~CAST~
SMALLKEY MEMBER AS YEOJA CAST
Kim EunHee ( f(x) Victoria)
Wu Yoora (f(x) Krystal),
Oh InKyung (BPPOP Kang Inkyung),
Kim minhyo (HV Yoonjo),
Park Sungchan (Ulzzang Ryu Hyeju),
Xi Yi Jie / Micha (IU),
Lee Miyoung (SNSD Yoona),
Lee Songhee (f(x) Sulli),
Kim EunKyo (AOA Hyejeong)
EXO MEMBER AS NAMJA CAST
Kim Minseok (Xiumin)
Kris Wu
Xi Luhan
Do Kyungsoo (DO)
Byun Baekhyun
Kim Jongdae (Chen)
Zhang Yixing (Lay)
Park Chanyeol
Kim JoonMyeon (Suho)
Huang Zi Tao (Tao)
Kim Jongin (Kai)
Oh Sehun
☆*:.。. o)o .。.:*☆
09.00 PM
Chanyeol kembali ke rumahnya setelah
mengantar Songhee ke perkebunan bunga. Chanyeol membuka pintu gudang rumahnya, ia
mencari gitar yang sudah lama tak disentuhnya. Gitar itu selalu ia gunakan untuk
berlatih bersama Sungchan. Sejak kecil Sungchan lah yang mengajarkannya memainkan
gitar. Chanyeol terus mencari, namun tak menemukan apapun "Dimana.. Eum.."
Serunya. Ia melirik sebuah lemari tua. "Apa mungkin disana?" Kira Chanyeol.
Chanyeol membuka pintu lemari yang telah
rapuh itu. Senyumnya dapat terkembang saat ia melihat gitar tersebut ternyata benar
ada didalam sana. Chanyeol menarik tampat gitar itu.. BRUkk... Beberapa benda lain
ikut terjatuh saat ia menariknya.
Diletakkannya gitar tersebut pada sebuah
meja, diperhatikannya benda-benda yang terjatuh "Apa ini?" Ia melihat
kaset-kaset dengan tanggal-tanggal pada setiap tempatnya. Kaset-kaset itu lumayan besar karena masih bentukan
lama. Chanyeol juga menemukan alat pemutar recorder tersebut. "Mustahil masih
bisa, tapi siapa tau.. "
***
Secara cukup ajaib, kaset-kaset berumur
lebih dari belasan tahun lalu beserta alat pemutarnya tersebut masih berfungsi dengan
baik. Chanyeol awalnya kaget, tapi akhirnya ia memutuskan untuk menonton rekaman
tersebut.
"noona
kapan appa dan eomma pulang?"
"Sebentar
lagi, wae? Kau lapar Chanyeol-a? Noona masih punya banyak roti"
"Aku bosan
makan roti noona, aku mau makan yang lain"
"Kau mau
makan apa? Nanti noona belikan, Appa sudah menitipkan uang"
"Eumm..
Apa saja yang noona juga suka ^^"
Chanyeol tersenyum miris melihat rekaman
itu, rekaman tersebut rupanya merupakan rekaman CCTV rumahnya, lebih tepatnya rekaman
kamera yang dipasang oleh sang ayah untuk mengawasi Chanyeol dan Sungchan, karena
saat itu kedua orang tua mereka bekerja. Dalam rekaman tersebut Chanyeol berumur
7 tahun dan Sungchan 8 tahun, tapi tubuh Sungchan jauh lebih tinggi dari Chanyeol,
berbeda sekali dengan saat ini.
"Chanyeol..
Jangan tidur disini, ayo kita ke kamar"
"Aku masih
mau menonton kartun noona"
(2 Menit kemudian
Chanyeol yang keras kepala tersebut terlihat sudah tertidur dalam rekaman itu, rekaman itu menunjukkan Sungchan
bersusah payah menggendong Chanyeol ke
dalam kamar, karena tak mau membangunkan Chanyeol yang sedang tertidur)
Senyum Chanyeol semakin miris, air matanya
bahkan hampir terjatuh "Noona" ucapnya pelan. Bibirnya merasa aneh dengan
sebutan yang sudah 5 tahun terakhir tak ia ucapkan untuk kakaknya, Sungchan. Chanyeol
mengganti rekaman tersebut, ia memilih kaset secara random. Rekaman selanjutnya tak menunjukkan banyak scene
Chanyeol dan Sungchan kecil. Disana hanya nampak rumah mereka kosong. Chanyeol memicingkan
matanya saat dalam rekaman tersebut sesosok yeoja masuk ke dalam rumah. Ia tak sendiri,
ia datang dengan seorang namja yang tak dikenal oleh Chanyeol. DEG "Eomma"
Setelahnya ia
melihat sang ayah yang saat itu sedang sakit keluar dari dalam kamar.
"Kau wanita
jalang, beraninya kau membawa tamu mu ke dalam rumah Ini!!"
"Cih..
Mengapa semua namja munafik, kau pikir kau bisa menghidupi ku dengan tubuh renta
mu itu!!! Sebenatar lagi kau mungkin juga akan mati! Jadi diamlah"
"NEO!!!"
( Dalam rekaman, Ayah Chanyeol hendak memukul sang Ibu yang terang-terangan membawa
'penyewa' nya ke dalam rumah, namun ia justru terjatuh karena ia sedang tak sehat
saat itu.)
"Appaa"
(Sungchan berlari menuju sang ayah)
(Tiba-tiba Chanyeol
kecil memanggil sungchan dari luar rumah) "Sungchan noona.. Sepatu ku kotorrr
T.T, teman ku mendorong ku ke dalam kubangan"
Chanyeol menepuk-nepuk dadanya, mencoba
mengatakan bahwa apa yang ia lihat tidaklah benar. Chanyeol menggeleng tak percaya,
tangannya gemetar, ia mempercepat rekaman tersebut, karena ia ingin melihat rekaman
kamera luar rumah "Tidak mungkin.. " Sangkalnya pada dirinya sendiri.
"Chanyeol,
ayo kita beli ice cream"
"Noona
tapi sepatuku kotor hiks.. Kita masuk dulu saja, aku mau ganti sepatu"
"Andwe..
" (Dalam rekaman.. Sungchan berlurut melepaskan sepatu Chanyeol yang kotor
akibat ulah temannya, ia meninggalkan sepatu tersebut didepan rumah.)
