^"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
11.31 AM.
Brakk.. Sehun meletakkan makanannya
diatas meja dengan sedikit hentakan, ia duduk tenang disamping Tao. Sedangkan Yoora
berhadapan dengan mereka berdua.
"Kau tidak bisa pelan-pelan huh"
Eluh Yoora.
"Mau apa kau ikut-ikut kesini"
Tao risih dengan keberadaan Sehun.
"Kau pikir kau bisa mengambil kesempatan
dalam kesempitan huh" Balas Sehun.
"Ya! Kalian mau makan atau berkelahi!"
Bentak Yoora. Yoora mengabaikan dua mahluk dihadapannya, pandangannya sibuk memerhatikan
Kai yang saat ini sedang duduk disamping Inkyung. Tao dan Sehun ikut melirik ke
arah padang Yoora, mereka lalu saling menatap. Timbul kecurigaan dihati mereka "Yoora,
kau menyukai Kai?!" Seru mereka.
"Ya" Shuutt diam" Yoora
menutup mulut mereka dengan tangan.
"Kalian diam lah.. Kai itu
adalah adik dari yeojachingu Oppa ku, bahaya kalau sampai ada yang tau aku
menyukainya" Jawab Yoora. Seketika harapan Sehun dan Tao pupus begitu
saja, kecurigaan mereka benar.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
12.01 PM
Normalnya jam makan siang sudah
habis. Chanyeol, Songhee dan Chen kembali ke kelas mereka, sedangkan Baekhyun
masih betah berada di kelas 4-3.
"Xiumin belum kembali?"
Tanya Kris pada Sungchan.
"Belum" Jawab Sungchan
santai, tak henti ia memainkan game pada ponselnya.
"Xiumin itu siapa?" Tanya
Baekhyun, karena ia belum pernah bertemu Xiumin. "Ah.. Sungchan noona, kau
kan sudah tidak punya namjachingu, bagaimana kalau nanti malam kita
kencan" Baekhyun santai mengajak jalan Sungchan dihadapan Luhan. Luhan
tetap pura-puta tidur dimeja belakang Baekhyun dan Sungchan sambil menunggu
Minseok, tapi beberapa kali ia hampir terpancing untuk mengahajar Baekhyun. Baekhyun
melirik-lirik nakal kebelakang, rayuannya pada Sungchan adalah on purpose, ia
memang berniat memancing Luhan bertindak (?).
"Kita bisa makan ice crem
bersama, lalu.. Berjalan bergandengan tangan, kita juga bisa pulang sampai
tengah malam noona" lanjut Baekhyun.
"=_= penyakit centil mu belum
sembuh juga" Jawab Sungchan. Baekhyun merangkul pundak Sungchan
"Noona, atau noona mau ikut ke rumah ku, bertemu dengan orang tua ku, kita
langsung menikah saja bagaimana?"
Luhan tidak dapat menahan lebih
lama lagi, ia mengangkat kepalanya "Ya!!" Sentak nya, ia
menyingkirkan tangan Baekhyun dari pundak Sungchan "Ya Neo kau tidak
dengar bel.. Masuk sana ke kelasmu" Luhan menarik Baekhyun minggir dari
kursinya "Ini tempat duduk ku" Ujar Luhan ngambek (?). Baekhyun belum
puas sampai disana "Ah hyung, kau bukan namjachingu Sungchan noona lagi,
kau tidak berhak cemburu begitu"
Bibir Luhan manyun (?) beberapa cm
"Aku tidak cemburu" sangkalnya.
"Kalau begitu hyung minggir,
aku mau duduk disitu" Perintah Baekhyun.
"Shireoo!"
Kris dan Minhyo terkekeh.
"Mana ada putus seperti itu" seru Minhyo.
"Yah begitulah" Jawab
Kris.
"Byun Baekhyun!!"
