Minggu, 23 Februari 2014

Dream Catcher [CHAPTER 9]






~CAST~
SMALLKEY MEMBER AS YEOJA CAST
Kim EunHee ( f(x) Victoria)
Wu Yoora (f(x) Krystal),
Oh InKyung (BPPOP Kang Inkyung),
Kim minhyo (HV Yoonjo),
Park Sungchan (Ulzzang Ryu Hyeju),
Xi Yi Jie / Micha (IU),
Lee Miyoung (SNSD Yoona),
Lee Songhee (f(x) Sulli),
Kim EunKyo (AOA Hyejeong)

EXO MEMBER AS NAMJA CAST
Kim Minseok (Xiumin)
Kris Wu
Xi Luhan
Do Kyungsoo (DO)
Byun Baekhyun
Kim Jongdae (Chen)
Zhang Yixing (Lay)
Park Chanyeol
Kim JoonMyeon (Suho)
Huang Zi Tao (Tao)
Kim Jongin (Kai)
Oh Sehun


☆*:.. o)o ..:*☆




09.00 PM
           
Chanyeol kembali ke rumahnya setelah mengantar Songhee ke perkebunan bunga. Chanyeol membuka pintu gudang rumahnya, ia mencari gitar yang sudah lama tak disentuhnya. Gitar itu selalu ia gunakan untuk berlatih bersama Sungchan. Sejak kecil Sungchan lah yang mengajarkannya memainkan gitar. Chanyeol terus mencari, namun tak menemukan apapun "Dimana.. Eum.." Serunya. Ia melirik sebuah lemari tua. "Apa mungkin disana?" Kira Chanyeol.
Chanyeol membuka pintu lemari yang telah rapuh itu. Senyumnya dapat terkembang saat ia melihat gitar tersebut ternyata benar ada didalam sana. Chanyeol menarik tampat gitar itu.. BRUkk... Beberapa benda lain ikut terjatuh saat ia menariknya.
Diletakkannya gitar tersebut pada sebuah meja, diperhatikannya benda-benda yang terjatuh "Apa ini?" Ia melihat kaset-kaset dengan tanggal-tanggal pada setiap tempatnya.  Kaset-kaset itu lumayan besar karena masih bentukan lama. Chanyeol juga menemukan alat pemutar recorder tersebut. "Mustahil masih bisa, tapi siapa tau.. "

***

Secara cukup ajaib, kaset-kaset berumur lebih dari belasan tahun lalu beserta alat pemutarnya tersebut masih berfungsi dengan baik. Chanyeol awalnya kaget, tapi akhirnya ia memutuskan untuk menonton rekaman tersebut.

"noona kapan appa dan eomma pulang?"
"Sebentar lagi, wae? Kau lapar Chanyeol-a? Noona masih punya banyak roti"
"Aku bosan makan roti noona, aku mau makan yang lain"
"Kau mau makan apa? Nanti noona belikan, Appa sudah menitipkan uang"
"Eumm.. Apa saja yang noona juga suka ^^"

Chanyeol tersenyum miris melihat rekaman itu, rekaman tersebut rupanya merupakan rekaman CCTV rumahnya, lebih tepatnya rekaman kamera yang dipasang oleh sang ayah untuk mengawasi Chanyeol dan Sungchan, karena saat itu kedua orang tua mereka bekerja. Dalam rekaman tersebut Chanyeol berumur 7 tahun dan Sungchan 8 tahun, tapi tubuh Sungchan jauh lebih tinggi dari Chanyeol, berbeda sekali dengan saat ini.
"Chanyeol.. Jangan tidur disini, ayo kita ke kamar"
"Aku masih mau menonton kartun noona"
(2 Menit kemudian Chanyeol yang keras kepala tersebut terlihat sudah tertidur dalam rekaman itu, rekaman itu menunjukkan Sungchan bersusah payah menggendong Chanyeol ke dalam kamar, karena tak mau membangunkan Chanyeol yang sedang tertidur)

Senyum Chanyeol semakin miris, air matanya bahkan hampir terjatuh "Noona" ucapnya pelan. Bibirnya merasa aneh dengan sebutan yang sudah 5 tahun terakhir tak ia ucapkan untuk kakaknya, Sungchan. Chanyeol mengganti rekaman tersebut, ia memilih kaset secara random.  Rekaman selanjutnya tak menunjukkan banyak scene Chanyeol dan Sungchan kecil. Disana hanya nampak rumah mereka kosong. Chanyeol memicingkan matanya saat dalam rekaman tersebut sesosok yeoja masuk ke dalam rumah. Ia tak sendiri, ia datang dengan seorang namja yang tak dikenal oleh Chanyeol. DEG "Eomma"

Setelahnya ia melihat sang ayah yang saat itu sedang sakit keluar dari dalam kamar.
"Kau wanita jalang, beraninya kau membawa tamu mu ke dalam rumah Ini!!"
"Cih.. Mengapa semua namja munafik, kau pikir kau bisa menghidupi ku dengan tubuh renta mu itu!!! Sebenatar lagi kau mungkin juga akan mati! Jadi diamlah"
"NEO!!!" ( Dalam rekaman, Ayah Chanyeol hendak memukul sang Ibu yang terang-terangan membawa 'penyewa' nya ke dalam rumah, namun ia justru terjatuh karena ia sedang tak sehat saat itu.)
"Appaa" (Sungchan berlari menuju sang ayah)
(Tiba-tiba Chanyeol kecil memanggil sungchan dari luar rumah) "Sungchan noona.. Sepatu ku kotorrr T.T, teman ku mendorong ku ke dalam kubangan"

Chanyeol menepuk-nepuk dadanya, mencoba mengatakan bahwa apa yang ia lihat tidaklah benar. Chanyeol menggeleng tak percaya, tangannya gemetar, ia mempercepat rekaman tersebut, karena ia ingin melihat rekaman kamera luar rumah "Tidak mungkin.. " Sangkalnya pada dirinya sendiri.

"Chanyeol, ayo kita beli ice cream"
"Noona tapi sepatuku kotor hiks.. Kita masuk dulu saja, aku mau ganti sepatu"
"Andwe.. " (Dalam rekaman.. Sungchan berlurut melepaskan sepatu Chanyeol yang kotor akibat ulah temannya, ia meninggalkan sepatu tersebut didepan rumah.)
"Biar noona gendong saja, ayo" (Sungchan menghalangi Chanyeol masuk ke dalam rumah, karena tak ingin Chanyeol melihat apa yang terjadi pada orang tuanya)
           
Chanyeol masih tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ia menganti satu persatu rekaman, namun kejadian-kejadian serupa terus terjadi dari waktu ke waktu. Membuat perasaan Chanyeol semakin hancur.