"Biar noona
gendong saja, ayo" (Sungchan menghalangi Chanyeol masuk ke dalam rumah, karena
tak ingin Chanyeol melihat apa yang terjadi pada orang tuanya)
Chanyeol masih tak percaya dengan apa
yang baru saja dilihatnya. Ia menganti satu persatu rekaman, namun kejadian-kejadian
serupa terus terjadi dari waktu ke waktu. Membuat perasaan Chanyeol semakin hancur.
===
"Chanyeol.. Appa ingin bertemu dengan mu, kumohon
ikut aku sekali ini saja"
"Kau tidak hilang ingatan bukan Park Sungchan!! HARUS
KAH KUULANGI UCAPAN KU 3 TAHUN LALU! AKU TAK MEMILIKI AYAH JUGA SEORANG KAKAK! BAGIKU
KALIAN SUDAH MATI!" (Park Chanyeol, 2 years ago)
===
"AAAAARRGGGH" BRAKKKKK.. Chanyeol menghempaskan seluruh kaset didekatnya
"Noonaaaaa.. noona mianhae.. hiksss aaahh hiksss.. noona" Rasa bersalah
seketika menghantui Chanyeol, ia telah membenci seseorang yang justru selalu mencoba
melindunginya, seseorang yang membiarkan dirinya tumbuh tanpa harus memikirkan beban
akibat kelakuan sang Ibu sesungguhnya. Begitu juga sang Ayah yang bahkan ia menolak
untuk temui disaat terakhir hidup namja itu, ternyata adalah seorang namja yang
tetap bekerja keras untuk mendapatkan uang sebagai bekal anak-anaknya kelak sekalipun
ia menderita sakit keras sepanjang hidup. Namja itu tau hidupnya tak akan lama lagi,
karena itu ia terus bekerja agar anak-anaknya akan tetap hidup tenang sekalipun
ia pergi meninggalkan dunia.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
NEXT DAY
12.00 AM
Jam makan siang selalu ditunggu-tunggu
oleh para siswa. Sungchan menunggu Luhan keluar dari kelas, ia berjalan-jalan kecil
disekitar lorong kelasnya. Beberapa siswa bergerombol bergosip serius sekali.
"Yeobo!"
"Ya! Kupikir Luhan tadi" Sentak
Sungchan pada Minhyo yang mengagetkanya.
"Semenjak ada Luhan kau hanya memikirkannya,
kau sudah membuang ku dari kehidupan mu huhuuuuu" Canda Minhyo. Sungchan menyentuh
kening Minhyo "Kau pasti sedang lapar sekali"
"Majayo.. Kita ke kantin duluan
saja, tinggalkan Kris dan Luhan hyung, aku sudah lapar sekali.. Ayolah yeobong"
Tarikan tangan Minhyo bermain.
"Baiklah"
***
Sepanjang koridor banyak siswa bergerumul
sama persis seperti didepan kelas Sungchan tadi, Minhyo dan Sungchan memerhatikan
heran "Sepertinya sedang ada berita heboh, mereka bergosip serius begitu"
5 Orang siswi berhenti tepat didepan
Minhyo dan Sungchan, sehingga menghalangi mereka.
"Kau sudah
liat papan pengumuman, Ah.. aku tidak rela Yi Jie dan Suho jadi sepasang kekasih
sekarang"
"Aku jauh
lebih cantik dari Yi Jie, tapi Suho Oppa tidak pernah melirikku"
"Kalau
aku tahu Suho Oppa lebih suka yeoja pintar dibanding cantik aku pasti akan belajar
dengan giat agar bisa meraih peringkat 1"
"Masalahnya,
bukankah Yi Jie itu yeojachingu Yixing Oppa? Tak tau diri sekali yeoja itu, beraninya
ia memiliki 2 orang kekasih tampan begitu, dia pikir dia siapa.."
Inkyung dan Kai berjalan mendekati kelima
yeoja yang sedang bergosip didepan Minhyo dan Sungchan itu. "Jadi kalian tidak
tau? Xi Yi Jie itu sebenarnya memang suka mempermainkan hati pria, dia terlihat
seperti yeoja baik-baik, padahal sesungguhnya ia adalah penggoda ulung"
"Benarkah itu Inkyung?" Tanya
seorang diantara ke 5 yeoja itu. Kai mencoba menarik Inkyung dari pembicaraan tersebut
"Noona sudahlah"
"Diamlah sebentar" Ujar Inkyung
pada Kai, ia melanjutkan profokasinya "Tentu saja benar, ia dan Yixing juga
tidak menjalin kasih, ia menyukai Yixing tapi Yixing tidak menyukainya, karena itu
ia terus menggoda Yixing.. dan sekarang ia sudah lelah, makanya ia mendekati Suho..
yeoja murahan selalu seperti itu bukan"
Amarah Sungchan tersulut, kalau sampai
berita ini sampai ke telinga Luhan, sudah pasti Luhan akan terpukul, ia sudah cukup
sabar menghadapi tingkah Inkyung selama ini. Ia tidak bisa menahannya lagi. Sungchan
bergerak maju menuju Inkyung.
"Sungchan kau mau apa?" Tanya
Minhyo panik. Sekuat tenaga.... BRUKK..
"Aaarggghhh" Kaki Inkyung
tertekuk paksa, lututnya membentur keras lantai keramik setelah Sungchan menendang
keras betisnya.
"Ohh!!" Seru kelima yeoja
yang tadi sedang bergosip bersama Inkyung.
"Inkyung noona!" Teriak Kai.
Perbuatan Sungchan pada Inkyung membuat Kai tanpa pikir panjang mendorong tubuh
Sungchan karena ia emosi Sungchan menyakiti Inkyung.
"Aargh" Sungchan terjatuh
ke lantai akibat dorongan yang terlalu keras. Tiba-tiba... BRUKKKKKK Chanyeol yang
sebenarnya sejak tadi mengikuti Sungchan tak kalah emosi meninju wajah Kai karena
sudah mendorong Sungchan. Hal itu berbuah panjang, Kai tidak terima begitu saja
perbuatan Chanyeol, Ia balik menghantam wajah Chanyeol, bahkan berkali-kali lebih
kuat dari pukulan Chanyeol. Mereka tak berhenti sampai disana, mereka terus saling
memukul satu sama lain. Sungchan berdiri, ia dan Minhyo menarik Chanyeol mundur
"Hentikan..".
"Minggir" Chanyeol tidak mau
mendengar perintah Sungchan, ditambah lagi Kai juga terus berusaha menyerangnya,
meski Chanyeol jelas kalah tenaga, ia berusaha memukul Kai lagi.