Luhan tersentak melihat Micha
berada didepan kelasnya, yeoja itu mendekat ke arah mereka sekarang "Yi
Jie.. Apa yang kau lakukan disini?" Luhan panik, ia menyentuh kening
adiknya dan masih merasa suhu tubuh Micha belum juga turun, mata Micha juga
masih memerah dan sedikit berair, terlihat bahwa ia belum sehat betul.
"Gwenchana Oppa, aku ada test
untuk pelajaran setelah ini, tadi aku datang bersama Xiumin Oppa" Jawab
Micha berusaha terlihat sehat. Micha membumbui serangan listri ke arah
Baekhyun, ia melingkarkan tangannya pada tangan Baekhyun "Sudah kuingatkan
kau untuk tidak menganggu Oppa ku dan Sungchan, kau masih juga berulah!"
Gertaknya. "Oppa, aku ke kelas dulu" pamit Micha pada Luhan.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Langkah Micha huyung. Baekhyun
berjalan dibelakangnya, mungkin saja yeoja itu akan jatuh, pikirnya "Kau
cari mati sekali" celetuk Baekhyun. "Ya shimshimi, aku menggoda
Sungchan noona bukan dengan maksud menyakiti Oppa mu, kau tidak perlu sampai datang
saat kau sakit begini!"
"Ara" Jawab Micha, ia
berbalik menghadap Baekhyun "Gomawo"
Baekhyun melipat kedua tangan
didepan dada "Lalu untuk apa kau datang"
"Aku sudah jawab tadi, aku
datang karena ada test" Jawab Micha lagi.
"Apa kau akan mati hanya
karena sekali saja tidak mengikuti test? Tidak ada gunanya juga kau datang test
dengan kondisi semacam ini, kau tidak akan bisa mengerjakan apapun"
Baekhyun emosi melihat Micha yang keras kepala itu.
"Aku tidak suka ikut susulan
^^"
"Wae?!"
"Aku benci sendiri, dimana pun
dan apapun yang kulakukan, aku benci sendiri" Micha teringat sesuatu, ia
membuka tas nya, dan mengambil buku catatan "Ini buku mu.. "
Baekhyun mengambil buku tersebut,
ia terdiam hanya memperhatikan Micha. "Sigh~" "Kau sakit karena
Sungchan Noona dan Luhan Hyung?"
Micha mengalihkan pandangannya
kemana-mana "Eumm.. Mungkin, mungkin juga tidak ^^, yang pasti aku sakit
karena mungkin sudah waktunya aku sakit.." Karena tatapan Baekhyun terus
mengintimidasi Micha, ia menunggu sampai kapan Baekhyun akan terus seperti itu,
ia menggerakkan kakinya bosan.
"Psh.. Nae Shadow Byun
Baekhyun" Tak sengaja Inkyung yang kebetulan lewat berpapasan dengan Micha
dan Baekhyun. Micha dan Baekhyun mengarahkan pandangan mereka padanya. Micha
berguman pelan "Shadow?" "Ahh" Micha kaget saat tiba-tiba
Baekhyun menariknya, melangkah pergi melewati Inkyung. "Mengapa kau selalu
takut menghadapi ku, adik kecil ku" Seru Inkyung membuat langkah Baekhyun
terhenti.
"Awalnya aku berniat berdamai
dengan mu, tapi sepertinya kau masih terlalu berbahaya untuk dijadikan rekan...
noona" Jawab Baekhyun, ia melanjutkan langkahnya.
"Ya!! Nooona?" Bentak
Inkyung tidak diperdulikan oleh Baekhyun.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
NEXT 7 DAYS
19.00 (07.00 PM)
"Eonnieeee... Eonnieeee"
Songhee berlari memasuki kamar Miyoung, ia berputar angun dihadapan Miyoung
"Sudah cantik belum?"
Miyoung hanya melirik sekilas, lalu
mengembalikan konsentrasi pada pekerjaan "Ne" Jawabnya tak tertarik.
"Kau ingin pergi dengan Chanyeol?" Tanya Miyoung tanpa menatap
Songhee.