===
"Chanyeol.. Appa ingin bertemu dengan mu, kumohon ikut aku sekali ini saja"
"Kau tidak hilang ingatan bukan Park Sungchan!! HARUS KAH KUULANGI UCAPAN KU 3 TAHUN LALU! AKU TAK MEMILIKI AYAH JUGA SEORANG KAKAK! BAGIKU KALIAN SUDAH MATI!" (Park Chanyeol, 2 years ago)
===


"AAAAARRGGGH" BRAKKKKK..  Chanyeol menghempaskan seluruh kaset didekatnya "Noonaaaaa.. noona mianhae.. hiksss aaahh hiksss.. noona" Rasa bersalah seketika menghantui Chanyeol, ia telah membenci seseorang yang justru selalu mencoba melindunginya, seseorang yang membiarkan dirinya tumbuh tanpa harus memikirkan beban akibat kelakuan sang Ibu sesungguhnya. Begitu juga sang Ayah yang bahkan ia menolak untuk temui disaat terakhir hidup namja itu, ternyata adalah seorang namja yang tetap bekerja keras untuk mendapatkan uang sebagai bekal anak-anaknya kelak sekalipun ia menderita sakit keras sepanjang hidup. Namja itu tau hidupnya tak akan lama lagi, karena itu ia terus bekerja agar anak-anaknya akan tetap hidup tenang sekalipun ia pergi meninggalkan dunia.




☆*:.. o)o ..:*☆

NEXT DAY
12.00 AM
Jam makan siang selalu ditunggu-tunggu oleh para siswa. Sungchan menunggu Luhan keluar dari kelas, ia berjalan-jalan kecil disekitar lorong kelasnya. Beberapa siswa bergerombol bergosip serius sekali.
"Yeobo!"
"Ya! Kupikir Luhan tadi" Sentak Sungchan pada Minhyo yang mengagetkanya.
"Semenjak ada Luhan kau hanya memikirkannya, kau sudah membuang ku dari kehidupan mu huhuuuuu" Canda Minhyo. Sungchan menyentuh kening Minhyo "Kau pasti sedang lapar sekali"
"Majayo.. Kita ke kantin duluan saja, tinggalkan Kris dan Luhan hyung, aku sudah lapar sekali.. Ayolah yeobong" Tarikan tangan Minhyo bermain.
"Baiklah"

***
Sepanjang koridor banyak siswa bergerumul sama persis seperti didepan kelas Sungchan tadi, Minhyo dan Sungchan memerhatikan heran "Sepertinya sedang ada berita heboh, mereka bergosip serius begitu"
5 Orang siswi berhenti tepat didepan Minhyo dan Sungchan, sehingga menghalangi mereka.

"Kau sudah liat papan pengumuman, Ah.. aku tidak rela Yi Jie dan Suho jadi sepasang kekasih sekarang"
"Aku jauh lebih cantik dari Yi Jie, tapi Suho Oppa tidak pernah melirikku"
"Kalau aku tahu Suho Oppa lebih suka yeoja pintar dibanding cantik aku pasti akan belajar dengan giat agar bisa meraih peringkat 1"
"Masalahnya, bukankah Yi Jie itu yeojachingu Yixing Oppa? Tak tau diri sekali yeoja itu, beraninya ia memiliki 2 orang kekasih tampan begitu, dia pikir dia siapa.."

Inkyung dan Kai berjalan mendekati kelima yeoja yang sedang bergosip didepan Minhyo dan Sungchan itu. "Jadi kalian tidak tau? Xi Yi Jie itu sebenarnya memang suka mempermainkan hati pria, dia terlihat seperti yeoja baik-baik, padahal sesungguhnya ia adalah penggoda ulung"
"Benarkah itu Inkyung?" Tanya seorang diantara ke 5 yeoja itu. Kai mencoba menarik Inkyung dari pembicaraan tersebut "Noona sudahlah"
"Diamlah sebentar" Ujar Inkyung pada Kai, ia melanjutkan profokasinya "Tentu saja benar, ia dan Yixing juga tidak menjalin kasih, ia menyukai Yixing tapi Yixing tidak menyukainya, karena itu ia terus menggoda Yixing.. dan sekarang ia sudah lelah, makanya ia mendekati Suho.. yeoja murahan selalu seperti itu bukan"
Amarah Sungchan tersulut, kalau sampai berita ini sampai ke telinga Luhan, sudah pasti Luhan akan terpukul, ia sudah cukup sabar menghadapi tingkah Inkyung selama ini. Ia tidak bisa menahannya lagi. Sungchan bergerak maju menuju Inkyung.
"Sungchan kau mau apa?" Tanya Minhyo panik. Sekuat tenaga.... BRUKK..
"Aaarggghhh" Kaki Inkyung tertekuk paksa, lututnya membentur keras lantai keramik setelah Sungchan menendang keras betisnya.
"Ohh!!" Seru kelima yeoja yang tadi sedang bergosip bersama Inkyung.
"Inkyung noona!" Teriak Kai. Perbuatan Sungchan pada Inkyung membuat Kai tanpa pikir panjang mendorong tubuh Sungchan karena ia emosi Sungchan menyakiti Inkyung.
"Aargh" Sungchan terjatuh ke lantai akibat dorongan yang terlalu keras. Tiba-tiba... BRUKKKKKK Chanyeol yang sebenarnya sejak tadi mengikuti Sungchan tak kalah emosi meninju wajah Kai karena sudah mendorong Sungchan. Hal itu berbuah panjang, Kai tidak terima begitu saja perbuatan Chanyeol, Ia balik menghantam wajah Chanyeol, bahkan berkali-kali lebih kuat dari pukulan Chanyeol. Mereka tak berhenti sampai disana, mereka terus saling memukul satu sama lain. Sungchan berdiri, ia dan Minhyo menarik Chanyeol mundur "Hentikan..".
"Minggir" Chanyeol tidak mau mendengar perintah Sungchan, ditambah lagi Kai juga terus berusaha menyerangnya, meski Chanyeol jelas kalah tenaga, ia berusaha memukul Kai lagi.