"KALIAN BERDUA HENTIKAN!"
Teriak Minseok. Tubuh kecilnya mendorong mundur Kai dan Chanyeol agar menjauh satu
sama lain. "Sungchan, Minhyo bawa Chanyeol ke runag kesehatan" Perintah
Xiumin. "Kau ikut aku Jongin" Xiumin menarik siku Kai kuat, menyeret namja
itu menjauh dari sana. Matanya menatap tajam Inkyung sebelum ia pergi.
"Arrgh..ahh euhh" Rintih Chanyeol.
Wajah Sungchan panik melihat keadaan
Chanyeol yang sudah babak belur, ia dan Minhyo segera memapah Chanyeol ke ruang
kesehatan. Siswa-siswa yang sebelumnya bergermul pun satu persatu mulai pergi meninggalkan
tempat. Inkyung membatu akibat tatapan Minseok. Tatapan itu begitu tajam, baginya
ia seperti melihat 'real Minseok' bukan Xiumin, sedang meluapkan kemarahan padanya.
Setiap kali ia bertemu dengan Xiumin, pikirannya sudah tak dapat bekerja lagi. Inkyung
terduduk di kursi pada lorong tersebut dengan pandangan kosong. Ia memegangi dadanya
yang sesak.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
12.10 PM
Luhan mencari-cari dimana teman-temannya.
Kris, Minhyo juga Sungchan dan Xiumin menghilang dari pandangannya. "Apa mereka
sudah pergi lebih dulu?" Gumam Luhan. Ia melanjutkan langkahnya sambil mencoba
menghubungi keempat temannya. Perhatian Luhan tersita begitu ia mendengar seseorang
mengatakan. "Yi Jie sungguh tak tau diri"
Luhan menghampiri siswi yang baru saja
mengatakan hal tersebut "Jogiyo.. tolong jaga perkataan mu barusan" Tegurnya.
Siswi tersebut langsung pergi setelah mendengar teguran Luhan. Luhan mendapati alasan
siswi tadi mengatakan ejekan tentang adiknya. Foto sang adik berada dalam pelukan
Suho terpajang rapi di papan pengumuman lantai 2 academy itu "Siapa yang melakukan
ini.. keterlaluan" Luhan menarik foto juga berita yang terpasang disana, ia
meremas nya lalu memasukkan ke dalam tong sampah.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
12.12 PM
Yoora dalam perjalanan menuju kantin,
ia sedikit sulit berjalan saat melewati koridor tempat beberapa papan pengumuman
"Ada pengumuman penting apa? mengapa semua berjejalan disini?" Tanya Yoora.
Ia penasaran, barangkali itu adalah penguman penting academy. Ada 9 papan pengumuman
berjejer di koridor tersebut. Yoora mendekati salah satunya. "OH MY GOOD.."
Serunya kaget. Yoora dekat dengan Micha, ia tau pasti Micha dan Suho sama sekali
tak saling menyukai, keduanya bahkan sering berseteru. Ditambah lagi ia juga mendengar
gunjingan tak enak dari siswi academy karena hal tersebut. Membuat Yoora sedikit
emosi "Minggir.. minggir.." Ia menerobos kerumunan siswa. Tangannya bergerak
cepat mencopot foto pada papan pengumunan itu.
"Ya! Kau ini siapa, berani-beraninya
merobek berita pada papan pengumuman" Sentak siswa-siswa yang bergerumul disana.
"Berita ini tidak benar" Lawan
Yoora menyentak.
"Dari mana kau tahu, jangan jadi
pahlawan kesiangan.." Beberapa siswa mencoba menyingkirkan Yoora dari sana.
DDDDUUUKKKKK... Semua pandangan siswa mengarah pada seorang namja yang baru saja
menghajar papan pengumuman. Serempak siswa-siswi tersebut menjauh, karena namja
itu terlihat mengerikan "Minggir kalian semua!" Bentak nya.
"Tao!" Yoora mendekat ke arah
Tao "Bantu aku melepaskan berita itu di semua papan pengumuman, ku mohon"
Ia tak punya pilihan lain, hanya Tao yang bisa membantunya saat ini.
"Tentu aku akan membantu mu, ini
menyangkut Suho Hyung juga" Serunya.
"Akhirnya Tao ada fungsinya juga"
Ujar Yoora dalam hati. Yoora merobek berita pada papan pengumuman, ditemani oleh
Tao yang terus mengikuti dibelakangnya seperti bodyguard Yoora. Setiap ada yang
menghalangi Yoora merobek berita, mereka akan berurusan dengan Tao.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Chen di kantin mendapat telpon dari
Minhyo bahwa Chanyeol ada di ruang kesehatan karena berkelahi. "Bagaimana keadaan
Chanyeol sekarang noona? araseo.. aku akan kesana sekarang"
"Ada apa?" Tanya Songhee.
Saat itu Songhee adalah satu-satunya teman yang sedang bersama dengan Chen.
"Chanyeol berkelahi" Jawab
Chen tak percaya mengucapkan hal itu.
Songhee terkejut "MWO?!"
Chen mengacak-acak rambutnya "Ia
tak pernah seperti ini sebelumnya"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi.
Miyoung dan Kris membawa Eunkyo keluar Academy. Mereka menutup mata Eunkyo, membimbingnya
penuh senyuman ke suatu tempat.
"Eonnie.. Oppa.. kapan ikatan mataku
akan dibuka?" Tanya Eunkyo berhati-hati dalam langkahnya, karena ia tak dapat
melihat apapun.
"Sebentar lagi" Seru Miyoung.
"Jangan protes terus, ikut saja"
Tambah Kris.
Kris dan Miyoung membawa Eunkyo memasuki
area danau. terdapat cafe tak jauh dari danau tersebut. Mereka berhenti di satu
titik. Miyoung meninggalkan Eunkyo bersama dengan Kris sementara "Kidaryeo"
Dibawa nya seorang yeoja ke hadapan
Eunkyo "Kris-a, buka penutup matanya".
"Kau siap?" Tanya Kris.
"Aku sudah lebih dari siap.. cepat
buka oppa" Pinta Eunkyo tak sabar.
"Santai saja, hadian kami tak akan
kabur" Canda Kris.
Kris membuka ikatan mata Eunkyo. Ia
dan Miyoung bersorak gembira "KEJUTANNN"
Pandangan Eunkyo sempat gabur diawal,
ia terus menegaskan pandangan.Tepat setelah itu.. Eunkyo tersentak hebat. Tak butuh
waktu lama baginya untuk menteskan air mata.