"Ne.. Heheheh" Kekeh
Songhee bersemangat. Songhee duduk disamping Miyoung "Tapi eonnie"
"Apa lagi?" Tanya Miyoung
masih tidak memperhatikan Songhee, sibuk dengan pekerjaannya.
Hug.. Songhee memeluk sang kakak
dari samping "Maafkan aku" ujarnya lirih.
Miyoung menatap Songhee kaget, ia
menoreh.. menemukan ekspresi sedih ditunjukkan oleh Songhee. Ia mengelus manja
rambut Songhee "Kau mau bertemu Chanyeol, jangan sedih begitu.. Kenapa kau
meminta maaf pada ku?"
Songhee meneskan air mata
"Hiks.. Aku tidak pernah mau mengalah dari eonnie, beberapa bulan lalu
kita berdua masih sama-sama mengejar Kris Oppa, berkelahi seperti kucing dan
anjing. Sekarang aku sudah menemukan namja lain tapi... Karena hubungan ku
dengannya, eonnie juga harus melupakan Kris Oppa." Songhee mempererat
pelukannya pada Miyoung. "Eonnie.. Aku janji pada eonnie, kalau nanti
eonnie jatuh cinta pada namja lain lagi, aku 100% akan membantu eonnie untuk
mendapatkannya"
"Sudahlah.. Aku juga tidak
sungguh-sungguh menyukai Kris, aku hanya suka karena ia tampan, ia juga tidak
pernah terlihat pergi dengan yeoja sana sini.. Tapi sebenarnya Kris sudah
memiliki yeojachingu, selama ini aku berpura-pura menyukainya juga hanya untuk
menghalangi mu jatuh cinta sungguhan padanya" Jelas Miyoung, ia memberikan
pelukan juga pada sang adik "Jadi.. Kau tidak perlu merasa bersalah
padaku, yang terpenting sekarang kau harus menjaga hubungan mu dengan
Chanyeol"
Songhee menghapus air matanya
"Jeongmal? Aku tidak tahu Kris Oppa sudah memiliki yeojachingu."
"Ah eonnie, eonnie sudah tau Luhan Oppa dan Sungchan eonnie sudah putus?
Katanya Sungchan eonnie dan Lay Oppa sebenarnya saling menyukai. Bagaimana
kalau eonnie mendekati Luhan Oppa lagi, bukankah dulu eonnie menyukai Luhan
Oppa? aku akan mendukung eonnie, ayolah eonnie" bujuk Songhee. Miyoung
berfikir sesaat "Ah sudahlah, nanti kita bicarakan lagi, kau cepatlah
berangkat, nanti terlambat"
"Baiklah.. Annyeong
eonnie"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
18.30 (06.30 PM)
Suho, Chen, Tao dan Lay sedang
menikmati makan malam mereka. Tao tidak bersemangat, beberapa hari ini ia
sangat murung, membuat Suho juga yang lainnya khawatir pada keadaan Tao. Belum
mereka memulai untuk mengetahui masalah Tao, Lay lebih dulu membuka pembicaraan
"Eum.. Suho" Lay menghentikan aktivitas makannya "Aku..
Sebenarnya sudah menyewa sebuah rumah tidak jauh dari perkebunan bunga miyoung
noona, Aku berniat untuk bekerja disana juga sampai aku lulus, dan aku juga sudah
bicara pada Miyoung noona"
Chanyeol, Chen dan Tao juga
menghentikan aktivitas mereka, mereka menatap kaget Lay disana. Suho sadar
kemana arah pembicaraanan Lay, ia terdiam "Jadi kau ingin pamit?"
tanya Suho berat "Lay.. Aku bukan tidak mengizinkan mu, tapi.. aku merasa
bersalah karena mungkin keputusan ini kau ambil karena kau tidak nyaman setelah
apa yang kulakukan, aku hanya ingin mengatakan pada mu.. Aku sungguh tidak
bermaksud mencampuri urusan mu, mianhae"
"Ah, Ani.. Aku sudah melupakan
hal itu, dan sangat berterimakasih karenanya, aku sangat mengerti kau
melakukannya karena kau menaruh perhatian padaku sebagai sahabat mu. Justru aku
merasa tidak enak karena sudah terlalu banyak menyusahkan mu Suho-a" Ujar
Lay. Wajah Chen tertekuk "Maldo andwe.. Jadi Lay hyung akan pergi dari
sini?"