"KALIAN BERDUA HENTIKAN!" Teriak Minseok. Tubuh kecilnya mendorong mundur Kai dan Chanyeol agar menjauh satu sama lain. "Sungchan, Minhyo bawa Chanyeol ke runag kesehatan" Perintah Xiumin. "Kau ikut aku Jongin" Xiumin menarik siku Kai kuat, menyeret namja itu menjauh dari sana. Matanya menatap tajam Inkyung sebelum ia pergi.
"Arrgh..ahh euhh" Rintih Chanyeol.
Wajah Sungchan panik melihat keadaan Chanyeol yang sudah babak belur, ia dan Minhyo segera memapah Chanyeol ke ruang kesehatan. Siswa-siswa yang sebelumnya bergermul pun satu persatu mulai pergi meninggalkan tempat. Inkyung membatu akibat tatapan Minseok. Tatapan itu begitu tajam, baginya ia seperti melihat 'real Minseok' bukan Xiumin, sedang meluapkan kemarahan padanya. Setiap kali ia bertemu dengan Xiumin, pikirannya sudah tak dapat bekerja lagi. Inkyung terduduk di kursi pada lorong tersebut dengan pandangan kosong. Ia memegangi dadanya yang sesak.

☆*:.. o)o ..:*☆
12.10 PM

Luhan mencari-cari dimana teman-temannya. Kris, Minhyo juga Sungchan dan Xiumin menghilang dari pandangannya. "Apa mereka sudah pergi lebih dulu?" Gumam Luhan. Ia melanjutkan langkahnya sambil mencoba menghubungi keempat temannya. Perhatian Luhan tersita begitu ia mendengar seseorang mengatakan. "Yi Jie sungguh tak tau diri"  Luhan menghampiri siswi yang baru saja mengatakan hal tersebut "Jogiyo.. tolong jaga perkataan mu barusan" Tegurnya. Siswi tersebut langsung pergi setelah mendengar teguran Luhan. Luhan mendapati alasan siswi tadi mengatakan ejekan tentang adiknya. Foto sang adik berada dalam pelukan Suho terpajang rapi di papan pengumuman lantai 2 academy itu "Siapa yang melakukan ini.. keterlaluan" Luhan menarik foto juga berita yang terpasang disana, ia meremas nya lalu memasukkan ke dalam tong sampah.

☆*:.. o)o ..:*☆
12.12 PM

Yoora dalam perjalanan menuju kantin, ia sedikit sulit berjalan saat melewati koridor tempat beberapa papan pengumuman "Ada pengumuman penting apa? mengapa semua berjejalan disini?" Tanya Yoora. Ia penasaran, barangkali itu adalah penguman penting academy. Ada 9 papan pengumuman berjejer di koridor tersebut. Yoora mendekati salah satunya. "OH MY GOOD.." Serunya kaget. Yoora dekat dengan Micha, ia tau pasti Micha dan Suho sama sekali tak saling menyukai, keduanya bahkan sering berseteru. Ditambah lagi ia juga mendengar gunjingan tak enak dari siswi academy karena hal tersebut. Membuat Yoora sedikit emosi "Minggir.. minggir.." Ia menerobos kerumunan siswa. Tangannya bergerak cepat mencopot foto pada papan pengumunan itu.
"Ya! Kau ini siapa, berani-beraninya merobek berita pada papan pengumuman" Sentak siswa-siswa yang bergerumul disana.
"Berita ini tidak benar" Lawan Yoora menyentak.
"Dari mana kau tahu, jangan jadi pahlawan kesiangan.." Beberapa siswa mencoba menyingkirkan Yoora dari sana. DDDDUUUKKKKK... Semua pandangan siswa mengarah pada seorang namja yang baru saja menghajar papan pengumuman. Serempak siswa-siswi tersebut menjauh, karena namja itu terlihat mengerikan "Minggir kalian semua!" Bentak nya.




"Tao!" Yoora mendekat ke arah Tao "Bantu aku melepaskan berita itu di semua papan pengumuman, ku mohon" Ia tak punya pilihan lain, hanya Tao yang bisa membantunya saat ini.
"Tentu aku akan membantu mu, ini menyangkut Suho Hyung juga" Serunya.
"Akhirnya Tao ada fungsinya juga" Ujar Yoora dalam hati. Yoora merobek berita pada papan pengumuman, ditemani oleh Tao yang terus mengikuti dibelakangnya seperti bodyguard Yoora. Setiap ada yang menghalangi Yoora merobek berita, mereka akan berurusan dengan Tao.

☆*:.. o)o ..:*☆

Chen di kantin mendapat telpon dari Minhyo bahwa Chanyeol ada di ruang kesehatan karena berkelahi. "Bagaimana keadaan Chanyeol sekarang noona? araseo.. aku akan kesana sekarang"
"Ada apa?" Tanya Songhee. Saat itu Songhee adalah satu-satunya teman yang sedang bersama dengan Chen.
"Chanyeol berkelahi" Jawab Chen tak percaya mengucapkan hal itu.
Songhee terkejut "MWO?!"
Chen mengacak-acak rambutnya "Ia tak pernah seperti ini sebelumnya"

☆*:.. o)o ..:*☆

Tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi. Miyoung dan Kris membawa Eunkyo keluar Academy. Mereka menutup mata Eunkyo, membimbingnya penuh senyuman ke suatu tempat.
"Eonnie.. Oppa.. kapan ikatan mataku akan dibuka?" Tanya Eunkyo berhati-hati dalam langkahnya, karena ia tak dapat melihat apapun.
"Sebentar lagi" Seru Miyoung.
"Jangan protes terus, ikut saja" Tambah Kris.
Kris dan Miyoung membawa Eunkyo memasuki area danau. terdapat cafe tak jauh dari danau tersebut. Mereka berhenti di satu titik. Miyoung meninggalkan Eunkyo bersama dengan Kris sementara "Kidaryeo"
Dibawa nya seorang yeoja ke hadapan Eunkyo "Kris-a, buka penutup matanya".
"Kau siap?" Tanya Kris.
"Aku sudah lebih dari siap.. cepat buka oppa" Pinta Eunkyo tak sabar.
"Santai saja, hadian kami tak akan kabur" Canda Kris.
Kris membuka ikatan mata Eunkyo. Ia dan Miyoung bersorak gembira "KEJUTANNN"
Pandangan Eunkyo sempat gabur diawal, ia terus menegaskan pandangan.Tepat setelah itu.. Eunkyo tersentak hebat. Tak butuh waktu lama baginya untuk menteskan air mata.
Seorang yeoja mengibaskan tangannya menyapa Eunkyo dengan senyum manis yang begitu Eunkyo rindukan. Senyum yeoja itu begitu riang.