Seorang yeoja mengibaskan tangannya
menyapa Eunkyo dengan senyum manis yang begitu Eunkyo rindukan. Senyum yeoja itu
begitu riang.
Setapak demi setapak Eunkyo mendekat,
ia menjulurkan tangannya, menyentuh wajah Eunhee "Eonnie.. Eunhee eonnie hiksss"
Air matanya jatuh bersamaan dengan hangatnya dekapan yang ia berikan untuk Eunhee.
"Hiks.. bogoshipeo"
Eunhee mengusap-ngusap pundak EunKyo,
membalas pelukan hangat sahabat baiknya sejak kecil itu "Nado bogoshipeo..
Eunkyo-a" Ujarnya dalam hati.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
12.13 PM
Library 3rd Floor Academy.
D.O keluar dari perpustakaan Academy.
Ia dikagetkan dengan suara keras bentakan Suho pada beberapa siswa disana. Suho
tak pernah meluapkan emosi sampai suaranya terdengar sekeras itu. D.O memperhatikan
dari kejauhan, perlahan ia mendekat.
"KATAKAN PADA KU SIAPA YANG MELAKUKAN
INI!" Bentak Suho.
"Tadi kami lihat Inkyung yang menempelkan
itu sebelum jam makan siang tiba Suho-a, kami sungguh tidak tau apa-apa, Ia melakukan
ini semua ini seorang diri" Jawab salah satu siswa. D.O melihat sekilas berita
pada papan pengumuman tersebut, ia mengepalkan tangannya kesal "Lagi-lagi Oh
Inkyung" gerutunya kesal. Ia mendekati papan pengumuman dimana Suho berdiri
didepannya, tanpa banyak bicara D.O mencabut berita dan foto pada papan pengumuman.
"Kyungsoo-a" Ucap Suho.
"Beritahu anak lain untuk mencabut
semua berita hyung, nampaknya foto dan berita ini tidak hanya ditempel disatu tempat
saja" Ujar D.O. Suho mengangguk "Berita ini tidak benar, aku dan Yi Jie
hanya kebetulan bertemu kemarin, Kumohon pada kalian semua untuk membantu mencopot
berita ini disetiap tempat.. Butakhaeyo.." Pinta Suho.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
"Mengapa kau menyerang Chanyeol,
Jongin-a" Tanya Minseok tegas. Kai menyangkal menyerang Chanyeol lebih dulu
"Chanyeol hyung menyerang ku lebih dulu Hyung, ia tiba-tiba datang lalu menyerang
ku tanpa sebab"
"Aku melihat semua kejadiannya..
Kau mendorong Sungchan lebih dulu. Wajar Chanyeol tidak terima dengan perbuatan
mu. Kau juga pasti akan menyerang seseorang jika ia mencoba menyakiti Eunhee bukan?"
Kai menundukkan kepalanya, ia menyadari
bahwa ia lah yang bersalah "Hyung benar, seharusnya aku tidak menyerang Chanyeol
hyung, aku tidak berfikir bahwa ia marah karena aku mendorong Sungchan noona, tadi
aku emosi sekali"
"Apa yang membuat mu emosi?"
Tanya Minseok. Melihat kejadian tadi Minseok sebenarnya sudah curiga, ia hanya ingin
meyakinkan bahwa perkiraannya benar. "Kau menyukai Inkyung?"
Kai mengangguk pelan "Aku ingin
melindungi noona hyung"
Minseok menghembuskan nafasnya berat
"Kau tau bahwa Inkyung sudah.."
"Ara.. Aku tau ia adalah yeojachingu
Lay hyung, aku bahkan sudah tau dari Sehun.. Inkyung noona memiliki seorang tunangan
juga." Ucap Kai pelan "Tapi Hyung.. Inkyung noona tidak seburuk apa yang
semua orang pikirkan tentangnya, ia memiliki alasan kuat mengapa ia melakukan semua
ini.. ia juga menderita. Aku tidak perduli aku akan bisa memiliki nya atau tidak..
aku hanya ingin melindungi nya"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
12.20 PM
Luhan menutup sambungan telponya dengan
Micha. Micha berada disalah satu ruangan kosong di academy, adiknya itu menangis
sendiri disana, ia tak ingin Luhan menemuinya. Ia mengatakan ia butuh waktu sendiri
untuk sementara.
"Luhan.." Minseok menemui
Luhan di taman belakang academy. Ekpresi wajah Luhan saat ini sudah cukup menggambarkan
suasana hatinya "Suho sudah mengatasi masalah ini, kulihat tadi para siswa
sudah membantu mencopot berita-berita itu"
"Inkyung tidak akan berhenti..
ia akan melakukan hal lain lagi kelak" Ujar Luhan tak bertenaga. Minseok mencoba
menyemangati Luhan "Semoga itu tidak terjadi..bersemangat lah.."
Luhan menggeleng cepat "Aniya..
Aku harus mengakhirnya, aku lah.. akar dari masalah ini sesungguh nya"
Minseok terdiam sesaat, setelah Luhan
mengucapkan hal tersebut. Luhan tersenyum getir "Aku terlalu takut kehilangan
sesuatu yang telah kumiliki, menyimpannya tetap disamping ku, sementara karena ego
ku tersebut, aku menyakiti banyak pihak. Aku melindungi mimpi ku.. tapi menghancurkan
mimpi banyak orang.. Lay, Sungchan dan adikku Yi Jie.. mereka tak seharusnya menerima
semua ini.." Ia menatap Minseok dalam "Aku ini.. seorang namja, aku harus
berani menghadapi hidupku, sekalipun hal itu pahit.. karena sebuah mimpi, seindah
apapun itu.. semua akan menghilang saat aku terbangun"
DEG.. Minseok tersenyap seketika, ucapan
Luhan barusan seharusnya juga ia ucapkan untuk dirinya. Luhan mengeluarkan handphonenya,
ia menelpon seseorang "Yeoboseyo.. Lay-ah, pulang nanti.. aku ingin kita melakukan
double date"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
Chen dan Songhee berpapasan dengan Minhyo
didepan ruang kesehatan. Songhee sangat cemas dengan keadaan Chanyeol "Eonnie..
Chanyeol dimana?”
"Dia di dalam" Ujar Minhyo.