"Kau yakin hyung? Hyung sudah
memikirkannya?" Tanya Chanyeol berharap Lay akan memikirkan kembali
keputusannya.
"Ne.. Tapi aku pasti akan
sering main kesini, jadi kalian tidak usah sedih" Hibur Lay menenangkan
dongsaeng-dongsaengnya. "Jha~ Ini makan malam terakhir ku bersama dengan
kalian, kita harus melewatinya dengan riang gembira" Lay mengatakan hal
tersebut bernada enteng, tapi ekspresi kesedihannya tidak bisa menutupi
perasaan Lay.
"Secepat itu?" guman Tao
lirih.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
19.40 (7.40 PM)
Dari jendela kamarnya, Eunhee
melihat Kai pergi keluar rumah. Dirumah hanya ada bibi Shin dan dirinya, Bibi
Shin juga jarang sekali naik ke lantai atas. Eunhee mengirimkan pesan kepada
Kris, bahwa ia akan mulai mencari surat-surat warisan yang disembunyikan oleh
kedua orang tuanya untuk dirinya dan Kai, surat itulah yang sebenarnya dicari
oleh orang-orang yang selama ini mengintai keluarganya. Eunhee membuka pintu
kamarnya, lalu menutupnya lagi pelan, agar tidak menimbulkan suara, ia pergi ke
sebuah ruangan yang berhadapan dengan kamar Kai, disana tersimpan beberapa
surat-surat juga brankas. Eunhee memegang kunci cadangan ruangan itu, Xiumin
lah yang mengambil kunci itu, Eunhee juga tidak tahu bagaimana bisa Xiumin
mengambil kunci tersebut, tapi ia sangat bersyukur kunci itu ada di tangannya
sekarang. Eunhee membuka pintu ruangan, kembali menguncinya dari dalam setelah
itu. ruangan tersebut berdebu, sepertinya jarang ada yang memasuki ruangan itu.
Eunhee mencari di setiap laci yang berada disana "Appa mengatakan ia
meninggalkan disuatu tempat yang dekat dengan Kai.. Hhh~ tapi dimana?"
pikir Eunhee.
DUKK.. EunHee menyenggol guci.
TRANGGGG.. Guci tersebut pecah, menimbulkan suara bising yang jelas akan
didengar oleh orang lain. Seketika Eunhee panik, dan seketika itu juga
seseorang muncul, menariknya segera, membuka pintu ruangan tersebut
"Mustahil, aku sudah mengunci pintu itu tadi" Ujar Eunhee dalam
hatinya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
18.50 (06.50 PM)
Suho menyetir mobilnya menuju rumah
baru Lay. Ia, Chanyeol, Chen dan Tao sampai depan rumah tersebut. Chanyeol
turun lebih dulu dari dalam mobil, ia kaget karena rumah sewaan Lay yang baru
ternyata bersebelahan dengan rumah nya (rumah orang tua Chanyeol, markas
tersembunyi bandit grup). Chanyeol dan Chen saling melirik "Sepertinya
kita akan sering bertemu, Lay hyung" bisik Chanyeol.
"Wae?" Tanya Lay.
"Rumah disamping itu markas
tersembunyi kami, jangan beri tahu Suho hyung ya kkk" Bisik Chen
menambahkan. Lay tersenyum tenang "Ah.. Kita berjodoh sekali sepertinya,
kkk Luhan hyung yang membantu ku memilihkan rumah ini"
Chanyeol mengerutkan dahi
"Kalau itu bukan jodoh, sepertinya Luhan hyung sengaja =_=, dasar Luhan
hyung"
"Suho Hyung, kami mau disini
dulu, membantu Lay hyung beres-beres" Ujar Chen pada Suho.