Setapak demi setapak Eunkyo mendekat, ia menjulurkan tangannya, menyentuh wajah Eunhee "Eonnie.. Eunhee eonnie hiksss" Air matanya jatuh bersamaan dengan hangatnya dekapan yang ia berikan untuk Eunhee. "Hiks.. bogoshipeo"
Eunhee mengusap-ngusap pundak EunKyo, membalas pelukan hangat sahabat baiknya sejak kecil itu "Nado bogoshipeo.. Eunkyo-a" Ujarnya dalam hati.

☆*:.. o)o ..:*☆

12.13 PM
Library 3rd Floor Academy.

D.O keluar dari perpustakaan Academy. Ia dikagetkan dengan suara keras bentakan Suho pada beberapa siswa disana. Suho tak pernah meluapkan emosi sampai suaranya terdengar sekeras itu. D.O memperhatikan dari kejauhan, perlahan ia mendekat.
"KATAKAN PADA KU SIAPA YANG MELAKUKAN INI!" Bentak Suho.
"Tadi kami lihat Inkyung yang menempelkan itu sebelum jam makan siang tiba Suho-a, kami sungguh tidak tau apa-apa, Ia melakukan ini semua ini seorang diri" Jawab salah satu siswa. D.O melihat sekilas berita pada papan pengumuman tersebut, ia mengepalkan tangannya kesal "Lagi-lagi Oh Inkyung" gerutunya kesal. Ia mendekati papan pengumuman dimana Suho berdiri didepannya, tanpa banyak bicara D.O mencabut berita dan foto pada papan pengumuman.
"Kyungsoo-a" Ucap Suho.
"Beritahu anak lain untuk mencabut semua berita hyung, nampaknya foto dan berita ini tidak hanya ditempel disatu tempat saja" Ujar D.O. Suho mengangguk "Berita ini tidak benar, aku dan Yi Jie hanya kebetulan bertemu kemarin, Kumohon pada kalian semua untuk membantu mencopot berita ini disetiap tempat.. Butakhaeyo.." Pinta Suho.

☆*:.. o)o ..:*☆

"Mengapa kau menyerang Chanyeol, Jongin-a" Tanya Minseok tegas. Kai menyangkal menyerang Chanyeol lebih dulu "Chanyeol hyung menyerang ku lebih dulu Hyung, ia tiba-tiba datang lalu menyerang ku tanpa sebab"
"Aku melihat semua kejadiannya.. Kau mendorong Sungchan lebih dulu. Wajar Chanyeol tidak terima dengan perbuatan mu. Kau juga pasti akan menyerang seseorang jika ia mencoba menyakiti Eunhee bukan?"
Kai menundukkan kepalanya, ia menyadari bahwa ia lah yang bersalah "Hyung benar, seharusnya aku tidak menyerang Chanyeol hyung, aku tidak berfikir bahwa ia marah karena aku mendorong Sungchan noona, tadi aku emosi sekali"
"Apa yang membuat mu emosi?" Tanya Minseok. Melihat kejadian tadi Minseok sebenarnya sudah curiga, ia hanya ingin meyakinkan bahwa perkiraannya benar. "Kau menyukai Inkyung?"
Kai mengangguk pelan "Aku ingin melindungi noona hyung"
Minseok menghembuskan nafasnya berat "Kau tau bahwa Inkyung sudah.."
"Ara.. Aku tau ia adalah yeojachingu Lay hyung, aku bahkan sudah tau dari Sehun.. Inkyung noona memiliki seorang tunangan juga." Ucap Kai pelan "Tapi Hyung.. Inkyung noona tidak seburuk apa yang semua orang pikirkan tentangnya, ia memiliki alasan kuat mengapa ia melakukan semua ini.. ia juga menderita. Aku tidak perduli aku akan bisa memiliki nya atau tidak..  aku hanya ingin melindungi nya"





☆*:.. o)o ..:*☆

12.20 PM
           
Luhan menutup sambungan telponya dengan Micha. Micha berada disalah satu ruangan kosong di academy, adiknya itu menangis sendiri disana, ia tak ingin Luhan menemuinya. Ia mengatakan ia butuh waktu sendiri untuk sementara.
"Luhan.." Minseok menemui Luhan di taman belakang academy. Ekpresi wajah Luhan saat ini sudah cukup menggambarkan suasana hatinya "Suho sudah mengatasi masalah ini, kulihat tadi para siswa sudah membantu mencopot berita-berita itu"
"Inkyung tidak akan berhenti.. ia akan melakukan hal lain lagi kelak" Ujar Luhan tak bertenaga. Minseok mencoba menyemangati Luhan "Semoga itu tidak terjadi..bersemangat lah.."
Luhan menggeleng cepat "Aniya.. Aku harus mengakhirnya, aku lah.. akar dari masalah ini sesungguh nya"
Minseok terdiam sesaat, setelah Luhan mengucapkan hal tersebut. Luhan tersenyum getir "Aku terlalu takut kehilangan sesuatu yang telah kumiliki, menyimpannya tetap disamping ku, sementara karena ego ku tersebut, aku menyakiti banyak pihak. Aku melindungi mimpi ku.. tapi menghancurkan mimpi banyak orang.. Lay, Sungchan dan adikku Yi Jie.. mereka tak seharusnya menerima semua ini.." Ia menatap Minseok dalam "Aku ini.. seorang namja, aku harus berani menghadapi hidupku, sekalipun hal itu pahit.. karena sebuah mimpi, seindah apapun itu.. semua akan menghilang saat aku terbangun"
DEG.. Minseok tersenyap seketika, ucapan Luhan barusan seharusnya juga ia ucapkan untuk dirinya. Luhan mengeluarkan handphonenya, ia menelpon seseorang "Yeoboseyo.. Lay-ah, pulang nanti.. aku ingin kita melakukan double date"