Songhee tidak menunggu lagi, ia segera masuk ke dalam ruang kesehatan. Minhyo membungkuk
sopan pada Chen. Ia berfikir Chen juga akan masuk ke dalam.
"Chanyeol ada di dalam" Ulang Minhyo.
Ia beniat pergi dari sana.
"Minhyo noona" Panggil Chen
"Ne?"
Chen menyodorkan sebungkus roti juga
sekaleng apple juice pada Minhyo "Waktu makan siang sebentar lagi habis, noona
tidak akan sempat makan, ini untuk noona"
Minhyo tertegun, ia mengambil roti di
tangan Chen, ia memegangi roti itu, hanya memegangi nya saja.
"Noona tidak mau makan roti itu?"
Minhyo menggeleng "Rotinya mau
ku laminating" Jawab Minhyo seadanya.
Chen terkekeh kecil "Mwoya hehe"
"Tapi aku serius, aku ingin menyimpan
nya, ini hal pertama yang kau berikan padaku, siapa tau bisa terus mengingatkan
ku pada mu suatu saat nanti" Jawab Minhyo. Chen mengigit bibir nya, ia menangkap
maksud ucapan Minhyo 'suatu hari nanti' itu adalah saat ia sudah pergi ke jepang.
Chen tersenyum tenang "Kalau untuk hal seperti itu harus sesuatu yang tidak
bisa basi, ataupun layu, aku akan pikirkan lagi nanti.. sekarang noona makan saja
roti itu dulu"
"Kau Kim jongdae kan?" Tanya
Minhyo tak percaya
"Tentu saja aku Jongdae.. makan
lah cepat, nanti jam makan siang keburu habis sungguhan" Suruh Chen sekali
lagi. Minhyo merasa sayang untuk memakan roti itu, tapi cacing-cacing di perutnya
sudah berdemo, ia pun duduk dikursi tunggu ruang kesehatan. Chen juga ikut duduk
disampingnya. "Kenapa ikut duduk"
"Didalam ramai" Jawab Chen
beralasan.
Minhyo menggaruk kepalanya "Sepertinya
aku sedang bermimpi, ah molla" Minhyo membuka bungkus roti pemberian jongdae,
lalu memakan roti itu. "Ada apa dengan wajah mu itu? Kau sedang ada masalah
ya? sebab tingkah mu juga seperti sedang kesurupan begitu"
"Apanya yang kesurupan.. Minhyo
noona bisa saja" Elak Jongdae. "Eumhh~ Semua orang bertingkah aneh hari
ini, Chenyeol tidak pulang ke rumah Suho hyung semalam, sepanjang pagi ini juga
ia bertingkah aneh. Baekhyun dan D.O seperti orang sedang berkelahi, mereka tidak
saling menyapa. Yi Jie noona juga wajahnya pucat sekali.. aku jadi seperti orang
bodoh yang tidak tau apa-apa begini" jelas Chen.
"Beri mereka waktu, mereka butuh
waktu untuk menyelesaikan masalah mereka, mereka juga manusia bisanya yang memiliki
masalah, tenang saja.. semua nya pasti bisa membaik lagi nanti" Jawab Minhyo
sambil menghabiskan roti nya. Chen sekali lagi tersenyum. "Ya.. jangan senyum-senyum
terus kau membuat ku takut, kasihanilah hatiku yang rapuh ini" Seru Minhyo
dengan candaan khas nya.
Chen tertawa melengking "Ahhahaha..
"
"Berisik, gendang telinga ku bisa
pacah" Protes Minhyo.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
16.00 (04.00 PM)
Wajah Sungchan tertekuk, ia sangat terganggu
melihat kemesraan Lay dan Inkyung. Mereka bahkan lebih dekat dari biasanya, ia merasa
hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya, apalagi setelah peristiwa di academy
tadi pagi. Ulah Inkyung menyebabkan Chanyeol babak belur terkena serangan Kai.
"Untuk apa kau mengajak Lay dan
Inkyung melakukan double date seperti ini" Mood buruk Sungchan, membuatnya
berucap ketus pada Luhan. Luhan tersenyum tenang "Aku ingin menikmati saat
bersama mu"
"Apa maksud mu? Aku sedang serius
Xi Luhan" Tatapan Sungchan begitu tajam mengarah pada Luhan. Sekali lagi Luhan
mengembangkan senyumnya, ia meletakkan kedua tangannya pada tangan Sungchan, menarik
pelan tubuh yeoja itu. Luhan memberi kecupan manis pada kening Sungchan, pandangan
matanya begitu sendu dan sayu "Aku memiliki satu permohonan padamu.. Sekali
ini saja, sekalipun mereka berdua berada disekitar kita, bisakah kau hanya menatap
kearah ku? bisakah kau tak memperdulikan apapun selain diriku..."
Tubuh Sungchan bergidik mendengar ucapan
Luhan, ada yang tidak beres dari sikap Luhan. Pandangannya seakan terikat dengan
pandangan Luhan. Hatinya perih tanpa alasan yang jelas.
"Saranghae.. saranghae Park Sungchan"
Ujar Luhan
***
Inkyung menggenggam erat siku Lay, ia
tak melepaskan tangannya sejak tadi "Aku ingin makan itu, sepertinya itu enak,
kau mau?" Tawar Inkyung. Lay mengangkat sebelah alisnya "Kau sedang bahagia?
kau terus tersenyum sejak tadi"
Inkyung tersenyum "Eum" angguknya.
"Ayo"
"Baiklah...Kita harus bersenang-senang
hari ini, khaja"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
07.00 (19.00 PM)
"Hari ini menyenangkan sekali,
Luhan hyung gomawo" Ucap Lay pada Luhan. Mata Luhan menatap tangan Lay dan
Inkyung "Gurae.."Jawabnya pelan. Ia lalu menatap Inkyung "Oh Inkyung"
Sungchan dan Lay bersamaan memfokuskan
padangan mereka pada Luhan.
"Kita akhiri sampai disini.. permainan
ini" Ujar Luhan mempertegas ucapannya "Kau ingin aku yang memulainya,
atau kau.. ingin mengakhirnya sendiri? Atau kau ingin menunggu sampai Suho datang,
aku sudah menghubungi nya barusan"
"Ada apa ini? apa maksud mu Suho?"
Tanya Lay mencari jawaban dari Luhan dan Inkyung. Inkyung terdiam, ia menatap Luhan
seperti Luhan menatapnya.