"Aku juga ingin membantu,
tapi... Aku ada janji dengan Songhee, Mianhae Lay, eumm tapi pulang nanti aku
akan kesini lagi" Sesal Suho. DEG. Chanyeol tersentak, dalam hatinya
bicara "Ada janji dengan Songhee?" Ia melirik jam tangannya "Tapi
satu jam lagi seharusnya Songhee akan pergi dengan ku" gumam Chanyeol.
Chen menyenggol Chanyeol
"Chanyeol-a, bukankah kau akan kencan dengan Songhee malam ini, kenapa
Suho hyung bilang.."
"Entahlah" Jawab
Chanyeol.
"Tao, kau mau pulang atau
tetap disini" Tanya Suho.
"Aku pulang saja" Jawab
Tao tak bersemangat, ia langsung masuk ke dalam mobil. Suho heran, biasanya Tao
akan tetap disana untuk mengintai (?) Yoora.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
19.28 (07.28 PM)
Songhee dan Suho sejak tadi
berkeliling memasuki beberapa toko untuk mencari sesuatu. Sampai saat ini belum
ada benda yang pas yang ingin songhee beli. Mereka memasuki toko pakaian.
"Songhee-a apa jaket ini cocok
untukku?Aku suka sekali modelnya" Seru Suho memperlihatkan.
"Eum" Lihat Songhee
sekilas. Songhee tak terlalu perduli karena ia sedang memilih beberapa jaket
untuk Chanyeol disana "Oppa.. Suho Oppa lebih suka yang ini atau
ini?" Songhee menyodorkan 2 jaket, meminta pendapat Suho. Suho
menimbang-nimbang kedua jaket yang dipegang Songhee "Dua-duanya bagus, kau
ingin beli untuk siapa? Beli saja 22nya, biar aku yang bayar"
Songhee menggeleng "Andwe..
Aku ingin membelinya dengan uang ku sendiri, Suho Oppa, aku.. sebenarnya
membeli ini untuk seseorang yang spesial, seseorang yang kusayangi, aku
mengajak Oppa kesini untuk membantu ku memilih, aku tidak tahu selera
namja" Bisik Songhee. Suho terdiam "Seseorang yang kau sayangi?
Apakah mungkin selama ini.. aku salah paham tentang perasaan Songhee pada
ku?" Tanya Suho pada hatinya. "Kalau begitu kau pilih-pilih saja
dulu, aku ingin melihat-lihat dulu." Alasan suho.
***
Suho bersandar dibagian samping
mobilnya, ia menyadari selama ini ia pasti sudah salah paham terhadap Songhee,
ia merogoh kantongnya. Mengeluarkan kotak kecil berwarna merah, ia membuka
kotak tersebut. Terdapat sebuah cincin yang sebenarnya ingin ia berikan untuk
event yang sudah ia siapkan besok malam untuk Songhee. Tatapan Suho menjadi
miris, terlalu banyak berita menyedihkan yang harus diterimanya malam itu.
"Suho hyung!"
Suho menengok kearah pemilik suara yang
memanggilnya, ia melihat Kyungsoo menghampirinya, ia buru-buru menyembunyikan
cincin miliknya itu "Oh.. D.O-a, sedang apa kau disini?"
"Aku? Mengantar Eunkyo noona
mencari buku" Jawab Kyungsoo tenang.
"Eunkyo?" Suho kembali
terdiam, ia ingat beberapa waktu lalu Kyungsoo dan Eunkyo berbincang mengenai
perasaan Eunkyo pada dirinya. "Kyungsoo-a, eumh.. tidak sengaja waktu itu
aku mendengar pembicaraan mu dengan Eunkyo di perpustakaan"
Kyungsoo berlagak tak ingat
"Pembicaraan yang mana hyung?"