☆*:.. o)o ..:*☆

Chen dan Songhee berpapasan dengan Minhyo didepan ruang kesehatan. Songhee sangat cemas dengan keadaan Chanyeol "Eonnie.. Chanyeol dimana?”
"Dia di dalam" Ujar Minhyo. Songhee tidak menunggu lagi, ia segera masuk ke dalam ruang kesehatan. Minhyo membungkuk sopan pada Chen. Ia berfikir Chen juga akan masuk ke dalam.
 "Chanyeol ada di dalam" Ulang Minhyo. Ia beniat pergi dari sana.
"Minhyo noona" Panggil Chen
"Ne?"
Chen menyodorkan sebungkus roti juga sekaleng apple juice pada Minhyo "Waktu makan siang sebentar lagi habis, noona tidak akan sempat makan, ini untuk noona"
Minhyo tertegun, ia mengambil roti di tangan Chen, ia memegangi roti itu, hanya memegangi nya saja.
"Noona tidak mau makan roti itu?"
Minhyo menggeleng "Rotinya mau ku laminating" Jawab Minhyo seadanya.
Chen terkekeh kecil "Mwoya hehe"
"Tapi aku serius, aku ingin menyimpan nya, ini hal pertama yang kau berikan padaku, siapa tau bisa terus mengingatkan ku pada mu suatu saat nanti" Jawab Minhyo. Chen mengigit bibir nya, ia menangkap maksud ucapan Minhyo 'suatu hari nanti' itu adalah saat ia sudah pergi ke jepang. Chen tersenyum tenang "Kalau untuk hal seperti itu harus sesuatu yang tidak bisa basi, ataupun layu, aku akan pikirkan lagi nanti.. sekarang noona makan saja roti itu dulu"
"Kau Kim jongdae kan?" Tanya Minhyo tak percaya
"Tentu saja aku Jongdae.. makan lah cepat, nanti jam makan siang keburu habis sungguhan" Suruh Chen sekali lagi. Minhyo merasa sayang untuk memakan roti itu, tapi cacing-cacing di perutnya sudah berdemo, ia pun duduk dikursi tunggu ruang kesehatan. Chen juga ikut duduk disampingnya. "Kenapa ikut duduk"
"Didalam ramai" Jawab Chen beralasan.
Minhyo menggaruk kepalanya "Sepertinya aku sedang bermimpi, ah molla" Minhyo membuka bungkus roti pemberian jongdae, lalu memakan roti itu. "Ada apa dengan wajah mu itu? Kau sedang ada masalah ya? sebab tingkah mu juga seperti sedang kesurupan begitu"
"Apanya yang kesurupan.. Minhyo noona bisa saja" Elak Jongdae. "Eumhh~ Semua orang bertingkah aneh hari ini, Chenyeol tidak pulang ke rumah Suho hyung semalam, sepanjang pagi ini juga ia bertingkah aneh. Baekhyun dan D.O seperti orang sedang berkelahi, mereka tidak saling menyapa. Yi Jie noona juga wajahnya pucat sekali.. aku jadi seperti orang bodoh yang tidak tau apa-apa begini" jelas Chen.
"Beri mereka waktu, mereka butuh waktu untuk menyelesaikan masalah mereka, mereka juga manusia bisanya yang memiliki masalah, tenang saja.. semua nya pasti bisa membaik lagi nanti" Jawab Minhyo sambil menghabiskan roti nya. Chen sekali lagi tersenyum. "Ya.. jangan senyum-senyum terus kau membuat ku takut, kasihanilah hatiku yang rapuh ini" Seru Minhyo dengan candaan khas nya.
Chen tertawa melengking "Ahhahaha.. "
"Berisik, gendang telinga ku bisa pacah" Protes Minhyo.

☆*:.. o)o ..:*☆

16.00 (04.00 PM)

Wajah Sungchan tertekuk, ia sangat terganggu melihat kemesraan Lay dan Inkyung. Mereka bahkan lebih dekat dari biasanya, ia merasa hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya, apalagi setelah peristiwa di academy tadi pagi. Ulah Inkyung menyebabkan Chanyeol babak belur terkena serangan Kai.
"Untuk apa kau mengajak Lay dan Inkyung melakukan double date seperti ini" Mood buruk Sungchan, membuatnya berucap ketus pada Luhan. Luhan tersenyum tenang "Aku ingin menikmati saat bersama mu"
"Apa maksud mu? Aku sedang serius Xi Luhan" Tatapan Sungchan begitu tajam mengarah pada Luhan. Sekali lagi Luhan mengembangkan senyumnya, ia meletakkan kedua tangannya pada tangan Sungchan, menarik pelan tubuh yeoja itu. Luhan memberi kecupan manis pada kening Sungchan, pandangan matanya begitu sendu dan sayu "Aku memiliki satu permohonan padamu.. Sekali ini saja, sekalipun mereka berdua berada disekitar kita, bisakah kau hanya menatap kearah ku? bisakah kau tak memperdulikan apapun selain diriku..."
Tubuh Sungchan bergidik mendengar ucapan Luhan, ada yang tidak beres dari sikap Luhan. Pandangannya seakan terikat dengan pandangan Luhan. Hatinya perih tanpa alasan yang jelas.
"Saranghae.. saranghae Park Sungchan" Ujar Luhan

***
Inkyung menggenggam erat siku Lay, ia tak melepaskan tangannya sejak tadi "Aku ingin makan itu, sepertinya itu enak, kau mau?" Tawar Inkyung. Lay mengangkat sebelah alisnya "Kau sedang bahagia? kau terus tersenyum sejak tadi"
Inkyung tersenyum "Eum" angguknya. "Ayo"
"Baiklah...Kita harus bersenang-senang hari ini, khaja"





☆*:.. o)o ..:*☆

07.00 (19.00 PM)