"Suho sudah mengetahui tentang
hubungan mu dan Inkyung" Jelas Luhan. DEG! "Inkyung-a.. " Lay menarik
dagu Inkyung agar menatapnya "Katakan pada ku apa yang selama ini coba kau
sembunyikan dari ku, mengapa kau tidak ingin Suho mengetahui hubungan kita? apa
yang akan terjadi jika sekarang ia sudah mengetahuinya?"
Inkyung menghempaskan tangan Lay, ia
berjalan 2 langkah, tatapannya menajam menghujam Luhan "Seharusnya aku sadar
sejak tadi kau sedang menjebakku! ! Wae! Apa kau pikir kau dan Suho bisa bersekutu
untuk menjatuhkan ku?" Gertak Inkyung penuh emosi. Tatapan liar itu kini Inkyung
lemparkan pada Lay "Neo.. Zhang Yixing.. Aku Oh Inkyung, aku sudah memilki
seorang tunangan dari keluarga kaya raya, sebuah keluarga yang tak kalah kaya raya dengan
Suho, dan Suho mengenal tunangan ku.. Itu.. alasan mengapa aku tidak ingin ia mengetahui
hubungan ku dengan mu!!" Jawab Inkyung tanpa rasa gentar. PLAKKKK........ Sungchan yang sejak tadi diam saja, kini bertindak.
ia menghadiahkan sebuah tamparan keras pada pipi Inkyung.
Inkyung tak jua gentar "Wae! Kau
tidak suka aku menyakiti hati namja yang kau cintai ini Park Sungchan!" Inkyung
kembali melirik Luhan "Apa kau pikir dengan kenyataan ini Lay Oppa akan mengakhiri
hubungannya dengan ku? Kau tau pasti itu tidak akan terjadi bukan.. dan kau tau
pasti alasannya. pecundang!" Hina Inkyung.
"Hentikan Inkyung!" Lay menarik
tangan Inkyung "Ini hanya masalah antara kau dan aku, kita harus bicara empat
mata"
Luhan merentangkan tangannya diantara
Lay dan Inkyung, Ia melepaskan pegangan tangan Inkyung dan Lay "Tidak.. sudah
kukatakan semua akan berakhir sampai disni."
"Luhan.." Sentak Lay.
"AKHIRI HUBUNGAN MU DENGAN YEOJA
INI SEKARANG JUGA!" Bentak Luhan. Luhan mendorong tubuh Inkyung menjauh dari
Lay "Kau.. pergilah selamanya dari hidup sahabat ku, pergi dari kehidupan Sungchan,
juga kehidupan adik ku Yi Jie."
"Aku tidak akan meninggalkan nya"
Ujar Lay membuat Luhan dan Sungchan tercengang.
"YA!" Sungchan menarik kerah
baju Lay "Kau gila! Mengapa kau terus mempertahan nya. IA TELAH MENGHANCURKAN
HIDUP MU! MENGHANCUR KAN ORANG-ORANG DISEKITAR MU! SADARLAH ZHANG YIXING!"
Tap.. Luhan menyentuh telapak tangan
Sungchan pada kerah baju Lay "Mianhae.. mianhae.." Luhan membendung air
mata dipelupuk matanya, ia menyempatkan diri untuk tetap tersenyum "Seharusnya
aku tidak menahan mu untuk terus bersama ku, maafkan aku.." Luhan juga menarik
telapak tangan Lay, lalu menyatukan kedua telapak tangan tersebut "Akiri hubungan
mu dengan Inkyung, dan aku.. akan. ... melepaskan Sungchan untuk mu"
Bagaikan sebuah petir menyambar di tengah
hari, Luhan menyampaikan pernyataan yang mengejutkan.
"Kau puas, Oh Inkyung.. mulai detik
ini.. pergilah sejauh mungkin" Seru Luhan.
Inkyung menghela nafasnya "Baiklah..
Kita berakhir disni.. Lay" Ujarnya, ia meninggalkan Lay, Sungchan dan Luhan.
Inkyung tidak berjalan ke arah rumahnya, ia pergi ke arah berlawanan.
Luhan menatap kedua sahabatnya.. Sungchan
dan Lay. Setelah itu ia berbalik dan perlahan melangkah meninggalkan keduanya.
"Luhan tunggu" Lay memanggil
Luhan, berharap namja itu akan kembali, tapi Sungchan menghalanginya "Kita
harus menjelaskan hal ini padanya"
"Biarkan dia" Jawab Sungchan.
Yeoja itu jelas terpukul, tapi ia membiarkan Luhan pergi "Ia menyimpan perasaan
ini semenjak pertama kali ia menjadi namjachingu ku.. biarkan ia melakukan apapun
yang membuatnya akan merasa tenang, kau pulanglah"
"Sungchan" Ujar Lay lirih.
"Aku pulang.. jaga dirimu" Lay meninggalkan Sungchan sendiri di jalan
itu.
Sungchan menatap miris pundak Luhan
yang semakin menjauh "Mengapa kau.. tidak pernah sekalipun bertanya padaku
tentang perasaan ku? hiks.. nado saranghae Xi Luhan hiks.. eungh..hhh"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
19.14 (07.14 PM)
"Chanyeol-a kau yakin akan pulang
sendiri, kau tidak apa-apa?" Tanya Kris didepan pintu rumahnya.
"Ne.. aku tidak apa-apa hyung"
Jawab Chanyeol.
Kris menutup pintu rumahnya. Chanyeol
berjalan perlahan meninggalkan rumah Kris. Ia melihat Luhan berjalan disisi sebarang
jalan "Luhan hyung!" Panggil Chanyeol, tapi Luhan tak menjawab. Luhan
hanya terus berjalan sampai memasuki rumahnya yang bersebrangan dengan rumah Kris
itu. Hanya berselang beberapa menit setelah Luhan masuk, Chanyeol melihat sosok
Sungchan mendekat. Hati Chanyeol sakit.. begitu sakit, perasaanya mengatakan Luhan
dan Sungchan sudah mengakhiri hubungan mereka. Mereka mustahil berjalan disisi jalan
yang berbeda padahal mereka berjalan dari arah yang sama.
Sungchan tidak menegur Chanyeol seperti
biasanya, seperti perjanjian mereka bahwa mereka akan berpura-pura tidak saling
mengenal semenjak kedua orang tua mereka bercerai. Sungchan terhenti karena Chanyeol
menahan lengannya.Ia mengengok ke arah Chanyeol dengan pandangan kosong.
"Kau seperti ini lagi, kau selalu
saja seperti ini.." Ujar Chanyeol lirih. Air mata Chanyeol mengalir perlahan.