"Tentang.. Perasaan Eunkyo
padaku. .. sebenarnya, apakah benar eunkyo.."
"Tanyakan langsung
padanya" Selak Kyungsoo tegas "Kalau kau ingin mengetahui
perasaannya, kau harus langsung bertanya padanya"
Songhee keluar dari toko pakaian,
ia tak sengaja menyela perbincangan Suho dan Kyungsoo. "Oh.. D.O-a kau
disini?"
"Ne Songhee-ah, ahh kau pasti
mau.." Kyungsoo tidak melanjutkan ucapannya, karena Songhee pasti sudah tau
maksud D.O. Songhee tersenyum malu "Ne.." "Ah...Suho Oppa, ini
untuk Oppa" Songhee membuka pintu belakang mobil Suho, lalu meletakkan
bingkisan untuk Suho "Oppa, kuletakkan disini saja ya, aku harus
buru-buru, terima kasih banyak untuk hari ini"
***
POV: Eunkyo
19.25 (07.25 PM)
Kupikir perasaan sakit akan
menyelimuti ku setelah kuputuskan untuk berhenti mengejar sebuah mimpi yang
selama ini selalu kuharapkan untuk dapatkan. Tapi hidup ternyata tidak seburuk
itu, perasaan ku justru lebih lega saat ini. Aku bisa menjalani hal-hal yang
tidak bisa kujalani sebelumnya. Menghambiskan waktu ku untuk memikirkan tentang
banyak hal dibanding memikirkan 'apakah suho sedang memikirkan ku saat
ini'.Belakangan sikap Inkyung juga menjadi berbeda pada ku, ia masih
menyebalkan, yah sejak dulu ia begitu, tapi eum.. Bagaimana aku menjelaskannya,
ia.. Jadi Inkyung yang dulu, Inkyung sebelum ia mengenal Lay. Meski kadang aku
dapat melihat kesedihan dimatanya. Tapi aku bahagia keadaan membaik, seperti
hubungan kami.
Malam ini aku pergi bersama
Inkyung, Sehun, juga Kyungsoo. Inkyung dan Sehun berpisah dengan kami, karena
mereka ada urusan lain. Aku dan Kyungsoo baru saja keluar dari toko buku.
Sekarang kami berada di coffee shop. Cukup ramai disini, kami tidak mendapat duduk,
jadi kami memutuskan untuk membeli biasa saja. "Kau mau minum apa? Biar
aku yang pesan" Tawar Kyungsoo padaku. Berada didekatnya semakin lama
membuat ku semakin lupa usianya lebih muda dari ku, ia memperlakukan ku
seperti.. eum..harus kusebut apa? tapi aku sedikit merasa ia mempelakukan ku
seperti pasangannya. Mengapa aku tidak menyadari hal ini. Kalau kuputar kembali
memory ku, selama ini ia selalu berada disamping ku, apapun kondisi ku, apapun
yang kubicarakan, Ia selalu mendengarkan ku. Ia membuat ku merasa nyaman lebih
dari semua namja yang pernah ku kenal selama ini.
Aissshh ku ketuk-ketuk pelan kepala
ku, baru saja aku memutuskan untuk melupakan seorang namja, bagaimana mungkin
virus namja lain sudah merebak di pikiran ku seperi ini. Tapi..bisa jadi juga
aku lah yang memang kurang peka. Molla.. Aku ingin menjalani hidup ku dengan
tenang, dengan siapapun tak masalah, aku yakin tuhan telah mengatur jalan hidup
ku, aku akan berakhir dengan baik ^^.
"Tidak bisa.. Kau sejak tadi selalu
mentraktir ku kyungsoo-a, sekarang biar aku yang mengantri dan memebelikan kopi
untuk mu dan untukku, aku akan memilih sesuai selera ku hehe kuharap kau
menyukainya"
"Kau yakin? Tapi kau.."