"Hari ini menyenangkan sekali, Luhan hyung gomawo" Ucap Lay pada Luhan. Mata Luhan menatap tangan Lay dan Inkyung "Gurae.."Jawabnya pelan. Ia lalu menatap Inkyung "Oh Inkyung"
Sungchan dan Lay bersamaan memfokuskan padangan mereka pada Luhan.
"Kita akhiri sampai disini.. permainan ini" Ujar Luhan mempertegas ucapannya "Kau ingin aku yang memulainya, atau kau.. ingin mengakhirnya sendiri? Atau kau ingin menunggu sampai Suho datang, aku sudah menghubungi nya barusan"
"Ada apa ini? apa maksud mu Suho?" Tanya Lay mencari jawaban dari Luhan dan Inkyung. Inkyung terdiam, ia menatap Luhan seperti Luhan menatapnya.
"Suho sudah mengetahui tentang hubungan mu dan Inkyung" Jelas Luhan. DEG! "Inkyung-a.. " Lay menarik dagu Inkyung agar menatapnya "Katakan pada ku apa yang selama ini coba kau sembunyikan dari ku, mengapa kau tidak ingin Suho mengetahui hubungan kita? apa yang akan terjadi jika sekarang ia sudah mengetahuinya?"
Inkyung menghempaskan tangan Lay, ia berjalan 2 langkah, tatapannya menajam menghujam Luhan "Seharusnya aku sadar sejak tadi kau sedang menjebakku! ! Wae! Apa kau pikir kau dan Suho bisa bersekutu untuk menjatuhkan ku?" Gertak Inkyung penuh emosi. Tatapan liar itu kini Inkyung lemparkan pada Lay "Neo.. Zhang Yixing.. Aku Oh Inkyung, aku sudah memilki seorang tunangan dari keluarga kaya raya,  sebuah keluarga yang tak kalah kaya raya dengan Suho, dan Suho mengenal tunangan ku.. Itu.. alasan mengapa aku tidak ingin ia mengetahui hubungan ku dengan mu!!" Jawab Inkyung tanpa rasa gentar. PLAKKKK........  Sungchan yang sejak tadi diam saja, kini bertindak. ia menghadiahkan sebuah tamparan keras pada pipi Inkyung.
Inkyung tak jua gentar "Wae! Kau tidak suka aku menyakiti hati namja yang kau cintai ini Park Sungchan!" Inkyung kembali melirik Luhan "Apa kau pikir dengan kenyataan ini Lay Oppa akan mengakhiri hubungannya dengan ku? Kau tau pasti itu tidak akan terjadi bukan.. dan kau tau pasti alasannya. pecundang!" Hina Inkyung.
"Hentikan Inkyung!" Lay menarik tangan Inkyung "Ini hanya masalah antara kau dan aku, kita harus bicara empat mata"
Luhan merentangkan tangannya diantara Lay dan Inkyung, Ia melepaskan pegangan tangan Inkyung dan Lay "Tidak.. sudah kukatakan semua akan berakhir sampai disni."
"Luhan.." Sentak Lay.
"AKHIRI HUBUNGAN MU DENGAN YEOJA INI SEKARANG JUGA!" Bentak Luhan. Luhan mendorong tubuh Inkyung menjauh dari Lay "Kau.. pergilah selamanya dari hidup sahabat ku, pergi dari kehidupan Sungchan, juga kehidupan adik ku Yi Jie."
"Aku tidak akan meninggalkan nya" Ujar Lay membuat Luhan dan Sungchan tercengang.
"YA!" Sungchan menarik kerah baju Lay "Kau gila! Mengapa kau terus mempertahan nya. IA TELAH MENGHANCURKAN HIDUP MU! MENGHANCUR KAN ORANG-ORANG DISEKITAR MU! SADARLAH ZHANG YIXING!"
Tap.. Luhan menyentuh telapak tangan Sungchan pada kerah baju Lay "Mianhae.. mianhae.." Luhan membendung air mata dipelupuk matanya, ia menyempatkan diri untuk tetap tersenyum "Seharusnya aku tidak menahan mu untuk terus bersama ku, maafkan aku.." Luhan juga menarik telapak tangan Lay, lalu menyatukan kedua telapak tangan tersebut "Akiri hubungan mu dengan Inkyung, dan aku.. akan. ... melepaskan Sungchan untuk mu"
Bagaikan sebuah petir menyambar di tengah hari, Luhan menyampaikan pernyataan yang mengejutkan.
"Kau puas, Oh Inkyung.. mulai detik ini.. pergilah sejauh mungkin" Seru Luhan.
Inkyung menghela nafasnya "Baiklah.. Kita berakhir disni.. Lay" Ujarnya, ia meninggalkan Lay, Sungchan dan Luhan. Inkyung tidak berjalan ke arah rumahnya, ia pergi ke arah berlawanan.
Luhan menatap kedua sahabatnya.. Sungchan dan Lay. Setelah itu ia berbalik dan perlahan melangkah meninggalkan keduanya.
"Luhan tunggu" Lay memanggil Luhan, berharap namja itu akan kembali, tapi Sungchan menghalanginya "Kita harus menjelaskan hal ini padanya"
"Biarkan dia" Jawab Sungchan. Yeoja itu jelas terpukul, tapi ia membiarkan Luhan pergi "Ia menyimpan perasaan ini semenjak pertama kali ia menjadi namjachingu ku.. biarkan ia melakukan apapun yang membuatnya akan merasa tenang, kau pulanglah"
"Sungchan" Ujar Lay lirih. "Aku pulang.. jaga dirimu" Lay meninggalkan Sungchan sendiri di jalan itu.
Sungchan menatap miris pundak Luhan yang semakin menjauh "Mengapa kau.. tidak pernah sekalipun bertanya padaku tentang perasaan ku? hiks.. nado saranghae Xi Luhan hiks.. eungh..hhh"

☆*:.. o)o ..:*☆
19.14 (07.14 PM)