"Apa yang kau lakukan disini park
Chanyeol? Kau seharusnya beristirahat dirumah mu" Seru Sungchan tenang, seperti
biasanya.
"Jangan mengalihkan pembicaraan...
noona"
DEG.. Mata Sungchan membulat mendengar
Chanyeol menyebutnya noona. Belum sempat ia mencerna apa yang sedang terjadi, Chanyeol
sudah menarik tubuhnya ke dalam pelukan nya.
"Menangislah sekali saja.. eung..hh
ssh.. Sungchan noona hiks.. Menangislah sekali saja, sekedar memberi tahu orang-orang
yang mencintai mu.. bahwa kau tersakiti.. hikss mengapa noona hhh..sh selalu diam
saja hh.. membiarkan semua orang berfikir salah tentang perasaan noona hhs.. membiarkan
diri noona sakit tanpa seorangpun tersisa disisi noona..wae.. wae noona hikss"
Pelukan Chanyeol semakin erat, ia menangis terisak tanpa henti. Tangan Sungchan
bergerak mendekap tubuh sang adik yang kini sudah jauh lebih tinggi darinya. Ia
tidak pernah memeluk Chanyeol 5 tahun lamanya, ia tak tahu harus bahagia atau bersedih
saat itu. Semua perasaan itu bercampur menjadi satu, menimbulkan air mata turuh
deras untuk pertama kalinya.
"Aku menyayangi noona.. aku membutuhkan
noona lebih dari aku membutuhkan semua orang di dunia ini..hhh hiks.. ssh membenci
mu.. sama seperti aku.. hhs.. membenci diri ku sendiri. Mengapa noona membiarkan
aku membeci noona.. hhssk.. hh.. Setiap saat aku takut, aku takut hidup sendiri
tanpa noona disamping ku.. aku takut noona. Noona hhsk.. hikss.. Jangan melepaskan
lagi, jangan pernah biarkan aku membenci mu, aku ingin menjadi Park Chanyeol yang
manja dan selalu memeluk Park Sungchan setiap hari, Saranghae.. Saranghae Sungchan
noona hhs..ss hikss"
Sungchan tak bisa berkata apa-apa selain
menyebut nama Chanyeol "Nae dongsaeng.. Chanyeolie..Hhh hikss.. Chanyeolie..
hikss pabo..Pabo Chanyeolie.. hhhhs hiksss.. aahh sss hiksss..~"
Chanyeol melepaskan pelukannya, ia menghapus
air mata Sungchan "Noona, ayo menonton film horor"
Sungchan dapat tersenyum kecil ditengah
kesediahannya "Tsk.. kau sungguh pandai merusak suasana, anak bandit"
Chanyeol tersenyum lebar "Aku mau
tidur dengan noona juga setelah itu, Aku sudah membeli banyak makanan pedas untuk
menemani waktu kita menonton film horor, aku tidak bisa menonton film horor di rumah
Suho hyung, terakhir kali menonton film horor, Layar TV Suho hyung hancur karena
dilempar sepatu oleh Tao" Ujar Chanyeol.
"buahaha.. ahh jincha" Tawa
Sungchan. Sejak kecil Sungchan selalu memutarkan film horor setiap kali Chanyeol
menangis, biasanya Chanyeol akan berhenti menangis, karena tangisnya berubah menjadi
takut. Ia sibuk menjerit-jerit sehingga ia melupakan kesedihannya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
23.45 (11.45 PM)
Tok.. tok tok..
Clek.. pintu kamar Micha terbuka, terlihat
sosok Luhan masuk dari balik pintu. Ia membawa bantal ditangannya. Luhan berbaring
disamping Micha "Aku ingin tidur disini" Ujarnya lirih. Micha menggeser
posisi tidurnya, memberikan ruang yang lebih luas untuk Luhan. Micha menarik selimut
agar menutupi tubuh Luhan juga. Ia kembali berbaring, sebelah tangannya ia rangkulkan
pada Luhan. Beberapa saat mereka terdiam. Beberapa detik kemudian, terdengar suara
isakan Micha "Hiks.."
"Jangan menangis" Perintah
Luhan.
Bukan diam, isakan itu justru semakin
keras. "Hhhh.. Hiks.. hikss.. Hikss"
Luhan mengelus kepala sang adik "Kau
tahu.. Kau adalah seseorang yang paling kubenci di dunia ini.. Aku benci.. karena
kau selalu mengetahui perasaan ku sekalipun aku tidak bicara sepatah kata pun pada
mu. Kau selalu menyusahkan ku."
Luhan bangkit dari tidurnya, ia juga
membiarkan Yi Jie melakukan hal yang sama. Ia lalu memeluk sang adik "Tapi
kau.. selalu menjadi yang tersisa saat semua hal pergi meninggalkan ku.. adikku
yang cengeng"
Isak tangis itu perlahan juga terdengar
dari Luhan, ia tidak mampu menyembunyikan rasa sakitnya dari Yi Jie.. ia membiarkan
dirinya menangis, mungkin hal itu bisa membuatnya tenang.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
23.44 (11.44 PM)
POV: Minseok
Aku lelah hanya karena tertidur, bagaimana
jika harus menghadapi hidup yang seusungguhnya. Ku buka mataku, sedikit terkejut
saat kulihat Inkyung berada didalam kamar ku. Sudah tengah malam begini, apa yang
ia lakukan disini?
"Kau sudah bangun Oppa?" Tanya
nya padaku. "Kau selalu tertidur setiap kali aku datang, Entah sungguhan ataupun
kau sengaja tertidur untuk tak melihat ku"
Mungkin keduanya Inkyung-a, aku melakukan
segala hal untuk menghindar.
"Aku pernah menceritakan pada mu
sebelumnya..... Aku memiliki seorang kekasih
sementara kau disini terbaring sendiri. Oppa, hari ini aku mengakhiri hubungan ku
dengannya" Kulihat suaranya begitu parau. Dia benar, beberapa bulan lalu, ia
mengatakan padaku bahwa ia menjalin hubungan dengan seseorang, Aku membencinya ..
detik itu juga aku membencinya. Aku tak pernah tau namja seperti apa kekasih Inkyung
sebenarnya. Tapi karena mimpi ku, aku jadi berfikir.. bagaimana kalau kekasih Inkyung
di dunia nyata adalah namja sebaik Lay sungguhan? Bukan kah.. ia memang lebih baik
dari ku?