"Yeoja? Wae.. memangnya yeoja
tidak boleh berkorban? Didepan kita juga hanya ada 2 orang, tidak akan lama,
jadi kau tunggu diluar saja ^^ palli.. Aku tidak mau kau melihat pilihan kopi
ku" Pinta ku padanya. Bukan pertama kali ia mengalah, ia tersenyum tenang,
ia meninggalkan ku setelahnya.
***
19.30 (07.30 PM)
Tenyata lama juga menunggu selesai
membeli kopi, Kyungsoo pasti menunggu lama juga diluar. Kudorong pintu coffee
shop dengan pinggul ku, karena kedua tangan ku memegang kopi. Kulirik
kanan-kiri ku, tapi tidak ada Kyungsoo disana "Eodi?" Tanya ku. Kali
ini kuarahkan pandangan ku kedepan. DEG.. Kulihat sosok Suho berdiri dihadapan
ku, ia menatap tepat kearah kedua mata ku. Sedang apa ia disini, dimana
Kyungsoo?
Ia melangkah maju menuju ku, setiap
hentakan langkahnya membuat jantungku berpacu semakin cepat, kopi ditangan ku
sepertinya akan segera jatuh kalau begini terus. Tap.. Ia mengambil dua gelas
kopi ditangan ku "Kau tau kopi kesukaan ku?" Ujar nya pada ku.
Kurasakan handphone ku bergetar, kuambil segera handphone ku, sekaligus
mengalihkan pandangan ku dari Suho. Sebuah pesan masuk dari Kyungsoo 'Aku
pulang lebih dulu, selamat menikmati malam mu ^^ Hwaiting Eunkyo-a' Tak tahu
pasti alasannya, tapi mengapa hatiku sakit membaca pesan bernada gembira dari
Kyungsoo.
"Eunkyo-a tadi Kyungsoo pamit,
ia bilang ia dan Songhee ingin main bersama Chanyeol, Chen dan yang lainnya,
mereka mau membantu Lay membereskan rumah barunya" Ujar Suho padaku.
"Eum.. Ia baru saja mengirim
pesan padaku" Jawab ku lemas. Suho mengulurkan tangannya pada ku "Aku
belum sempat minta maaf pada mu, waktu itu.. Aku tidak seharusnya memarahi mu,
apalagi karena urusan yang sebenarnya bukan urusan ku juga, aku.. tidak ingin
hubungan kita jadi buruk begini karena masalah kecil itu.". Aku menatap
uluran tangan Suho, haruskan aku menyambutnya? Atau.. "Nado mianhae" Jawab
ku.
Suho menggerakkan telapak
tangannya, ia nampak heran karen aku tidak menyambutnya "Kau sepertinya
masih belum bisa memafkan ku" lirihnya. Ia hampir menarik kembali telapak
tangannya. Tap.. Aku meraihnya cepat, aku tidak tau apa yang kulakukan saat
ini, mungkin aku belum.. benar-benar siap melepaskan mimpi ku. "Aku sudah
memaafkan mu" Jawab ku menundukkan kepala ku, aku tidak bisa menatapnya,
jantung ku sudah hampir copot. Ia menggenggam erat tangan ku, disana
hangat..berada dalam pelukan telapak tangannya membuat telapak tangan ku begitu
hangat. Kurasakan sebelah tangannya lagi menyentuh dagu ku, ia mengangkat wajah
ku. Membuat mata ku terikat menatap kearahnya. Kau tidak boleh menangis Kim
Eunkyo.. tidak boleh, perintah ku pada diri ku sendiri.
"Aku selalu ingin bertanya hal
ini pada mu, tapi baru bisa kutanyakan sekarang.. Mengapa kau tidak pernah
sekalipun mengangkat wajah mu dihadapan ku, Kim Eunkyo?" Tatapan nya
begitu Intens mengintimidasi hati ku. Bibir ku bergetar, aku mencintai mu aku
mencinta mu..Hati ku terus mengucap- kan hal itu. Tapi tak sepatah kata pun
keluar dari mulut ku.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Tidak ada komentar:
Posting Komentar