"Chanyeol-a kau yakin akan pulang sendiri, kau tidak apa-apa?" Tanya Kris didepan pintu rumahnya.
"Ne.. aku tidak apa-apa hyung" Jawab Chanyeol.
Kris menutup pintu rumahnya. Chanyeol berjalan perlahan meninggalkan rumah Kris. Ia melihat Luhan berjalan disisi sebarang jalan "Luhan hyung!" Panggil Chanyeol, tapi Luhan tak menjawab. Luhan hanya terus berjalan sampai memasuki rumahnya yang bersebrangan dengan rumah Kris itu. Hanya berselang beberapa menit setelah Luhan masuk, Chanyeol melihat sosok Sungchan mendekat. Hati Chanyeol sakit.. begitu sakit, perasaanya mengatakan Luhan dan Sungchan sudah mengakhiri hubungan mereka. Mereka mustahil berjalan disisi jalan yang berbeda padahal mereka berjalan dari arah yang sama.
Sungchan tidak menegur Chanyeol seperti biasanya, seperti perjanjian mereka bahwa mereka akan berpura-pura tidak saling mengenal semenjak kedua orang tua mereka bercerai. Sungchan terhenti karena Chanyeol menahan lengannya.Ia mengengok ke arah Chanyeol dengan pandangan kosong.
"Kau seperti ini lagi, kau selalu saja seperti ini.." Ujar Chanyeol lirih. Air mata Chanyeol mengalir perlahan.
"Apa yang kau lakukan disini park Chanyeol? Kau seharusnya beristirahat dirumah mu" Seru Sungchan tenang, seperti biasanya.
"Jangan mengalihkan pembicaraan... noona"
DEG.. Mata Sungchan membulat mendengar Chanyeol menyebutnya noona. Belum sempat ia mencerna apa yang sedang terjadi, Chanyeol sudah menarik tubuhnya ke dalam pelukan nya.
"Menangislah sekali saja.. eung..hh ssh.. Sungchan noona hiks.. Menangislah sekali saja, sekedar memberi tahu orang-orang yang mencintai mu.. bahwa kau tersakiti.. hikss mengapa noona hhh..sh selalu diam saja hh.. membiarkan semua orang berfikir salah tentang perasaan noona hhs.. membiarkan diri noona sakit tanpa seorangpun tersisa disisi noona..wae.. wae noona hikss" Pelukan Chanyeol semakin erat, ia menangis terisak tanpa henti. Tangan Sungchan bergerak mendekap tubuh sang adik yang kini sudah jauh lebih tinggi darinya. Ia tidak pernah memeluk Chanyeol 5 tahun lamanya, ia tak tahu harus bahagia atau bersedih saat itu. Semua perasaan itu bercampur menjadi satu, menimbulkan air mata turuh deras untuk pertama kalinya.
"Aku menyayangi noona.. aku membutuhkan noona lebih dari aku membutuhkan semua orang di dunia ini..hhh hiks.. ssh membenci mu.. sama seperti aku.. hhs.. membenci diri ku sendiri. Mengapa noona membiarkan aku membeci noona.. hhssk.. hh.. Setiap saat aku takut, aku takut hidup sendiri tanpa noona disamping ku.. aku takut noona. Noona hhsk.. hikss.. Jangan melepaskan lagi, jangan pernah biarkan aku membenci mu, aku ingin menjadi Park Chanyeol yang manja dan selalu memeluk Park Sungchan setiap hari, Saranghae.. Saranghae Sungchan noona hhs..ss hikss"
Sungchan tak bisa berkata apa-apa selain menyebut nama Chanyeol "Nae dongsaeng.. Chanyeolie..Hhh hikss.. Chanyeolie.. hikss pabo..Pabo Chanyeolie.. hhhhs hiksss.. aahh sss hiksss..~"
Chanyeol melepaskan pelukannya, ia menghapus air mata Sungchan "Noona, ayo menonton film horor"
Sungchan dapat tersenyum kecil ditengah kesediahannya "Tsk.. kau sungguh pandai merusak suasana, anak bandit"
Chanyeol tersenyum lebar "Aku mau tidur dengan noona juga setelah itu, Aku sudah membeli banyak makanan pedas untuk menemani waktu kita menonton film horor, aku tidak bisa menonton film horor di rumah Suho hyung, terakhir kali menonton film horor, Layar TV Suho hyung hancur karena dilempar sepatu oleh Tao" Ujar Chanyeol.
"buahaha.. ahh jincha" Tawa Sungchan. Sejak kecil Sungchan selalu memutarkan film horor setiap kali Chanyeol menangis, biasanya Chanyeol akan berhenti menangis, karena tangisnya berubah menjadi takut. Ia sibuk menjerit-jerit sehingga ia melupakan kesedihannya.

☆*:.. o)o ..:*☆

23.45 (11.45 PM)

Tok.. tok tok..
Clek.. pintu kamar Micha terbuka, terlihat sosok Luhan masuk dari balik pintu. Ia membawa bantal ditangannya. Luhan berbaring disamping Micha "Aku ingin tidur disini" Ujarnya lirih. Micha menggeser posisi tidurnya, memberikan ruang yang lebih luas untuk Luhan. Micha menarik selimut agar menutupi tubuh Luhan juga. Ia kembali berbaring, sebelah tangannya ia rangkulkan pada Luhan. Beberapa saat mereka terdiam. Beberapa detik kemudian, terdengar suara isakan Micha "Hiks.."
"Jangan menangis" Perintah Luhan.
Bukan diam, isakan itu justru semakin keras. "Hhhh.. Hiks.. hikss.. Hikss"
Luhan mengelus kepala sang adik "Kau tahu.. Kau adalah seseorang yang paling kubenci di dunia ini.. Aku benci.. karena kau selalu mengetahui perasaan ku sekalipun aku tidak bicara sepatah kata pun pada mu. Kau selalu menyusahkan ku."
Luhan bangkit dari tidurnya, ia juga membiarkan Yi Jie melakukan hal yang sama. Ia lalu memeluk sang adik "Tapi kau.. selalu menjadi yang tersisa saat semua hal pergi meninggalkan ku.. adikku yang cengeng"
Isak tangis itu perlahan juga terdengar dari Luhan, ia tidak mampu menyembunyikan rasa sakitnya dari Yi Jie.. ia membiarkan dirinya menangis, mungkin hal itu bisa membuatnya tenang.





☆*:.. o)o ..:*☆

23.44 (11.44 PM)
POV: Minseok
           
Aku lelah hanya karena tertidur, bagaimana jika harus menghadapi hidup yang seusungguhnya. Ku buka mataku, sedikit terkejut saat kulihat Inkyung berada didalam kamar ku. Sudah tengah malam begini, apa yang ia lakukan disini?
"Kau sudah bangun Oppa?" Tanya nya padaku. "Kau selalu tertidur setiap kali aku datang, Entah sungguhan ataupun kau sengaja tertidur untuk tak melihat ku"
Mungkin keduanya Inkyung-a, aku melakukan segala hal untuk menghindar.
"Aku pernah menceritakan pada mu sebelumnya.....  Aku memiliki seorang kekasih sementara kau disini terbaring sendiri. Oppa, hari ini aku mengakhiri hubungan ku dengannya" Kulihat suaranya begitu parau. Dia benar, beberapa bulan lalu, ia mengatakan padaku bahwa ia menjalin hubungan dengan seseorang, Aku membencinya .. detik itu juga aku membencinya. Aku tak pernah tau namja seperti apa kekasih Inkyung sebenarnya. Tapi karena mimpi ku, aku jadi berfikir.. bagaimana kalau kekasih Inkyung di dunia nyata adalah namja sebaik Lay sungguhan? Bukan kah.. ia memang lebih baik dari ku?
Kurasakan Inkyung menggenggam tangan kiri ku "Kalau saja kau dapat melihat hidup ku saat ini, kau mungkin akan membenci ku lebih dari kau membenci ku sekarang.  Aku bukan gadis manis yang dulu begitu kau sayangi Oppa, aku saat ini..adalah seorang pembawa bencana, dimana setiap kehadiran ku selalu akan merugikan orang lain."
Aku tau saat ini Inkyung sedang membendung air matanya, tangannya yang kuat menggenggam tangan ku saat ini bergetar hebat, apa yang sebenarnya terjadi pada Inkyung?
"Hhh..~ Aku ingin bercerita padamu, kumohon Oppa mendengarkan ku kali ini, kumohon Oppa tidak memejamkan mata sebelum aku selesai bicara.. hhhssh" Kugerakkan jari ku untuk memberi tanda baginya, aku mengiyakan permintaannya. "4 bulan lalu.. saat namja itu menyatakan cinta nya padaku, aku ingin sekali menolaknya Oppa, tapi ia adalah namja yang baik, aku.. tidak tega untuk melakukannya. kupikir, mungkin dengan memperlihatkan sedikit keburukan padanya, namja sepolos itu pasti tak akan tahan padaku. Aku mencobanya.. aku mencoba beracting sebagai yeoja pemarah, yang selalu meninggalkannya setiap ia melakukan kesalahan sekecil apapun... tapi ternyata perkiraan ku meleset, ia tetap mengiyakan apapun yang ku ingin kan, ia tidak pernah sekalipun memprotes ku. Tanpa kusadari.. sikapnya membuat begitu nyaman berada didekatnya." Inkyung memendamkan wajahnya di tempat tidur ku, ia melakukan itu untuk menahan tangisnya. Saat ia bercerita, dalam pikiran ku tergambar sosok Lay, tidak mungkin.. Lay hanya ada dalam mimpi ku. Inkyung kembali mengangkat wajahnya, ia menahan diri untuk tidak menangis "Tapi mencintainya adalah hal yang mustahil untukku, aku.. tidak ingin menghianati Minseok Oppa, aku tetap yakin bahwa suatu hari nanti kau akan... hhhh.. kembali bersama ku... hhhss Oppa.. Namja bodoh itu bernama Zhang Yixing Oppa, dia tampan"
DEG.. Zhang Yixing? Lay? Tidak mungkin, mustahil apa yang kutemui dalam mimpi ku sama dengan realita yang ada.. Bagimana mungkin ini terjadi. kupasang telinga ku baik-baik, mungkin ada sesuatu yang bisa kudapatkan dari cerita Inkyung.
"Sekali lagi aku mencoba melakukan hal brutal yang mungkin bisa membuatnya mengakhiri hubungannya dengan ku. Aku menyakiti seorang sahabatnya... tapi ia tetap bertahan, berulangkali ia ia mengatakan pada ku bahwa ia mencintai ku.. hhs ia membuat ku semakin takut Oppa, Aku takut mencintainya.. sejak saat itu, aku mulai berprilaku seperti seorang psikopat yang begitu bahagia melihat semua orang, terutama orang-orang disekitarnya hancur satu persatu ditangan ku.. Dan pada akhirnya hhs..~ semua usaha ku barhasil hari ini Oppa, hubungan kami.. berakhir" Inkyung semakin sulit menarik nafasnya, ia tak bisa lagi membendung air matanya.
"Aaahhh~ hhhs hikss.. hhh.. Tapi mengapa hati ku begitu sakit Oppa.. neomu appeo.. hiksss Oppa mianhae.. Minseok Oppa.. hhhs hiks kurasa aku.. mencintai nya, aahh..hhhs Hikss.. hikss"
Air mataku mengalir. Jadi namja itu benar Lay dan sekarang Lay dan Inkyung sudah tidak bersama? Dapat kurasakan rasa sakit Inkyung, ia.. sungguh belum bisa melepaskan Lay. Ia tersakiti karena mengakhiri hubungannya dengan Lay. Segala hal yang selama ini ia lakukan, juga hanya sebagai kedok agar Lay memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya, karena ia tidak tega jika ia yang mengakhir hubungan mereka. Apa yang harus ku lakukan sekarang?
"Katakan padaku Oppa.. hiiiksss hhh.. katakan padaku, yakin kan diriku kau akan sembuh suatu hari nanti Oppa. hhhh.. shh Hiks sekalipun aku tidak pernah mencintai mu, aku menunggu Oppa.. Aku berjanji akan berusaha melupakan namja itu, aku berjanji akan berusaha mencinta mu saat kau sembuh nanti.. karena itu katakan sesuatu padaku!!!!" Nada suara Inkyung mulai meninggi "Mengapa kau tidak pernah menjawab ku! Aaaaaaaaaarrrhhh Hiksss.. Hiksss.. Aku tidak bisa terus seperti ini, aku ingin mencintai seseorang yang juga mencintai ku.. hhhh.. beri aku kepastian Minseok Oppa.. Jangan meninggalkan ku dalam situasi seperti ini sendiri.. aku sudah menunggu mu lebih dari 2 tahun, dan kau hanya memberikan ku harapan kosong..!!" Inkyung sangat frustasi saat ini, ia terus bicara tak henti juga terus menangis. Aku membuatnya menunggu kesembuhan ku, sementara jauh didalam diri ku aku tidak pernah berusaha sedikit pun untuk sembuh.. Apakah aku telah berbuat tak adil padanya?
"Aku tersiksa karena rasa bersalah ku pada mu, karena akulah kau menjadi seperti ini.. Mianhae Oppa, jangan terus menghukum ku dengan cara seperti ini... appo.. neomu appo" Rintih nya.
           
"Karena sebuah mimpi, seindah apapun itu.. akan berakhir saat kau terbangun.." Luhan  
Karena aku tidak sungguh-sungguh ingin bangun dari mimpi ku, karena aku tetap mempertakannya,.. karena aku takut kehilangan mimpi ku yang terlalu indah ini.. aku menghancurkan kehidupan banyak orang.. Jika memang apa yang terjadi dalam mimpi ku adalah nyata, maka bukan Luhan, bukan Sungchan, bukan Lay, juga bukan Inkyung, akar permasalahannya adalah.. aku.. aku.. Kim Minseok.


==To be Continue==




Tidak ada komentar:

Posting Komentar