Kurasakan Inkyung menggenggam tangan
kiri ku "Kalau saja kau dapat melihat hidup ku saat ini, kau mungkin akan membenci
ku lebih dari kau membenci ku sekarang. Aku
bukan gadis manis yang dulu begitu kau sayangi Oppa, aku saat ini..adalah seorang
pembawa bencana, dimana setiap kehadiran ku selalu akan merugikan orang lain."
Aku tau saat ini Inkyung sedang membendung
air matanya, tangannya yang kuat menggenggam tangan ku saat ini bergetar hebat,
apa yang sebenarnya terjadi pada Inkyung?
"Hhh..~ Aku ingin bercerita padamu,
kumohon Oppa mendengarkan ku kali ini, kumohon Oppa tidak memejamkan mata sebelum
aku selesai bicara.. hhhssh" Kugerakkan jari ku untuk memberi tanda baginya,
aku mengiyakan permintaannya. "4 bulan lalu.. saat namja itu menyatakan cinta
nya padaku, aku ingin sekali menolaknya Oppa, tapi ia adalah namja yang baik, aku..
tidak tega untuk melakukannya. kupikir, mungkin dengan memperlihatkan sedikit keburukan
padanya, namja sepolos itu pasti tak akan tahan padaku. Aku mencobanya.. aku mencoba
beracting sebagai yeoja pemarah, yang selalu meninggalkannya setiap ia melakukan
kesalahan sekecil apapun... tapi ternyata perkiraan ku meleset, ia tetap mengiyakan
apapun yang ku ingin kan, ia tidak pernah sekalipun memprotes ku. Tanpa kusadari..
sikapnya membuat begitu nyaman berada didekatnya." Inkyung memendamkan wajahnya
di tempat tidur ku, ia melakukan itu untuk menahan tangisnya. Saat ia bercerita,
dalam pikiran ku tergambar sosok Lay, tidak mungkin.. Lay hanya ada dalam mimpi
ku. Inkyung kembali mengangkat wajahnya, ia menahan diri untuk tidak menangis "Tapi
mencintainya adalah hal yang mustahil untukku, aku.. tidak ingin menghianati Minseok
Oppa, aku tetap yakin bahwa suatu hari nanti kau akan... hhhh.. kembali bersama
ku... hhhss Oppa.. Namja bodoh itu bernama Zhang Yixing Oppa, dia tampan"
DEG.. Zhang Yixing? Lay? Tidak mungkin,
mustahil apa yang kutemui dalam mimpi ku sama dengan realita yang ada.. Bagimana
mungkin ini terjadi. kupasang telinga ku baik-baik, mungkin ada sesuatu yang bisa
kudapatkan dari cerita Inkyung.
"Sekali lagi aku mencoba melakukan
hal brutal yang mungkin bisa membuatnya mengakhiri hubungannya dengan ku. Aku menyakiti
seorang sahabatnya... tapi ia tetap bertahan, berulangkali ia ia mengatakan pada
ku bahwa ia mencintai ku.. hhs ia membuat ku semakin takut Oppa, Aku takut mencintainya..
sejak saat itu, aku mulai berprilaku seperti seorang psikopat yang begitu bahagia
melihat semua orang, terutama orang-orang disekitarnya hancur satu persatu ditangan
ku.. Dan pada akhirnya hhs..~ semua usaha ku barhasil hari ini Oppa, hubungan kami..
berakhir" Inkyung semakin sulit menarik nafasnya, ia tak bisa lagi membendung
air matanya.
"Aaahhh~ hhhs hikss.. hhh.. Tapi
mengapa hati ku begitu sakit Oppa.. neomu appeo.. hiksss Oppa mianhae.. Minseok
Oppa.. hhhs hiks kurasa aku.. mencintai nya, aahh..hhhs Hikss.. hikss"
Air mataku mengalir. Jadi namja itu
benar Lay dan sekarang Lay dan Inkyung sudah tidak bersama? Dapat kurasakan rasa
sakit Inkyung, ia.. sungguh belum bisa melepaskan Lay. Ia tersakiti karena mengakhiri
hubungannya dengan Lay. Segala hal yang selama ini ia lakukan, juga hanya sebagai
kedok agar Lay memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya, karena ia tidak tega
jika ia yang mengakhir hubungan mereka. Apa yang harus ku lakukan sekarang?
"Katakan padaku Oppa.. hiiiksss
hhh.. katakan padaku, yakin kan diriku kau akan sembuh suatu hari nanti Oppa. hhhh..
shh Hiks sekalipun aku tidak pernah mencintai mu, aku menunggu Oppa.. Aku berjanji
akan berusaha melupakan namja itu, aku berjanji akan berusaha mencinta mu saat kau
sembuh nanti.. karena itu katakan sesuatu padaku!!!!" Nada suara Inkyung mulai
meninggi "Mengapa kau tidak pernah menjawab ku! Aaaaaaaaaarrrhhh Hiksss.. Hiksss..
Aku tidak bisa terus seperti ini, aku ingin mencintai seseorang yang juga mencintai
ku.. hhhh.. beri aku kepastian Minseok Oppa.. Jangan meninggalkan ku dalam situasi
seperti ini sendiri.. aku sudah menunggu mu lebih dari 2 tahun, dan kau hanya memberikan
ku harapan kosong..!!" Inkyung sangat frustasi saat ini, ia terus bicara tak
henti juga terus menangis. Aku membuatnya menunggu kesembuhan ku, sementara jauh
didalam diri ku aku tidak pernah berusaha sedikit pun untuk sembuh.. Apakah aku
telah berbuat tak adil padanya?
"Aku tersiksa karena rasa bersalah
ku pada mu, karena akulah kau menjadi seperti ini.. Mianhae Oppa, jangan terus menghukum
ku dengan cara seperti ini... appo.. neomu appo" Rintih nya.
"Karena sebuah mimpi, seindah apapun itu.. akan berakhir saat kau terbangun.."
Luhan
Karena aku
tidak sungguh-sungguh ingin bangun dari mimpi ku, karena aku tetap mempertakannya,..
karena aku takut kehilangan mimpi ku yang terlalu indah ini.. aku menghancurkan
kehidupan banyak orang.. Jika memang apa yang terjadi dalam mimpi ku adalah nyata,
maka bukan Luhan, bukan Sungchan, bukan Lay, juga bukan Inkyung, akar permasalahannya
adalah.. aku.. aku.. Kim Minseok.
==To be Continue==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar